Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


CARCINOMA BULI
RUANG RAJAWALI 2B
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
RSUP Dr. KARIADI

DISUSUN OLEH:
FARA DILA SANTI
P. 17420613055

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2015

LAPORAN PENDAHULUAN

A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Kanker merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epitelial yang
cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.

(Dorland,

1998: 185)

Ca. Serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan
epitel pada daerah serviks uteri. (Wilson and Price, 1995: 1137)
Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan
kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.Normalnya, sel yang mati seimbang
dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignansi/
keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa
memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang tumbuh
baru tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen. (Daniele gale
1996).
2. Etiologi dan Faktor Predisposisi
Penyebabnya belum diketahui secara jelas. Tetapi terdapat beberapa faktor
pendukung terjadinya Ca. Serviks antara lain:
1.

Wanita yang berhubungan seks pada umur < 17 tahun

2.

Sering berganti-ganti pasangan seks

3.

Wanita yang sering melahirkan

4.

Wanita perokok

5.

Infeksi HIV.

6.

Higiene seks yang jelek.

3. Faktor resiko
Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden Ca Cervix adalah: Usia, ras, etnik,
status sosial ekonomi, pola seksual, perokok, dan terpajan virus terutama virus

HIV. Pada usia 45-55 merupakan puncak insiden terjadinya Ca cervix. Wanita
amerika asal afrika dan asal hispanik mempunyai angka kejadian yang lebih tinggi
dibanding dengan kelompok masyarakat kulit putih (Caucasian). Pada wanita yang
aktif menjalankan aktivitas seksual di waktu muda serta berganti-ganti pasangan
mempunyai resiko yang lebih besar.
4. Jenis kanker
Ada dua tipe utama dalam pembagian Ca Cervix, yaitu: Ca tipe Skuamosa dan
Tipe Adenokarsinoma. Karsinoma Skuamosa insidennya mencapai 80-95 % dan
sering terjadi pada usia lanjut. Dan sisanya

merupakan

insiden dari

Adenokarsinoma yang sering terjadi pada wanita muda dan biasanya Ca ini
berkembang menjadi sangat agresif.
Klasifikasi dari Ca. Serviks (FIGO, 1978)
Tingkat
0

Kriteria
Karsinoma in situ. Membran basal masih utuh

Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.

Ia

Karsinoma mikro infasif, bila membrana basalis sudah rusak dan sel tumor
memesuki t\stroma > 3 mm dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh
limfe.

Ib occ

Secara klinis tumor belum tampak sebagai Ca, tetapu pada pemeriksaan
histologik sel tumor invasif > Ia.

Ib

Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukan invasi.

II

Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan mejalar 2/3 bagian atas vagina
dan ke parametrium tetapi belum sampai dinding panggul.

Iia

Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrasi tumor.

Iib

Penyebaran ke parametrium uni/bilateral tetapi belum sampai didnding


panggul.

III

Penyebaran telah sampai ke 1/3 distal vagina atau parametrium dinding


panggul.

IIIa

Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, parametrium tak dipersoalkan asal tidak
sampai dinding panggul.

IIIb

Penyebaran sampai dinding panggul, tidak diketemukan daerah bebas


infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I dan
II tetapi sudah ada gangguan pada faal ginjal.

IV

Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa
rectum dan / kandung kemih (dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadi
metastase keluar panggul/ ketempat jauh lainnya.

IVa

Proses sudah keluar dari panggul kecil atau sudah menginfiltrasi mukosa
rectum dan/kandung kemih.

IVb

Telah terjadi penyebaran jauh.

5. Manifestasi Klinis
Menurut Gale tidak ada tanda yang spesifik pada kasus Ca ini. Pada kasus ini
tidak selalu tampak tumor, tetapi kadang terjadi perdarahan karena ulserasi pada
permukaan cervix. Adanya perdarahan inilah yang mengharuskan wanita ini datang
ke pusat pelayanan kesehatan, adanya nyeri abdomen dan punggung bawah
mungkin dapat menjadikan petunjuk bahwa penyakit ini telah berkembang dengan

sangat cepat.
Tanda dan gejala stadium awal Ca. Serviks jarang terdeteksi. Pada tahap lanjut,
tanda dan gejalanya lebih jelas terlihat, diantaranya adalah:
1. perdarahan spontan
2. perdarahan saat defekasi
3. perdarahan berbau busuk yang khas
4. nyeri diatas pubis dan sekitar panggul
5. perdarahan yang dialami segera setelah coitus.
6. kehilangan berat badan
7. keluhan cepat lelah
8. anemia
9. keputihan yang purulen, berbau busuk dan tidak gatal.

10. Patofisiologi
Serviks mempunyai dua jenis sel epitel yang melapisi nektoserviks
dan endoserviks, yaitu sel epitel kolumner dan sel epitel squamosa yang
disatuka oleh Sambungan SquamosaKolumner (SSK).
Proses metaplasia adalah proses pergantian epitel kolumner dan
squamosa. Epitel kolumner akan digantikan oleh squamosa baru sehingga
SSK akan berubah menjadi Sambunga SquamosaSquamosa (SSS)/
squamosa berlapis.
Pada awalnya metaplasia berlangsung fisiologis Namun dengan
adanya mutagen dari agen yang ditularkan melalui hubungan seksual
seperti sperma, virus herpes simplek tipe II, maka yang semula fisiologis
berubah

menjadi

displasia.

Displasia

merupakan

karakteristik

konstitusional sel seperti potensi untuk menjadi ganas.


Hampir semua ca. serviks didahului dengan derajat pertumbuhan
prakanker yaitu displasia dan karsinoma insitu. Proses perubahan yang
terjadi dimulai di daerah SquamosaColumner Junction (SCJ) atau SSK
dari selaput lendir portio. Pada awal perkembangannya, ca. serviks tidak
memberikan tanda-tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan speculum,
tampak sebagai portio yang erosive (metaplasia squamosa) yang
fisiologik atau patologik.
Tumor dapat tumbuh sebagai berikut:
1.

Eksofitik, mulai dari


SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliferasi yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.

2.

Endofitik, mulai dari


SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung untuk
mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.

3.

Ulseratif, mulai dari


SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dan
melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.

Displasia pada serviks disebut Neoplasia Servikal Intraepitelial


(CIN). CIN ada tiga tingkatan yaitu:
1. CIN I

: displasia ringan, terjadi di epitel basal lapisan ketiga,

perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel epitel kedua dan ketiga.


2. CIN II

: displasia sedang, perubahan ditemukan pada epitel yang

lebih rendah dan pertengahan, perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel


epitel ketiga.

3. CIN III : displasia berat, terjadi perubahan nucleus, termasuk pada


semua lapis sel epitel, diferensiasi sel minimal dan karsinoma insitu.

12. Pemeriksaan diagnostik


1. Pemeriksaan skrining dengan menggunakan pap smear (Prostatic Acid
Phospatase).
2. Pemeriksaan dengan tehnik biopsi di temukan adanya keganasan.
3. Pemeriksaan secara radiologis (CT Scan dan MRI) untuk mengetahui
apakah sudah ada penyebaran lokal dari Ca tersebut.
4. Pemeriksaan laboratorik, misalnya CEA (Carcinogenic Embrionic
Antigen), mungkin juga terjadi anemia, penurunan atau terjadi
peningkatan trombo.
Adapun penatalaksanaan medis menurut klasifikasinya :
Tingkat

Penatalaksanaan

Biopsy kerucut, histerektomi transvaginal.

Ia

Biopsy kerucut, histerektomi transvaginal.

IIa, IIb

Histerektomi radikal dengan limfadenopati panggul dan evaluasi, kelenjar


limfe para-aorta (bila terdapat metastase dilakukan radioterapi pasca
pembedahan.

III, IIIb, IV Histerektomi transvaginal.


IV, IVb

Radioterapi, kemoterapi, palliative.

B. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CARCINOMA SERVIX


1. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Identitas
Umur
Lingkungan : sosial konomi dan personal higiene
Kebiasaan : kebiasaan berganti-ganti pasangan atau tidak
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan keluarga : apakah ada keluarga yang
menderita kenker
Riwayat penyakit sekarang : apakah pasien mengalami nyeri
dan keputihan yang berlebihan
Riwayat penyakit dahulu : wanita dengan kehamilan dini dan
pemberian

estrogen

atau

steroid

lainnya

yang

dapat

menimbulkan berkembangnya masalah fungsional genital pada


keturunannya
c. Pola fungsional
Pola persepsi : personal hygine yang kurang pada daerah
genetalia
Pola nutrisi dan metabolik : anoreksia, BB menurun
Pola eliminasi : BAB dan BAK tidak disadari
Pola aktivitas dan Latihan : klien mengalami keletihan
ola istirahat dan tidur : ada gangguan tidur
Pola istirahat dan tidur : ada gangguan tidur
Persepsi diri dan kosep diri : HDR
Pola reproduksi dan Seksual : nyeri dan perdarahan saat koitus
d. Pemeriksaan Fisik
Rambut : rontok karena kemoterapi
Konjungtiva : anemis
Wajah : pucat
Abdomen : distensi abdomen
Vagina : keputihan berbau, warna merah, perdarahan, berbau
dan kental
Serviks : ada nodul

2. Diagnosa keperawatan
1) Koping individu tak efektif berhubungan dengan diagnosa malignansi
ginekologis dan prognosis yang tak menentu.
2) Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampak diagnosis
kanker terhadap peran pasien dalam keluarga.
3) Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
4) Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan trombositopeni

5) Perubahan

perfusi

jaringan

berhubungan

dengan

anemia

dan

trombositopenia
6) Tidak toleran terhadap aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder
akibat anemia dan pemberian kemoterapi
7) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksi, mual
atau muntah.
8) Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubungan
dengan terbatasnya informasi
3. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan 1
Tujuan:
Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai pada tingkat yang
dapat diatasi: mendemonstrasikan kemandirian yang meningkat dalam
aktivitas dan proses pengambilan keputusan.
Intervensi:
a. Gunakan pendekatan yang tenang dan ciptakan suasana lingkungan
yang kondusif.
R/ Membantu pasien dalam membangun kepercayaan terhadap tenaga
kesehatan.
b. Evaluasi kemampuan pasien dalam mengambil keputusan.
R/ Membantu pengkajian terhadap kemandirian dalam pengambilan
keputusan.
c. Dorong sikap harapan yang realistis.
R/ Meningkatkan kedamaian diri.
d. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai.
R/ Meningkatkan kemampuan pasien dalam menguasai masalah.
e. Berikan dorongan spritiual.
R/ Perasaan dekat dengan Tuhan akan meningkatkan kemampuan
pasien beradaptasi dengan kondisinya.
2. Diagnosa keperawatan 2
Tujuan:
Mengungkapkan dampak dari diagnosis kanker terhadap perannya dan
mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi konflik peran tersebut
atau perubahan peran.
Intervensi:

a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi peran yang biasa dilakukan


didalam keluarga, kerja dan komunitasnya.
R/ Untuk mengkaji atau menggali peran dasar yang di miliki pasien
sebelum ia sakit.
b. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan peran yang spesifik
yang dibutuhkan sehubungan dengan penyakitnya.
R/ Untuk mengembangkan perubahan peran yang mungkin perlu.
c. Bantu pasien mengidentifikasi strategi yang positif untuk menangani
perubahan peran tersebut.
R/ Memperbaiki solusi dari potensial konflik peran.
d. Diskusikan dengan keluarga untuk berkompensasi terhadap perubahan
peran anggota keluarga yang sakit.
R/ Komunikasi terbuka membantu dalam mencegah konflik perubahan
peran yang berlebihan.
3. Diagnosa keperawatan 3
Tujuan:
Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi:
a. Pantau tanda vital tiap 4 jam atau lebih sering jika diperlukan.
R/ Demam atau hipotermia dapat mengindikasikan timbulnya infeksi
pada klien yang mengalami granulositopenia.
b. Tempatkan pasien pada lokasi yang tersendiri.
R/ Terhindarnya kontak dengan seseorang yang mengalami infeksi
saluran pernafasan atau yang lain menurunkan resiko terjadinya infeksi.
c. Bantu pasien dalam menjaga higienitas perseorangan.
R/ Menurunkan hadirnya organisme endogen.
d. Anjurkan pasien beristirahat sesuai dengan kebutuhan.
R/ Keletihan dapat menurunkan fungsi imun.
e. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan kultur (sputum, urine dan luka terbuka
lain), pemberian antibiotika.
R/ Pemeriksaan kultur membantu menentukan sensitivitas dan
resistensi kuman terhadap antibiotik tertentu.
4. Diagnosa keperawatan 4
Tujuan:
Pasien terbebas dari perdarahan dan hipoksia jaringan

Intervensi:
a. Kolaborasi dalam pemeriksaan DL (Hb dan Trombo ) secara rutin/
berkala.
R/ Penurunan Hb dan trombosit dapat menjadi indikasi dari terjadinya
perdarahan.
b. Lakukan tindakan yang tidak menyebabkan perdarahan (Hindari
trauma, hindari tindakan invasif, anjurkan pasien untuk menggunakan
sikat gigi yang berbulu halus).
R/ Menurunkan resiko komplikasi dari terjadinya trombositopenia.
c. Observasi tanda-tanda perdarahan (Pusing, petekie, sekret yang ada
diserta darah, pucat).
R/ Secara klinik anemia yang cukup berarti memerlukan transfusi
darah.
d. Observasi tanda-tanda vital.
R/ Munculnya hipotensi dan takikardia mungkin menjadi tanda adanya
perdarahan.
e. Kolaborasi dalam tindakan transfusi TC (trombosit concentrate).
R/ Transfusi diberikan jika Hb mencapai 8 gr% dan trmbosit mencapai
20.000 sel/mm3.
5. Diagnosa keperawatan 5
Tujuan:
Mampu mengenali dan menangani anemia. Pencegahan terhdap terjadinya
komplikasi perdarahan.
Intervensi:
a. Kolaborasi dalam pemeriksaan Hematokrit dan Hb serta jumlah
trombosit.
R/ Memberikan informasi yang jelas sebagai bahan untuk melakukan
evaluasi respons pasien terhadap transfusi.
b. Berikan cairan secara tepat.
R/ Mencegah terjadinya hidrasi yang berlebihan.
c. Pantau dan atur kecepatan infus.
R/ Mencegah terjadinya resiko overload yang dapat meningkatkan
beban kerja jantung.
d. Kolaborasi dalam pemberian transfusi
R/ penmabahan sel darah akan membantu meningkatkan perfusi ke
jaringan.

6. Diagnosa keperawatan 6
Tujuan:
Pasien mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal. Pasien
akan memaksimalkan energi dengan beristirahat dengan meminimalkan
efek keletihan pada aktivitas sehari-hari.
Intervensi:
a. Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pada pasien.
R/ Menentukan data dasar untuk membantu pasien yang sering
mengalami keletihan.
b. Anjurkan kepada pasien untuk mempertahankan pola istirahat/ tidur
sebanyak mungkin dengan diimbangi aktivitas.
R/ meningkatkan kontrol diri.
c. Bantu pasien menrencanakan aktivitas berdasarkan pola istirahat atau
keletihan yang dialami.
R/ Meningkatkan aktivitas selama proses pencegahan keletihan.
d. Anjurkan pada pasien untuk melakukan latihan ringan.
R/ Memberikan kesempatan untuk istirahat serta latihan ringan dapat
meningkatkan pola istirahat.
e. Observasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
R/ Peningkatkan kemampuan berkativitas merupakan indikasi dari berkurangnya tingkat keletihan yang dialami pasien.
7. Diagnosa keperawatan 7
Tujuan:
Masukan atau intake yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan
tubuh.
Intervensi:
a. Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
R/ Memberikan data dalam pemberian menu dan pantang atau alergi
pasien.
b. Kolaborasi dengan gizi dalam pemberian dengan menu yang sesuai
dengan diet yang ditentukan.
R/ Memberikan perencanaan dalam pemberian nutrisi kepada pasien
sesuai dengan diet.
c. Pantau masukan makanan oleh klien.
R/ Memberikan informasi untuk evaluasi dan rekomendasi terhadap

tindakan selanjutnya.
d. Anjurkan agar klien membawa makanan dari rumah jika diperlukan
dan disesuaikan dengan diet.
R/ Meningkatkan pengembalian pada diet reguler.
e. Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai kebutuhan.
R/ Dengan mulut yang bersih akan meningkatkan nafsu makan.
8. Diagnosa keperawatan 8
Tujuan:
Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan dan tujuan dari
pemberian terapi.
Intervensi:
a. Baringkan pasien diatas tempat tidur.
R/ Memberikan serta meningkatkan rasa nyaman.
b. Kaji kepatenan kateter abdomen.
R/ Meningkatkan drainase aliran dari terapi.
c. Berikan obat premedikasi sesuai dengan pesanan.
R/ Mencegah reaksi yang mungkin muncul dalam pemberian terapi.
d. Observasi tentang reaksi yang dialami pasien selama dalam
pengobatan.
R/ Meningkatkan pengenalan dini terhadap masalah yang potensial
terjadi.
e. Jelaskan kepada pasien efek yang dapat terjadi (dalam waktu lambat,
sedang dan cepat).
R/ Memberikan informasi terhadap perawatan mandiri.

4. Evaluasi
a.
b.
c.
d.
e.

Gangguan integritas kulit dapat dicegah


Nyeri dapat diatasi
Dapat melakukan aktivitas secara optimal
Tidak terjadi infeksi
Kebutuhan nutrisi terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin E., 1989, Nursing Care Plans, USA Philadelphia: F.A Davis
Company.
Gale, Daniele, 1996, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, Jakarta: Penerbit
Buku Kedoteran EGC.
Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media aesculapius
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai

  • Askep Gerontik Lengkap
    Askep Gerontik Lengkap
    Dokumen11 halaman
    Askep Gerontik Lengkap
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Sap Perawatan Post Op - Katarak
    Sap Perawatan Post Op - Katarak
    Dokumen18 halaman
    Sap Perawatan Post Op - Katarak
    Faraa Dila Santi
    100% (1)
  • Pengkajian Gerontik Fara
    Pengkajian Gerontik Fara
    Dokumen20 halaman
    Pengkajian Gerontik Fara
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • LP 07 Fraktur
    LP 07 Fraktur
    Dokumen13 halaman
    LP 07 Fraktur
    Ferdyan Nur Mahendra
    Belum ada peringkat
  • LP DM Ppri
    LP DM Ppri
    Dokumen16 halaman
    LP DM Ppri
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Laporan Akhir Praktek Profesi Fara
    Laporan Akhir Praktek Profesi Fara
    Dokumen5 halaman
    Laporan Akhir Praktek Profesi Fara
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Resume Kasus
    Resume Kasus
    Dokumen2 halaman
    Resume Kasus
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • LP Fraktur Anggun
    LP Fraktur Anggun
    Dokumen12 halaman
    LP Fraktur Anggun
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Diagnosa, Intervensi SNH
    Diagnosa, Intervensi SNH
    Dokumen9 halaman
    Diagnosa, Intervensi SNH
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • LP SNH
    LP SNH
    Dokumen21 halaman
    LP SNH
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • LP Fraktur Femur
    LP Fraktur Femur
    Dokumen15 halaman
    LP Fraktur Femur
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • A2 Fraktur LP
    A2 Fraktur LP
    Dokumen13 halaman
    A2 Fraktur LP
    Danny Safdinand
    Belum ada peringkat
  • LP Anc Ppri
    LP Anc Ppri
    Dokumen34 halaman
    LP Anc Ppri
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • LK Ihd Fara
    LK Ihd Fara
    Dokumen18 halaman
    LK Ihd Fara
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • LP Fraktur Cruris
    LP Fraktur Cruris
    Dokumen8 halaman
    LP Fraktur Cruris
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • LK Anc
    LK Anc
    Dokumen13 halaman
    LK Anc
    Faraa Dila Santi
    0% (1)
  • LK Ihd
    LK Ihd
    Dokumen17 halaman
    LK Ihd
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Sap Disminore
    Sap Disminore
    Dokumen16 halaman
    Sap Disminore
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • MENOMENSTRUASI
    MENOMENSTRUASI
    Dokumen7 halaman
    MENOMENSTRUASI
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Sap Menopause
    Sap Menopause
    Dokumen9 halaman
    Sap Menopause
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Uji Kompetensi Karyawan Rsud Tugurejo
    Uji Kompetensi Karyawan Rsud Tugurejo
    Dokumen1 halaman
    Uji Kompetensi Karyawan Rsud Tugurejo
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • LK Imunisasi Ppri
    LK Imunisasi Ppri
    Dokumen8 halaman
    LK Imunisasi Ppri
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • LP Anc Feri
    LP Anc Feri
    Dokumen34 halaman
    LP Anc Feri
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Resum Anc 1
    Resum Anc 1
    Dokumen8 halaman
    Resum Anc 1
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • MENSTRUASI YANG BERSIH DAN SEHAT
    MENSTRUASI YANG BERSIH DAN SEHAT
    Dokumen2 halaman
    MENSTRUASI YANG BERSIH DAN SEHAT
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Sap PMS
    Sap PMS
    Dokumen12 halaman
    Sap PMS
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Sap Nutrisi
    Sap Nutrisi
    Dokumen11 halaman
    Sap Nutrisi
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Pms
    Leaflet Pms
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Pms
    Faraa Dila Santi
    67% (3)
  • BBL Feri
    BBL Feri
    Dokumen38 halaman
    BBL Feri
    Faraa Dila Santi
    Belum ada peringkat