Anda di halaman 1dari 11

Referensi : http://elektronikadasar.info/sensor-cahaya.

htm
Sensor cahaya adalah sensor yg membuat kita dapat melakukan pendeteksian cahaya, trus melakukan
perubahan terhadapnya jadi sinyal listrik dan dipakai dalam sebuah rangkaian yg memakai cahaya sbg
pemicunya.

Beberapa

komponen

yang

biasanya

digunakan

dalam rangkaian

sensor

cahaya diantaranya Light Dependent Resistor / LDR, Photodiode/ dioda foto, dan Photo Transistor / Foto
Transistor. Untuk lebih jelasnya mengenai cara / prinsip kerja nya, mari kita simak penjelasannya berikut.

Sensor Cahaya LDR

Photoresistor/ Foto Resistor pd dasarnya merupakan


suatu resistor yg memiliki nilai resistensi (dlm ohm) bergantung kpd sedikit-banyaknya cahaya yg jatuh
dipermukaan sensor tersebut. Cara kerja LDR adalah pada malam hari karena tidak terkena cahaya
menyebabkan resistensinya menjadi bertambah besar, sebaliknya resistensinya menjadi kecil apabila
kena cahaya pada siang hari. LDR pada umumnya berkombinasi dgn sejumlah transistor hingga
membentuk rangakaian lampu yang otomatis. Sangatlah beruntung bagi kita karena untuk membaca nilai
dari resistor cahaya tersebut, tidak diperlukan suatu kode khusus.

Sensor Cahaya Photodioda

Photodioda atau bisa juga disebut dioda foto adalah semacam komponen dioda yg berfungsi
sebagai pendeteksi cahaya. Sama juga dengan dioda lainnya, komponen jenis ini juga punya P-N,

bedanya cuma lebih dibuat untuk lebih sensitif kepada cahaya. Photodioda ini dipengaruhi jenis-jenis
cahaya tertentu, misalnya saja adalah sinar x; cahaya matahari; infra merah; bahkan sampai ultra ungu.
Fungsi foto dioda ini juga bermacam-macam, contohnya bisa kita gunakan untuk mengukur cahaya suatu
digital kamera; sensor pada alat-alat medis; bisa juga untuk menghitung secara otomatis jumlah
kendaraan yang lewat di jalan tol.

Phototransistor

Phototransistor bila diartikan secara sederhana adalah komponen jenis transistor bipolar
yg memakai junction / kotak base collector sebagai permukaan agar dapat menerima cahaya, dengan
demikian maka komponen ini dapat berfungsi sebagai sensor cahaya. Komponen ini mempunyai
kelebihan dalam hal sensitifitas jika dibanding dgn photodioda. Sebabnya karena pada Phototransistor,
elektronnya adalah hasil dari foton cahaya dikaki kotak yg peng-injeksiannya kebagian base transistor
dan selanjutnya diperkuat pada kolektronya yaitu kaki C. Namun hal ini juga menimbulkan kekurangan,
yaitu tanggapan terhadap cahaya menjadi lebih lambat bila dibanding photodioda. Demikian, moga
berguna ya sedikit ulasan mengenai sensor cahaya ini.

Referensi : http://dataiptek.blogspot.com/2013/01/membuat-rangkaiansensor-cahaya-ldr.html
Membuat Rangkaian Sensor Cahaya (LDR)
LDR adalah satu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang dapat
berubah sesuai perubahan intensitas cahaya. LDR singkatan dari Light Dependent
Resistor atau Resistor yang terpengaruh cahaya.
Hambatan dari LDR akan berkurang seiring semakin besar intensitas cahaya yang
mengenai permukaannya. Besarnya hambatan LDR sendiri berbeda-beda
tergantung ukuran dan bentuknya. Semakin rapat pola garis di permukaannya
biasanya perubahan hambatannya akan semakin besar (lebih sensitif terhadap
cahaya).
Dalam rangkaian sensor cahaya di bawah ini LDR dipasang seri dengan Variable
Resistor (VR) 20K. VR tersebut berfungsi untuk menyesuaikan tingkat sensitifitas
rangkaian sensor itu sendiri. Juga sebagai penyeimbang dengan hambatan LDR
yang dipakai (hampir semua jenis LDR dapat dipakai di sini).
Prinsip kerja rangkaian sensor cahaya ini adalah dengan memperkuat perubahan
tegangan pada rangkaian seri LDR dengan 2 transistor yang dirangkai dengan pola
Darlington (seperti gambar di bawah). Hasil penguatan transistor tersebut langsung
diumpankan ke Coil Relay. Relay inilah yang berfungsi sebagai saklar untuk
diteruskan ke rangkaian beban. Anda bisa memberikan beban berupa lampu, alarm,
atau rangkaian lain yang bertegangan 12 V.

Rangkaian sensor cahaya dengan LDR


Jika anda ingin menggunakan beban yang bertegangan tinggi/lebih tinggi, maka
anda harus memutus total pin/kaki saklar relay secara total. Jangan ada 1 pun yang
terhubung ke rangkaian. Pada intinya saklar relay tersebut bisa digunakan untuk

mensaklar rangkaian/perangkat apapun. Anda tinggal mengganti dengan Relay


yang sesuai.

Referensi : http://birrybelajar.wordpress.com/2013/08/26/sensor-cahaya-dengan-ldrsaklar-otomatis-sederhana/
Postingan kali ini saya akan coba membagi ilmu tentang bagaimana membuat
sensor cahaya yang sangat sederhana. Apa manfaatnya?.. banyak sekali aplikasi
untuk sensor cahaya ini. Contohnya untuk lampu jalan yang tiba-tiba nyala sendiri
ketika gelap.. keren kan? Ga usah pake sihir.. haha atau aplikasi lain bisa kita
pasangkan dengan lampu rumah yang ada di teras. Jadi kalo udah gelap ya bakalan
nyala sendiri.. ga usah kita cetrekin sendiri.. simple kan?
Nah.. sekarang kita bahas komponen yang dibutuhkan untuk membuat sensor ini.
Kita Cuma butuh
1. Resistor (150 ohm)(1 buah aja)
: nilai resistornya ga mesti 150
ohm juga gapapa, palingan Cuma ngaruh sama intensitas LEDnya. Tapi
jangan terlalu kecil juga.. ntar malah bau angus lagi haha. Cara memilih
nilai resistornya saya jelaskan nanti.
2. Transistor BJT NPN (1 buah aja)
: beli yang NPN ya.. nah, transistor
ini yang nantinya berfungsi sebagai saklar otomatisnya. Kalo belum tau
transistor itu makhluk apa.. hehe gampangnya sih transistor itu singkatan
dari Transfer Resistor.. maksudnya nilai resistansi antara terminalnya bisa
diatur. Kalo kepo sama transistor, baca sendiri aja ya..
3. LDR (5mm) (1 buah aja)
: LDR ini yang berfungsi sebagai
sensor cahayanya.. ko bisa? Hehe namanya juga LDR (Ligth Dependent
Resistor) bukan Long Distance Relationship loh.. -_-. Jadi resistor yang
nilainya bergantung sama intensitas cahaya. Semakin besar intensitas
cahayanya, semakin kecil nilai resistansinya. Sebaliknya juga gitu.. J
4. LED(bebas mau berapa buah )
lampu doang juga haha

: LED udah pada tau lah ya..

Sekarang tinggal alat yang dibutukan. Kita pakai saja project board sama yang
paling penting adalah catuan DC 5 volt. Kalo ga ada yang 5 volt, kita pakai baterai
yang 9 volt aja.. tapi nilai resistornya pakai yang lebih besar dari 150 ohm ya..
Ini dia skema rangkaiannya..

skema rangkaian
dan seperti ini rangkaian di project board nya

rangkaian di project board


Nah, cara kerjanya begini
Ketika keadaan ruangan terang, resistansi pada LDR sangat kecil.. bahkan lebih
kecil dibandingkan dengan resistor yang kita pakai (150 ohm). Arus mempunyai
karakteristik dominan mengalir pada hambatan yang kecil dibandingkan hambatan
yang besar. Analoginya seperti arus yang bakal lebih deras mengalir pada sungai
dengan batuan kerikil dibandingkan sungai dengan batuan besar. Sehingga, arus

akan dominan mengalir melewati LDR, sedangkan arus pada resistor 150 ohm (kaki
collector)sangat sangat kecil bahkan dianggap nol. Pada kondisi inilah transistor
bekerja di daerah cut off (bekerja sebagai saklar terbuka). Oleh karena itu tidak ada
arus yang melewati LED sehingga LED tidak menyala seperti ditunjukkan gambar di
bawah ini

transistor pada mode cut of


Berbeda jika pada keadaan ruangan gelap. Resistansi pada LDR akan sangat besar,
sehingga tidak akan ada arus yang bisa mengalir melewatinya. Pada kondisi ini,
rangkaian yang tersambung dengan LDR bisa kita anggap terputus dan tegangan
diantara kaki collector dan emitter (Vce = 0), jadi arus dari catuan (Vcc)
sepenuhnya mengalir melewati resistor 150 ohm (kaki collector) dan langsung ke
LED sehingga bisa menyala. Pada kondisi ini transistor bekerja di daerah saturasi
(bekerja sebagai saklar tertutup) seperti ditunjukkan gambar di bawah ini

transistor pada mode saturasi


Ok.. mudah-mudahan sampai sini udah ngerti ya.. sekarang saya jelaskan tentang
penentuan nilai resistor yang dipasang.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas ketika LED menyala, resistor dan LED
menjadi rangkaian seri. Sekedar mengingatkan saja, pada rangkaian seri,
tegangannya terbagi sedangkan arus yang mengalir adalah sama. Penentuan nilai
resistor ini sangat tergantung dengan jumlah LED dan jenis LED yang digunakan.
Pada percobaan kali ini saya menggunakan satu buah LED biru sebagai contoh. LED
biru dapat menyala pada tegangan 3V-3.5V dan arus 20mA. Kita menggunakan
catuan sebesar 5 volt.

perhitungan
Sesuai perhitungan, kita boleh saja memasang resistor 100 ohm, hanya saja ketika
saya coba resistornya cepat panas. Jadi agar lebih aman, pasang resistor yang
nilainya sedikit lebih besar. Sehingga terpilihlah resisor dengan nilai 150 ohm..
hehe

Referensi : http://m-edukasi.net/online/2008/jenissensor/sensor%20cahaya
%20dan%20fungsinya.html
JENIS-JENIS SENSOR DAN FUNGSINYA

Sensor Cahaya
Sensor cahaya berfungsi untuk mengubah intensitas sinar/cahaya menjadi
konduktivitas/arus litrik.
Jenis-jenis sensor cahaya:
1. Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell)
Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC. Tegangan yang
dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar
cell. Semakin kuat sinar matahari tegangan dan arus listrik Dc yang dihasilkan
semakin besar.
Simbol Solar Cell:

Bahan pembuat solar cell adalah silicon, cadmium sullphide, gallium


arsenide danselenium.
Gambar penampang solar cell :

Depletion layer adalah pertemuan antara substrat tipe P dan subtrat tipe N.

Prinsip kerja: Bila cahaya jatuh pada solar cell, depletion layer akan berkurang dan
elektron berpindah melalui hubungan pn. Besarnya arus yang mengalir sebanding
dengan perpindahan elektron yang ditentukan intensitas cahayanya.
2. Fotoconductiv
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan konduktivitas.
Kebanyakan komponen ini erbuat dari bahan cadmium selenoide atau cadmium
sulfide.
Tipe-tipe Fotoconductiv:
a. LDR (Light Dependent Resistor)
Berfungsi untuk mengubah itensitas cahaya menjadi hambatan listrik. Semakin
banyak cahaya yang mengenai permukaan LDR hambatan listrik semakin besar.
Simbol LDR :

b. Fotodiode
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas dioda.
Fotodiode sejenis dengan dioda pada umummya, perbedaannya pada fotodiode ini
adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus sinar untuk memfokuskan sinar jatuh
pada pertemuan pn.
Simbol Fotodiode :

Prinsip kerja : Energi pancaran cahaya yang jatuh pada pertemuan pn


menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Elektron berpindah ke luar dari valensi band meninggalkan hole sehingga
membangkitkan pasangan elektron bebas dan hole.
c. Fototransistor
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas transistor.
Fototransistor sejenis dengan transistor pada umummya. Bedaannya, pada
fototransistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk
memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan pn.
Simbol Fototransistor :

Anda mungkin juga menyukai