PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra merupakan sebuah ilmu yang memiliki pendekatan-pendektan
khusus dalam memahaminya. Pendekatan-pendekatan tersebut membuat karya
sastra lebih mudah dipahami dan dimengerti maksudnya. Salah satu pendekatan
dalam sastra adalah pendekatan hegemoni.
Hegemoni berasal dari kata hegeisthai (Yunani) yang mempunyai
pengertian memimpin, kepemimpinan, kekuasaan yang melebihi kekuasan yang
lain. Arti kata hegemoni dalam kamus adalah kepemimpinan. Hegemoni
dikembangkan oleh filsuf Marxis Italia Antonio Gramsci (1891-1937) yang
merupakan murid dari Karl Marx. Gramsci merasa tidak puas dengan konsep yang
dianut Maex tentang perkembangan politik yang dianggap sebagai akibat
langsung perkembangan ekonomi. Meski begitu, teori hegemoni dikembangkan
oleh keduanya, baik Marx maupun Gramsci. Hanya saja ada perbedaan pengertian
antar kedua teori.
Cerpen Bawuk karya Umar Kayam merupakan karya sastra yang bergenre
prosa fiksi. Cerpen ini memiliki beberapa kejadian atau peristiwa yang di dalmnya
merupakan suatu penindasan antar kaum dominan dan minoritas. Beberapa
peristiwa atau kisah dalam cerita pendek ini merupakan suatu penindasan yang
dialami oleh tokohnya, baik secara fisik maupun secara intelektual. Oleh karena
itu, cerpen Bawuk karya Umar Kayam dapat dianalisis menggunakan teori atau
pendekatan hegemoni dalam karya sastra. Teori hegemoni ini akan membeberkan
penindassan-penindasan yang dialami oleh tokoh dalam cerpen Bawuk karya
Umar Kayam. Penindasan-penindasan tersebut merupakan penindasan-penindasan
yang bersifat fisik, artinya menindas secara fisik, dan bersifat intelektual, artinya
menindas secara mental dan ideologi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui jenis-jenis hegemoni yang dialami oleh tokoh-tokoh
1.3.2
1.3.3
1.4 Manfaat
Manfaat teoritis dari makalah ini adalah untuk menambah contoh kajian
pendekatan hegemoni terhadap analisis prosa fiksi. Sedangkan manfaat praktis
dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi para mahasiswa, guru,
pecinta sasra, dan kritukus sastra tentang pendekatan hegmoni dalam karya sastra.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra merupakan teori yang membahas tentang suatu keterkaitan
karya sastra dengan kenyataan. Sosiologi sastra adalah satu pendekatan untuk
mengurai karya sastra yang mengupas hubungan antara pengarang dengan
masyarakat dan hasil berupa karya sastra dengan masyarakat.
Sosiologi sastra merupakan ilmu interdisipliner yakni gabungan dari dua
disiplin ilmu yaitu ilmu sosiologi dan ilmu sastra. Teori ini berpandangan
bahwa suatu karya sastra harus dipandang sebagai suatu aspek kebudayaan
yang melengkapi kebudayaan lain. Menurut Jonathan Culler, karya sastra yang
merupakan sistem simbol hanya dapat mempunyai arti apabila dapat dijelaskan
darimana asal-usulnya dan untuk siapa dimanfaatkan.
Sosiologi sastra adalah teori yang dapat menjelaskan bagaimana sastra
dapat dikaji dengan menitikberatkan hubungannya dengan masyarakat yang
melahirkan pengarang dan pembaca. Pengarang karya sastra dan pembacanya
merupakan anggota atau bagian dari masyarakat yang lahir dan mati di antara
masyarakat itu sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang
melahirkan karya sastra itu sendiri adalah masyarakat, sehingga untuk dapat
memahami karya sastra harus pula memahami masyarakat.
2.2 Teori Hegemoni
Hegemoni
berbeda
dengan
ideologi.
Hegemoni
yang
berarti
sosial. Konsep ini pada perkembangannya mengacu pada ide kelas yang berkuasa
yaitu bahwa ide dominan diciptakan demi kepintingan kelas yang berkuasa.
3. PEMBAHASAN
Meskipun pak Suryo tak menyukai permainan kesukan dia tetap harus
memainkannya, karena bupati, seorang atasannya menyukai permainnan itu. Tak
hanya itu, pak Suryo juga harus menuruti bupati ketika harus menjadi penayub,
padahal pak Suryo tidak bisa menari, dan sangat tidak menyukai hal tersebut.
Onder, itu lho, Prenjak sudah mulai melirikmu!
Ah, bukan sma saya, tapi sama Kanjeng. Masa ondernya dulu.
Dan kanjeng bupati tertawa terkekeh-kekeh, sangat menghargai basa-basi
klise dari oder-nya itu,
baiklah, nanti kalau sudah mulai menayub, sampur dari saya akan saya
lempar kepada wedana dan kepada kau, onder! Awas kalau kau tidak
berani terus menyelesaikan. Ini perintah van de kanjeng en van de, er het,
er de...., jarige, lho. Heh, heh, heh, heh. (Kayam, 1975:107)
Pak Suryo harus menuruti perintah dari bupati yang merupakan atasannya.
Meskipun dia tidak menyukai hal tersebut. Pak Suryo merasa tidak menyukai
perlaukan bupati kepada dirinya. Inilah hegemoni yang dilakukan bupati kepada
pak Suryo.
3.3 Hegemoni Hasan dkk. Terhadap Masyarakat di Kecamatan T
Hegemoni Hasan dkk (partai komunis) terhadap masyarakat di kecamatan T
adalah hegemobi intelektual. Hasan dkk mempengaruhi warga di kecamatan T
untuk melakukan apa yang mereka perintahkan. Dengan diskusi-diskusi,
pengobaran semangat, warga di kecamatan T menuruti pengaruh dari Hasan dkk.
Kepada para kader di kecamatan itu ditekankan arti situasi revolusioner
seperti yang mereka hadapi pada wakti itu, yakni suatu situasi si mana
pengertian teori tentang perjuangan bersenjata kaum tani datang saatnya
dicoba. Kepada para petani yang bukan kader didengungkan bahwa
perjuangan bersenjata yang akan mereka lakukan adalah perjuangan hidup
dan mati, perjuangan tentang hak tanah, tentang hasil produksi pertanian
mereka yang sekarang mau dirampas oleh kekuatan-kekuatan reaksioner yang
meminjam bedil-bedil tentara sewaan. (Kayam, 1975: 120 121)
Hegemoni yang dilakukan ini merupakan hegemoni intelektual dengan cara
mengarahkan pemikiran. Pemikiran-pemikiran warga di kecamatan T diarahkan
oleh Hasan dkk, untuk melakukan pemberontakan demi menjaga kesejahteraan
atau demi membela daerahnya.
3.4 Hegemoni Saudara-saudara Bawuk kepada Bawuk
Hegemoni, tidak hanya terjadi di antara dua kaum saja, tetapi hegemoni juga
dapat terjadi di antara saudara atau keluarga. Itulah yang dialami Bawuk saat
berkunjung ke rumah ibunya untuk menitipkan anak-anaknya, melalui diskusi,
Bawuk dihegemoni oleh saudara-saudaranya yang lain
Sederhana sekali. Apakah kau tidak merasa berslah, ikut membantu satu
aktivitas yang membahayakan buat banyak orang?
aduh, Mas Sun, sedih saya kalau kau sudah mulai bertanya salah dan tidak
salah. Dari sudut peluarga ini, perkawinanku dengan Mas Hasan sudah sejak
semula salah. Kalau aku tempo hari mau saja kawin dengan seorang
akademisi yang baik, atau seorang perwira yang simpatik, kayak Mas Sun,
dan tidak dengan seorang revolusioner komunis, dan sekarang berontak lagi,
bukankah semuanya sudah beres? (Kayam. 1075: 132).
Bawuk dihegemoni oleh saudara-saudaranya untuk tidak kembali mencari
Hasan dan menetap di rumah ibunya. Hegemoni ini merupakan hegemoni
intelektual, dan beruang lingkup mikro, karena terjadi pada sebuah keluarga
3.5 Hegemoni Pemerintah kepada Hasan
Hegemoni pemerintah kepada kaum minoritas sering terjadi. Cerpen
Bawuk menggambarkan adanya hegemoni terhadap kaum komunis oleh
pemerintah. Kaum komunis, atau partai komunis dianggap sebagai kaum
pemberontak dan harus dimusnahkan dari tanah Indonesia. Hasan sebagai tokoh
komunis dalam cerpen merasa bahwa ideologinya dikengkang oleh pemerintah,
dan dia harus terus-terusan bekejar-kejaran dengan tentara untuk menyelamatkan
dirinya dan untuk emmebentuk kekuatan baru guna melancarkan ideologiideologinya.
Mereka mendengar tentang Aidit yang berada di sekitar Solo, dan mereka
mendengar tentang siakp Soekarno terhadap Gestapu yang disebutnya
Gestok. Laporan-laporan itu hangat dinilai dan dibicarakan bersama-sama.
Rakyat di Kecamatan T mesti disiapkan untuk segala kemungkinan.
Diperhitungkan, tentara, lambat atu cepat, pasti akan menggempur T.
(Kayam, 1975:118)
Cuplikan cerpen di atas menunjukkan bahwa Hasan bersama-sama teman
komunisnya sedang melakukan pelarian dan sedang menyusun kekuatan untuk
menghalau tentara menghabisi mereka. Disinilah terlihat adanya hegemoni antara
pemerintah yang merupakan dominan dengan Hasan, kaum komunis sebagai
9
kaum minoritas yang tidak sesauai dengan ideologi pemerintah dan harus
dimusnahkan
10
4. PENUTUPAN
4.1 Simpulan
Terdapat beberapa Hegemoni yang terjadi pada tokoh-tokoh dalam cerpen
Bawuk ada hegemoni secara intelektual ada pule hegemoni secara fisik. Cerpen
ini juga menampilkan hegemoni ayng tidak disadari oleh penerima hegemoni.
Penerima hegemoni malah tertawa dengan hegemoni yang diberikan kepadanya.
Berikut kesimpulannya:
1. Hegemoni
Bawuk
kepada
pembantu-pembantunya
merupakan
hegemoni intelektual.
2. Hegemoni bupati kepada Pak Suryo merupakan hegemoni intelektual
3. Hegemoni Hasan kepada warga kecamatan T merupakan hegemoni
intelektual dengan cara menanamkan ideologi.
4. Hegemoni saudara Bawuk kepada Bawuk merupakan hegemoni dalam
lingkup mikro.
5. Hegemoni pemerintah kepada kum komunis merupakan hegemoni
fisik, dan beruang lingkup makro.
11
DAFTAR PUSTAKA
12