Abstrak
Perbedaan pendapat antara Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Agung (MA) terkait
dengan proses seleksi hakim agung perlu diselesaikan tanpa harus menimbulkan
benturan di antara kedua lembaga tersebut. Hubungan kedua lembaga tersebut bukan
untuk menerapkan prinsip check and balances, melainkan harus dipandang sebagai
kesatuan dalam satu kekuasaan yang sama, yakni kekuasaan kehakiman. Meskipun
UUD Tahun 1945 tidak menyebutkan KY sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman,
KY berperan sebagai mitra MA dalam menjaga keseimbangan independensi dan
akuntabilitas peradilan sangat dibutuhkan. Revisi UU Kekuasaan Kehakiman
diperlukan untuk menghindari interpretasi yang berbeda antara KY dan MA, agar
kedua lembaga negara tersebut mempunyai batasan kewenangan masing-masing
sehingga tidak tumpang-tindih.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Bidang Hukum, pada Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI.
E-mail: triaspalupikurnianingrum@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Eksistensi KY
Jika dicermati pembentukan KY
merupakan bentuk kesadaran negara akan
pentingnya pengawasan terhadap perilaku
dan kehormatan hakim. Dosen Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada, Zainal
Arifin Mochtar, mengatakan gagasan
pembentukan KY telah ada sejak tahun
1968 dengan nama Majelis Pertimbangan
Penelitian Hakim (MPPH). MPPH berfungsi
m e m p e r t i m b a n g k a n d a n m e n g am b i l
keputusan terkait pengangkatan, promosi,
mutasi, dan tindakan indisipliner terhadap
hakim. Perubahan konstitusi pada awal
reformasi berhasil mendaur ulang MPPH ke
dalam sebuah lembaga independen bernama
KY.
Pasal 24A ayat (2) dan Pasal 24B
UUD Tahun 1945 hasil amandemen ke-3
yang ditetapkan dalam sidang tahunan
MPR tanggal 9 November 2001 telah
m e m e r in ta h ka n p e m be n tu ka n K Y .
Keputusan diambil MPR dalam rangka
reformasi Indonesia untuk membangun
fondasi negara demokrasi dan negara
hukum. KY merupakan organ yang
pengaturannya ditempatkan dalam Bab
IX Kekuasaan Kehakiman Pasal 24A ayat
(3) dan Pasal 24B, yang diatur bersama-2-
Referensi
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang No. 18 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 22
Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial.
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman.
Komisi Yudisial, Kompas, Rabu tanggal 29
Juli 2015.
Uji Materi Pelibatan KY Dalam Seleksi
Hakim Sudah Seharusnya, Kompas,
Rabu tanggal 29 Juli 2015.
Ketua MA: Komisi Yudisial Jangan
Melampaui
Kewenangan
Yang
Diberikan,
http://www.tribunnews.
com, diakses tanggal 6 Agustus 2015.
Ketua MA Beri Sinyal Rekrutmen Hakim
Tidak Libatkan KY, http://news.detik.
com, diakses tanggal 5 Agustus 2015.
Agar MA dan KY Harmonis: Ini Syarat Dari
Ketua MA, http://www.hukumonline.
com/, diakses tanggal 5 Agustus 2015.
Eks Ketua MK: Peran KY Seleksi Hakim
Tidak Ganggu Kekuasaan Kehakiman,
http://news.detik.com, diakses tanggal 4
Agustus 2015.
Penutup
Keterlibatan KY dalam proses seleksi
hakim agung tidaklah menyalahi aturan.
Hubungan antara MA dan KY bukanlah
untuk menerapkan prinsip check and
balances, melainkan harus dipandang
sebagai kesatuan mengingat MA dan KY
berada dalam satu kekuasaan yang sama,
yakni kekuasaan kehakiman. Meskipun
UUD Tahun 1945 tidak menyebutkan KY
sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman,
peran KY sebagai mitra MA dalam
menjaga
keseimbangan
independensi
dan akuntabilitas peradilan sangatlah
dibutuhkan. Dengan demikian, tindakan
-4-
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
Tercapainya kesepakatan nuklir Iran disambut pro dan kontra. Pihak penentang
berupaya menggunaan hak veto di Kongres (Senat) AS dan PBB. Sedangkan pihak
pendukung meyakini kemampuan Pentagon untuk mencegah pelanggaran Iran dengan
memberikan sanksi militer dan embargo ekonomi lebih berat. Walaupun hasil yang
telah dicapai dinilai sebagai bad deal, Pemerintahan Obama melihatnya sebagai
langkah maju untuk bisa mengontrol secara transparan dan mengendalikan hasrat
Iran secara terarah dalam mengembangkan kemampuan nuklirnya untuk kepentingan
pembangunan.
Pendahuluan
pembangunan,
bukan
pengembangan
senjata strategis dan pemusnah massal.
Dalam kesepakatan yang dituangkan dalam
sebuah resolusi yang akan dibahas di PBB
itu, Iran telah setuju untuk mengekang
program nuklinya dalam jangka panjang,
dengan kompensasi sanksi ekonomi AS
dan negara-negara barat (Barat) atas Iran
dicabut secara bertahap. Dalam forum itu
juga disepakati, Iran akan memberi akses
pada inspektur/pengawas PBB di bawah
Badan Pengawas Atom Internasional (IAEA),
pada pertengahan Oktober 2015, untuk
bertemu dengan para ilmuwan Iran, tempattempat militer dan ke dokumen-dokumen
yang selama ini dicurigai Barat sebagai
program rahasia pengembangan senjata
nuklir Iran.
*) Profesor Riset masalah-masalah hubungan internasional, politik, demokrasi, dan keamanan, pada Bidang Hubungan Internasional,
Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI, Email: pptogin@yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Kerry
telah
meyakinkan
Pemerintah
Arab Saudi tidak perlu mengembangkan
diri menjadi kekuatan nuklir di kawasan
untuk menyaingi Iran. Karena, membuat
kebi j a k a n y a n g b e r t i t i k - t o l a k d a r i
pengandaian sangat tidak beralasan dan
misleading. Sementara, buat Rusia dan
Tiongkok, tercapainya kesepakatan nuklir
Iran memberi kesempatan mereka untuk
mengkonsolidasikan
pengaruh
mereka
di Timur Tengah dengan memanfaatkan
tenaga AS.
Referensi
Penutup
Kongres AS akan memulai 2 bulan
reviewnya atas hasil kesepakatan nuklir
Iran. Para anggotanya ingin tahu lebih
banyak info tentang kapan sanksi atas
Iran dicabut, sebarapa besar dana cash
yang segera mengalir ke Iran, dan juga
kemampuan AS untuk menindak, jika Iran
melanggar kesepakatan. Mereka menyadari
leverage yang dimiliki AS akan berganti
dalam tempo 9 bulan, dengan pencabutan
sanksi dan mengalirnya dana cash Iran,
yang diperkirakan hanya mencapai US$29
miliar, dari semula yang dicurigai Israel
melebihi US$100 miliar. Jumlah dana
itulah yang membuat kekuatiran Israel pada
Iran, mengalir ke kelompok milisi di Timur
Tengah, seperti Hezbollah di Lebanon,
Hamas dan Jihad Islami di Palestina, selain
Pemerintah Assad di Suriah. Sedangkan Iran
mengungkapkan, dana itu akan digunakan
untuk investasi minyak, gas bumi, industri
kimia dan strategis.
Apa yang diharapkan (dunia) bisa
meleset, jika Arab Saudi dan negara dengan
mayoritas Sunni lainnya tidak sepakat dan
mendukung Menlu Kerry. Begitu pula,
perkembangan yang buruk akan terjadi,
jika Iran mengalirkan dana cash-nya untuk
pemerintah otoriter Assad dan kaum
milisi minoritas Syiah yang berkonflik di
Bahrain dan lain-lain. Pertemuan tertutup
Menlu Kerry di Kongres telah memberikan
manfaat. Namun demikian, pertanyaan lain
masih muncul: sampai Kongres AS bisa
menyetujuinya menjadinya sebuah UU pada
17 Oktober 2015. Jika gagal, sanksi embargo
ekonomi atas Iran tidak akan dicabut AS,
dan kesepakatan nuklir Iran dibatalkan.
-8-
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Hampir setiap awal tahun ajaran baru, praktik bullying menjadi isu di dalam kegiatan
orientasi siswa baru, yang sekarang bernama Masa Orientasi Peserta Didik Baru
(MOPDB). Hingga kini, tindak kekerasan yang dilakukan siswa senior terhadap
siswa junior masih terlihat, baik yang berupa fisik, verbal, maupun nonverbal. Untuk
mencegah praktek ini terjadi kembali, pemerintah telah melakukan upaya, di antaranya
adalah menetapkan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2014 disertai Surat Edaran Nomor
59389/MPK/PD/2015. Upaya untuk melibatkan semua pihak telah terlihat namun untuk
mengoptimalisasi pelaksanaan kegiatan orientasi, pengawasan tetap diperlukan.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat
Jendral DPR RI, Email: suliswinurini@yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
- 11 -
Penutup
Referensi
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendikbud Nomor 55 Tahun 2014 tentang
Masa Orientasi Peserta Didik Baru Di
Sekolah
Surat
Edaran
Nomor
59389/MPK/PD/
Tahun 2015 tentang Pencegahan Praktik
Perpeloncoan, Pelecehan dan Kekerasan
Pada Masa Orientasi Peserta Didik Baru di
Sekolah
Intan Indira Riauskina, Ratna Djuwita, Sri
Rochani Soesetio. "Gencet-Gencetan Di Mata
Siswa/ Siswi Kelas 1 SMA: Naskah Kognitif
Tentang Arti, Skenario, dan Dampak GencetGencetan", Jurnal Psikologi Sosial, Vol 12
Nomor 01, September 2005
Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa). 2008.
Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan
Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: PT
Grasindo.
Daftar MOS Maut Di Indonesia, http://www.
pedidikanindonesia.com/2015/08/daftarmos-berujung-maut-di-indonesia.html,
diakses pada tanggal 4 Agustus 2015
Kekerasan di Sekolah Pernah Dialami 87,6
Persen Siswa, http://2010.kemenkopmk.
go.id/content/kekerasan-di-sekolah-pernahdialami-876-persen-siswa, diakses pada
tanggal 4 Agustus 2015
Evolusi
perpeloncoan,
kezaliman
yang
terlembaga,
http://www.merdeka.com/
peristiwa/evolusi-perpeloncoan-kezalimanyang-terlembaga.html, diakses pada tanggal
4 Agustus 2015
Masa Orientasi Siswa Jadi Masa Menakutkan
atau Menyenangkan, http://print.kompas.
com/baca/2015/08/04/Masa-OrientasiSiswa%2c-Jadi-Masa-Menakutkan-atauMenyenangkan, diakses pada tanggal 4
Agustus 2015
Masih Ada Perpeloncoan Saat Masa Orientasi
Sekolah,"
http://news.metrotvnews.com/
read/2015/07/29/151846/masih-adaperpeloncoan-saat-masa-orientasi-sekolah,
diakses pada tanggal 4 Agustus 2014
"Lagi, Polisi Selidiki MOS", Kompas, Selasa, 4
Agustus 2015.
- 12 -
Abstrak
Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah terus menguat dalam setahun terakhir. Fakta tersebut
tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Secara eksternal, mata uang rupiah dapat terus menurun
seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (Fed Rate) yang akan terjadi secara
bertahap, yaitu di bulan September dan tahun depan. Sejumlah langkah harus segera
dilakukan, yaitu merevisi aturan BI mengenai devisa hasil ekspor, memperbaiki neraca
transaksi berjalan, dan mendorong pertumbuhan sektor riil, memperbaiki koordinasi antarlembaga pemerintahan, menambah pasokan dolar AS, dan menegakkan UU No. 7 Tahun
2011 tentang Mata Uang. Bagi DPR, tindakan yang perlu dilakukan adalah mengawasi
kebijakan moneter dan fiskal yang memengaruhi nilai tukar rupiah.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Ilmu Kebijakan pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
Setjen DPR RI, Email: mada.kenn@gmail.com.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
Indonesia
-0.70
-1.20
-0.42
Malaysia
-1.74
1.31
-7.19
Filipina
-1.83
0.60
0.84
Thailand
-1.80
1.03
0.21
- 14 -
2012
5.1
-24.4
2013
2014
2015
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
-29.1
-10.1
-8.6
-4.3
-4.1
-8.8
-6.9
-5.7
-3.9
Sumber: Statistik Keuangan dan Ekonomi Indonesia, Triwulan I 2015 (Bank Indonesia)
Penutup
Referensi
CALON TUNGGAL
DALAM PILKADA SERENTAK 2015
Aryojati Ardipandanto*)
Abstrak
Pilkada serentak tahun 2015 mengalami kendala teknis. Di beberapa daerah tercatat
hanya ada satu pasangan calon. Awalnya, ada 11 kabupaten/kota yang memiliki
calon tunggal. Bahkan, ada daerah yang sama sekali tidak mengajukan pasangan
calon kepala daerah. Setelah KPU memperpanjang masa pendaftaran, jumlahnya
berkurang menjadi hanya di 7 daerah. Persoalan muncul ketika UU tentang Pilkada
saat ini belum mencantumkan ketentuan mengenai apa yang harus dilakukan bila
terjadi fenomena calon tunggal. Mengingat waktu pentahapan pilkada serentak itu
terus berjalan, Pemerintah, DPR RI, dan KPU serta Bawaslu perlu duduk bersama
untuk mencarikan solusinya. Alternatif-alternatif yang ada menyangkut penerbitan
sebuah Perppu, perpanjangan masa pendaftaran, dan merevisi UU tentang
Pilkada. Akhirnya, berdasarkan rekomendasi Bawaslu, KPU memperpanjang masa
pendaftaran calon untuk menghindari penundaan pelaksanaan Pilkada serentak
hingga tahun 2017. Kasus ini menunjukkan dua sisi kelemahan yang harus segera
diperbaiki, yaitu masalah pengkaderan di tubuh partai politik dan masalah substansi
UU tentang Pilkada yang harus segera diperbaiki.
Pendahuluan
*) Peneliti Pertama Politik pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR
RI, Email: aryojati.ardipandanto@gmail.com.
Info Singkat
2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR RI
www.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Referensi
Penutup