Oleh :
NURFIDA GIATY, S.Kep
NIM. I1B108221
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 28 Januari 2013 s/d 2 Februari 2013
Oleh :
NURFIDA GIATY, S.Kep
NIM. I1B108221
Banjarmasin,
Februari 2013
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
1.
DEFINISI
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen.
2.
ETIOLOGI
Penyebab dari diare akut antara lain:
a. Faktor infeksi
1) Infeksi virus
a) Rotavirus: penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului
atau disertai dengan muntah, timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya
pada musin dingin.
b) Enterovirus: Biasanya timbul pada musim panas.
c) Adenovirus: Timbul sepanjang tahun, menyebabkan gejala pada
saluran pencernaan/pernafasan.
d) Norwalk: Epidemik, dapat sembuh sendiri.
2) Infeksi bakteri
a) Stigella
b) Salmonella
c) Escherichia coli
d) Campylobacter
e) Yersinia enterecolitica
b. Faktor non infeksiosus
1) Malabsorbsi
a) Malabsorbsi karbohidrat.
b) Malabsorbsi lemak.
c) Malabsorbsi protein: asam amino, B-laktoglobulin.
2)
3)
3.
PATOFISIOLOGI
4.
PATHWAYS
Faktor infeksi, faktor noninfeksi, faktor makanan,
faktor psikologis
Peradangan pada lambung
dan usus
Gangguan osmotik,
sekresi akibat toksin di
dinding usus
Diare
Hiperperistaltik
Nyeri
Dehidrasi
Hipertermia
5.
MANIFESTASI KLINIK
Pasien sering mengalami mual, muntah, nyeri perut sampai kejang perut
demam dan diare. Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari, kekurangan
cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi
menonjol, tugor kulit menurun, mata cowong, gangguan biokimiawi seperti
asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan dalam
(pernafasan kusmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi
cepat (lebih dari 120 kali/menit), tekanan darah menurun sampai tak terukur, pasien
5
6.
7.
KLASIFIKASI
a. Derajat dehidrasi
1) Tidak ada dehidrasi
Kehilangan cairan < 2% dari berat badan.
2) Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor
kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
3) Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor
kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre-syok nadi cepat dan dalam.
4) Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8-10% dari bedrat badan dengan gambaran klinik
seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun,
apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
b. Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dijepit antara ibu jari dan telunjuk
(selama 30-60 detik) kemudian dilepaskan, jika kulit kembali dalam:
1) 1 detik: turgor agak kurang (dehidrasi ringan).
2) 1-2 detik: turgor kurang (dehidrasi sedang).
3) 2 detik: turgor sangat kurang (dehidrasi berat).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah tepi lengkap.
b. Pemeriksaan, ureum, kreatinin, dan berat jenis plasma.
c. Pemeriksaan urine lengkap.
d. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur.
e. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik.
f. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi Helicobacter jejuni sangat
dianjurkan.
g. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif tentang pada diare kronik.
h. Pemeriksaan darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA) & elektrolit (Na,
K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)
6
8.
KOMPLIKASI
a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipovolemik.
c. Kejang.
d. Malnutrisi.
e. Hipoglikemia.
f. Disritmia jantung akibat deplesi elektrolit yang berlebih.
g. Syok akibat terjadinya dehidrasi yang berlanjut hingga gangguan serius pada
status serkulasi.
9.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan kegawat daruratan menurut John (2004:234)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Penggantian cairan intra vena (IV) bolus 500ml normal salin untuk dewasa, 1020 ml.
Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.
Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin 500 mg.
Pemberian metronidazole 250-750 mg selama 5-14 kali.
Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotik.
Obat antiemetik yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi.
Terapi/tindakan penanganan
1) Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
Hal-hal yang harus diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang
cepat dan akurat, yaitu jenis cairan yang hendak digunakan. Cairan ringer
laktat merupakan cairan pilihan dengan jumlah kalium yang rendah bila
dibandingkan dengan kalium tinja. Bila tidak ada RL dapat diberikan NaCl
isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul nabik 7,5%
50 ml pada setiap 1 Lt NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang
ringan dapat diberikan cairan oralit yang dapat mencegah dehidrasi dengan
segala akibatnya.
Upaya Rehidrasi Oral (URO)
URO berdasarkan prinsip bahwa absorpsi natrium usus (dan juga elektrolit
lain dan air) dilakukan oleh absorpsi aktif molekul makanan tertentu
seperti glukosa (yang dihasilkan dari pemecahan sukrosa ) atau L asam
amino (yang dihasilkan daripemecahan protein dan peptida). Bila
7
b.
Data Primer
1) Data Subjektif
a) Awalan serangan.
b) Keluhan utama.
2) Data Objektif
a) Airway:
Jalan nafas, ada/tidak ada obstruksi pada pernafasan
b) Breathing/pernafasan:
Nafas spontan/tidak, irama nafas, pola nafas, jenis pernafasan,
ada/tidak sesak nafas, ada/tidak ada pernafasan cuping hidung, RR.
c) Circulation
Nadi, tekanan darah, akral, suhu, CRT, mukosa, turgor kulit.
d) Disability
GCS
Data sekunder
1) Eksposure
Ada/tidak ada edema ekstremitas.
2) Give comfort
8
3)
Diagnosa Keperawatan
Kekurangan
volume
cairan
NOC
b.dSetelah dilakukan tindakan keperawatan
Manajemen Ca
Pertahankan
akurat
Monitor st
indikator:
a.
2.
mukosa, na
Tekanan darah
b.
Nadi perifer
c.
d.
Turgor kulit
e.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
jika diperlu
Monitor vit
Lakukan ter
Monitor sta
Dorong mas
Dorong kelu
Kolaborasi
muncul mem
Skala:
1 = Extremely compromised
2 = Substantially compromised
3 = Moderately compromised
4 = Mildly compromised
5 = Not compromised
Diare b.d fisiologis (proses infeksi,Setelah dilakukan tindakan keperawatan
inflamasi).
Monitor Cairan
Tentukan ri
dan elimina
Kecepatan napas
2.
Monitor ber
3.
Monitor BP
4.
Catat secara
b.
Irama napas
c.
Kelemahan
d.
Nyeri perut
e.
Mual
5.
Monitor me
rasa haus
Skala:
1 = severely compromised
2 = substantially compromised
3 = moderately compromised
4 = mildly compromised
5 = not compromised
Hipertemia
berhubungan
dehidrasi.
dengan Setelah
dilakukan
tindakan
dilakukan
tindakan
keperawatanManajemen Ny
Lakukan pe
termasuk lo
mengurangi nyeri.
e. Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan.
f. Melaporkan nyeri sudah terkontrol.
Skala:
1
2
3
4
Askep
Gastroenteritis
(GEA).
Blogspot
2010;
http://cahnoto.blogspot.com/2010/04/askep-gastroenteritis.html,
(online),
diakses
http://dianaarinda.blogspot.com/2012/07/laporan-pendahuluan-
Askep
GEA.
Blogspot
2009;
(online),
http://071v3-
Laporan
Gastroenteritis.
Pendahuluan Asuhan
Keperawatan
Blogspot
2011;
Pasien
dengan
(online),
Gastroenteritis.
Blogspot
11
2010;
3.
ketidaknyam
Pilih dan la
4.
5.
6.
7.
dan non-far
Ajarkan ten
Evaluasi kee
Tingkatkan
Kolaborasik
tindakan me
5 = Selalu dilakukan
1) Anonim.
kualitas, dan
Observasi
(online),
http://sebatik.blogspot.com/2010/11/asuhan-keperawatan-bursitis.html, diakses
tanggal 26 Januari 2013.
8) NANDA International. Nanda International: Nursing Diagnoses 2012-2014.
USA: Willey Blackwell Publication, 2012.
9) Moorhead, Sue, Meridean Maas, Marion Johnson. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Fourth Edition. USA: Mosby Elsevier, 2008.
10) Bulechek, Gloria M, Joanne C. McCloskey. Nursing Intervention Classification
(NIC) Fifth Edition. USA: Mosbie Elsevier. 2008.
12