Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuangan sampah merupakan salah satu masalah yang sedang di
hadapi oleh setiap kota disemua negara di dunia. Timbunan sampah yang
terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk adalah
suatu hal yang harus ditangani secara serius. Sampah menjadi masalah karena
mengotori dan mengganggu keindahan serta kenyamanan manusia dan karena
ditimbulkan oleh kegiatan manusia akibatnya sampah akan selalu muncul
dalam keseharian hidup manusia. Sampah memang wajar ada dalam
kehidupan kita sehari-hari. Ketidak wajaran terjadi ketika volume sampah
berada di atas batas toleransi, terlebih pada tempat-tempat umum (Maramis,
2008).
Akumulasi sampah yang cukup besar dibiarkan secara terbuka
didukung oleh curah hujan yang cukup tinggi sehingga akan menghasilkan air
lindi, ditambah dengan penumpukan sampah yang baru yang pada waktu
dilakukan pembongkaran dari truk atau kendaraan pengangkut sampah dapat
menimbulkan dan menambah volume lindi terutama sampah yang berasal dari
industri. (Maramis, 2008, dalam Azmir, 2009).
Apabila air lindi tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh
terhadap kualitas air baik permukaan ataupun air tanah di wilayah TPA
Kawatuna dan sekitarnya. (Silvana, 2010) Air lindi dapat merembes ke dalam
tanah, ataupun mengalir di permukaan tanah dan bermuara pada aliran air

sungai. Air lindi selalu menyertai pembuangan akhir sampah padat. Air lindi
yang mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik dengan
konsentrasi 5000 kali lebih tinggi dari pada air tanah, masuk dan mencemari
air tanah atau air sungai (Maramis, 2008, dalam Azmir, 2009).
Kualitas dan kuantitas lindi bervariasi dan fluktuasinya tergantung
pada curah hujan, komposisi / karekteristik sampah, umur timbunan dan pola
operasional TPA. Lindi sampah kota yang berumur di atas 10 tahunpun
ternyata mempunyai BOD dan COD yang tetap relatif tinggi (Damanhuri,
2008 dalam Fitri 2012).
Dalam menangani limbah cair yang ada di lingkungan dapat
digunakan beberapa metode, antara lain secara fisika, kimia dan biologi.
Metode fisik dan kimia didasarkan pada Dissolved Oxygen (DO), Biologycal
Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), pH dan
sebagainya. Metode yang lain yaitu secara biologis dengan menggunakan
tumbuhan air yaitu kayu apu, genjer, kiambang, kangkung, Azolla pinnata
serta eceng gondok (Eichhornia crassipes). Tumbuhan air yang sering dipakai
adalah eceng gondok (Eichhornia crassipes) karena telah terbukti manfaatnya
dalam mengurangi nilai pencemaran air serta mudah didapatkan. (Juhaeti,
2004)
Eceng

gondok

(Eichhornia

crassipes)

itu

sendiri

memiliki

kemampuan untuk menurunkan kandungan BOD, COD, NH3, phospat, dan


padatan tersuspensi yang merupakan tolak ukur pencemaran oleh zat-zat
organik. Dalam penelitian lain eceng gondok mampu menyerap bahan

pencemar seperti logam Cu dan Zn serta mengakumulasi logam pada organ


akar, batang dan daun (Syaputra; 2005) dan salah satu tanaman air yang
potensial meremediasi perairan adalah Azolla sp. (Juhaeti dkk., 2003). Azolla
sp. dapat memperbaiki kualitas air pada limbah domestik dengan menurunkan
kandungan zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, nitrat, BOD, pH dan
penurunan kandungan logam berat (Suriawiria, 2003, dalam harpeni 2012).
Dari permasalahan diatas diketahui bahwa air lindi perlu pengelolaan
terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan
pencemaran yang berdampak buruk pada makhluk hidup.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, peneliti merasa terdorong untuk
mengambil judul Efektivitas tanaman air eceng gondok (eichhornia
crassipes) dan azolla microphylla dalam menurunkan kadar COD pada
air lindi.
B. Rumusan Masalah
Apakah tanaman air eceng gondok (eichhornia crassipes) dan azolla
microphylla efektif dalam menurunkan kadar COD pada air lindi ? .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas tanaman air eceng gondok
(eichhornia crassipes) dan azolla microphylla dalam menurunkan kadar
COD pada air lindi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui efektivitas tanaman air eceng gondok (eichhornia
crassipes) dalam menurunkan kadar COD pada air lindi.
b. Untuk mengetahui efektivitas tanaman air azolla microphylla dalam
menurunkan kadar COD pada air lindi.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
informasi bagi instansi terkait, dalam hal ini Kementerian kesehatan,
sebagai salah satu solusi dalam menanggulangi masalah pencemaran
lingkungan.
2. Bagi institusi pendidikan
Untuk menambah pengetahuan dan sebagai sumber informasi
tentang manfaat tanaman air dalam menanggulangi masalah pencemaran
lingkungan dan diharapkan dapat berguna bagi peneliti yang akan datang.
3. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat sebagai sebagai sumber informasi untuk
masyarakat tentang manfaat tanaman air dalam menanggulangi
pencemaran lingkungan.
4. Bagi peneliti
Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti serta dapat
menjadi referensi bagi para penelti yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai