Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang di sebabkan baik oleh faktor alam dan / atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Wilayah Negara kesatuan republik indonesia secara geografis terletak pada wilayah yang
rawanterhadap bencana alam baik berupa gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung berapi, tsunami,
bajir dan lain lain. Hal ini menuntut peran Rumah Sakit yang harus makin aktif sebagai ujung
tombak dari pelaynan medik pada saat bencana, juga sebagai mata rantai dari sistem penanggulang
Gawat Darurat Terpadu ( SPGDT ) dalam keadaan sehari hari dan bencana, seharusnya pelayanan
medis menjadi makin cepat dan tepat mulai awal masuk Rumah Sakit berupa pertolongan pertama
penderita gawat darurat dan di Rumah Sakit termaksud pelayanan antar Rumah Sakit sebagai jaringan
rujukan bila membutuhkan pelayanan spesiaistik.
Memperhatikan hal tersebut diatas, RS Hermina Daan Mogot menghadapi bencana agar setiap
karyawan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya pada saat terjadi bencana, baik bencana
internal maupun eksternal Rumah Sakit.
B.

Tujuan
Tujuan dari penyusunan pedoman kesiapan menghadapi bencana di Rumah Sakit adalah untuk
1. Meningkatkan kesiapan Rumah Sakit Hermina Daan Mogot dalam menangani bencana baik
bencana internal maupun eksternal.
2. Menjadi pedoman bagi Rumah Sakit Hermina Daan Mogot dalam membuat perencanaan dan
penanganan bencana.

C. Ruang Lingkup
Pedoman kesiapan Menghadapi Bencana Rumah Sakit Hermina Daan Mogot meliputi :
1. Gambaran Umum Bencana
2. Pengorganisasian penangana bencana, termaksud peran Rumah Sakit pada kejadian bencana
3. Sistem Komunikasi
4. Penanganan bencana
5. Pencatatan dan pelaporan
D. Batasan Operasional
1. Bencana Internal
Bencana Internal adalah bencana yang terjadi didalam Rumah Sakit. Potensi bencana ( Hazard )
yang mungkin
terjadi di Rumah Sakit Hermina Daan Mogot adalah :
a. Kebakaran
Sumber Kebakaran bisa berasal dari dalam gedung bisa juga terjadi di luar gedung antara lain
yang menyebabkan kebakaran adalah korsleting listrik dan putungan rokok yang msih
mengandung api, reaksi bahan mudah menyala ( flammabel ), dll.
b. Gempa Bumi

Lokasi kepulauan di indonesia berada pada area lempengan bumi di bawah laut yang sewaktu
waktu
dapat bergerak dan menghasilkan gempa, dan kepulauan di indonesia memiliki
banyak gunung berapi
yang sangat memungkinkan terjadinya gempa bumi. Dampak
terjadinya gempa ini dapat terjai di rumah
sakit Hermina Daan Mogot ( bencana
internal ) atau di luar Rumah Sakit ( lingkungan sekitar )
yang akan merupakan
bencana external.
c. Kebocoran Gas / bahan mudah menyala ( flammabel )
Kebocoran gas dapat terjadi pada tabung tabung besar gas maupun central gas ( gas medis
maupun non
media ) Rumah Sakit yang dapat disebabkan adanya kecelakaan maupun
kerusakan dan sabotase.
d. Ledakan
Ledakan dapat disebabkan oleh kebocoran gas maupun karena ledakan bahan berbahaya yang
ada lainnya di Rumah Sakit serta bom yang dengan sengaja dipasang/di letakkan didalam
Rumah Sakit oleh oknum dari luar.
e. Penyakit menular.
Penyakit menular dapat terjadi akibat pengelolaan sanitasi Rumah Sakit yang kurang baik
seperti pengelolaan air bersih yang baik memenuhi syarat kesehata, makanan yang tidak sehat,
pengelolaan sampah baik medis maupun non medis yang kurang baik, ruangan yang tidak
higienis, perkembangbiakan
vektor penyakit ( nyamuk, lalat, kecoa ) dan pencemaran
air limbah. Penyakit menular dikategorikan
menjadi bencana pada saat penyakit
tersebut menjadi kejadian Luar Biasa ( KLB ).
2. Bencana Eksternal
Bencana eksternal adalah bencana yang terjadi di luar lingkungan Rumah Sakit. Rumah Sakit
Hermina Daan Mogot sangat memungkinkan untuk menerima korban bencana eksternal, maupun
memberikan bantuan terhadap korban bencana keluar Rumah Sakit di Hermina maupun diluar
Hermina. Potensi bencana eksternal yang berdampak kepada Rumah Sakit adalah : ledakan/bpm,
kecelakaan
transportasi, gempa bumi, tsunami,banjir, kebakaran, tanah longsor dan
letusan gunung berapi.
E.

Landasan Hukum
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Undang Undang RI No. 23 tahun 2004 tentang pemerintah daerah


Undang Undang RI No. 29 tahun 2004 tentang praktik Kedokteran
Undang Undang RI No. 24 tahun 2007 tentang Penaggulangan Bencana
Undang Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Kep. Menkes RI No. 448/Menkes/SK/VI/1993 tentang Pembentukan Tim Kesehatan
penanggulangan Bencana Di setiap Rumah Sakit.
7. Kep. Menkes RI No. 28/Menkes/SK/I/1995 tentang petunjuk pelaksanaan Umum penanggulangan
Medik Korban Bencana.
8. Kep. Menkes RI No. 205/Menkes.SK/III/1999 tentang petunjuk pelaksanaan permintaan dan
pengiriman Bantuan Medik dari Rumah Sakit Rujukan saat Bencana.
9. Kep. Menkes RI No. 1653/Menkes/SK/XII/2005 tentang pedoman Penangana Bencana Bidang
Kesehatan

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A.

Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1.

Struktur Organisasi

ketua
Humas

Logistik
Fasilitas

Pembiayaan

Assesment
Kerusakan

Klaim

Sanitasi
Penyediaan
Makanan

Operasional

Keuangan

Admin

Medis
Pengobatan

Triage
IGD

Perawatan
Penyaediaan
material
Ibu & Anak

NICU
ICU
Bedah

Perawatan
Umum

Penunjang
Medis
Radiologi
Laboratorium

Farmasi

Lapangan
Evakuasi
Transportasi
Keamanan

Pemadam

Gb. 3.1 Struktur Organisasi Penanganan bencana


2.

Uraian tugas dan tanggung jawab


a. Ketua.
Kualifikasi : Dijabat Direktur Rumah Sakit pada saat jam kerja atau lepala jaga di luar jam
kerja dengan uraian tugas :

Bertanggung Jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan penanganan bencana.

Bertanggung Jawab dalam tanggap darurat dan pemulihan.

Melakukan koordinasi secra vertikal ( Badan Penanggulangan Bencana Daerah TK I,


II/BNPB/ dan
horizontal ( Rumah Sakit lain. PMI, ddl )

Memberikan arahan pelaksanaan operasional kepada tim lapangan.

Memberikan informasi kepada pejabat dan staf internal Rumah Sakit dan instansi terkait
yang
membutuhkan serta media massa.

Mengkoordinasikan sumber daya, bantuan SDM dan fasilitas dari internal Rumah
Sakit/dari luar
Rumah Sakit.

b. Logistik
Kualifikasi : Manajer Rumah Tangga

Bertanggung jawab terhadap kesediaan fasilitas dalam penanganan bencana

Menyediakan fasilitas ( peralatan medis, APD, obay obatan, kendaraan, dll )

Menyediakan sarana sanitasi ( penyediaan air bersih, wc, dll )

Menyediakan makanan dan minuman untuk korban bencanadan tim penanggulangan


bencana

c. Keuangan
Kualifikasi : Manajer Keuangan

Bertanggung jawab terhadap biaya yang di butuhkan untuk penangana bencana

Merencanakan anggran biaya penyiagaan penanganan bencana ( pelatihan, penyiapan,


fasilitas penanggulangan bencana )

Melaksanakan administrasi keuangan penanganan bemcana.

Melaksanakan pengadaan biaya untuk membeli barang yang dibutuhkan.

d. Operasional
Kualifikasi : Manajer Pelayanan medik

Bertanggung Jawab terhadap operasional penanganan bencana

Menganalisa informasi yang diterima.

Melakukan identifikasi kemampuan yang tersedia

Melaksanakan pengelolaan sumber daya yang ada.

Memberikan pelayanan medis ( triage, pertolongan pertama, identifikasi korban


bencana, stabilisasi korban cedera)

Menyiapkan tim evakuasi, transportasi, keamanan dan pemadam api ( bencana


kebakaran )

Mrnyiapkan lokasi penampungan korban bencana ( tempat evakuasi )

e. Humas :
Kualifikasi : Manager Marketing

B.

Melaksanakan pendataan pelaksanaan kegiatan

Menjadi penghubung pihak Rumah Sakit dengan berbagai instansi lain

Memberikan keterangan pers.

Distribusi Ketenagaan
Pada saat terjadi bencana semua karyawan di RS Hermina Daan Mogot memiliki tugas masingmasing,yaitu :
1. Kelompok Pemadam : Teknisi, karyawan urusan pelayanan gizi dan tataboga, laundry.
2. Kelompok Evakuasi Pasien : Perawat, petugas cleaning service, care giver, petugas administrasi
ruangan, sopir.
3. Kelompok Evakuasi Dokumen dan barang : Staff personalia, keuangan, rekam medis,farmasi,
laboratorium, front office
4. Kelompok Pengatur lalu lintas dan pengamanan : Satpam, petugas parkir

C.

Pengaturan Jaga
1. Komandan disaster tiap lantai/instalasi adalah kepala perawatan/kepala instalasi/kepala urusan
masing-masing unit kerja
2. Semua karyawan yang berdinas pada saat kejadian bencana harus menjalankan tugas sesuai
pengelompokan tugas.
3. Tugas ketua disaster di luar jam kerja Direktur adalah Kepala Jaga.
4. Jika direktur atau tenaga lainnya sedang cuti/tidak masuk maka tugasnya digantikan oleh karyawan
yang diberi wewenang sesuai pendelegasian.

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Rumah Sakit
Denah rumah sakit terlampir
B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas kesiapan dan penanggulangan bencana di RS Hermina Daan Mogot adalah sebagai
berikut :
1. APAR
2. Fire Alarm
3. Heat Detector
4. Smoke Detector
5. Bell Alarm
6. Tombol alarm
7. Selasar
8. Tandu kasur

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Peran Rumah Sakit pada penanganan bencana
Peran Rumah Sakit pada saat terjadi bencana ditentukan berdasarkan jenis bencana yang terjadi,
apakah bencana eksternal atau internal.
1. Bencana eksternal
Pada kejadian eksternal, maka Rumah Sakit Hermina Daan Mogot memberikan dukungan
eksternal dan internal.
a. Menyiapkan daerah triase, lanel dan rambu rambu.
b. Menyiapkan peralatan pertolongan dari peralatan life saving sampai peralatan terapi
definitif.
c. Menyiapkan fasilitas logistik seperti makanan dan minuman, obat obatan, pakaian dan
transportasi.
d. Menyiapkan SDM sesuai denan standar pelayanan dan kompetensi.
e. Menyiapkan prosedur prosedur khusus dalam pelayanan medis.
2. Bencana Internal.
Pada kejadian internal, maka Rumah Sakit Hermina Daan Mogot memberikan dukunga
pelayanan medis ( medical support ) dan manajerial ( managerial support ) Mencakup :
a. medical support :

b.

Menyiapkan daerah triase, label dan rambu rambu.

Menyiapkan peralatan pertolongan dari, peralatan life saving sampai peralatan terapi
definitif.

Menyiapkan fasilitas logistik seperti makanan dan minuman, obat obatan, pakaian dan
transportasi

Menyiapkan SDM sesuai dengan standar pelayanan dan kompetensi

Menyiapkan prosedur prosedur khusus dalam pelayana medis

managerial support

Menyiapkan pos komando

Menyiapkan SDM

Menyiapkan logistik

Menyiapkan alur evakuasi, titik kumpul penampungan korban yang aman.

Jika diperlukan menyiapkan okasi dekontaminasi

Melakukan pendataan pasien dan pengiriman pasien ( rujukan )

Menetapkan masa pengakhiran penanganan bencana.

Menyiapkan fasilitas komunikasi didalam dan di luar Rumah Sakit.

Menangani masalah pemberitaan media dan informasi bagi korban.

Menyediakan fasilitas transportasi untuk petugas dan korban.

Managerial Support

Rumah Sakit
Hermina Daan
Mogot

Bencana
Internal

Medical Support

Gb. 3.2 peran Rumah Sakit pada bencana internal

Bencana
Esternal

Rumah Sakit
Anggota HHG

Medical Support

Gb. 3.3 peran Rumah Sakit pada keadaan bencana externa

B. Komunikasi
Sistem komunikasi merupakan sistem esensial dalam pengorganisassian penanganan bencana. Dalam
keadaan bencana diperlukan sistem komunikasi terpadu yang terdiri dari :
1. Komunikasi penyampaian informasi
Informasi kejadian dilakukan pertama kali oleh petugas yang mengetahui kejadian bencana kepada
petugas satpam melalui alat komunikasi yang ada / terdekat dengan petugas penyampai informasi
harus menjamin
bahwa informasi kejadian bencana tersebut sampai kepada ketua tim
penanganan bencana dengan
menggunakan teknologi komunikasi seperti telephone,
Hanphone, HT, dan lainnya.
Penyampaian informasi dilaksankan sebagai berikut :
a. Pada jam kerja, satpam langsung menghubungi direktur sebagai ketua tim penanganan bencana
b. Diluar jam kerja, satpam langsung menghubungi kepala jaga sebagai ketua tim penanganan
bencana. Kepala jaga langsung menghubungi direktur untuk mendapatkan petunjuk dan arahan
selanjutnya.
Untuk menjamin terlaksananya komunikasi secara cepat, maka petunjuk atau sarana lain seperti
daftar no. Telepon ketua penangana bencana ( direktur dan kepala jaga harus tersedia dimeja
satpam).
2. Komunikasi koordinasi
Merupakan komunikasi menggunakan sistem yang telah disepakati dalam pelayanan administrasi
( umum, keuangan ) dan logistik koordinasi dapat dilakukan internal antar Rumah Sakit atau
eksternal. Untuk
menjamin komunikasi koordinasi secara cepat, disediakan daftar no. Telpon
di tiap unit kerja di dalam rumah sakit.
3. Komunikasi pengendalian
Merupakan komunikasi yang dilakukan pada operasional penangana bencana untuk menjamin
terlaksananya komunikasi pengendalian secara cepat, diperlukan alat komunikasi seperti HT dan
Hanphone, dll
secara sistematis komunikasi penanganan bencana disajikan gambar 3,1
Petugas
pertama

Kejadian
Bencana

Satpam

Ketua tim penanganan


bencana

Tim penanganan
Bencana

Kom. Pengendalian

Gb. 4.1 Alur sistem komunikasi penanganan bencana


C. Penanganan Bencana
Pada situasi bencana aspek koordinasi kolaborasi untuk mengatur proses pelayanan terhadap korban
dan mengatur unsur penunjang yang mendukung proses pelayanan sehingga dapat berjalan
sebagaimana mestinya Pengelolaan bencana di Rumah Sakit pada sistem penanganan bencana adalah
sebagai berikut :
1. Pengelolaan sumber daya
a. Pengelolaan SDM
Pengaturan jumlah dan kualifikasi tenaga yang di perlukan saat penangana bencana Tenaga yang
dimaksud adalah SDM Rumah Sakit yang harus disiagakan serta pengelolaannya saat situasi
bencana.
Proses
:
Manager personalia mengarahkan Ka. Instalasi dan urusan yang terkait untuk kesiapan
tenaga
Koordinasi dengan pihak lain bila diperlukan tenaga tambahan dari luar RS.
Dokumentasikan semua staf yang bertugas untuk setiap shift
b. Pengelolaan Makanan Korban Dan Petugas
Makanan untuk pasien dan petugas, persiapan dan didistribusinya dikoordinir oleh instalasi
Gizi sesuai
dengan permintaan tertulis yang disampaikan oleh kepala ruangan
maupun penanggung jawab pos.
Makanan yang dipersiapkan dengan
memperhitungkan sejumlah makanan cadangan untuk antisipasi kedatangan korban baru
maupun petugas baru / relawan.
Proses
:
Instalasi Gizi mengkoordinasikan jumlah korban petugas yang ada keruangan /posko.
Sebelum mempersiapkan makanan pada setiap waktu makan.
Instalasi Gizi mengumpulkan semua permintaan makanan dari ruangan / posko.
Instalasi mengkoordinir persiapan makanan dan berkolaborasi dengan pposko donasi
makanan untuk
mengetahui jumlah donasi makan yang akan/dapat
didistribusikan.
c. Pengelolaan Obat Dan Bahan/ Alat Habis Pakai
Penyediaan obat dan bahan / alat habis pkai dalam situasi bencana merupakan salah satu unsur
penunjang yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu diperlukan adanya
persediaan obat dan bahan/ alat habis pakai sebagai penunjang pelayanan korban.
Proses
:
Menyiapkan persediaan oabat & bahan/alat habis pakai untuk keperluan penanganan korban
bencana.
Distribusikan jumlah dan jenis obat & bahan / alat habis pakai sesuai dengan permintaan
unit
pelayanan.
Membuat permintaan bantuan apabila perkiraan jumlah dan jenis obat & bahan / alat habis
pakai
mencukupi kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan atau Departemen
kesehatan RI.

Bantuan obat & bahan / alat habis pakai kepada LSM / lembaga donor adalah pilihan
terakhir, namun
apabila ada yang berminat tanpa ada permintaan, buatka
kriteria dan persyaratan.
Siapkan tempat penyimpanan yang memedai dan memenuhi persyaratan penyimpanan obat
&
bahan / alat habis pakai.
Buatkan pencatatan pelaporan harian.
Lakukan pemusnahan/ koordinasikan ke pihak terkait apabila telah kadaluarsa dan atau tidak
di
perlukan sesuai dengan persyatan.
d. Pengelolaan sumber daya alternatif.
Sumber daya alternatif diantaranya adalah relawan Keberadaan relawan sangat diperlukan pada
situasi
bencana Individu/ kelompok organisasi yamg berniat turut memberikan bantuan
sebaiknya dicatat dan
diregistrasi secara baik oleh bagian SDM, untuk selanjutnya
diikutsertakan dalam membantu proses
pelayanan sesuai dengan jenis ketenagaan
yang di butuhkan.
Proses
:
Lakukan ropid assesment untuk dapat mengetahui jenis dan jumlah tenaga yang di
perlukan.
Umumkan kualifikasi dan jumlah tenaga yang di perlukan.
Lakukan seleksi secara ketat terhadap identitas, keahlian dan keterampilan yang dimiliki dan
pastikan
bahwa identiras tersebut benar ( identitas organisasi profesi )
Dokumntasikan seluruh data relawan
Buatkan tanda pengenal resmi / name tag
Informasikan tugas dan kewajibannya.
Antarkan dan perkenalkan pada tempat tugasnya.
Pastikan relawan tersebut pada daftar jaga ruangan / unit dimaksud
Buatkan absensi kehadirannya setiap shift/hari.
Siapkan penghargaan / sertifikat setelah selesai melaksanakan tugas
2. Pengelolaan Medis
Proses penanganan yang di berikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk mencegah resiko
kecacatan
dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi kejadian, proses evakuasi dan proses
transportasi ke IGD atau area berkumpul. Kegiatan di muali sejak korban tiba di Instalasi Gawat
Darurat.
Proses :
a. Di lapangan :
Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus ( Hijau, Kuning, Merah )
Menentuka prioritas penanganan
Evakuasi korban ketempat yamg lebih aman.
Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami.
Transportasi korban ke IGD
b. Di Rumah Sakit ( IGD )
Lakukan triage oleh tim medik
Penempatan korban sesuai hasil teriage.
Lakukan stabilisasi korban.
Berikan timdakan definitif sesuai dengan kegawatan dan situasi yang ada ( Merah, Kuning,
Hijau)

Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus ( ruang perawatan dan OK )


Lakukan rujukan bila diperluakan baik karena pertimbangan
tempatperawatan.

medis

maupun

3. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan.


Kesehatan Lingkungan tetap di jaga pada situasi apapun termasuk situasi bencana untuk mecegah
terjadinya
pencemaran maupun dampak dari bencana.
Proses :
Pastikan sistem pembuangan dan pemusnahan sampah dan limbah medis dan non medis sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Catat dan laporkan hasil sampah medis kepada dinas terkait.
Kontrol seluruh pipa dan alat yang di pakai untuk pengelolaan sampah dan limbah agar tidak
terjadi pencemaran lingkungan.
Koordinasi kebersihan ruangan dan pemisahan sampah medis dan sampah umum dengan petugas
ruangan.
4. Pengelolaan listrik, Telepon, Dan Air
Meningkatnya kebutuhan power listrik, instalasi air dan tambahan sambungan telepon saat disaster
membutuhkan kesiap siagaan dari tenaga yang melaksanakannya. Persiapan pengadaan maupun
sambungannya mulai dilaksanakan saat aktifasi situasi bencana di Rumah Sakit.
Proses
:
Pastikan sistem berfungsi dengan baik dan aman.
Siapkan penambahan dan jaga stabilitas listrik agar layak pakai dan aman.
Siapkan penambahan line telepon untuk SLI maupun sambungan keluar lainnya.
Jaga kualitas air sesuai dengan syarat kualitas maupun kuantitas air bersih dan hindari
kontaminasi
sehingga tetap aman untuk digunakan.
Lakukan koordinasi dengan Instansi terkait ( PLN , OT TELKOM, PDAM ) untuk menambah
daya,
menambah line dan tetap menjaga ketetsrdiaan listrik, telepon, maupun Air.
Distribusikan kebutuhan listrik, telepon dan air ke area yang membutuhkan.
Berkoordinasi dengan pengguna/ruangan dan penanggung jawab area.
Lakukan Monitoring.
E.

Pengelolaan Informasi.
Informasi, baik berupa data maupun laporan di buat sesuai dengan form yang ditentukan sehingga
tidak terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah korban baik korban hidup, korban meninggal, asal
negara, tempat
perawatan korban, SDM dan fasillitas yang diperlukan untuk penanganan korban.
Proses
:
1,
Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien, umur, dan alamat/asal negara,
adri korban
rawat jalan, rawat inap dan meninggal serta evakuasi dan lengkapi dengan data
tindakan yang telah di
lakukan.
2,
Informasi di update setiap 12 jam untuk 2 hari pertama ( jam 08,00 dan jam 20,00 ) dan 24
jam untuk
hari hari berikutnya ( jam 08,00 ).
3,
Informasi ditulis pada papan informasi dan dipasang di pos informasi.

4,
kepada

Setiap lembar informasi yang keluar ditanda tangani oleh komandan bencana dan diserahkan
pihak yang membutuhkan oleh penanggung jawab pos informasi

F.

Pengelolaan Barang Milik Korban.


Barang milik korban hidup baik berupa pakaian, perhiasan dokumen, dll ditempatkan secara khusus
untuk mencegah barang tersebut hilang maupun tertukar, Sedangkan barang milik korban meninggal,
setelah di
dokumentasi oleh koordinator tim forensik, selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian yang
bertugas
diforensik.
Proses
1. Buku pencatatan barang yang di lepaskan dari korban atau di bawah oleh korban.

G.

2. Bila ada keluarga maka barang tersebut di serahkan kepada keluarga korban dengan
menandatangani form catatan.
3. Tempat barang milik korban pada kantong plastic dan di simpan di lemari/ locker terkunci.
4. Bila sudah 1 minggu barang milik korban belum di ambil baik boleh pasien sendiri sendiri
maupun keluarganya,maka barang-barang tersebut diserahkan ke polres setempat.
Pengelolaan Donasi
Pada keadaan bencana Rumah Sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupa obat,bahan/
alat habis pakai ,makanan, alat medis/non medis,makanan, maupun financial
Proses
1. catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik berupa obat,makanan ,barang
dan uang maupun jasa.
2. Catat tanggal kadaluarsa
3. Distribusikan donasi yang ada kepada pos pos yang bertanggung jawab :
a. obat dan bahan / alat habis pakai ke Ka.Instalasi Farmasi
b. Makanan / minuman ke Ka. Instalasi Gizi.
c. Barang non medis ke ka. Bag Rumah Tangga.
4. Laporkan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi ( yang masuk, yang didistribusikan dan
sisanya )

H.

penegndalian korbam bencana dan pengunjung


Pada situasi bemcana internal maka pengunjung yang saat itu berada di RS di tertibkan dan
diarahkan pada tempat berkumpul yang di tentukan yaitu 1di bagian depan & 1 di bagian belakang.
Demikian pula korban diarahkan untuk di kumpulkan pada ruangan / area tempat berkumpul yang
di tentukan.
Proses

I.

1. Umum kan kejadian dan lokasi bencana melalui speaker dan informasikan agar korban
di pindahkan dan diarahkan ke area yang di tentukan sampaikan kode darurat.sbh :\
2. Perintahkan Ka. Ruangan terkait untuk memindahkan korban
3. Koordinir proses pemindahan dan alur pengunjung ke area di maksud.
Koordinasi dengan instalasi lain.
Diperlukannya dari instatasi lain untuk menanggulangi bencana maupun efek dari bencana yang
ada.

Bantuan ini diperlukan sesuai dengan jenis bencana yang terjadi. Instalasi terkait yang di maksud
adalah satkorla, Dinas kesehatan profinsi, kepolisian, Dinas pemadam
kebakaran,SAR,PDAM,PLN,Telkom, PMI,dan RS jejaring intitusi pendidikan kesehatan
Proses

J.

1. Koordinir persiapan rapat koordinasi dan komunukasikan kejadian yang sedang


dialami serta bantuan yang diperlukan
2. Hubungi instansi terkait untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan.
3. Bnatuan intansi terkait dapat diminta kepada pemerintah propinsi, kabupaten/kota
dan pusat,termasuk lembaga / instansi /militer/polisi dan atau organisasi profesi
Penangana keamanan
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada area area transportasi korban dari lokasi ke
IGD , penanganan sekitar triage. dan IGD pada umumnya serta pengaman pada unit perawatan dan
pos pos yang didirikan .
Ptoses .

K.

1. Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan


2. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian
3. Atur dan arahkan pengunjung ke lokasi yang ditentukan kepada saat bencana
internal.
4. Lakukan kontrol rutin dan teratur.
5. Dampingi petugas bila ada keluarga yang mengamuk.
Pengelolaan media cetak dan elektronik
Wartawan dari media cetak dan elektroni akan berada hamper 24 jam di sekitar Rumah Sakit untuk
meliput proses pelayanan dan kunjungan tamu ke unit pelayanan, bukan hanya berasal dari media
regional, nasional tetapi juga internasional sehingga perlu di kelola dengan baik.
Proses .
1.
2.
3.
4.
5.

L.

Registrasi dan berikan kartu identitas semua media serta wartawan yang datang.
Sampaikan bahwa semua informasi dapat diperoleh dari pos informasi.
Koordinasikan dengan petugas pengamana Rumah Sakit untuk pengaturannya.
Liputan media hanya diijinkan kepada yang sudah memperoleh kartu identitas.
Peliputan langsung pada korban bemcana atas seijin yang bersangkutan.

Pengelolaan Rekam Medis


Semua korban bencana yang memerlukan perawatan di buatkan rekam medis sesuai dengan
prosedur yang berlaku di RS. Pada Rekam Medis di berikan tanda khusus untuk mengidentifikasi
data korban dengan segaera.
Proses.
1.

M.

Siapakan jumlah form Rekam Medis korban bencana untuk persiapan kedatangan
korban
2.
Kontrol dan pastikan semua korban sudah dibuatkan rekam medik
3.
Registrasi semua korban pada sistem biling setelah di lakukan penanganan
emergency
Identifikasi korban

Semua korban bencana yang dirawat menggunakan label ID yang dipasangkan pada pasien berisi
identitas dan hasil triage.setelah melakukan tindakan lifesaving, label ID akan dilepaskan dan
disimpan pada rekam medic yang bersangkutan.
Proses
1.

N.

Pasangkan label ID pada semua lengan atas kanan korban hidup pada saat masuk
ruangan triage atau korban meninggal pada saat masuk kamar jenazah, serta
dibuatkan rekam mediknya.
2.
Kontrol semua korban bencana dan pastikan sudah menggunakan label ID
Pengelolaan Tamu / Kunjungan
Tamu dan kunjungan Rumah Sakit untuk menunjau pelaksanaan pelayanan terhadap korban di
lakukan berupa kunjungan formal / non formal ke negaraan atau pun oleh institusi, LSM, Partai
politik maupun perseorangan. Pengelolaannya iatur untuk mencegah terganggunya proses
pelayanan dan pengupayaan prifasi korban.tamu kenegaraan dari nengara lain maupun tamu ke
negaraan RI dan tamu gubernur akan di damping oleh direktur utama dan para direktur. Tamu dari
organisasi partai politik , LSM,Institusi, LSM dll diterima dan di dampingi oleh direktur RS.
Proses
1.
2.

O.

P.

Semua rencana kunjungan tercatat pada Bagian Hukum dan Humas


Hubungi Direktur Utama dan para Direktr, Dewan Pengawasan, Pejabat Struktural
terkait untuk menerima kunjungan sesuai jenis kunjungan atau tamu yang akan
hadir.
3.
Siapkan ruangan rencana transit dan kebutuhan lainnya ( makanan . minuman )
bila dibutuhkan.
4.
Siapkan informasi / data korban dan perkembangannya, data kesiapan Rumah
Sakit dan proses pelayanannya.
5.
Koordinasi ke Ka. Instalasi Pengamanan Rumah Sakit untuk persiapan
pengamanannya
6.
Koordinasi Ka Bag RT dan Bidang Keperawatan untuk kebersihan unit terkait.
7.
Siapkan dokumentasi team dokumentasi RS.
Pengelolaan jenazah
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung di kirim ke ruang jenazah. Pengelolaan jenazah
seperti identifikasi, menentukan sebab kematian dan menentukan jenis musibah yang terjadi,
penyimpanan dan pengeluaran jenazah dilakukan di kamar jenazah.
Proses.
1.
Registrasi semua jenazah korban bencana yang masuk ke RSmelalui kamar jenazah
2.
Bila diperlukan, dilakukan identifikasi pada korban untuk menentukan sebab kematian.
3.
Identifikasi korban sesuai dengan guide line dari DVI Interpol
4.
Siapkan surat surat yang diperlukan untuk identifkasi, penyerahan ke keluarga,
pengeluaran jenazah dan evakuasi dari Rumah Sakit serta sertifikat kematian.
5.
Buat laporan jumlah dan status jenazah kepada ketua medical support.
Rujukan Korban ke luar Rumah Sakit
Atas indikasi medis atau atas permintaan keluarga seringkali pasien / korban pindah ataupun
keluar dari Rumah Sakit Hermina untuk dilakukan perawatan Rumah Sakit tertentu di luar RS
Hermina. Perpindahan / evakuasi korban ini dilakukan atas persetujuan tim medi dengan keluarga.
Kelengkapan dokumen medic sera persetujuan keluarga korban diperlukan untuk pelaksanaan
proses rujukan.

Proses.
1.
Pastikan adanya persetujuan medis, amupun persetujuan keluarga yamg bersangkutan
sebelum proses rujukan dilakukan.
2.
Koordinasikan rencana rujukan korban kepada pihak / Rumah Sakit penerima.
3.
Pastikan pasien dalam keadaan stabil dan siap untuk dirujuk
4.
Siapakan ambulance sesuai standar untuk rujukan pasien
5.
Bila diperluakan hubungi pihak penerbangan untuk kesiapan transportasi pasien
6.
Pstikan adanya tim medis yang mendampingi selama proses rujukan.

BAB VI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Pencatatan
a.
Inventarisasi korban personel
1. Jumlah Pasien
2. Jumlah Korban dan keadaan korban dari yang luka, meninggal dan hilang
3. Jumlah petugas
b.
Inventaris Material
1.
Dokumen
2.
Uang
3.
Bangunan
4.
Alat kesehatan dan material lain
c.
Inventaris Fungsi
1.
Fungsi Listrik, AC, Gas untuk keperluan pasien
2.
Fungsi peralatan dan Umum
3.
Fungsi Komunikasi, Logistik pendukung paisen
4.
Fungsi perawatan dan pelayanan jasa kesehatan untuk pasien
B. Pelaporan
Tim penanggulangan bencana membuat laporan rinci dan lengkap dari penanggulangan bencana
srta akibat yang di timbulkan menyangkut kerugian jiwa, harta dan prasarana yang lain berkaitan
langsung dengan operasionalisasai Rumah Sakit. Laporan diserahkan ke Direktur maksimal 1 X
24 jam setelah kejadian.

BAB VII

PENUTUP
Buku pedoman kesiapan menghadapi Bencana ini di buat dengan tujuan agar dapat melakukan
diagnosis dengan cepat dan menentukan penanggulangannya. Agar korban bencana dapat ditangani
atau dicegah serta tepat dan cepat sesuai dengan kondisinya.
Demikian pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana ini di buat. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai