BAB II
TINJAUAN UMUM PT. PHAPROS, Tbk. SEMARANG
Tinjauan Umum
2.1 Sejarah dan Perkembangan
PT. Phapros, Tbk. didirikan oleh NV. Kian Gwan Handels Maatschappy
(Prof. Liem Wie Hock) pada tanggal 21 Juni 1954. PT. Phapros, Tbk. merupakan
bagian dari pengembangan usaha Oei Tiong Ham Concern (OTHC), konglomerat
pertama Indonesia yang menguasai bisnis gula dan agro industri. Cikal bakal salah
satu perusahaan farmasi tertua di Indonesia ini adalah NV Pharmaceutical
Processing Industries, yang disingkat menjadi Phapros.
Pada awal pendiriannya, OTHC menguasai 96% saham Phapros tetapi
dalam perkembangan kepemilikan sahamnya mengalami perubahan. Hingga saat
ini saham PT. Phapros, Tbk. dimiliki oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia
(BUMN di bawah Departemen Keuangan) sebesar 54% dan sisanya 46% dimiliki
oleh masyarakat umum, terutama dari kalangan dokter, apoteker dan profesional
lainnya di bidang kesehatan yang berjumlah 300 orang. Pada tahun 2000 status
PT. Phapros, Tbk. berubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka
karena modal setornya sudah di atas ketentuan 3 miliar rupiah.
Logo Lama
Logo Baru
2.
3.
4.
5.
Gradasi
warna
merah
kuning
melambangkan
keberanian
dan
keharmonisan organisasi.
6.
perkembangannya,
PT.
Phapros,
Tbk.
selalu
berusaha
2. Tahun 1960
3. Tahun 1963
: kapsul (Pehacycline)
4. Tahun 1964
5. Tahun 1972
6. Tahun 1978
7. Tahun 1990
8. Tahun 1999
9. Tahun 2000
10
11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
12
sekitar industri sudah dipadati oleh penduduk. Denah PT. Phapros, Tbk. dapat
dilihat pada Gambar 2. PT. Phapros, Tbk. Mempunyai luas area kurang lebih 3,5
hektar terdiri atas 3 hektar untuk bangunan dan selebihnya adalah taman, lapangan
olahraga, pengelolaan limbah, dan lain - lain.
Sarana produksi yang dimiliki oleh PT. Phapros, Tbk. terdiri dari bangunan
dan peralatan produksi. Bangunan PT. Phapros, Tbk. terdiri dari:
1. Bangunan kantor, meliputi kantor direksi, kesekretariatan, bagian umum, SPI,
Akuntansi, Keuangan, Pembelian, SDM, ERM dan PPPP/ LPP
2. Bangunan produksi, terdiri dari gedung produksi -Laktam dan non -Laktam.
Gedung -Laktam terpisah dengan gedung produksi non -Laktam, mengingat
sifat khas dari bahan aktifnya yang dapat menyebabkan hipersensitifitas.
Gedung -Laktam terdiri dari satu lantai yang meliputi ruang produksi, ruang
pengemasan, gudang transit bahan baku dan produk jadi. Produk -Laktam
yang dihasilkan antara lain: tablet, kapsul, sirup kering, dan injeksi. Untuk
gedung produksi non -Laktam terdiri dari 3 lantai, yaitu: lantai satu untuk
aktivitas pengemasan produk ruahan (pengemasan primer dan sekunder), dan
sebagai tempat untuk mencuci botol kemasan tablet dan sirup. Lantai dua
merupakan tempat produksi sediaan tablet, tablet salut dan kapsul. Lantai tiga
digunakan untuk produksi sediaan injeksi, salep dan sirup. Lantai empat
gedung produksi non -Laktam terdapat sistem pengaturan udara yang
disirkulasikan dalam ruang produksi non Betalaktam.
3. Gudang bahan baku, yang digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan baku
sebelum didistribusikan ke bagian produksi. Terdapat dua gudang bahan baku,
yaitu gudang bahan baku -Laktam dan non -Laktam.
4. Gudang produk jadi, digunakan untuk menyimpan produk yang sudah jadi
dan siap untuk diedarkan.
5. Gudang bahan kemas, digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang dipakai
13
untuk mengemas produk, seperti silika gel, foam, brosur, etiket, dus, box,
polycelonium, PTP Foil, dll.
6. Gudang varia, digunakan untuk menyimpan kebutuhan non produksi seperti
alat tulis kantor, kebutuhan administrasi dan lain - lain.
7. Gudang teknik, digunakan untuk menyimpan alat-alat produksi terutama spare
part mesin.
8. Gedung Pengendalian dan Pemastian Mutu (PPM) dan gedung Perencanaan
dan Pengembangan Produk (PPP) yang dilengkapi dengan perpustakaan.
9. Bangunan pendukung, seperti poliklinik, kantin, garasi, bengkel, mushola dan
masjid, Unit Pengelolaan Lingkungan Hidup (UPL), Air Handling Unit (AHU),
lapangan olah raga, laundry, dll.
10. Sarana pendukung lain yaitu unit listrik dan air, bangunan dan pertukangan,
serta pool kendaraan. Selain itu terdapat Instalasi Pengelolaan Air Limbah
(IPAL) yang terdiri dari dua bagian yaitu IPAL I untuk pengelolaan limbah
produksi -Laktam dan IPAL II untuk pengelolaan limbah non produksi dan
produksi non -Laktam.
14
Keterangan :
15
Produk
Sampai sekarang PT. Phapros, Tbk. Semarang telah memproduksi 342
macam produk, 313 diantaranya adalah obat hasil pengembangan sendiri (nonlisensi). Meski begitu, sejak tahun 1997 pemasaran obat-obat ethical ditangani
sendiri oleh PT. Phapros, Tbk. Sedangkan untuk obat-obat generik dan Inpres
dilaksanakan oleh
16
PT. Rajawali Nusindo. Produk PT. Phapros, Tbk. meliputi over the counter
(OTC), generic, ethical, dan agro medicine (Agromed). Masing-masing produk
memiliki titik berat sendiri-sendiri. Produk-produk yang dihasilkan PT. Phapros,
Tbk. dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Produk yang rutin diproduksi yang terdiri atas produk obat bebas/ OTC,
produk obat generik, produk PKD/ Peningkatan Kesehatan Daerah dan
produk Agromed.
b. Produk-produk lisensi, misalnya dari Boehringer Mannheim GmBHm
Jerman (1960), American Product USA (1975), Lederle Laboratories
Division, Lekk Ljubljana Slovenia (1987), F. Trenka Austria (1990), dan
Schwabe Jerman (1995) seperti Artane tablet, Xiclav tablet, Diamox
tablet, dan sebagainya.
Berikut ini adalah penjelasan dari berbagai macam produk-produk tersebut:
a. Over the counter (OTC), yang menitikberatkan pada customer intimacy.
Dalam mengembangkan produk OTC, PT. Phapros, Tbk. menekankan
pengenalan pelanggan secara baik sehingga dapat dengan cepat memberikan
respons terhadap kebutuhan pelanggan yang spesifik dan khusus. Untuk
mendukung strategi ini, PT. Phapros, Tbk., mengembangkan produk-produk
baru yang memiliki keunggulan bersaing sehingga mampu menjadi leading
product di pasar. Sebagai contoh obat yang termasuk OTC yaitu Antimo,
Antimo Anak, Livron B Plex, Supra Livron, Noza,.
b. Generic, dengan titik berat pada operational excellence. PT. Phapros, Tbk.
selalu berupaya menyediakan produk yang dapat diandalkan dan
memberikan service kepada pelanggan pada harga yang kompetitif, serta
kemudahan untuk mendapatkan produk tersebut. Untuk menciptakan
diferensiasi dan positioning product, PT. Phapros, Tbk., mengembangkan
produk-produk baru yang memiliki leadership tinggi. Sebagai contoh obat
generik yaitu Albendazole, Aminofilin, Amoxicillin, Ampicillin, Antalgin,
17
18
dalam
menawarkan
kearifan
tradisional dengan kepastian ilmiah modern. Pada tahun 2005, PT. Phapros,
Tbk. meluncurkan fitofarmaka pertama di Indonesia, yaitu X-gra dan
Tensigard. Uji klinik untuk produk Agromed Tensigard merupakan hasil
kerja sama dengan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.Jtg (Rumah Sakit Jantung
Harapan Kita, Jakarta), sedangkan pada X-gra bekerja sama dengan pakar
ahli Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And. (Rumah Sakit Sanglah, Bali).
Produk Agromed lainnya adalah Ocugard, Hepagard, Fitogen, Hemorogard
dan Glucogard.
2.4.2
2.4.3
19
Harga disusun secara spesifik dan unik sesuai dengan karakteristik pasar.
Untuk kelompok produk OTC, PT. Phapros, Tbk., menekankan penciptaan
value yang tinggi kepada pelanggan. Untuk kelompok produk ethical, PT.
Phapros, Tbk., menggunakan strategi penciptaan keuntungan produk yang
tinggi. Sedangkan untuk produk generic, merupakan strategi berorientasi harga
untuk memperkuat portofolio produk.
2.4.4
20
mempersiapkan PT. Phapros, Tbk. dalam menghadapi audit dari pihak luar seperti
BPOM atau industri lain yang ingin melakukan toll in. Pengembangan bisnis
mempunyai tugas antara lain menilai kelayakan suatu usulan produk untuk dapat
dijadikan produk baru atau tidak, dan kemungkinan untuk membeli pabrik farmasi
lainnya (akuisisi). Corporate secretary merupakan suatu sekretaris perusahaan
yang salah satu tugasnya adalah public relations (PR). Struktur Organisasi PT.
Phapros, Tbk terlihat pada Gambar 3.
21
penggajian, status karyawan dan golongan, jaminan atau santunan sosial, fasilitas
kesehatan, perjalanan dinas, insentif dan penghargaan, cuti dan fasilitas-fasilitas
lain.
Bagian Perencanaan dan Pengembangan SDM bertugas melakukan
perencanaan tenaga kerja, rekruitmen dan seleksi, kompetensi, pelatihan dan
pengembangan, program induksi, dan sistem manajemen kinerja. Bagian
Pelayanan Umum dan Rumah Tangga tugasnya menyediakan barang-barang non
produksi seperti kendaraan, kertas, pengelolaan kantin, pelayanan kesehatan, dan
lain-lain. Fasilitas penanganan limbah juga dikelola
risiko
yang
telah
diidentifikasi
dan
memastikan
efektifitasnya
menyusun program dan pelaksanaan pengukuran dan pemantauan
lingkungan dan K3 serta melakukan evaluasi.
mengkoordinasi dan berperan aktif dalam penyelidikan kecelakaan
kerja (termasuk near miss) dan pencemaran lingkungan.dan segera
merekomendasikan/melakukan tindak perbaikan dan pencegahannya.
memastikan pelatihan dan simulai penanganan keadaan darurat
dilakukan secara berkala dan memastikan bahwa selalu dalam kondisi
siaga.
22
23
Departemen
PPPP
dalam
mengkontrol
dan
memperkirakan
24
Pengadaan (Procurement)
Secara umum, tugas dari pengadaan adalah untuk memenuhi kebutuhan
dari Produksi (bahan baku, spare parts mesin, dll.), Umum (alat kantor, dll.), dan
Marketing Support (sarana promosi, dll.). Secara spesifik bagian pengadaan
bertugas mengurusi semua hal yang berhubungan dengan permintaan pembelian/
purchase requisition (seperti bahan baku, bahan kemas, bahan-bahan pendukung
produksi, dan barang investasi serta peralatan), penawaran, evaluasi pembelian,
25
barang yang
sesuai
jumlahnya
dan
sesuai
waktu
kebutuhannya.
d.Melakukan pembelian barang sesuai peraturan yang berlaku.
e.Maintenance supplier dalam hal kualitas dan ketersediaan barang.
Faktor penting dalam bagian pengadaan adalah : Quality; Price;
Lead time/ delivery time; Quantity; Term of payment; Availability. Untuk
menjamin kualitas bahan baku yang dipilih, Bagian Pengadaan memiliki
data mengenai supplier yang telah memenuhi kualifikasi. Kriteria supplier
diantaranya berdasarkan pertimbangan harga, kualitas dari bahan,
ketepatan waktu pengiriman (delivery time) dan waktu pembayaran (time
of payment). Data untuk supplier baru meliputi: Company Profile,
Customer List, Product List, dan bila diperlukan Sertifikat GMP (Good
Manufacturing Practices), ISO, dan lain-lain. Dalam memutuskan
pemilihan bahan baku tersebut dilakukan pengujian sejumlah sampel oleh
bagian Perencanaan dan Pengembangan Produk (PPP).
26
2.6.4
Departemen Produksi
Departemen Produksi PT. Phapros Tbk membawahi 4 bagian yaitu:
a. Bagian Tablet, Tablet Salut, dan Kapsul (TTSK) dan Agromed
27
PRODUKSI
ISS
TTSK & OT
PENGEMAS
AN
-LAKTAM
28
29
Departemen Engineering
Bagian engineering dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian preventive
maintenance, utility, investment and technology development.
a.
Preventive Maintenance
Bagian pemeliharaan bertanggung jawab untuk melaksanakan
pemasangan alat (instalasi), perawatan rutin (mesin produksi, mesin
pendukung dan peralatan laboratorium), dan pelaksanaan proses
kualifikasi (kualifikasi instalasi, operasional dan kinerja).
b.
c.
Utility
30
Bagian Pengendalian
Mutu (QC)
Quality control (pengendalian mutu) adalah bagian dari CPOB
yang berkaitan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian
laboratorium mengikuti prosedur standar dan resmi sesuai dengan
farmakope (kompendial) dan standard lain. Tanggung jawab QC adalah:
1).
31
3).
4).
5).
Melakukan
sampling
dan
pemeriksaan
lingkungan
7).
8).
32
33
Mutu Kualitas)
12).
34
2.6.7
serta
dokumentasi
dan
registrasi.
Kegiatan
ini
dilakukan
secara
berkesinambungan dimulai dari tahap penelusuran ide hingga produk baru yang
siap dipasarkan. Dalam perkembangan terakhir, pengembangan produk PT.
Phapros, Tbk. difokuskan pada pengembangan produk Agromed dan me too
products. Pengembangan produk Agromed dilakukan untuk memperkuat pangsa
pasar khususnya jenis produk herbal. Produk Agromed yaitu produk obat dari
bahan alam berkualitas yang berdasarkan penelitian telah terbukti berkhasiat.
Produk ini bertujuan untuk mendukung era obat asli Indonesia dan memenuhi
kebutuhan masyarakat yang memiliki konsep back to nature dalam menjaga
kesehatannya. Sedangkan pengembangan untuk me too products dilakukan
secepat mungkin. Tujuannya agar menjadi me too products yang pertama,
dikarenakan
masih
memiliki
pangsa
pasar
yang
masih
luas.
Untuk
mengembangkan produk baru, PT. Phapros, Tbk. memerlukan waktu selama 2-3
tahun (sampai melakukan pendaftaran).
Ide produk dapat berasal dari bagian PPP, pemasaran (trend pasar dan
survei pasar), bagian produksi, dan bagian lain. Seluruh ide tersebut akan dikelola
oleh bagian Bussines Development. Ide yang disetujui untuk suatu rancangan
produk, ditangani oleh tim dari PPP sebagai suatu rancangan proyek berupa
formula dan dilakukan percobaan skala laboratorium (trial lab), skala pilot (pilot
scale), dan skala produksi (scale up). Pada trial lab, tim PPP harus melakukan uji
stabilitas (real time dan accelerated stability) produk selama 3-6 bulan. Bila
memenuhi persyaratan, maka dilanjutkan skala pilot dan dilakukan uji stabilitas
minimal terhadap 2 batch, untuk real time (long term) study dilakukan selama 12
bulan dengan kondisi penyimpanan suhu 25C 2C dan kelembaban 60% RH
5% RH atau pada suhu 30C 2C dan kelembaban 75% RH 5% RH,
35
Pengembangan Formulasi
36
Technical Support
Bagian ini bertugas membantu Departemen Produksi dalam hal
merencanakan, mengendalikan sasaran dan anggaran, serta mengelola
sumber daya yang ada di unit kerja meliputi kegiatan pemecahan masalah
yang terjadi selama produksi, transfer proses toll manufacturing untuk
menjamin ketersediaan produk, perbaikan formulasi, dan proses untuk
memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku sesuai dengan prinsip cost
effectiveness.
c.
Pengembangan Kemasan
Bagian ini bertugas menentukan komposisi dan konsep desain
kemasan sesuai dengan spesifikasi produk. Dalam menentukan konsep
kemasan, bagian ini melakukan analisa segmentasi bekerja sama dengan
bagian marketing untuk produk OTC, sedangkan untuk produk generik dan
ethical harus mengikuti aturan dari BPOM. Konsep desain ini juga
disertakan dalam formulir registrasi. Bila registrasi telah selesai dan nomor
registrasi telah keluar, bagian pengembangan kemasan membuat desain
standar kemasan.
37
Penyusunan RPP
RPP
Penyusunan RPPP
RPPP
Change Control
Network Planning
Pengembangan Formula
Pengembangan Analisa
Pengembangan Kemasan
Stabilitas
Tinjauan Desain Pengembangan Keseluruhan
Desain Pengembangan Terpilih
Master Batch Awal
Valid
Master Formula
38
yang akan diproduksi nantinya. Hal ini sangat penting dalam kelangsungan
produk obat yang diproduksi PT. Phapros, Tbk.
Departemen PPP melakukan tinjauan desain pengembangan secara
keseluruhan. Setelah itu didapatlah desain pengembangan yang terpilih. Desain
pengembangan terpilih tersebut menghasilkan master batch awal sebagai poros
batch yang akan diproduksi selanjutnya. Setelah menentukan master batch awal
lalu dilaksanakan proses produksi batch awal secara berkala. Jika hasilnya baik
dan konsisten maka dilakukan proses validasi yang bertujuan untuk mengetahui
kevalidan produk yang dihasilkan. Dan jika hasilnya tidak baik maka tidak boleh
dilakukan proses selanjutnya, dan produk dinyatakan gagal produksi (reject
product). Setelah didapatkan produk yang valid maka dihasilkan master formula
yang akan menjadi resep utama dalam proses produksi yang baru dan pembuatan
obat yang baru.
Kemudian yang dilakukan oleh PPP adalah uji disolusi terbanding. Uji
disolusi dilakukan untuk memprediksi bioavailabilitas, dan dalam beberapa kasus
dapat sebagai pengganti uji klinik untuk menilai bioekivalensi. Dari hasil uji
tersebut, dapat diketahui apakah calon produk memerlukan uji bioavailabilitas dan
bioekivalensi (Uji BA/BE) atau tidak. Kriteria obat yang tidak memerlukan uji
BA/BE yaitu memiliki disolusi yang cepat dan mirip, memiliki kelarutan tinggi,
permeabilitas tinggi, jendela terapi lebar, dan eksipien yang digunakan telah
diakui.
d.
39
untuk entry BOM, spec IT, Routing, item number pada sistem MFGPro/QAD untuk dapat memulai proses MRP.
e.
Pengembangan Analisa
Bagian ini bertugas membuat spesifikasi bahan/produk, prosedur
pemeriksaan tervalidasi, dan studi stabilitas accelerated dan real time
condition. Bagian ini juga melakukan uji stabilitas laboratory scale untuk
menentukan spesifikasi standar produk dan bahan baku. Setelah dilakukan
uji stabilitas dipercepat, maka dilakukan evaluasi stabilitas formula. Hasil
pengembangan
analisa
inilah
yang
nantinya
diberikan
kepada
2.7
40
didistribusikan,
udara
terlebih
dahulu
didinginkan
dan
41
42
penggunaan HEPA filter dengan efisiensi 99,997% pada supply duct yang menuju
ruang produksi.
Suplai udara pada sistem AHU berasal dari dua sumber, yaitu udara balik
(return air) dan udara luar (fresh air). Pemasukan udara luar diperlukan sebagai
penyeimbang sistem. Hal ini penting untuk mengantisipasi hilangnya udara dari
sistem yang sangat dimungkinkan terutama pada saat udara berada dalam ruang
produksi karena tekanan yang dihasilkan di dalam ruangan yang besar sedangkan
konstruksi ruangan tidak dirancang kedap udara sehingga besar kemungkinan
terjadi kebocoran.
b. Ruang Produksi -Laktam
Pada ruang produksi -Laktam yang terdiri dari kelas grey area dan white
area, suplai udara berasal dari FCU (Fan Cooling Unit). FCU (Fan Cooling Unit)
adalah suatu rangkaian mesin yang berfungsi untuk mendapatkan temperatur,
kelembaban, pertukaran udara (air change), jumlah partikel dan tekanan udara
yang sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dalam
ruang produksi non steril kelas 100.000 (grey area) dan ruang produksi steril kelas
100 (white area). Komponen utama dari suatu FCU adalah kompresor, kondensor,
blower dan evaporator. FCU dihubungkan dengan komponen lain seperti ducting
(supply dan return), dumper, filter dan diffuser. Pada sistem ini terdapat indoor
dan outdoor unit.
FCU akan memproses media gas (freon) dengan tekanan tertentu sehingga
bersuhu rendah untuk dilewatkan ke dalam evaporator. Freon terletak di sepanjang
indoor dan outdoor unit. Di dalam outdoor unit terdapat kondensor dan udara
panas dilepas keluar. Di dalam indoor unit terdapat evaporator, udara yang
dilewatkan evaporator akan mengalami proses pelepasan panas (kalor) sehingga
suhunya turun. Kandungan air (RH) juga akan mengalami penurunan akibat
adanya perbedaan suhu pada kisi-kisi evaporator sehingga uap air di udara akan
terkondensasi. Air hasil kondensasi selanjutnya dibuang lewat saluran drain.
43
Highly
purified water
44
Eur. Pharm. +
Eur. Pharm
USP
Conductiviy at
Eur.
USP
Pharm
1.3 S/cm
1.3 S/cm
1.3 S/cm
Heavy metals
0.1 ppm
0.1 ppm
Nitrate
0.2 ppm
0.1 ppm
Total Organic
Microbial limit
< 10 cfu/mL
< 10 cfu/mL
Endotoxins
25oC
Carbon
Sumber air yang digunakan oleh PT. Phapros, Tbk. berasal dari sumur
artesis yang ditampung dalam storage tank. Air yang berasal dari sumur artesis ini
(raw water), memiliki tingkat kesadahan (hardness) yang cukup tinggi. Air yang
digunakan untuk produksi harus memenuhi persyaratan tingkat kesadahan yang
rendah. Proses pretreatment bertujuan untuk menurunkan kesadahan air dari 2025 odH menjadi 0 odH.
Raw water dari deep well, diinjeksi dengan Chlorine sebelum memasuki
raw water tank bertujuan untuk membunuh bakteri. Setelah itu dialirkan menuju
multimedia filter, untuk menangkap partikel berukuran besar, kotoran lain
sehingga dihasilkan raw water yang jernih. Selanjutnya raw water dimasukkan
water softener ke kolom resin anionik, berfungsi mengikat kation Ca2+ dan Mg2+.
Dihasilkan softened water dengan hardness 0 dH.
Softened water diinjeksi dengan Antiscalant untuk mencegah timbulnya
endapan atau kerak; ditampung ke dalam filtered water tank. Menggunakan feed
water pump, softened water dinjeksi Sodium metabisulphite untuk menetralisir
45
46
Limbah padat B3
Menurut PP 18 Tahun 1999 tenteng pengelolaan limbah B3,
limbah B3 bersifat reaktif, beracun, korosif, mudah meledak, mudah
terbakar, dan menyebabkan infeksi. Sumber limbah padat B 3 di PT.
Phapros Tbk. berasal dari rejected product pada proses produksi,
produk pengembalian, sisa sampel pertinggal, kemasan primer bahan
baku, lumpur IPAL, bahan baku rejected, dan perlengkapan
administrasi yang mengandung bahan B3. Limbah tersebut
dimusnahkan di PPLI-Cileungsi, Bogor.
2).
47
48
berasal
dari
pemeriksaan
produk-produk
-Laktam
49
yang
terbentuk
kemudian
dikeluarkan
dan
50
51
52
53
hasil penguraian limbah ini harus dikeluarkan melalui cerobong gas, sehingga
akan membutuhkan pengeluaran biaya yang lebih banyak. Untuk mengatasi
masalah ini PT. Phapros, Tbk. telah membuat rencana yaitu menanam tanaman
Lidah Mertua untuk menyerap bau dan radiasi. Selain itu sudah dilakukan
penelitian skala laboratorium mengenai pengolahan limbah dengan biodegradator.
Namun hal ini masih belum dapat diterapkan karena saluran limbah produksi dan
air hujan masih menjadi satu, sehingga volume limbah bertambah (overload), dan
kondisi ini akan mengganggu proses degradasi limbah. Program jangka panjang
untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memisahkan saluran limbah
dengan air hujan.
Tinjauan Teknik
2.10
Administrasi Teknik
Dalam proses produksi yang dilakukan PT Phapros, Tbk Semarang sebagai
2.11
Teknik Pelaksanaan
Sama seperti halnya perusahaan lain, PT Phapros Tbk. Semarang juga
54
teknik pelaksanaan kerja yang jitu, maka akan dapat mencapai suatu tujuan atau
hasil yang baik dan dapat terhindar dari berbagai masalah atau gangguan. Masingmasing bagian memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda satu sama lain.
2.11.1 Perawatan
Perawatan mesin-mesin produksi, mesin-mesin penunjang atau fasilitas
lain yang berhubungan dengan listrik atau mekanik yang dimanfaatkan oleh
perusahaan. Perawatan tersebut merupakan tanggungjawab dari bagian Utility.
Tujuan diadakannya perawatan adalah :
Untuk mencegah mesin kerusakan fatal.
Untuk menghidarkan bahaya akibat kerusakan mesin.
Untuk memperpanjang usia dari mesin.
Untuk menghemat biaya perbaikan.
55
2.11.2 Perbaikan
Perusahan dalam kegiatan produksi membutuhkan teknisi untuk menjaga
mesin-mesin produksinya. Walaupun sudah dilakukan perawatan dan
pengecekkan secara bekala, hal tersebut tidak menjamin terhindarnya mesin
dari kerusakan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan mesin-mesin dan fasilitas
perusahaan terus menerus digunakan.
2.12
Macam-Macam Pekerjaan
56
57
Utility.
Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasannya.
2. Kepala Maintenance
Tugas Kepala Maintenance yaitu :
Memberikan tugas kepada kepala teknisi untuk melaksanakan
Tbk. Semarang.
Memberikan tugas kepada kepala teknisi untuk melaksanakan
dalam
tugas-tugasnya
dan
teknisi
tersebut
memiliki
tugas
tersendiri,yaitu:
a. AC (Air Conditioner)
Bertugas melaksanakan perbaikan maupun perawatan terhadap
AC yang ada di PT Phapros Tbk. Semarang, serta peralatan yang
berhubungan dengan system pendingin seperti Dehumidifier yaitu
58
sedangkan
untuk
perawatan
AC
seperti
subsie
59
Bangunan
Bertugas melaksanakan perawatan dan perbaikan bangunan serta
sarana yang ada di PT. Phapros, Tbk. Semarang. Selain itu melakukan
segala sesuatu yang berkaitan dengan building maintenance (mulai
dari
perencanaan
sampai
pelaksanaan),
melaksanakan
project
3. Kepala Operator
Tugas Kepala Operator yaitu :
Memberikan tugas kepada operator on maupun operator off.
Membuat jadwal untuk pertukaran shift dan lembur.
Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.
Kepala operator memberikan tugas untuk operator on dan
operator off yaitu :
a. Operator ON
Operator ON terbagi menjadi tiga shift yaitu pagi, siang dan
malam. Setiap Shift terdapat dua operator. Tugas dari operator on
tersebut adalah merupakan kegiatan harian yang dilakukan secara
rutin. Kegiatan harian tersebut diantaranya :
1. Pemeriksaan dan pengoprasian Generator.
60
b. Operator OFF
Operator off masuk kerja pagi hari setelah sebelumnya mendapat
giliran cooperator on shift 3 (malam). Tugas dari operator off adalah
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan SPK (Surat Perintah Kerja)
seperti instalasi listrik, maupun mesin-mesin yang di PT. Phapros Tbk.
Semarang. Operator off juga melaksanakan tugas yang diberikan oleh
kepala operator.