Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Latar Belakang
Wilayah pesisir dan laut merupakan situs strategis dimana umat manusia
memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dari lingkungan darat dan laut
sekaligus. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas
pembangunan, dan kenyataan bahwa sumberdaya alam di daratan (semisal hutan,
lahan pertanian, peternakan, bahan tambang dan lain-lain) terus menipis atau
sukar dikembangkan, maka sumberdaya kelautan menjadi tumpuan harapan bagi
kesinambungan pembangunan ekonomi nasional di masa mendatang.
Sumberdaya alam di wilayah pesisir merupakan aset bangsa yang strategis
untuk dikembangkan dengan basis kegiatan ekonomi pada pemanfaatan
sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan kelautan. Dalam perkembangan
selanjutnya akibat dari pertambahan jumlah penduduk, perluasan pemukiman dan
kegiatan industri, maka wilayah ini akan mendapat tekanan berat akibat
eksploitasi sumberdaya alam di lingkungan sekitarnya. Untuk itu langkah
antisipatif
dengan
mempertemukan
mencari
berbagai
alternatif
tuntutan
pendekatan/paradigma
kepentingan
pemanfaatan
yang
dapat
konservasi
dan
berkelanjutan.
mengimplementasikan
Dengan
kaidah-kaidah
kata
Pembangunan
lain,
yang
bagaimana
Berkelanjutan
eksploitasi sumberdaya
alam
laut dan
pentingnya potensi smber daya pesisir dan laut, serta dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa Fakultas Perikanan.
MASYARAKAT PESISIR
Pengertian Masyarakat Pesisir
Masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang
luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu
terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.
Menurut (Harold j. Laski 1947 dalam Dahuri 2001) Masyarakat adalah
suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai
terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Jadi dapat di simpulkan bahwa
Masyarakat
adalah
sekelompok
manusia
yang
saling
berinteraksi
dan
berhubungan serta memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang kuat untuk mencapai
tujuan dalam hidupnya.
Menurut (Soegiarto, 1976; Dalam Dahuri et al, 2001), Pesisir merupakan
daerah pertemuan antara darat dan laut. ke arah darat meliputi bagian daratan,
baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti
pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut meliputi
bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersamasama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas
yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir.
Secara teoritis, masyarakat pesisir didefinisikan sebagai masyarakat yang
tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumberdaya
wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir
memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi
sumberdaya pesisir masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah pesisir
tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial ekonomi yang
terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.
Masyarakat nelayan,
Masyarakat petani dan nelayan
Masyarakat petani,
Masyarakat pengumpul atau penjarah (collector, forager),
Masyarakat perkotaan dan perindustrian, dan
Masyarakat tidak menetap/sementara atau pengembara (migratory).
obatan, minuman, dan tekstil maupun produk tidak langsung seperti: tempat
rekreasi, dan bahan makanan.
Segenap kegunaan ini telah dimanfaatkan secara tradisional oleh sebagian
besar masyarakat pesisir di tanah air. Potensi lain dari hutan mangrove yang
belum dikembangkan secara optimal adalah sebagai kawasan wisata alam
(ecotourism). Padahal di negara lain, seperti Malaysia dan Australia, kegiatan
wisata alam di kawasan hutan mangrove sudah berkembang lam dan
menguntungkan.
Indonesia memiliki lebih banyak hutan mangrove dibandingkan dengan
negara lain. Hutan-hutan ini dapat menempati bantaran sungai-sungai besar
hingga 100 km masuk kepedalaman seperti yang dijumpai disepanjang Sungai
Mahakam dan Sungai Musi. Luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 1982
tercatat seluas 5.209.543,16 ha, kemudian pada tahun 1993 luas tersebut menurun
menjadi sekitar 496.185 ha.
Ekosisitem hutan mangrove di Indonesia mempunyai keanekaragaman
hayati tertinggi di dunia dengan jumlah total spesies sebanyak 89, terdiri dari 35
spesies tanaman, 9 spesies perdu, 9 spesies liana, 29 spesies epifit, dan 2 spesies
parasitik (Nontji, 1987). Tingginya keanekaragaman hayati hutan mangrove ini
merupakan aset yang sangat berharga tidak saja dilihat dari fungsi ekologinya
tetapi dari fungsi ekonomi.
Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organik yang sangat
tinggi dibandingkan ekosisitem lainnya, demikian pula keanekaragaman
hayatinya. Disamping mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi
biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain, dan asuhan
berbagai biota; terumbu karang juga menghasilkan berbagai produk yang
mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang
karang, alga, teripang, dan kerang mutiara.
Di beberapa tempat di Indonesia, karang batu (hard coral) di pergunakan
untuk berbagai kepentingan seperti konstruksi jalan dan bangunan, bahan baku
industri, dan perhiasan. Dalam industri pembuatan kapur, karang batu kadangkadang ditambang sangat intensif seperti terjadi di pantai-pantai Bali hingga
mengancam keamanan pantai.
Dari segi estetika, terumbu karang yang masih utuh menampilkan
pemandangan yang sangat indah, jarang ditandingi oleh ekosistem lainnya.
Taman-taman laut yang terdapat di pulau atau pantai yang mempunyai terumbu
karang menjadi terkenal seperti Taman Laut Bunaken di Sulawei Utara.
Keindahan yang dimiliki oleh terumbu karang merupakan salah satu potensi
wisata bahari yang belum optimal dimanfaatkan.
Sementara itu; potensi lestari sumber daya ikan pada terumbu karang
diperairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 80.802 ton/km2/tahun (direktoral
Jendral Perikanan, 1991), dengan luas total terumbu karang kurang lebih 50.000
km2 (Moosa et al., 1996,. Dalam Dahuri 2001).
Indonesia memiliki kurang lebih 50.000 km2 ekosisitem terumu karang yang
terbesar diseluruh wilayah pesisir dan lautan di seluruh Nusantara. Terumbu
karang di Indonesia sangat beragam jenisnya, dimana semua tipe terumbu karang
yang mencakup terumbu karang tepi (fringing reefs), terumbu karang penghalang
(barrier reefs), terumbu karang cincin (atoll) dan terumbu tambalan (patch reefs)
terdapat diperairan Indonesia.
Terumbu karang tepi terdapat di sepanjang pantai dan mencapai keda;laman
tidak lebih dari 40 meter; terumbu karang penghalang berada jauh dari pantai
(mencapai puluhan atau ratusan kilometer) dipisahkan oleh laguna yang dalam
sekitar 40-75 meter, di Indonesia diantaranya terbesar di Selat Makassar dan
sepanjang tepian Paparan Sunda; sedangkan terumbu karang cincin tersebar di
Kepulauan Seribu dan Taka Bone Rate.
Padang Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya
menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan air laut. Lamun hidup di
perairan dangkal agak berpasir, Bering juga dijumpai di ekosistem terumbu
karang. Sama halnya dengan rerumputan di daratan, lamun juga membentuk
padang yang luas dan lebat di dasar laut yang masih terjangkau oleh cahaya
matahari dengan tingkat energi cahaya yang memadai bagi pertumbuhannya.
Lamun tumbuh tegak, berdaun tipis yang bentuknya mirip pita dan berakar jalar.
Tunas-tunas tumbuh dari rhizoma, yaitu bagian rumput yang tumbuh menjalar di
bawah permukaan dasar laut. Berlawanan dengan tumbuhan lain yang hidup
terendam dalam laut (misalnya ganggang/alga laut), Lamun berbuah dan
menghasilkan biji. Pertumbuhan padang lamun memerlukan sirkulasi air yang
baik. Air yang mengalir inilah yng menghantarkan zat-zat nutrien dan oksigen
serta mengangkut hasil metabolisme lamun seperti karbon dioksida (CO 2) keluar
daerah padang lamun. Secara umum semua tipe dasar laut dapat ditumbuhi lamun,
namun padang lamun yang luasnya hanya dijumpai pada dasar laut lumpur
berpasir lunak dan tebal. Padang lamun sering terdapat diperaiaran laut antara
hutan rawa mangrove dan terumbu karang.
Di wilayah perairan Indonesia terdapat sedikitnya 7 marga dan 13 species
Lamun, antara lain marga Hydrocharitaceae dengan speciesnya Enhalusacoroides.
Penyebaran ekosistem padang Lamun di Indonesia mencakup perairan Jawa,
Sumatra, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya. Di
dunia, secara geografis Lamun ini tampaknya memang berpusat di 2 wilayah yaitu
di Indo Pasifik Barat dan Karibia.
Sumber Daya Perikanan Laut
Pengertian sumber daya perikanan laut sebagai sumber daya yang dapat
pulih sering disalahtafsirkan sebagai sumber daya yang dapat dieksploitasi secara
terus menerus tanpa batas. Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri
dari sumber daya perikanan pelagis besar (451.830 ton/tahun) dan pelagis kecil
(2.423.000 ton/tahun), sumber daya perikanan demersal (3.163.630 ton/tahun),
udang (100.720 ton/tahun), ikan karang (80.082 ton/tahun), dan cumi-cumi
(328.960 ton/tahun). Dengan demikian, secara nasional potensi lestari sumber
daya perikanan laut sebesar 6,7 juta ton/tahun dengan tingkat pemanfaatan
mencapai 48% (Ditjen Perikanan, 1995 dalam Dahuri 2001).
10
11
diketahui
bahwa
sumberdaya
perikanan
12
satu
pertanyaan
mendasar
dalam
pengelolaan
13
Manajemen
sumberdaya
perikanan
melalui
pendekatan
penutupan
kegiatan
penangkapan
ikan
karena
usaha-usaha
konservasi
jenis
ikan
tertentu
yang
14
manajemen
sumberdaya
perikanan
ini
adalah
tingginya
biaya
pelaksanaan,
pengawasan,
15
penangkapan
ikan
adalah
salah
satu
cara
kepada
industri
atau
perusahaan
perikanan
untuk
atas
dasar
perbedaan/kesenjangan
keadilan,
pendapatan
antar
sehingga
nelayandapat
diperkecil.
3)
upaya
penangkapan
adalah
salah
satu
melalui
pengurangan
upaya
atau
kapasitas
16
untuk
pemanfaatan
memanfaatkannya
itu
dengan
cara
dan
menyalahgunakan
semena-mena.Produksi
dan
ke
dalam
biologi,
ekologi
dan
lingkungan,
populasi
atau
komunitas
yang
hidup,
17
pertumbuhan
dalam
ukuran
(panjang)
dan
massa
(bobot)
dan
dinamika
populasi
ikan
mempunyai
pasang
surut,
suhu
air,
dan
lain-lain.
Perubahan
18
menerus
dalam
skala
yang
berbeda,
lainnya.
Perubahan
seperti
itu
mempengaruhi
masyarakat
dan
perilakunya
tidak
mudah
Selain
itu
pengelolaan
perikanan
masih
sering
dimana
setiap
orang
diperbolehkan
masuk
ke
masuk
ke
perikanan
sampai
keuntungan
19
terpadu
dimaksudkan
untuk
mengkoordinasikan
dan
mengarahkan berbagai aktifitas dari dua atau lebih sector dalam perencanaan
pembangunan dalam kaitannya dengan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan.
Perencanaan terpadu biasanya dimaksudkan sebagai suatu upaya secara
terprogram
untuk
mencapai
tujuan
yang
dapat
mengharmoniskan
dan
20
21
22
empowerment
yaitu
sebagai
upaya
untuk
pendekatan
pengembangan
pemberdayaan
masyarakat
pesisir
masyarakat
dan
nelayan
dalam
adalah
communities),
sebagai
suatu
sistem
yang
yang
demikian
tentunya
diharapkan
dapat
bagi
masyarakat
pesisir
untuk
menentukan
akhirnya
menciptakan
kemandirian
permanen
dalam
Memberdayakan
memberdayakan
karena
masyarakat
pesisir
kelompok-kelompok
tidaklah
masyarakat
terdapat banyak
seperti
lainnya,
kelompok
yang
digunakan
dan
jangkauan
wilayah
tangkapannya.
b) Masyarakat
nelayan
pengumpul/bakul,
adalah
kelompok
yang
tidak
terlelang
yang
selanjutnya
dijual
ke
24
dan
aktivitas
ekonomi
mereka.
Pemberdayaan
demikian
program
pemberdayaan
untuk
pemberdayaan
menyentuh kelompok
mungkin
harus
itu
sendiri
masyarakat
dijawab
yang
harus
langsung
sasaran. Persoalan
adalah:
yang
Bagaimana
memberdayakannya?
Banyak sudah program pemberdayaan yang dilaksanakan
pemerintah,
salah
satunya
adalah
pemberdayaan
ekonomi
Kelembagaan.
(intermediate)
kelembagaan
menjamin
antara
ini
pemerintah
juga
terjadinya
dapat
dan
menjadi
perguliran
swasta.
suatu
dana
Selain
forum
produktif
itu
untuk
diantara
kelompok lainnya.
2.
Pendampingan
Keberadaan
pendamping
memang
dirasakan
sangat
penguasaan
ilmu
pengetahuan
yang rendah,
atau
pendamping
masyarakat
sangatlah
menjalankan
vital
aktivitas
terutama
usahanya.
mendapingi
Namun
yang
Pada
program
PEMP
juga
disediakan
dana
untuk
digulirkan
kepada
kelompok
masyarakat
lain
yang
26
lainnya
melalui
peningkatan
mutu
pendidikan,
program-program
27