Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KETOASIDOSIS DIABETIKUM
A. Definisi
Keto Asidosis Diabetik adalah keadaan kegawatan atau akut dari DM tipe
I , disebabkan oleh meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton akibat
kekurangan atau defisiensi insulin, di karakteristikan dengan hiperglikemia,
asidosis, dan keton akibat kurangnya insulin ( Stillwell, 1992).
Keto Asidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi kekacauan
metabolic yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relative.KAD dan
hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes mellitus (DM) yang serius
dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat.Akibat diuresia osmotik, KAD
biasanya mengalami dehidrasi berat dan dapat sampai menyebabkan syok.
B. Etiologi
Dalam 50% kejadian KAD, kekurangan insulin, peningkatan konsumsi
atau produksi glukosa, atau infeksi adalah faktor pencetus. Stressor-stressor
utama lain yang dapat mencetuskan diabetic ketoasidosis adalah pembedahan,
trauma, terapi dengan steroid dan emosional.
C. Patofisiologi
Gejala dan tanda yang timbul pada KAD disebabkan terjadinya
hiperglikemia dan ketogenesis. Defisiensi insulin merupakan penyebab utama
terjadinya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa darah dari pemecahan
protein dan glikogen atau lipolisis atau pemecahan lemak. Hiperglikemia
menyebabkan diuresis osmotik dengan hipovolemia kemudian akan berlanjut
terjadinya dehidrasi dan renjatan atau syok. Glukoneogenesis menambah
terjadinya hiperglikemik.
Lipolisis yang terjadi akan meningkatkan pengangkutan kadar asam
lemak bebas ke hati sehingga terjadi ketoasidosis, yang kemudian berakibat
E. Pemeriksaan Diagnostik
a) Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl tetapi tidak > 800 mg/dl
b) Elektrolit darah (tentukan corrected Na) dan osmolalitas serum.
c) Analisis gas darah, BUN dan kreatinin.
d) Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai gambaran lekositosis), HbA1c,
e)
f)
g)
h)
Fase II/Maintenance:
a) Cairan maintenance
Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4IU
b) Kalium
Perenteral bila K+ 240 mg/dL atau badan terasa tidak enak.
c) Saat sakit, makanlah sesuai pengaturan makan sebelumnya. Bila
tidak nafsu makan, boleh makan bubur atau minuman berkalori
lain.
d) Minumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
G. Komplikasi
yang
menunjang
suksesnya
penatalaksanaan KAD
Komplikasi yang dapat terjadi akibat KAD yaitu:
a. Edema paru
b. Hipertrigliserida
c. Infark miokard akut
d. Hipoglikemia
e. Hipokalsemia
f. Hiperkloremia
g. Edema otak
h. Hipokalemia
1. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul
a) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan
kemampuan bernapas
b) Resiko tinggi gangguan persepsi sensori berhubungan dengan
ketidakseimbangan gangguan kimia tubuh: ketidakseimbangan
elektrolit, glukosa atau insulin
2. Rencana Keperawatan
a) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan
kemampuan bernapas
Tujuan:
Kriteria Hasil :
INTERVENSI
RASIONAL
MANDIRI
1. Penghisapan
pembuangan lendir
2. Monitor hasil pemeriksaan dalam darah
AGD
MONITORING
1.Kaji pola
adanya
pernafasan kompensasi
kusmaul/pernafasan
yang terhadap
alkalosis
keadaan
respiratoris
ketoasidosis.
berbau keton
Pernafasan berbau aseton.
2.Kaji frekuensi dan kualitas peningkatan kerja pernafasan; pernafasan
pernafasan, penggunaan otot dangkal,
bantu
nafas,
dan
pernafasan
cepat,
dan
terjadi
asidosis
metabolic)
B.
Resiko
tinggi
gangguan
persepsi
sensori
berhubungan
dengan
RASIONAL
MANDIRI
1) Pantau tanda-tanda vital dan Sebagai dasar membandingkan temuan
status mental
abnormal, seperti suhu yang meningkat
MONITORING
dapat mempengaruhi fungsi mental.
1.Panggil pasien dengan nama,
orientasi kembali sesuai dengan Menurunkan kebingungan dan membantu
kebutuhannya,
rencana
keperawatan
agar
tidak
mengganggu
waktu
istirahat
pasien.
3.Lindungi pasien dari cidera
(gunakan
pengikat)
tingkat
terganggu.
ketika
kesadaran
pasien
Berikan
bantalan
memelihara
berhubungan
dengan
memertahankan
pasien
tetap
realitas
dan
orientasi
pada
lingkungannya.
lunak
jika
kemungkinan
kejang.
4.Selidiki
keluhan
nyeri
atau
kemerahan,
tempat
tertekan,
tempat-
kehilangan
kemungkinan
timbulnya
cidera
adanya
parestesia,
pasien awal
dorong
untuk
rasa
nyaman
dan
dapat
mencerminkan
adanya
sesuai kemapuannya
2.Bantu pasien dalam ambulasi
terutama
1.Berikan
pengobatan
ketika
rasa
keseimbangan
dipengaruhi.
Ketidakseimbangan nilai laboratorium
sesuai
dapat
menurunkan
fungsi
mental.
2.Pantau
nilai
laboratorium
seperti
glukosa
darah,
tingkat kesadaran
Daftar Pustaka
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4, jilid III. (2006). Jakarta: FKUI
Buku Asuhan Keperawatan Gawat Darurat,Ns. Paula Krisanty, dkk. Jakarta :Trans
Info Media,2009.
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta
Corwin, Elizaeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta:EGC
Hall, Jasse B., Schmitt, Gregors A.( 2007). Critical Care: Just The Facts. USA:
Mc Graw-Hill Companies inc
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medical Bedah; Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. USA: Mosby
Morton, patricia Gonce dkk. (2005). Critical Care Nursing A Holistik
Approach.8th ed. USA: Lippincot
Krisanty Paula, dkk. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Cetakan Pertama,
Jakarta, Trans Info Media, 2009.