TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Konsep Kecemasan
Kecemasan adalah salah satu perasaan kekhawatiran dengan keadaan
emosi yang tidak memiliki objek yang spesifik. Dalam konsep kecemasan,
membahas tentang pengertian dari kecemasan, tanda & gejala kecemasan,
karakteristik kecemasan, faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan itu sendiri,
dan teori dari kecemasan.
2.1.1.1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik. Kecemasan dialami secara subjektif dan
dikomunikasikan secara interpersonal (Arfian, 2013).
Cemas disebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas, termasuk di dalamnya
pasien yang akan menjalani operasi karena tidak tahu konsekuensi operasi dan
takut terhadap prosedur operasi itu sendiri (Dargobercia, 2011). Kecemasan
(Ansietas) merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang
subyektif, yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara
khusus penyebabnya (Dirjen Pelayanan Medik, 2000) dalam Arfian (2013).
Sehingga dapat dikatakan bahwa kecemasan pada pasien sebelum pembedahan
adalah kekhawatiran yang tidak jelas dirasakan oleh pasien karena tidak
mengetahui tentang konsekuensi proses pembedahan.
Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Medik (2000) dalam Arfian (2013)
mengemukakan
tingkatan :
1)
Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi meningkat dan individu
akan berhati-hati serta waspada. Individu terdorong untuk belajar tentang hal-hal
yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2)
Kecemasan Sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebih menfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
3)
Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat menurun. Individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain.
Individu tidak mampu berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan,
untuk dapat memusatkan pada area lain.
4)
Panik
Pada tingkat ini lapangan persepsi sangat sempit sehingga individu tidak
dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah
diberi pengarahan/tuntunan. Pada keadaan panik terjadi peningkatan aktivitas
Asmadi
(2009),
tiap
tingkatan
kecemasan
mempunyai
karakteristik atau manifestasi yang berbeda satu sama lain. Manifestasi kecemasan
yang terjadi bergantung pada kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi
ketegangan, harga diri, dan mekanisme koping yang digunakannya.
Karakteristik
1) Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat,
hipotensi, serta rendahnya koordinasi motorik.
2) Respons kognitif: gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis, persepsi
terhadap lingkungan mengalami distorsi, dan ketidakmampuan memahami
situasi.
3) Respons perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan,
berteriak-teriak, kehilangan kendali/kontrol diri (aktivitas motorik tidak
menentu), perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan
diri sendiri dan/ atau orang lain.
10
x
Ringan
x
Sedang
x
Berat
x
Panik
Skala Kecemasan
Skala menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) terdiri dari 14 item,
meliputi (Mirianti, 2011):
1)
2)
3)
Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri
dan takut pada binatang besar dll.
4)
Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak pulas dan mimpi buruk.
5)
6)
7)
Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, geretakan gigi, suara tidak
stabil, dan kedutan otot.
11
8)
9)
10)
11)
12)
13)
Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma
berdiri, pusing atau sakit kepala.
14)
Faktor Eksternal
Beberapa faktor pencetus yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan
antara lain :
a.
12
b.
2.
Faktor Internal
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien
Umur
Ada yang berpendapat bahwa faktor umur muda lebih mudah mengalami
stres daripada yang berumur lebih tua, dimana terlalu banyak masalah yang sering
dialami oleh seseorang pada usia muda. Walau umur sukar ditentukan karena
sebagain besar pasien melaporkan bahwa mereka mengalami kecemasan selama
yang dapat mereka ingat. Tapi seringkali kecemasan terjadi pada usia 20-40 tahun
(Hawari, 2006).
2)
Status Pendidikan
Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan tentang pra operasi yang mereka peroleh. Dari
kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang agar lebih
tanggap dengan adanya masalah kesehatan dan bisa mengambil tindakan
secepatnya (Notoatmodjo, 2002). Adapun pendidikan dibagi menjadi dua yaitu :
a)
b)
Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang mempunyai bentuk atau
13
Teori Psikoanalisis
Dalam pandangan psikoanalisis, cemas adalah konflik emosional yang
insting
dan
implus
primitif
seseorang,
sedangkan
superego
14
seseorang. Ego berfungsi mengetahui tuntutan dari dalam elemen tersebut, dan
fungsi ansietas adalah meningkatkan ego bahwa ada bahaya.
b.
Teori Interpersonal
Dalam pandangan interpersonal, cemas timbul dari perasaan takut terhadap
penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga berhubungan dengan
trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan perpisahan dengan orang
yang dicintai. Penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain atau pun
masyarakat akan menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas,
namun bila keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang
dan tidak cemas. Dengan demikian cemas berkaitan dengan hubungan antara
manusia.
c.
Teori Perilaku
Menurut pandangan perilaku, cemas merupakan produk frustasi yaitu segala
Teori Keluarga
Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan cemas merupakan hal yang
biasa ditemui dalam suatu keluarga. Adanya tumpang tindih antara gangguan
cemas dan gangguan depresi.
15
e.
Teori biologis
Kajian biologis menujukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
yang dimiliki
16
Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa koping adalah
mekanisme koping yang berhasil, maka seseorang akan dapat beradaptasi
terhadap perubahan atau beban tersebut.
2.1.2.2. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah suatu keadaan dimana seseorang harus
menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapinya (Stuart & Laraia:2005).
Mekanisme koping merupakan perilaku pemecahan masalah yang bertujuan untuk
merendahkan ketegangan dalam kehidupan individu.
Menurut suryani dan widyasih (2008) dalam P. Rini (2012), secara garis
besar mekanisme koping terdiri dari mekanisme koping adaptif dan maladaptif:
1.
dengan munculnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh dan respon verbal yang
tidak efektif. Perilaku mekanisme koping maladaptif antara lain perilaku agresi
dan menarik diri. Perilaku agresi yaitu perilaku menyerang terhadap sasaran atau
objek sedangkan perilaku menarik diri yaitu perilaku yang menunjukkan
17
pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain dan reaksi psikologisnya yaitu
individu menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak
berminat yang menetap pada individu.
2.1.2.3. Sumber koping
Sumber daya mengatasi pilihan atau strategi yang membantu apa yang bisa
dilakukan. Mereka memperhitungkan pilihan koping yang tersedia, kemungkinan
bahwa opsi yang diberikan akan mencapai keinginan yang sesungguhnya dan
kemungkinan bahwa orang tersebut dapat menerapkan strategi tertentu yang
efektif. Hubungan anatara kelompok, individu, keluarga, dan masyarakat adalah
model yang sangat penting untuk saat ini. Sumber daya koping lainnya termasuk
kesehatan dan energy, mendukung spiritual, keyakinan posuitif, kemampuan
pemecahan masalah dan sosial. Keyakinan spiritual dan melihat diri sendri positif
dapat berfungsi sebagai dasar harapan dan dapat mempertahankan usaha
seseorang mengatasi dalam kondisi yanhg paling buruk. (Suart & Laraia:2005).
Menurut Asmadi (2008) mekanisme koping terhadap kecemasan dibagi
menjadi dua kategori :
1.
pemecahan
masalah
ini
bertujuan
untuk
megatasi
atau
18
2.
yaitu usaha untuk melindungi diri dari perasa tidak adekuat. Beberapa ciri
mekanisme pertahanan diri antara lain:
a.
b.
c.
2)
3)
4)
19
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
20
a.
Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha
ini
meliputi
kemampuan
untuk
mencari
informasi,
tindakan
kemudian
mempertimbangkan
alternative
tersebut
sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan
rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
d.
Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah
laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku
dimasyarakat.
e.
Dukungan Sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan
emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain,
saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
21
f.
Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-baranga atau
22
Persiapan fisik
Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum
Status Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat
badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan
globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus di
koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk
perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami
berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama
dirawat di rumah sakit.
23
c.
cairan. Demikian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal.
Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana
ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolik obatobatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik.
d.
infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak
dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga mengganggu/
menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka. Meskipun demikian ada
beberapa kondisi tertentu yang tidak memerlukan pencukuran sebelum operasi,
misalnya pada pasien luka incisi pada lengan. Tindakan pencukuran (scheren)
harus dilakukan dengan hati- hati jangan sampai menimbulkan luka pada daerah
yang dicukur. Sering kali pasien di berikan kesempatan untuk mencukur sendiri
agar pasien merasa lebih nyaman. Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung
pada jenis operasi dan daerah yang akan dioperasi.
e.
Personal Hygiene
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena
tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan
infeksi pada daerah yang di operasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat
diajurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih
seksama. Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal
24
sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi,
seperti: nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan. Latihanlatihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi, antara lain :
a)
setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih
mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain itu
teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah
anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif dan
benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
b)
25
sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa
banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi
pasien setelah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.
c)
Persiapan Penunjang
Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
26
Inform Consent
Selain dilakukannya berbagai macam pemeriksaan penunjang terhadap
pasien, hal lain yang sangat penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung
jawab dan tanggung gugat, yaitu Inform Consent. Baik pasien maupun
keluarganya harus menyadari bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun
27
mempunyai resiko. Oleh karena itu setiap pasien yang akan menjalani tindakan
medis, wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis
(pembedahan dan anastesi).
Inform Consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung tinggi
aspek etik hukum, maka pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadap
pasien wajib untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi. Artinya
apapun tindakan yang dilakukan pada pasien terkait dengan pembedahan,
keluarga mengetahui manfaat dan tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya.
Pasien maupun keluarganya sebelum menandatangani surat pernyataan tersebut
akan mendapatkan informasi yang detail terkait dengan segala macam prosedur
pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani. Jika petugas belum
menjelaskan secara detail, maka pihak pasien/ keluarganya berhak untuk
menanyakan kembali sampai betul- betul paham. Hal ini sangat penting untuk
dilakukan karena jika tidak maka penyesalan akan dialami oleh pasien/ keluarga
setelah tindakan operasi yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan gambaran
keluarga.
5)
persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat
berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Tindakan pembedahan merupakan
ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang yang dapat
membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis (Barbara C. Long,
2000). Contoh: perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan dan ketakutan
28
29
2
3
Klasifikasi
Kedaruratan
(pasien
membutuhkan
perhatian
segera, gangguan mungkin
mengancam jiwa)
Urgen(pasien membutuhkan
perhatian segera)
Diperlukaan (pasien harus
menjalani pembedahan)
Indikasi
Tanpa ditunda
Contoh
Perdarahan hebat, obstruksi kandng
kemih atau usus, fraktur tulang
tengkorak, luka tembak atau tusuk,
dan luka bakar sangat luas.
Infeksi kandung kemih akut dan
Batu ginjal atau batu pada uretra.
Hiperplasia prostat tanpa obstruksi
kandung kemih, gangguan tiroid, dan
Katarak.
Perbaikan eskar, hernia sederhana,
dan perbaikan vaginal.
Direncanakan
dalam
beberapa minggu atau
bulan
Elektif
(pasien
harus Tidak
dilakukan
dioperasi ketika diperlukan) pembedahan,
tidak
terlalu membahayakan
Pilihan (keputusan terletak Pilihan pribadi
Bedah kosmetik.
pada pasien)
(Sumber : Smeltzer dan Bare, 2001 dalam Arfian 2013)
30
daerah perlukaan. Faktor tersebut akan menimbulkan cemas pada pasien pre
operasi.
2)
Ketidaktahuan (Unknow)
Cemas pada hal-hal yang belum diketahui sebelumnya adalah suatu hal yang
salah satu faktor bukan hanya ketika dilakukan amputasi tetapi juga pada operasioperasi kecil. Hal ini sangat dirasakan oleh pasien sebagai suatu yang sangat
mengganggu body image.
4)
Kematian (Death)
Cemas akan kematian disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : ketika pasien
mengetahui bahwa operasi yang akan dilakukan akan mempunyai resiko yang
cukup besar pada tubuh sehingga akan menyebabkan kematian.
5)
Anestesi (Anesthesia)
Pasien akan mempersepsikan bahwa setelah dibius pasien tidak akan sadar,
tidur terlalu lama dan tidak akan bangun kembali. Pasien mengkhawatirkan efek
samping dari pembiusan seperti kerusakan pada otak, paralisis, atau kehilangan
kontrol ketika dalam keadaan tidak sadar.
31
1. Ancaman terhadap
integritas biologi ;
Nyeri dan
ketidaknyamanan,
kerusakan atau
kecatatan, anastesi.
2. Ancaman terhadap
konsep diri seperti
proses kehilangan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kecemasan
Tingkat
Kecemasan:
1.
2.
3.
4.
Ringan
Sedang
Berat
Panik
Faktor Internal:
1. Umur
2. Pendidikan
(Ketidaktahuan)
3. Status Ekonomi
Mekanisme Koping
Kesehatan Fisik
Keyakinan Atau Pandangan Yang Positif
Keterampilan Memecahkan Masalah
Keterampilan Sosial
Dukungan Sosial
Materi
32
Variabel Dependen
Kecemasan Pasien Pre
operasi
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
2.4. Hipotesis
Berdasarkan masalah yang ada maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
jawaban sementara yaitu:
Ho: Tidak ada hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre
operasi
H1: Ada hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien pre operasi.