Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS NON-INFEKSI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. I

Umur

: 35 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Bangsa/suku

: Indonesia / Makassar

Agama

: Islam

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Kompleks Perumahan Dosen UMI no.C5

Tanggal Pemeriksaan

: 21 November 2014

II. ANAMNESIS
Keluhan utama

: telinga kiri terasa penuh

Anamnesis terpimpin

Dialami sejak 1 hari sebelum berkunjung ke poliklinik THT. Nyeri pada telinga (-).
Rasa gatal pada telinga (-). Telinga berdengung (-). Cairan/darah yang keluar dari
telinga (-). Demam (-). Menggigil (-). Nyeri kepala (-). Sesak (-), Batuk (-). Nyeri
tenggorokan (-). Mual (-). Muntah (-).
BAB = biasa
BAK = lancar

Riwayat penyakit sebelumnya :


Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (+), yakni setahun yang lalu. Pasien sering
mengunjungi Poliklinik THT untuk melakukan pembersihan serumen. Riwayat
melakukan pembersihan telinga secara berlebihan (+). Riwayat kemasukan serangga
telinga (-), riwayat sering beringus waktu kecil disangkal, riwayat asma (-), riwayat
alergi (-).
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak riwayat penyakit dalam keluarga.

III.

PEMERIKSAAN FISIS

Tanda vital :
Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 72 x/menit

Pernapasan

: 20 x/menit

Suhu

: 36,50C

Pemeriksaan fisis
Kepala

: anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Telinga

: hiperemis (-), edema (-), secret/darah (-), serumen (+)

Leher

: Tidak ada kelainan

Thorax

: vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor

: SI/II reguler, murni

Abdomen

: Nyeri tekan (-)


2

Peristaltik (+) kesan normal


Ekstremitas

IV.

: Tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan

V. DIAGNOSIS
Cerumen obsturan auricula sinistra

VI.

PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan farmakologi yang diberikan adalah :

2.

Asam mefenamat 3x1


Pengobatan nonfarmakologi berupa saran kepada pasien untuk :
1. Jika diperlukan pasien diminta melakukan pemerikasaan untuk spooling
telinga (pembersihan telinga).
2. Menjaga kebersihan telinga, dengan cara menghindari pemakaian cotton
bad berlebihan pada telinga .
3. Menigkatkan daya tahan tubuh dengan cara olahraga teratur, makan
makanan bergizi, dan mengkonsumsi suplemen bila perlu
4. Mengontrol kesehatan secara teratur.
5. Istirahat yang cukup.

VII.

KEADAAN PASIEN
1.

Profil Pasien
Ny. I adalah seorang ibu rumah tangga. Ny. I adalah istri dari bapak ZR
(dosen fakultas ekonomi). Keluarga ini memiliki 2 orang anak bernama FRP
berusia 19 tahun dan sedang melaksanakan pendidikan pertanian di Universitas
Brawijaya. Anak kedua bernama SM berusia 17 tahun.

2.

Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga


Ny. I tinggal di kompleks perumahan dosen UMI no. C5 bersama suami
dan 2 anaknya. Penghuni rumah hanya terdiri dari anggota keluarga kecil saja,
tanpa ada pembantu rumah tangga. Sehingga hubungan kekeluargaan sangat
terjalin dengan baik karena adanya saling membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan rumah, serta keakraban sangat menjadi cirri khas dari keluarga ini.
Rumah ini dilengkapi dengan 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, ruang tamu, ruang
keluarga, ruang makan dan dapur. Rumah ini terbuat dari batu dan sudah
ditempati cukup lama.

3.

Riwayat Penyakit Keluarga


Dari penuturan Ny. I, selain dirinya, tidak ada anggota keluarga lain yang
mengalami keluhan yang sama.

4.

Pola Konsumsi Makanan


Dalam pemilihan jenis makanan untuk dikonsumsi sehari-hari, keluarga
ini jarang membeli makanan dari luar, karena Ny. I sendiri mempunyai hobi
memasak, sehingga Ny. I. Makanan yang disajikan adalah makanan khas daerah
4

yang menjadi favorit keluarga ini. Makanan yang dikonsumsi sudah mencapai
nilai gizi yang baik.
5.

Psikologi dalam Hubungan dengan Penghuni Rumah Lainnya


Tidak adanya penghuni lain selain keluarga inti mempunyai peran penting
dalam menjalin komunikasi anggota keluarga satu dengan yang lainnya. Hal ini
terlihat dari saling bantu dalam hal pekerjaan rumah. Meskipun masing-masing
anggota keluarga punya kesibukan diluar rumah, tetapi setiap anggota keluarga
dapat menyempatkan diri untuk berbagi cerita ataupun pengalaman.

6.

Lingkungan
Ny. I tinggal di sebuah kompleks perumahan yang kira- kira berukuran
350 x 200 meter, mempunyai 5 kamar dengan ukuran masing masing 3 x 4
meter. Luas kamar tersebut tentu mencukupi kebutuhan ruang per orang
berdasarkan aktivitas dasar manusia, yaitu minimal 16m2, atau minimal 10 m2
menurut standar WHO. Setiap kamar tersebut di isi oleh 1 buah ranjang, 1 buah
kipas angin atau AC, dan 1 buah lemari. Terdapat sepasang jendela di dalam
kamar sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam kamar yang
menyebabkan pencahayaan baik.
Sumber air untuk kebutuhan mandi dan mencuci diperoleh dari air PAM.
Sedangkan kebutuhan minum dan memasak bersumber pada air galon.
Lingkungan rumah dan tataannya tertata dengan baik. Sampah tersimpan
pada tempatnya dan tata letak peralatan dan perlengkapan rumah baik. selokan
di depan rumahnya juga mengalir dan tidak tersumbat karena sampah.
5

DISKUSI
Ny. I adalah salah satu pengunjung poliklinik THT di Rumah Sakit Ibnu Sina.
Ny. I datang dengan keluhan telinga berasa penuh dan kurang pendengaran. Hal ini di
alami sejak satu hari sebelum mengunjungi poliklinik THT di Rumah Sakit Ibnu Sina.
Tidak ada keluhan lain yang berhubungan dengan gangguan pada telinga, seperti
tidak adanya nyeri telinga, tidak adanya rasa gatal pada telinga, tidak adanya telinga
berdengung, serta tidak adanya secret/darah yang keluar melalui telinga. Selain itu
tidak terdapat keluhan di luar telinga, seperti demam tidak ada, menggigil tidak ada,
nyeri kepala tidak ada. Sesak tidak ada, batuk tidak ada, nyeri tenggorokan tidak ada.
Mual tidak ada, muntah tidak ada. Adanya riwayat keluhan yang sama sebelumnya,
yakni setahun yang lalu. Pasien sering mengunjungi Poliklinik THT untuk melakukan
pembersihan serumen. Tidak ada riwayat kemasukan serangga di telinga. Riwayat
sering flu waktu kecil disangkal. Serta tidak adanya riwayat alergi maupun asma.
Serumen atau kotoran telinga adalah zat kekuningan dan lilin disekresi ke
dalam saluran telinga manusia dan lainnya mamalia. Serumen memainkan peran
penting dalam saluran telinga manusia, karena membantu dalam pembersihan dan
pelumasan, dan juga memberikan perlindungan terhadap beberapa bakteri , jamur dan
serangga . Kelebihan serumen atau embedding dapat mendorong gendang telinga atau
menyumbat saluran telinga juga bisa merasakan gangguan pendengaran.
Pada kebanyakan orang, sejumlah kecil kotoran telinga secara teratur dapat
berada pada telinga luar, di mana serumen jatuh keluar sebagai lilin yang baru

dikeluarkan untuk menggantikannya. Jika pembersihan serumen dilakukan secara


berlebihan atau jika kotoran telinga tidak dibersihkan secara efektif, hal ini dapat
menyebabkan penyumbatan serumen pada telinga.
Selain itu, penyumbatan kotoran telinga biasanya terjadi ketika orang mencoba
untuk membersihkan telinga mereka sendiri dengan menempatkan kapas penyeka
atau barang lain di telinga mereka. Hal ini sering hanya mendorong lilin telinga lebih
dalam, bukan menghapusnya. Dalam kasus ini, Ny. I mempunyai kebiasaan
melakukan pembersihan serumen secara berlebihan dengan menggunakan cotton bad,
sehingga menyebabkan serumen terdorong ke telinga paling dalam.
Nn.H tinggal di sebuah kompleks perumahan yang kira- kira berukuran 350 x
200 meter, mempunyai 5 kamar dengan ukuran masing masing 3 x 4 meter. Luas
kamar tersebut tentu mencukupi kebutuhan ruang per orang berdasarkan aktivitas
dasar manusia, yaitu minimal 16m2, atau minimal 10 m2 menurut standar WHO.
Setiap kamar tersebut di isi oleh 1 buah ranjang, 1 buah kipas angin atau AC, dan 1
buah lemari. Terdapat sepasang jendela di dalam kamar sehingga sinar matahari dapat
masuk ke dalam kamar yang menyebabkan pencahayaan baik. Sumber air untuk
kebutuhan mandi dan mencuci diperoleh dari air PAM. Sedangkan kebutuhan minum
dan memasak bersumber pada air galon. Lingkungan rumah dan tataannya tertata
dengan baik. Sampah tersimpan pada tempatnya dan tata letak peralatan dan
perlengkapan rumah baik. selokan di depan rumahnya juga mengalir dan tidak
tersumbat karena sampah.

CERUMEN OBSTURAN
DEFINISI
Penyumbatan kotoran telinga terjadi ketika kotoran telinga (serumen)
terakumulasi di telinga atau menjadi terlalu sulit untuk membersihkan secara alami.
Kotoran telinga adalah bagian membantu dan alami pertahanan tubuh. Ini melindungi
saluran telinga dengan menjebak kotoran dan memperlambat pertumbuhan bakteri.
Itu tidak diketahui mengapa beberapa orang mengalami penyumbatan kotoran telinga
atau mengapa sering terjadi penyumbatan kotoran telinga hanya satu telinga.1
Serumen atau kotoran telinga adalah zat kekuningan dan lilin disekresi ke
dalam saluran telinga manusia dan lainnya mamalia . Cerumen memainkan peran
penting dalam saluran telinga manusia, karena membantu dalam pembersihan dan
pelumasan, dan juga memberikan perlindungan terhadap beberapa bakteri , jamur dan
serangga . Kelebihan serumen atau embedding dapat mendorong gendang telinga atau
menyumbat saluran telinga juga bisa merasakan gangguan pendengaran.2
Cerumen, umumnya dikenal sebagai lilin telinga, adalah pelindung hidrofobik
di liang telinga. Ia bertindak untuk melindungi kulit dari kanal eksternal dari
kerusakan air, infeksi, trauma, dan benda asing. Akumulasi serumen biasanya
asimtomatik tapi kadang-kadang dapat menyebabkan gejala mengganggu, seperti
gangguan pendengaran dan ketidaknyamanan telinga.3

Telinga lilin adalah campuran dari pengelupasan sel-sel mati dan sekresi kental
yang dihasilkan oleh kelenjar tertentu dalam lapisan kulit saluran telinga, atau salah
satu yang berjalan dari telinga ke bagian dalam telinga. Ini adalah mekanisme
pertahanan terhadap kuman, bersama-sama dengan integritas kulit dan pH
(keasaman) yang sama.4,5

EPIDEMIOLOGI
Akumulasi serumen dapat mempengaruhi hingga 6 persen dari populasi umum
dan persentase lebih tinggi orang dengan gangguan kognitif. Serumen yang
berlebihan atau dampak hadir pada sekitar 1 dari 10 anak, 1 dalam 20 orang dewasa,
dan 1 dari 3 orang dewasa yang lebih tua. Di Amerika Serikat, mengarah ke
akumulasi serumen 12 juta kunjungan pasien dan prosedur serumen 8 juta per
tahun.3,6

ETIOLOGI
Pada kebanyakan orang, sejumlah kecil kotoran telinga secara teratur dapat
berada pada telinga luar, di mana serumen jatuh keluar sebagai lilin yang baru
dikeluarkan untuk menggantikannya. Jika pembersihan serumen dilakukan secara

berlebihan atau jika kotoran telinga tidak dibersihkan secara efektif, hal ini dapat
menyebabkan penyumbatan serumen pada telinga.1,2
Selain itu, penyumbatan kotoran telinga biasanya terjadi ketika orang mencoba
untuk membersihkan telinga mereka sendiri dengan menempatkan kapas penyeka
atau barang lain di telinga mereka. Hal ini sering hanya mendorong lilin telinga lebih
dalam, bukan menghapusnya.1,2
Lilin di telinga disekresikan oleh kelenjar di kulit yang melapisi setengah luar
kanal telinga Anda. Lilin dan rambut kecil dalam perangkap debu dan partikel asing
bagian lain yang dapat merusak struktur yang lebih dalam, seperti gendang telinga.1,2

GEJALA KLINIK
Tanda dan gejala penyumbatan kotoran telinga dapat mencakup:

Sakit telinga

Merasa dari kepenuhan di telinga yang terkena dampak

Telinga kebisingan (tinnitus)

Penurunan pendengaran di telinga yang terkena dampak.1

DIAGNOSA

10

Dokter dapat menentukan apakah seseorang mengalami penyumbatan kotoran


telinga dengan melihat di telinga dengan otoscope, alat khusus yang lampu dan
memperbesar telinga dalam.1

PENATALAKSANAAN

Gambar 1. Kuret

Mengeluarkan serumen dengan menggunakan alat kecil melengkung yang disebut


kuret, atau dengan menggunakan hisap sementara memeriksa telinga. Selain itu
11

dapat juga digunakan pick air atau jarum suntik bola karet diisi dengan air
hangat.3,4,7

Jika penumpukan kotoran telinga adalah masalah yang berulang, maka dapat
menggunakan obat lilin penghapusan, seperti peroksida karbamid (Debrox, murine
Kotoran telinga Drops Removal), setiap empat hingga delapan minggu sebagai
langkah pencegahan. Karena tetes dapat mengiritasi kulit halus dari kanal gendang
telinga dan telinga, gunakan dengan hemat dan hanya atas saran dari dokter.3,4,7

DAFTAR PUSTAKA

1.

Anonim. Penyumbatan Kotoran Telinga. [online]. Cited: Sept 2011. Available


from URL : http://www.mayoclinic.com.

2.

Anonim. Cerumen. [online]. Cited : Sept 2011. Available from URL:


http://es.wikipedia.org/wiki/Cerumen.

3.

Elizabeth. Cerumen. [online]. Cited : Sept 2011. Available from URL :


http://www.uptodate.com/contents/cerumen.

4.

Anonim. Impaksi Serumen. [online]. Cited : Sept 2011. Available from URL :
http://translate.googleusercontent.com.

12

5.

Boeis. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : EGC. 2000.

6.

Kern, Eugene. Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan. Jakarta : EGC. 2001.

7.

Arsyad, Efiaty. Telinga hidung Tenggorok kepala dan leher. Jakarta : FKUI.
2007.

13

Anda mungkin juga menyukai