Abstrak: Kelurahan Oebufu secara geologi tersusun oleh batugamping sehingga hidrologi yang berkembang
di daerah ini seharusnya adalah hidrologi karst, tetapi di lokasi ini terdapat airtanah dangkal yang ditemukan
pada sumur gali dengan kedalaman 5,63 m hingga 25,26 m, yang tidak lazim ditemukan di daerah karst. Sebab
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model spasial airtanah dangkal di lokasi penelitian dan faktor
pengontrolnya. Alat geolistrik digunakan untuk mengetahui keberadaan akuifer, perangkat lunak IPI2WIN
dan RES2DINV digunakan untuk menganalisis hasil geolistrik, serta perangkat lunak Surfer digunakan untuk
membuat model spasial akuifer airtanah dangkal. Hasil penelitian memberikan keluaran berupa model spasial
akuifer airtanah dangkal, faktor pengontrol airtanah dangkalnya yaitu: (a) litologi, berupa batugamping yang
mudah larut dan membentuk porositas sekunder; (b) batuan terekspos, ketebalan batuan terekspos menentukan
kedalaman muka akuifer; (c) sistem hidrologi, merupakan sistem hidrologi yang berbeda antara punggung dan
kaki bukit, serta zona konservasi airtanah yang mencakup seluruh lokasi penelitian. Pembuatan tangki septik
yang kedap air untuk menampung limbah domestik, merupakan upaya pengendalian pencemaran airtanah di
Kelurahan Oebufu yang formasi geologinya berupa batugamping.
Kata kunci: Model spasial, faktor pengontrol, airtanah dangkal, zona konservasi, Kelurahan Oebufu
Abstract: The Oebufu Village geologically composed of limestones that hydrological growing in this area
should be karst hydrology, but at this location, shallow groundwater are found in dig well at 5.63 m to 25.26 m
depth, that are not commonly found in karst area. Therefore, the study aims to determine the spatial model of
shallow groundwater in the study area and its controlling factors. Geoelectric equipment used to determine
the presence of aquifer, IPI2WIN and RES2DINV software used to analyze the results of geoelectric, while the
Surfer software used to create the shallow groundwater aquifer spatial model. The results of the study provide
the output of the spatial model of shallow groundwater; controlling factors of the shallow groundwater are: (a)
lithology, a soluble form of limestone and formed the secondary porosity; (b) the rock exposed, exposed rock
thickness determines the depth of the aquifer; (c) hydrological system, is different hydrological system
between the back and the foothills; and groundwater conservation zones covering the entire study site.
Making watertight septic tank to accommodate domestic waste is a groundwater pollution control efforts in
Oebufu Village, that its geological formation were limestone.
Key word: Spatial model, controlling factor, shallow groundwater, conservation zone, Oebufu Village
Karels, Model Spasial dan Faktor Pengontrol Akuifer Airtanah Dangkal untuk Penentuan Zona Konservasi Airtanah
167
168
Gambar 1 sampai dengan Gambar 12 menunjukkan keberadaan airtanah dangkal, yang resumenya dapat dilihat pada Tabel 1.
Stratifikasi bawah permukaan berdasarkan hasil
profiling dapat dilihat pada Gambar 13 sampai dengan Gambar 15 berikut.
Gambar 8. Stratifikasi tanah Lintasan X.
Karels, Model Spasial dan Faktor Pengontrol Akuifer Airtanah Dangkal untuk Penentuan Zona Konservasi Airtanah
169
Keberadaan airtanah di lintasan XIV berdasarkan nilai resistivitasnya dapat dilihat pada Gambar
15. Cekungan airtanah dapat dijumpai di jarak 60
75 m dan pada jarak 115 155 m. Sesar terjadi di
jarak 60 m dan 170 m. Aliran airtanah tidak menerus
tetapi terhambat oleh struktur yang memisahkannya,
yang diduga merupakan lapisan kedap air.
170
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini
adalah: (a) Model spasial akuifer airtanah dangkal di
Karels, Model Spasial dan Faktor Pengontrol Akuifer Airtanah Dangkal untuk Penentuan Zona Konservasi Airtanah
171
airtanah dangkal ini sebagai acuan ketika akan membuat sumur gali. (b) Melakukan konservasi airtanah
dengan cara: (1) Memanfaatkan airtanah seefisien
mungkin. (2) Membuat tangki septik kedap air untuk
mengelola limbah domestik sebagai upaya pengendalian pencemaran airtanah.
DAFTAR PUSTAKA