Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Kongres XIII Pemuda/KNPI Tahun 2011 di Hotel Sahid, Jakarta telah memberikan amanat
kepada Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk
melaksanakan hasil-hasil Kongres. Hasil-hasil Kongres ini harus disosialisasikan kepada semua
pihak yang menjadi stakeholder KNPI khususnya para pengurus yang dapat dijadikan pedoman
dan landasan gerak dalam melaksanakan aktivitas organisasi. Diantara hasil-hasil Kongres
tersebut adalah AD dan ART KNPI.
AD-ART merupakan payung organisasi dan disiapkan dalam bentuk umum, belum menyentuh
persoalan-persoalan teknis operasional organisasi. Hal ini menjadi tugas DPP KNPI Masa Bakti
2011-2014 untuk menyusun Peraturan Organisasi. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis
Organisasi DPP KNPI, sehingga dapat memudahkan pengurus dalam melaksanakan tugastugas organisasi.
Peraturan Organisasi, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Organisasi DPP KNPI lahir
dari evaluasi terhadap dinamika organisasi pada periode sebelumnya dan melalui proses
diskusi secara intensif oleh Bidang Organisasi dan Antar Pengurus, selanjutnya disahkan dalam
Rapat Pleno Dewan Pengurus DPP, KNPI, Proses ini mempertimbangkan berbagai aspek yang
dipandang sangat penting terkait dengan gerak dan langkah KNPI sebagai satu-satunya wadah
berhimpun Organisasi Kepemudaan di Indonesia dan diharapkan dapat tercermin dalam
kinerja organisasi.
Akhirnya kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kekurangan
dan kelemahan dalam Peraturan Organisasi, Petunjuk Pelaksana dan Petunjuk Teknis DPP
KNPI ini dapat menjadi pelajaran dan bahan evaluasi bagi kta semua untuk menghasilkan
sistem dan mekanisme organisasi yang lebih baik di masa yang akan datang.
Kumpulan Peraturan Organisasi, Petunjuk Pelaksana dan Petunjuk Teknis Organisasi Dewan
Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia ini meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Peraturan Organisasi tentang Disiplin & Sangsi Organisasi serta Pembelaan diri Pengurus
Peraturan Organisasi tentang Pergantian Antar Waktu dan Penetapan Jabatan Lowong
Peraturan Organisasi tentang Permusyawaratan dan Rapat-Rapat
Peraturan Organisasi tentang Pedoman Administrasi Kesekretariatan
Peraturan Organisasi tentang Administrasi dan Manajemen Keuangan
Peraturan Organisasi tentang Pembentukan DPD dan PK Daerah Pemekaran
Peraturan Organisasi tentang Pembentukan Badan dan Lembaga
Peraturan Organisasi tentang Rangkap Jabatan
Petunjuk Pelaksanaan MUSDA Provinsi, Kabupaten/Kota dan Musyawarah Kecamatan
Petunjuk Teknis Standarisasi Keprotokoleran (Acara Seremonial)
Petunjuk Teknis Pelantikan Pengurus
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 01/PO/KNPI/XII/2011
TENTANG
DISIPLIN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Menimbang
1.
2.
3.
Mengingat
Memperhatikan
1.
2.
1.
2.
Bahwa dalam suatu Organisasi yang sehat para Pengurus dan Anggota
diharapkan dapat bersama-sama berusaha mempertahankan serta
meningkatkan kinerja Organisasi sehingga bermanfaat bagi kemajuan
Organisasi dalam perannya di tengah-tengah masyarakat;
Bahwa untuk tercapainya maksud tersebut di atas sangat ditentukan
oleh suasana kondusif di dalam Organisasi agar dapat melaksanakan
program kerjanya;
Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk ditetapkan Peraturan
Organisasi yang mengatur tentang Disiplin Organisasi Komite Nasional
Pemuda Indonesia.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;
Garis Besar Program Kerja Organisasi (GBPKO) KNPI;
Keputusan Kongres XIII Pemuda/KNPI Tanggal 25-28 Oktober 2011 di
Hotel Sahid Jakarta;
Keputusan Rapat Pleno I DPP KNPI Tanggal 28 Desember 2011.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Disiplin Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia merupakan suatu tata
aturan, sistem nilai dan norma yang berlaku, baik yang tersurat maupun yang
tersirat baik AD/ART, Peraturan Organisasi dan Perundang-undangan yang
wajib ditaati dan dijalankan oleh seluruh Pengurus dan Anggota Komite
Nasional Pemuda Indonesia yang dengan itikad tidak baik telah sengaja
melanggar Disiplin Organisasi;
Pasal 2
Sangsi Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia merupakan suatu
tindakan berupa hukuman yang diambil Organisasi baik langsung maupun
tidak langsung yang dijatuhkan kepada personil Pengurus dan atau Anggota
Komite Nasional Pemuda Indonesia yang dengan itikad tidak baik telah
sengaja melanggar Disiplin Organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja
Pengurus dan atau Anggota demi kemajuan dan nama baik Organisasi;
Pasal 3
Pembelaan Diri Pengurus dan atau Anggota Komite Nasional Pemuda
Indonesia adalah suatu kesempatan yang diberikan kepada Pengurus dan
atau Anggota untuk melakukan pembelaan atas adanya Sangsi Organisasi
yang dijatuhkan kepadanya.
BAB II
PELANGGARAN DAN SANGSI
Pasal 4
Yang termasuk sebagai pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi adalah:
1. Mengganti status Kewarganegaraan Rapublik Indonesia dengan
Kewarganegaraan lain.
2. Pelanggaran terhadap Perundang - Undangan
serta
Peraturan
Pemerintah yang berlaku melakukan tindakan-tindakan Hukum dan
Kriminal yang berakibat jatuhnya Vonis Pidana oleh Pengadilan dan sudah
mendapatkan kekuatan Hukum tetap.
3. Dengan itikad tidak baik, sengaja untuk :
a. Melanggar AD/ART, Keputusan Hasil Kongres Pemuda/KNPI, dan
Peraturan Organisasi KNPI yang berlaku;
b. Melanggar Keputusan dan atau Kebijakan Organisasi yang telah
diputuskan dan atau ditetapkan oleh Dewan Pengurus KNPI;
c. Merusak, Mencemarkan dan atau Merendahkan Nama Baik, Wibawa
dan Martabat KNPI;
d. Tidak Menandatangani Surat Pernyataan/Pakta Integritas Pengurus
KNPI.
4. Tidak memenuhi Panggilan dan atau Undangan Rapat-Rapat dan
kegiatan yang wajib dihadiri oleh Personil Pengurus dan atau Anggota KNPI
di semua tingkatan dalam waktu 3 (Tiga) Bulan tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu dan atau tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan
secara Organisasi.
BAB III
SANGSI ORGANISASI
1.
2.
3.
Pasal 5
Sangsi Organisasi didasarkan kepada :
a. Jenis Pelanggaran
b. Frekuensi Pelanggaran
c. Unsur Kesengajaan
Bentuk Sangsi Organisasi yang dapat dikenakan terhadap pelanggaran
Disiplin Organisasi adalah :
a. Teguran atau Peringatan Tertulis
b. Diberhentikan Sementara Sebagai Pengurus
c. Diberhentikan atau Pemecatan
Wewenang Pemberian Sangsi, masing-masing :
a. Teguran atau Peringatan tertulis diberikan oleh Dewan Pengurus
KNPI sesuai tingkatannnya dalam sebuah Rapat Bidang Organisasi;
b. Diberhentikan Sementara sebagai Pengurus diberikan oleh Dewan
Pengurus KNPI sesuai tingkatannya dalam sebuah Rapat Harian;
c. Diberhentikan atau Pemecatan diberikan oleh Dewan Pengurus KNPI
sesuai tingkatannya dalam sebuah Rapat Pleno.
BAB IV
MEKANISME PEMBERIAN SANGSI
1.
2.
3.
Pasal 6
Mekanisme Pemberian Sangsi Organisasi yang diberikan oleh Dewan
Pengurus KNPI sesuai tingkatannya terhadap pelaku pelanggaran adalah:
a. Pemberian Peringatan Tertulis Pertama;
b. Pemberian Peringatan Tertulis Kedua, apabila dalam jangka waktu 30
(Tiga Puluh) hari pelaku pelanggaran mengembaikan dan atau tidak
mengindahkan peringatan tertulis pertama;
c. Apabila dalam jangka waktu 15 (Lima Belas) hari sejak peringatan
tertulis kedua pelaku pelanggaran mengabaikan dan atau tidak
mengindahkan, maka masalah ini akan dibahas dalam Rapat Harian
sesuai tingkatannya;
Khusus untuk pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang terkait
perbuatan atau pelanggaran yang merugikan organisasi secara
permanen dapat dijatuhkan sangsi tanpa mekanisme peringatan dengan
tetap memberi hak jawab dan sangsi yang diberikan sesuai dengan batas
kewenangan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2)
Jika dalam jangka waktu 3 (Tiga) Bulan seorang pengurus dan atau
anggota yang diberhentikan sementara dari kepengurusan maupun
keanggotaan tidak memperlihatkan itikad baik untuk memperbaiki
kesalahannya atau tidak melakukan upaya perbaikan diri, maka
organisasi dapat mengambil keputusan untuk memberhentikan atau
memecat sebagai Pengurus dan atau Anggota KNPI.
BAB V
PEMBELAAN DIRI
1.
2.
1.
2.
Pasal 7
Setiap Pengurus dan atau Anggota KNPI yang dikenakan Sangsi
Organisasi dapat melakukan Pembelaan Diri.
Pembelaan diri sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, diajukan oleh
Pengurus dan atau Anggota yang dikenakan Sangsi Organisasi kepada
Dewan Pengurus KNPI satu tingkat diatasnya dan setinggi-tingginya
sampai ke tingkat Dewan Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 8
Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 15 (Lima Belas) Hari setelah
menerima permohonan Pembelaan Diri dari Pengurus dan atau Anggota
yang dikenakan Sangsi Organisasi, Dewan Pengurus KNPI sebagaimana
dimaksud Pasal 5 ayat (2) harus melaksanakan rapat untuk mendengar
Pembelaan Diri dari Pengurus dan atau Anggota yang bersangkutan.
Penerimaan atau Penolakan Dewan Pengurus KNPI atas permohonan
Pembelaan Diri yang disampaikan oleh Pengurus dan atau Anggota
ditetapkan dalam Rapat Pleno yang diadakan khusus untuk itu.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Dalam hal terjadi pemberhentian terhadap Pengurus, maka Pengisian
Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu mengikuti ketentuan yang
diatur dalam Peraturan Organisasi tentang Pergantian Antar Waktu dan
Penetapan Jabatan Lowong Dewan Pengurus KNPI.
Pasal 10
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan
ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 11
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak Tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 02/PO/KNPI/XII/2011
TENTANG
1.
2.
3.
Mengingat
Memperhatikan
1.
2.
1.
2.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
BAB I
KETENTUAN UMUM
1.
2.
3.
Pasal 1
Pergantian Antar Waktu adalah Pergantian seseorang atau
beberapa orang Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia dalam
suatu Periode Kepengurusan yang sedang berjalan.
Penetapan Jabatan Lowong yaitu penetapan seseorang atau beberapa
orang dalam jabatan tertentu pada Kepengurusan Komite Nasional
Pemuda Indonesia yang dinyatakan lowong.
Keputusan yang menyatakan lowongannya suatu jabatan dalam
Kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia diambil dalam Rapat
Pengurus Pleno yang diadakan khusus untuk itu.
Pasal 2
Jabatan yang tidak dapat dirangkap dalam Peraturan Organisasi ini adalah :
1. Untuk Tingkat Pusat : Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara
Umum.
2. Untuk Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan : Ketua,
Sekretaris dan Bendahara.
BAB II
PERSYARATAN PENETAPAN JABATAN LOWONG
Pasal 2
Suatu Jabatan dapat dinyatakan lowong apabila Personalia Dewan Pengurus
KNPI yang bersangkutan :
a. Meninggal Dunia dan atau Berhalangan tetap;
b. Pengurus yang bersangkutan mengundurkan diri dari Kepengurusan
Komite Nasional Pemuda Indonesia dengan menyatakan secara tertulis;
c. Rangkap Jabatan dalam Struktur Dewan Pengurus KNPI dan atau
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda;
d. Berpindah Tempat Domisili diluar tempat kedudukan kepengurusan
sehingga tidak dapat meluangkan waktu dan tidak sanggup secara aktif
dalam kepengurusan;
e. Tidak menghadiri Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI pada tingkatannya
sebanyak 3 (Tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan;
f. Pengurus yang bersangkutan yang oleh karena satu dan lain hal
dipandang mencemarkan nama baik organisasi sehingga diberhentikan
dari Jabatan Kepengurusan;
g. Melakukan tindakan Pidana Kriminal dan sudah mendapat ketetapan
Hukum yang berlaku di Indonesia.
BAB III
MEKANISME PENETAPAN JABATAN LOWONG DAN
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
1.
2.
3.
1.
Pasal 3
Mekanisme tahapan pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa
suatu jabatan tertentu dinyatakan lowong adalah mengikuti prosedur
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Organisasi tentang Disiplin
dan Sangsi Organisasi serta Pembelaan Diri Pengurus dan atau Anggota
KNPI.
Khusus Jabatan Lowong yang disebabkan oleh saksi pemberhentian dari
Jabatan Kepengurusan harus dibicarakan dan diputuskan melalui Rapat
Pleno Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatan.
Jabatan dinyatakan lowong pada Dewan Pengurus KNPI disemua
tingkatan, jika Fungsionaris/Pengurus terkena ketentuan pada Pasal 2
Peraturan Organisasi ini.
Pasal 4
Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu ditetapkan :
a. Untuk Tingkat Pusat melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat
b. Untuk Tingkat Provinsi melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus Daerah
KNPI Provinsi;
c. Untuk Tingkat Kabupaten/Kota melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus
Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
d. Untuk Tingkat Kecamatan melalui Rapat Dewan Pengurus
Kecamatan.
2.
1.
2.
3.
Pasal 6
1. Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu untuk Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi dengan mempertimbangkan saran
Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang mengusulkan.
2. Hasil Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu tersebut
harus segera dilaporkan kepada Dewan Pengurus Pusat KNPI untuk
selanjutnya mendapat pengesahan.
3. Setiap Penetapan Jabatan Lowong atau Pergantian Antar Waktu yang
sudah disahkan agar diberitahukan kepada Dewan Pengurus KNPI
10
2.
3.
1.
Pasal 7
Hasil Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu tersebut
harus segera dilaporkan kepada Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi
untuk selanjutnya mendapatkan pengesahan.
Penetapan Jabatan Lowong atau Pergantian Antar Waktu Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota oleh Dewan pengurus Daerah
KNPI Provinsi tembusannya disampaikan kepada Dewan Pengurus Pusat
KNPI.
Setiap Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu yang
sudah disahkan agar diberitahukan kepada Pengurus Kecamatan, Majelis
Pemuda
Daerah
Tingkat
Kabupaten/Kota
dan
Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda di Wilayahnya oleh Dewan Pengurus Daerah
KNPI Tingkat Kabupaten/Kota.
Pasal 8
Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu untuk Dewan
Pengurus Kecamatan ditetapkan melalui Keputusan Dewan Pengurus
Kecamatan setelah berkonsultasi dengan tokoh-tokoh Pemuda di Tingkat
Kecamatan setempat.
2.
3.
4.
Pasal 9
Jika terjadi Jabatan Lowong pada posisi Ketua Umum atau Ketua Dewan
Pengurus Daerah KNPI sesuai tingkatannya, maka penetapan Jabatan Lowong
tersebut ditempuh melalui :
1. Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI sesuai dengan tingkatannya untuk
menetapkan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum atau Ketua Dewan
Pengurus KNPI sesuai tingkatannya dengan memberikan jangka waktu
jabatan Pelaksana Tugas maksimal 3 (Tiga) Bulan dan sesudahnya segera
melaksanakan Rapat Pleno kembali untuk maksud tersebut;
2.
3.
11
1.
2.
Pasal 10
Pengurus hasil Penetapan Jabatan Lowong dan Pergantian Antar Waktu
dinyatakan resmi menjadi pengurus setelah yang bersangkutan dilantik;
Pelantikan dilakukan oleh Ketua Umum/Ketua pada Rapat Pleno
Kepengurusan KNPI sesuai tingkatannya.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011
12
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 03/PO/KNPI/XII/2011
TENTANG
1.
2.
3.
4.
Mengingat
Memperhatikan
1.
2.
13
MEMUTUSKAN
Menetapkan
1.
2.
Pasal 2
Jenis Permusyawaratan adalah sebagai berikut :
a. Kongres;
b. Kongres Luar Biasa;
c. Rapat Pimpinan Nasional;
d. Rapat Kerja Nasional;
e. Musyawarah Daerah KNPI (MUSDA KNPI) Provinsi;
f. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI (MUSDALUB KNPI) Provinsi;
g. Rapat Pimpinan Daerah KNPI (RAPIMDA KNPI) Provinsi;
h. Rapat Kerja Daerah KNPI (RAKERDA KNPI) Provinsi;
i. Musyawarah Daerah KNPI (MUSDA KNPI) Kabupaten/Kota;
j. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI (MUSDALUB KNPI)
Kabupaten/Kota;
k. Rapat Pimpinan Daerah KNPI (RAPIMDA KNPI) Kabupaten/Kota;
l. Rapat Kerja Daerah KNPI (RAKERDA KNPI) Kabupaten/Kota;
m. Musyawarah Kecamatan KNPI (MUSCAM KNPI);
n. Musyawarah Kecamatan Luar Biasa KNPI (MUSCAMLUB KNPI);
o. Rapat Kerja KNPI Kecamatan.
Jenis Rapat-Rapat adalah sebagai berikut :
a. Rapat Pleno Dewan Pengurus;
b. Rapat Harian Dewan Pengurus;
c. Rapat Majelis Pemuda;
d. Rapat Koordinasi dan Konsultasi.
BAB III
FUNGSI DAN WEWENANG
Pasal 3
Fungsi dan Wewenang Permusyawaratan adalah sebagai berikut :
1. Kongres adalah sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 13;
2. Kongres Luar Biasa adalah sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 14;
14
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
15
16
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b. Peninjau :
Unsur Institusi atau Perorangan yang di Undang oleh Pengurus
Kecamatan.
Peserta Rapat Harian Dewan Pengurus adalah seluruh Personalia
Dewan Pengurus Harian KNPI pada jenjang masing-masing tingkatan.
Peserta Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI adalah seluruh Personalia
Dewan Pengurus KNPI pada jenjang masing-masing, bilamana
dibutuhkan Rapat Pleno Dewan Pengurus dapat diperluas dengan
dihadiri oleh Dewan Pengurus KNPI setingkat dibawahnya.
Peserta Rapat Koordinasi/Konsultasi adalah Dewan Pengurus Harian
dengan Majelis Pemuda Indonesia dan atau Badan-Badan Khusus atau
Lembaga Otonom sesuai tingkatannya.
Pasal 5
1.
Peserta Berhak :
a. Mendapatkan satu hak suara yang dapat dipergunakan dalam
pengambilan keputusan.
b. Mengajukan pertanyaan, usul dan atau pendapat baik lisan
maupun tertulis.
c. Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk
mengeluarkan pendapat/kritik yang bersifat membangun.
d. Dipilih dan memilih.
17
2.
Peninjau Berhak :
a. Mengajukan pertanyaan, usul dan atau pendapat baik lisan
maupun tertulis atas seijin Pimpinan Sidang.
b. Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk
mengeluarkan Pendapat/Kritik yang bersifat membangun.
3.
Penggunaan hak bicara dan hak suara dalam Musyawarah dan RapatRapat diatur dalam Tata Tertib Musyawarah dan Rapat-Rapat.
BAB VI
PIMPINAN MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 7
Unsur dan Jumlah Pimpinan Musyawarah dan Rapat-Rapat diatur sebagai
berikut :
1. Kongres dan Kongres Luar Biasa dipimpin oleh :
a. Unsur DPP KNPI 2 ( Dua ) Orang
b. Unsur MPI KNPI 1 ( Satu ) Orang
c. Unsur DPD KNPI Provinsi 2 ( Dua ) Orang
2. Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh DPP KNPI;
3. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi dan Kabupaten/Kota dipimpin oleh
5 (Lima) Orang yang terdiri dari unsur Dewan Pengurus Daerah dan
unsur setiap peserta lainnya;
4. Rapat Kerja Daerah Provinsi dipimpin oleh DPD Provinsi yang
bersangkutan;
5. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota dipimpin oleh DPD KNPI
Kabupaten/Kota yang bersangkutan;
6. Musyawarah Kecamatan KNPI dipimpin oleh 3 (Tiga) Orang yang terdiri
dari unsur Pengurus Kecamatan dan unsur setiap peserta lainnya;
7. Sebelum Pimpinan Kongres atau Musyawarah terpilih, maka Pimpinan
sementara adalah Dewan Pengurus yang bersangkutan;
8. Rapat Harian dan Pleno dipimpin oleh Ketua Umum dan Sekretaris
Jenderal dan atau oleh Ketua sesuai dengan tingkatan organisasi;
9. Apabila Ketua Umum atau Ketua DPD sesuai dengan jenjang organisasi
berhalangan hadir, dapat menunjuk salah seorang Ketua atau Wakil
Ketua untuk mewakilinya.
BAB VII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.
2.
3.
Pasal 8
Permusyawaratan dan Rapat-Rapat dinyatakan syah apabila dihadiri
lebih dari (Setengah) jumlah peserta;
Apabila ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 1 (Satu) tidak dapat
dipenuhi, maka semua jenjang permusyawaratan di atas dapat di tunda
selama 2 x 60 menit, dan jika dalam tenggang waktu tersebut belum
terpenuhi maka atas persetujuan peserta yang hadir sidang selanjutnya
dinyatakan syah;
Ketentuan mengenai Quorum dan persyaratan Rapat-Rapat dan RapatRapat Dewan Pengurus diberlakukan sama sebagaimana diatur dalam
ketentuan ayat 1 dan 2 Pasal ini.
18
1.
2.
3.
Pasal 9
Kongres/Kongres Luar Biasa/Musyawarah Provinsi/Musyawarah
Daerah Provinsi/Musyawarah Daerah Provinsi Luar Biasa/Musyawarah
Kabupaten-Kota/Musyawarah
Kabupaten/Kota
Luar
Biasa/Musyawarah Kecamatan/Musyawarah Kecamatan Luar Biasa
dinyatakan syah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
(Setengah)
ditambah 1 (Satu) jumlah utusan peserta;
Apabila ketentuan dalam ayat 1 ini tidak dapat dipenuhi, maka semua
jenjang semua permusyawaratan dapat ditunda selama 2 x 60 menit,
dan jika dalam tenggang waktu tersebut Quorum belum dapat
terpenuhi, maka atas persetujuan peserta sidang selanjutnya
dinyatakan syah;
Ketentuan mengenai Quorum dan persyaratan Rapat-Rapat dan RapatRapat Dewan Pengurus diberlakukan sama dengan diatur pada ayat 1
dan 2 Pasal ini, terkecuali khusus Rapat-Rapat Dewan Pengurus
penundaan waktunya adalah selama dua kali 30 menit.
Pasal 10
Pengembilan keputusan dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat KNPI adalah
sebagai berikut :
1. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah
untuk mencapai mufakat;
2. Apabila yang diinginkan pada ayat (1) Pasal ini tidak dimungkinkan,
akan pengambilan keputusan dilakukan dengan pemungutan suara
terbanyak oleh peserta dalam suasana dan semangat kebersamaan
untuk menunjang kebersamaan Pemuda Indonesia.
1.
2.
3.
4.
Pasal 11
Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dinyatakan sah,
apabila disetujui oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir;
Apabila keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan hasilnya
sama maka dilakukan pemungutan suara ulang;
Proses pengambilan suara dilakukan oleh peserta dengan menyatakan
sikap setuju atau menolak atau abstain yang dilaksanakan secara lisan
atau tertulis atau mengacungkan tangan;
Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan
dengan mengadakan perhitungan secara langsung.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Dengan ditetapkannya Peraturan Organisasi ini, maka Peraturan Organisasi
sebelumnya tentang Permusyawaratan dan Rapat-Rapat Komite Nasional
Pemuda Indonesia dinyatakan tidak berlaku.
19
Pasal 13
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini, akan
ditetapkan kemudian oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 14
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011
20
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 04/PO/KNPI/XII/2011
TENTANG
1.
2.
3.
Mengingat
Memperhatikan
1.
2.
1.
2.
Menetapkan
MEMUTUSKAN
PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN KOMITE
NASIONAL PEMUDA INDONESIA
21
BAB I
PEDAHULUAN
Pasal 1
1.
2.
PENDAHULUAN
LETAK BANGUNAN SEKRETARIAT
PENGELOLA KANTOR/ADMINISTRASI KESEKRETARIAN
KETATAUSAHAAN
Bab IV
KETATA ARSIPAN
Bab V
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI
Bab VI PERPUSTAKAAN ORGANISASI
Bab VII KEPROTOKOLERAN
Bab VIII P E N U T U P
BAB II
LETAK BANGUNAN SEKRETARIAT
Pasal 2
Letak atau Sekretariat atau Kantor KNPI sebagai tempat untuk
menyelenggarakan segala aktivitas dan pengelolaan Administrasi
Organisasi hendaknya dipilih dengan pertimbangan Ideal dan Strategis
sebagai berikut :
1. Terletak di Pusat Kota;
2. Mudah dijangkau oleh Kendaraan Umum;
3. Di Pinggir Jalan;
4. Di Lingkungan yang bersih, aman dan nyaman.
1.
Pasal 3
Sedangkan Fasilitas Bangunan/Gedung Sekretariat atau Kantor KNPI
hendaknya dilengkapi Fasilitas sebagai berikut :
a. Ruangan Tata Usaha/Staf Sekretariat;
b. Ruangan Pengurus;
c. Ruangan Tamu;
d. Ruagan Rapat;
e. Ruangan Perpustakaan;
22
f.
g.
h.
i.
j.
2.
Musholla/Tempat Ibadah;
Ruangan Kamar Mandi/WC;
Ruangan Dapur;
Peralatan Komunikasi : Telpon, Fax, Modem Internet;
Peralatan Kantor : Meja, Kursi, Soffa, Komputer, Lemari/Rak Arsip,
Alat Tulis Kantor (ATK) serta Mesin Foto Copy
(Jika Mampu);
k. Perlengkapan Organisasi : Papan Nama, Stempel dan Bendera Pataka.
Pengaturan ruangan hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor
Kenyamanan, Kesehatan, Keindahan dan Keserasian sehingga bagi
pemakai dan pengunjung kantor tersebut merasa nyaman dan dapat
meningkatkan semangat dan motivasi kerja.
BAB III
PENGELOLA KANTOR / ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
1.
2.
1.
2.
Pasal 4
Pengelola Kantor dan Administrasi Kesekretariatan KNPI sepenuhnya
menjadi kewajiban dan kewenangan pada tim Kesekretariatan. Yaitu
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum/Sekretaris sebagai Koordinator dan
Penanggung Jawab dibantu dengan Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal/WakilWakil Sekretaris Umum/Wakil-Wakil Sekretaris.
Sedangkan fasilitas penunjang Administrasi Kesekretariatan yaitu : Kertas
dan Alat-Alat Tulis, Dapur beserta isinya atau segala fasilitas yang sifatnya
Consumable menjadi tugas dan tanggung jawab team kebendaharaan.
Pasal 5
Sekretariat adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas kelancaran
pekerjaan Ketatausahaan/Administrasi Organisasi yang meliputi
penyampaian informasi, penggandaan dan percetakan, distribusi surat
menyurat dan lain-lain.
Sekretariat memiliki tiga dibawah kendali Sekretaris Jenderal/Sekretaris
serta membantu kelancaran kegiatan organisasi secara keseluruhan.
BAB IV
KETATAUSAHAAN DAN STANDAR FORMAT SURAT
Pasal 6
Jenis Jenis Surat :
1. Surat Resmi/Biasa/Rutin;
2. Surat Mandat/Surat Tugas/Surat Kuasa/Surat Keterangan;
3. Surat Ketetapan/Surat Keputusan.
Pasal 7
Bentuk dan Isi Surat dan Administrasi Kesekretariatan KNPI :
1. Kertas Kop Surat menggunakan Kertas HVS Warna Putih Bersih
dengan ukuran Folio (F4).
2. Nomor Surat terdiri dari 5 (Lima) bagian, yaitu :
Nomor Urut/Kode Jenis Surat/Pembuat/Bulan/Tahun
Keterangan :
a. Nomor Urut :
1. Nomor Surat untuk Surat-Surat Resmi/Biasa/Mandat/Tugas/
Kuasa/Keterangan.
23
3.
4.
5.
24
6.
7.
8.
9.
10.
Assalamualaikum Wr.Wb
Isi Surat
Sistematika isi surat adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Uraian Persoalan/Isi/Pokok Surat
3. Penutup
Catatan :
Pendahuluan dan Penutup sebaiknya tidak lebih dari dua alinea.
Sedangkan isi/uraian persoalan dibuat singkat, padat, jelas, sopan,
wajar dan tidak bertele-tele. Antara Pendahuluan, isi dan Penutup
diberi jarak 2 spasi.
Penutup Surat
Dalam pembuatan surat-surat Resmi/Rutin/Biasa yang dibuka dengan
Dengan Hormat Maka dalam menutup surat digunakan kalimat
Hormat Kami
Tanggal Surat
Tanggal Surat terletak di kanan bawah surat sebelah kalimat penutup
dengan jarak 2 spasi. Tanggal surat diawali dengan lokasi dikeluarkannya
surat, kemudian disambung Tanggal/Bulan/Tahun.
Penanda Tanganan Surat
a. Untuk Surat-surat Resmi yang ditujukan pada eksternal organisasi
harus ditanda tangani Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal ditingkat
Pusat, Ketua dan Sekretaris ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Kecamatan dengan terlebih dahulu mendapat paraf dari Ketua Bidang
yang bersangkutan;
b. Dalam keadaan tertentu (Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal tidak
berada di tempat), maka Ketua dan atau Wakil Sekjen yang
dimandatkan dapat menandatangani surat dimaksud;
c. Sedangkan untuk internal Organisasi dapat ditandatangani oleh Ketua
dan Wakil Sekretaris Jenderal Bidang yang bersangkutan, dengan
sepengetahuan Ketua Umum atau antara Ketua Umum dengan Wakil
Sekretaris Jenderal, atau antara Ketua dengan Sekretaris Jenderal;
d. Tanda tangan Ketua Umum/Ketua disebelah kiri sedangkan tanda
tangan Sekretaris Jenderal/Sekretaris berada disebelah kanan.
BAB V
KETATA ARSIPAN
Pasal 8
Untuk
memudahkan
pengelolaan
Sistem
Administrasi
dan
Kesekretariatan, yaitu pengelolaan surat menyurat, surat masuk maupun
keluar, pengarsipan dan dokumentasi agar teratur dan sistematis, maka
sistem pengagendaan surat menyurat perlu diatur terdiri :
1. Agenda Surat Masuk
Unsur-unsur tyang terpenting untuk dicatat dalam surat masuk
adalah sebagai berikut :
a. Nomor Surat
b. Nomor Kode Arsip
c. Nomor Surat
25
2.
d. Tanggal Diterima
e. Tanggal Surat
f. Isi Surat
g. Asal Surat
h. Keterangan
Agenda Surat Keluar
a. Surat Keluar harus melalui sirkulasi sebagai berikut :
1. Konsep surat harus terlebih dahulu dikonfirmasikan kepada
pimpinan yang bersangkutan agar tidak terjadi kekeliruan
atau perbedaan-perbedaan antara muatan, isi dan redaksi
surat tersebut.
2. Konsep surat yang telah mendapat Konfirmasi dan
Persetujuan, baru kemudian diberi Nomor Verbal.
b. Buku Verbal untuk Surat Keluar memuat antar lain :
1. Nomor Urut Surat
2. Nomor Kode Arsip
3. Nomor Surat
4. Tanggal Surat
5. Isi Surat
6. Tujuan Surat
3.
Surat Keputusan/Ketetapan
Buku Agenda Surat Keputusan/Ketetapan memuat antara lain :
a. Nomor Urut
b. Nomor Kode Arsip
c. Nomor Surat
d. Tanggal Surat
e. Isi Surat
f. Keterangan
4.
Buku Ekspedisi
Buku Ekspedisi memuat antara lain :
a. Tanggal Pengiriman
b. Tujuan Surat
c. Tanggal/Nomor Surat
d. Lampiran
e. Keterangan
Pasal 9
1.
2.
26
BAB VI
ADMINISTRASI KEARSIPAN
Pasal 10
1.
2.
1.
2.
Pasal 13
Inventarisasi Organisasi adalah segala sesuatu yang menjadi milik
organisasi berupa kekayaan organisasi berbentuk inventarisasi yang
permanen (Tahan Lama)
Contohnya : Gedung/Sekretariat Kantor, Alat-Alat Kantor, Komputer,
Meja, Alat Dapur dan lain-lain.
Penyimpanan Inventarisasi Organisasi harus dilakukan dengan baik oleh
orang-orang yang berkompeten dan bertanggung jawab sesuai dengan Job
Discription Kesekretariatan. Penyimpanan harus dilaksanakan serta
27
2.
3.
1.
2.
Pasal 14
Dokumentasi Organisasi adalah segala sesuatu yang menyangkut kegiatan
pencarian, pengumpulan, penyimpanan dan pengawetan DokumenDokumen Organisasi. Dokumentasi Organisasi tersebut merupakan suatu
tanda bukti yang sah menurut hukum dari peristiwa-peristiwa atau suatu
kejadian dan kemudian disimpan. Pada hakekatnya semua Arsip Organisasi
adalah Dokumen.
Bentuk-bentuk Dokumen Organisasi antara lain :
a. Gambar-Gambar dan Foto-Foto;
b. Tulisan-Tulisan dan Surat-Surat penting;
c. Benda-Benda berharga dan Bernilai;
d. Foto Copy atau Salinan Surat;
e. Surat Kabar, Majalah dan lain sebagainya.
Dokumentasi yang dipakai untuk menyusun Laporan Tahunan/Akhir
Organisasi dan sebagai bukti yang syah serta sangat penting untuk
menyusun sejarah perjuangan organisasi, oleh karena itu pemeliharaan
dan penyimpanan dokumen seperti hal lainnya barang-barang Inventaris
dan Arsip hendaknya disusun dengan rapih dan teratur dalam MapMap/Rak-Rak dan tempat-tempat tertentu dengan pengelompokan sesuai
dengan kebutuhan.
BAB VIII
PERPUSTAKAAN ORGANISASI
Pasal 15
Perpustakaan yang ideal bagi KNPI adalah meliputi buku-buku yang
diperlukan bagi anggotanya. Oleh karena itu minimal yang harus dimiliki
mencakup buku-buku yang diperlukan dalam kelengkapan kurikulum
pelatihan KNPI, yang meliputi antara lain :
a. Wawasan Ideologi;
b. Wawasan Pembangunan Nasional;
c. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;
d. Wawasan Kepemimpinan dan Manajemen;
e. Wawasan Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan;
f. Wawasan Sosial Budaya;
g. Dan sebagainya.
Dalam upaya menerbitkan dan mengembangkan perpustakaan organisasi,
maka perlu diatur dalam Administrasi Perpustakaan dan diserahkan
pengelolanya kepada pengurus yang bertanggung jawab dan memahami
seluk beluk perpustakaan.
BAB IX
KEPROTOKOLERAN
1.
Pasal 16
Keprotokoleran KNPI merupakan segala aktivitas yang berhubungan
dengan penyelenggaraan suatu prosedur kelancaran (acara/upacara) dan
memegang peranan penting bagi sukses dan sempurnanya suatu
acara/upacara.
28
2.
3.
1.
2.
1.
2.
29
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 05/PO/KNPI/XII/2011
TENTANG
Mengingat
Memperhatikan
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
Menetapkan
MEMUTUSKAN
PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEUANGAN
30
BAB I
PEDAHULUAN
Pasal 1
1.
2.
Iuran Pengurus/Anggota;
Sumbangan Alumni;
Bantuan Anggaran Pemerintah yang bersifat pembinaan;
Sumbangan Perusahaan Swasta/Pengusaha;
Usaha-Usaha lain yang syah dan tidak bertentangan dengan AD/ART
KNPI.
BAB III
PENGELOLAAN KEUANGAN
Pasal 3
1.
2.
3.
31
BAB IV
SISTEM PENGANGGARAN
Pasal 4
1.
2.
2.
3.
4.
32
c.
1.
2.
3.
4.
33
BAB VII
PENYUSUNAN LAPORAN
Pasal 9
1.
2.
3.
1.
2.
34
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 06/PO/KNPI/XII/2011
TENTANG
1.
2.
3.
Mengingat
1.
2.
3.
Memperhatikan
1.
2.
Menetapkan
MEMUTUSKAN
PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENGURUS
DAERAH DAN PENGURUS KECAMATAN DAERAH PEMEKARAN KOMITE
NASIONAL PEMUDA INDONESIA
35
BAB I
DASAR PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN
Pasal 1
1.
1.
2.
36
d.
3.
1.
2.
1.
2.
37
BAB V
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 5
Jenis dan Fungsi Musyawarah dan Rapat-Rapat DPD KNPI Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Pengurus KNPI Kecamatan Daerah Pemekaran adalah
sama dengan jenis dan fungsi Musyawarah dan Rapat-Rapat DPD KNPI
Provinsi, Kabupaten/Kota dan Pengurus KNPI Kecamatan sebagaimana
telah diatur dalam AD/ART dan Peraturan Organisasi KNPI.
BAB VI
ATRIBUT
Pasal 6
Atribut DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pengurus KNPI Kecamatan
Daerah Pemekaran disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam
AD/ART dan Peraturan Organisasi KNPI.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Apabila terjadi kekeliruan di dalam penetapan Peraturan Organisasi ini di
kemudian hari, maka Peraturan Organisasi ini dapat ditinjau dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Pasal 8
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan
ditetapkan oleh dewan Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 9
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak Tanggal ditetapkan
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011
38
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 07/PO/KNPI/XII/2011
TENTANG
Mengingat
Memperhatikan
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
Menetapkan
MEMUTUSKAN
PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
TENTANG PEMBENTUKAN BADAN DAN LEMBAGA KOMITE NASIONAL
PEMUDA INDONESIA
39
BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Badan dan Lembaga Otonom KNPI adalah alat kelengkapan Dewan
Pengurus dalam merealisasikan Program Kerja yang dibentuk menurut
kebutuhan oleh Dewan Pengurus sesuai tingkatannya.
BAB II
TUGAS DAN KEWAJIBAN
Pasal 2
1.
2.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
40
5.
Jenis Badan dan Lembaga Otonom yang akan dibentuk di Dewan Pengurus
Pusat KNPI antara lain :
1. Badan/Lembaga Advokasi Hukum dan HAM Pemuda Indonesia;
2. Badan/Lembaga Pengembangan Pers dan Informasi Pemuda
Indonesia;
3. Badan/Lembaga Pemberdayaan Perempuan Indonesia;
4. Badan/Lembaga Pengkajian Kebijakan Strategis Pemuda Indonesia;
5. Badan/Lembaga Keolahragaan Pemuda Indonesia;
6. Badan/Lembaga Pengembangan Seni, Budaya dan Pariwisata Pemuda
Indonesia;
7. Badan/Lembaga Pengembangan Koperasi dan Wiraswasta Pemuda
Indonesia;
8. Dan lain-lain.
BAB V
STRUKTUR DAN TATA KERJA KEGIATAN
Pasal 6
Pembentukan Badan dan Lembaga Otonomi KNPI disahkan dengan Surat
Keputusan Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya.
Pasal 7
Struktur Badan dan Lembaga Otonomi KNPI terdiri dari :
1. Pimpinan/Pengarah adalah Unsur Dewan Pengurus KNPI di semua
tingkatan secara ex-officio menjadi Pimpinan/Pengarah.
2. Pelaksanaan adalah individu yang memiliki kompetensi di bidangnya
atau unsur profesional meliputi :
a. Seorang Ketua sebagai Koordinator Pelaksana;
b. Beberapa Wakil Ketua yang berfungsi membantu Ketua;
c. Seorang Sekretaris;
d. Beberapa Wakil Sekretaris;
e. Seorang Bendahara;
f. Beberapa Wakil Bendahara;
g. Divisi-Divisi
Pasal 8
1.
41
2.
1.
2.
3.
1.
42
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Dalam rangka memudahkan koordinasi pelaksanaan program, maka
Pengurus Lembaga dapat membuat ketentuan-ketentuan dalam rangka
pelaksanaan Program dan disyahkan oleh DPP KNPI melalui Rapat Pleno
Dewan Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 13
Apabila terjadi kekeliruan di dalam penetapan Peraturan Organisasi ini di
kemudian hari, maka Peraturan Organisasi ini dapat ditinjau dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Pasal 14
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan
ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 15
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak Tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011
43
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 08/PO/KNPI/XII/2011
TENTANG
1.
2.
3.
4.
Mengingat
Memperhatikan
1.
2.
1.
2.
Menetapkan
MEMUTUSKAN
PERATURAN
ORGANISASI
TENTANG
RANGKAP
JABATAN
PIMPINAN/PENGURUS KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
44
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1.
2.
Jabatan yang tidak dapat dirangkap dalam Peraturan Organisasi ini adalah
:
1. Untuk Pengurus DPP KNPI : Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum;
2. Untuk Pengurus OKP Tingkat Pusat : Ketua Umum
3. Untuk DPD Provinsi, Kabupaten/Kota : Ketua
BAB I
PENENTUAN PILIHAN JABATAN
Pasal 3
1.
2.
1.
2.
Tim yang dibentuk oleh Dewan Pengurus KNPI pada semua tingkatan
adalah melalui Rapat Pengurus Harian KNPI pada semua tingkatan.
45
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 5
Dalam hal terjadi jabatan lowong seorang Pimpinan/Pengurus KNPI di
semua tingkatan yang diakibatkan oleh Rangkap Jabatan dengan OKP yang
diatur dalam Peraturan Organisasi ini, maka untuk pengisian Jabatan
Lowong atau Pergantian Antar Waktu di Kepengurusan KNPI pada semua
tingkatan harus menyesuaikan dengan Peraturan Organisasi tentang
Pengisian Jabatan Lowong atau Pergantian Antar Waktu Komite Nasional
Pemuda Indonesia.
Pasal 6
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan
diatur kemudian oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI.
Pasal 7
Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 28 DESEMBER 2011
46
PETUNJUK PELAKSANAAN
& PETUNJUK TEKNIS
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
47
PETUNJUK PELAKSANA
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 01/JUKLAK/KNPI/XII/2011
TENTANG
1.
2.
3.
Bahwa
penataan
Musyawarah
Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan sebagai bagian dari penataan
organisasi harus dilakukan secara nasional dengan memperhatikan
kepentingan perwujudan sifat dan fungsi KNPI;
Bahwa untuk itu diperlukan petunjuk Pelaksana tentang pelaksanaan
Musyawarah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/
Kecamatan, sebagai keputusan organisasi yang memberi arah dan
pedoman penyelenggaraan Musyawarah Provinsi/
Kabupaten/Kota/Kecamatan KNPI di seluruh Indonesia.
Anggaran Dasar KNPI Bab IX Pasal 17,18,19,20,21 dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI Bab III Pasal 12,13,14.
4.
Mengingat
1.
48
2.
Memperhatikan
1.
2.
Menetapkan
MEMUTUSKAN
PETUNJUK PELAKSANA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
TENTANG PELAKSANAAN MUSYAWARAH DAERAH
PROVINSI /
KABUPATEN / KOTA / KECAMATAN
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
I.
KETENTUAN UMUM
1. Musyawarah Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia adalah
pemegang kekuasaan tertinggi Komite Nasional Pemuda
Indonesia di tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan
yang selanjutnya dalam Peraturan Organisasi ini disebut MUSDA
dan MUSCAM yang diadakan setiap 3 (Tiga) Tahun sekali;
2. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi adalah pemegang kekuasaan
tertinggi di tingkat Provinsi untuk selanjutnya disingkat MUSDA;
3. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota adalah pemegang
kekuasaan tertinggi di tingkat Kabupaten/Kota untuk selanjutnya
disingkat MUSDA;
4. Musyawarah KNPI Kecamatan adalah pemegang kekuasaan
tertinggi di tingkat Kecamatan untuk selanjutnya di singkat
MUSCAM.
II. FUNGSI DAN WEWENANG
Fungsi dan Wewenang MUSDA dan MUSCAM sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasala 15, Pasal 17 dan Pasal 19 Anggaran Dasar
sebagai berikut :
a. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota dan Dewan
Pengurus Kecamatan;
b. Menetapkan
Pokok-pokok
Program
Kerja
KNPI
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka
pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi
KNPI;
c. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Dewan Pengurus Kecamatan;
d. Memilih dan menetapkan Pimpinan dan Anggota Majelis Pemuda
Indonesia Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
III. PENYELEGGARA DAN PENANGGUNG JAWAB
Penyelenggara dan Penanggung Jawab Musyawarah dan
RapatRapat adalah Dewan Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia
pada masing-masing tingkatan.
IV. PESERTA DAN PENINJAU
1. Musyawarah Daerah KNPI Propinsi/Kabupaten/Kota dan
Musyawarah KNPI Kecamatan dihadiri oleh Peserta dan Peninjau.
2. Peserta dan Peninjau MUSDA KNPI Provinsi :
a. Peserta :
i. Unsur Dewan Pengurus Pusat KNPI;
49
50
5.
6.
7.
8.
51
52
53
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
54
55
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.
aa.
bb.
cc.
dd.
ee.
X.
PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH
1. Pelaksanaan MUSDA dan MUSCAM KNPI sesuai dengan
berakhirnya Periodesasi Kepengurusan;
2. Bagi Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi dan Kabupaten/Kota
yang sudah berakhir masa kepengurusannya, maka pelaksanaan
MUSDA KNPI Provinsi dan Kabupaten/Kota diselenggarakan
selambat-lambatnya di Bulan April 2012;
3. Bagi Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi yang selama Periode
Kepengurusannya masih terdapat Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota yang telah habis masa kepengurusannya dan
belum melaksanakan MUSDA, maka Dewan Pengurus Daerah
KNPI Provinsi harus segera menuntaskan MUSDA KNPI
Kabupaten/Kota tersebut terlebih dahulu;
4. Dalam hal Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Dewan Pengurus KNPI Kecamatan tidak
dapat menyelenggarakan MUSDA dan MUSCAM sesuai dengan
Periodisasinya Kepengurusan sebagaimana diatur dalam
ketentuan ayat 1 Pasal ini dan Dewan Pengurus Daerah tidak
berinisiatif menyelenggaraakan MUSDA dan MUSCAM, maka
Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia (MPI KNPI) di masing-masing
tingkatan dapat melaksanakan MUSDA dan MUSCAM setelah
mendapat persetujuan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP);
5. MUSDA KNPI dan MUSCAM KNPI dilaksanakan di Ibukota Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan dan atau disesuaikan dengan
kemampuan Daerah/Kecamatan yang bersangkutan.
XI.
PELANTIKAN PENGURUS
Pelantikan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota
dan Kecamatan dilaksanakan setelah berkahirnya penyelenggaraan
MUSDA dan MUSCAM yang dilakukan oleh pengurus setingkat di
atasnya.
XII.
ORIENTASI PENGURUS
Setelah Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Kecamatan terpilih dan dilantik, dilanjutkan dengan Orientasi
Pengurus.
XIII.
KETENTUAN PERALIHAN
1. Khusus untuk Dewan Pengurus KNPI Provinsi yang memiliki
Dualisme Kepengurusan, penyelesaiannya mengikuti ketentuan
yang diputuskan dalam Kongres KNPI ke-XIII dengan
mengutamakan prinsip-prinsip kesinambungan kepengurusan
56
57
PETUNJUK TEKNIS
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 01/JUKNIS/KNPI/XII/2011
TENTANG
Mengingat
Memperhatikan
:
:
1.
2.
3.
1.
2.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
1.
STANDARISASI KEPROTOKOLERAN
A. PEMBUKAAN
1. Ucapan selamat datang oleh MC
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
58
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
B.
PENUTUPAN
1. Pengantar oleh MC
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3. Hymne dan Mars KNPI
4. Pembacaan Hasil Keputusan Acara
5. Laporan dari Ketua Panitia
6. Sambutan Ketua Umum/Ketua DPD/PK (Sekaligus Menutup
Acara)
7. Sambutan dari Pemerintah setempat (Kalau Ada)
8. Doa Penutup
9. Ramah Tamah
Catatan :
Seremonial Pembukaan dan Penutupan Permusyawaratan dan RapatRapat KNPI atau Acara Seremonial lainnya seyogiyanya mengacu urutan
acara diatas dan disesuaikan dengan kebutuhan.
II. PELANTIKAN PENGURUS
A. PROSESI PELANTIKAN :
Prosesi Pelantikan/Pengukuhan DPD/PK agar dilaksanakan
dengan waktu tersendiri sehingga memiliki nilai politis bagi
organisasi terhadap Pengurus, Instansi terkait serta masyarakat
luas.
B. TATA CARA PELANTIKAN :
1. Urutan Acara
Pembukaan oleh MC
Lagu Indonesia Raya
Hymne dan Mars KNPI
Laporan Ketua Panitia Pelantikan
Pembacaan SK DPP/DPD/PK
Pelantikan dan Pengukuhan DPP/DPD/PK
Pengucapan Janji Pengurus
Penyerahan Pataka dari DPP/DPD kepada Ketua
59
Umum/Ketua terpilih
Ucapan selamat dari para undangan
Sambutan dari Ketua Umum/Ketua terpilih
Sambutan DPP/DPD (Jika dilaksanakan di Daerah)
Sambutan Pemerintah setempat
Penyerahan Cindera Mata (Kalau ada)
Doa Penutup
Ramah Tamah
60
E.
61