Anda di halaman 1dari 4

Penyebab paling sering dari kematian khususnya pada anak-anak dan orang dewasa yang

MALARIA SEREBRAL non-imun adalah malaria serebral.4,5


PATOGENESIS

BAB II Infeksi parasit malaria pada manusia dimulai bila nyamuk anopheles betina menggigit
manusia dan nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam pembuluh darah dimana sebagian besar
TINJAUAN PUSTAKA dalam waktu 45 menit akan menuju ke hati dan sebagian kecil sisanya akan mati dalam darah.
DEFINISI Didalam sel parenkim hati, mulailah perkembangan aseksual (intrahepatic schizogony).
Perkembangan ini memerlukan waktu 5,5 hari untuk plasmodium falciparum dan waktu 15 hari
Malaria dalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang untuk plasmodium malariae. Pada P.vivax dan P.ovale, sebagian parasit dalam sel hati membentuk
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria hipnozoit yang dapat bertahan sampai bertahun-tahun, dan bentuk ini yang akan menyebabkan relaps
memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Dapat berlangsung akut pada malaria.4,5
maupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi
sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. 2 Setelah berada dalam sirkulasi darah merozoit akan menyerang eritrosit dan masuk melalui
reseptor permukaan eritrosit. Pada P.vivax, reseptor ini akan berhubungan dengan faktor antigen
Malaria serebral adalah suatu akut ensefalopati yang menurut WHO definisi malaria Duffy Fya atau Fyb. Hal ini menyebabkan individu dengan golongan darah Duffy negatif tidak
serebral memenuhi 3 kriteria yaitu koma yang tidak dapat dibangunkan atau koma yang menetap > terinfeksi malaria vivax. Reseptor untuk P.falciparum diduga suatu glycophorins, sedangkan pada
30 menit setelah kejang disertai adanya P. Falsiparum yang dapat ditunjukkan dan penyebab lain dari P.malariae dan P.ovale belum diketahui. Dalam waktu kurang dari 12 jam, parasit berubah menjadi
akut ensefalopati telah disingkirkan.3 bentuk ring, pada P.falciparum berubah menjadi stereo-headphones, yang mengandung kromatin
EPIDEMIOLOGI dalam intinya yang dikelilingi oleh sitoplasma. Parasit tumbuh setelah memakan hemoglobin dan
dalam membentuk pigmen yang disebut hemozoin yang dapat dilihat secara mikroskopik. Eritrosit
Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang tersebar di seluruh dunia. Kira-kira yang berparasit menjadi lebih elastik dan dinding berubah lonjong. Pada P.falciparum, dinding
lebih dua milyar atau lebih 40 % penduduk dunia hidup di daerah bayang-bayang malaria. Jumlah eritrosit membentuk tonjolan yang disebut knob yang pada nantinya penting dalam proses
kasus malaria di Indonesia kira-kira 30 juta/tahun, angka kematian 100.000/ tahun. Di sulawesi utara, cytoadherens dan rosetting.4,5
malaria termasuk 10 penyakit terbanyak dengan komplikasi malaria serebral > 3 %.3 Sekitar 100-300
juta penduduk dunia diserang penyakit ini, 6 juta diantaranya menderita infeksi aktif dengan angka Setelah 36 jam invasi ke dalam eritrosit, parasit berubah menjadi sizont, dan bila sizont
kematian > 1 juta pertahun. Bakri dkk. Di Ujung pandang melaporkan diantara 273 penderita yang pecah akan mengeluarkan 6-36 merozoit dan siap menginfeksi eritrosit yang lain. Siklus aseksual ini
didiagnosis sebagai malaria, 78 penderita (28,57 %) adalah malaria tropika, 7 daripadanya adalah pada P.falciparum, P.vivax, dan P.ovale adalah 48 jam dan pada P.malariae adalah 72 jam.4,5
malaria serebral (8,97 %). Harianto dkk, mendapatkan 72 kasus (3,18 %) malaria serebral diantara Didalam darah sebagian parasit akan membentuk gamet jantan dan betina, bila nyamuk menghisap
2261 penderita malaria yang dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Bethesda Tomohon periode darah manusia yang sakit akan terjadi siklus seksual dalam tubuh nyamuk. Setelah terjadi perkawinan
1986-1989; terbanyak pada umur 20-40 tahun dengan angka kematian 30,5 %. 4 Di RSUP Manado, akan terbentuk zygote dan menjadi lebih bergerak menjadi ookinet yang menembus dinding perut
berdasarkan hasil penelitian oleh Nayoan F (2003) ditemukan jumlah penderita malaria serebral dari nyamuk dan akhirnya akan membentuk oocyt yang akan menjadi masak dan akan mengeluarkan
Januari 1998 - Desember 2002 sebanyak 24 penderita di bagian IKA dan 40 penderita di bagian IPD. sporozoit yang akan bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk
Berdasarkan hasil pengolahan data disimpulkan bahwa insidens malaria serebral anak dan dewasa > dan siap menginfeksi manusia..3
16 % dari malaria berat, dan > 4 % penderita malaria mengalami komplikasi malaria serebral.
Mortalitas malaria serebral pada anak 12,5 % dan pada dewasa 17,5 %.5 Patogenesis dari malaria serebral masih belum
memuaskan dan belum dimengerti dengan baik Patogenesis
Di Pakistan, selama 5 tahun dari tahun 1991-1995 terdapat 1620 pasien koma, 505 pasien dari malaria serebral berdasar pada kelainan histologis.
dengan malaria serebral. Dimana didapatkan, kasus malaria serebral pada anak 64 % dan orang Eritrosit yang mengandung parasit (EP) muda (bentuk
dewasa 36 %. Mortalitas pada anak 41 % dan orang dewasa 25 %. 6 Di Nigeria, didapati 78 anak yang cincin) bersirkulasi dalam darah perifer tetapi EP matang
menderita malaria serebral, 16 penderita (20,5 %) meninggal dan 62 penderita (79,5 %) sembuh.4 menghilang dalam sirkulasi dan terlokalisasi pada
pembuluh darah organ disebut sekuester. Eritrosit matang
lengket pada sel endotel vaskular melalui knob yang
ETIOLOGI terdapat pada permukaan eritrosit sehingga EP matang
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa intraseluler dari genus melekat pada endotel venula/ kapiler yang disebut
plasmodium. Empat spesies dari plasmodium menyebabkan malaria pada manusia antara lain: sitoadherens. Kira-kira sepuluh atau lebih eritrosit yang
Plasmodium falsiparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae. tidak terinfeksi menyelubungi 1 EP matang membentuk
Plasmodium falsiparum adalah infeksi yang paling serius dan yang sering memberi komplikasi roset. Adanya sitoadherens, roset, sekuester dalam organ otak dan menurunnya deformabilitas EP
malaria berat antara lain malaria serebral dengan angka kematian tinggi.1,2 menyebabkan obstruksi mikrosirkulasi akibatnya hipoksia jaringan.3
GAMBARAN KLINIS
1
Penderita malaria falsiparum yang non imun bila diagnosa terlambat, penundaan terapi, b. QBC ( semi quantitative buffy coat)1,2
absorbsi gagal karena muntah-muntah, resisten OAM, dalam 3-7 hari setelah panas, dapat menuntun
Prinsip dasar: tes fluoresensi yaitu adanya protein plasmodium yang dapat mengikat
cepat masuk dalam koma. Keadaan akan memburuk cepat dengan nyeri kepala yang bertambah dan
acridine orange akan mengidentifikasikan eritrosit terinfeksi plasmodium. Tes QBC adalah cepat
penurunan derajat kesadaran dari letargi, sopor sampai koma. Kesadaran menurun dinilai dengan
tapi tidak dapat membedakan jenis plasmodium dan hitung parasit.
GCS yang dimodifikasi 8 senilai dengan sopor dan anak-anak dinilai skor dari Balantere <>somnolen
atau delir disertai disfungsi serebral. Pada dewasa kesadaran menurun setelah beberapa hari klinis c. Rapid Manual Test1,2
malaria dan anak-anak lebih pendek dibawah 2 hari. Lama koma pada dewasa umumnya 2-3 hari
RMT adalah cara mendeteksi antigen P. Falsiparum dengan menggunakan dipstick.
sedangkan anak-anak pulih kesadaran lebih cepat setelah mendapat pengobatan. Di Bagian Anak
Hasilnya segera diketahui dalam 10 menit. Sensitifitasnya 73,3 % dan spesifutasnya 82,5 %.
RSUP Manado > 50 % pulih kesadaran 3
Pada kesadaran memburuk atau koma lebih dalam disertai dekortikasi, deserebrasi,
opistotonus, tekanan intrakranial meningkat, perdarahan retina, angka kematian tinggi. Pada d. PCR (Polymerase Chain Reaction)1,2
penurunan kesadaran penderita malaria serebral harus disingkirkan kemungkinan hipoglikemik syok,
Adalah pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit
asidosis metabolik berat, gagal ginjal, sepsis gram negatif atau radang otak yang dapat terjadi
plasmodium dalam darah. Amat efektif untuk mendeteksi jenis plasmodium penderita walaupun
bersamaan. Pada anak sering dijumpai tekanan intrakranial meningkat tetapi pada orang dewasa
parasitemia rendah.3
jarang.3,4
DIAGNOSIS
Gejala motorik seperti tremor, myoclonus, chorea, athetosis dapat dijumpai, tapi
hemiparesa, cortical blindness dan ataxia cerebelar jarang. Gejala rangsangan meningeal jarang. Kriteria diagnosis malaria serebral:4
Kejang biasanya kejang umum juga kejang fokal terutama pada anak. Di RS Bethesda 1. Penderita berasal dari daerah endemis atau berada di daerah endemis
Tomohon dan RSUP Manado gejala kejang pada dewasa jarang, di Thailand 20 %.
2. Demam atau riwayat demam yang tinggi
Hipoglikemi sering terjadi pada anak, wanita hamil, hiperparasitemia, malaria sangat berat
3. Adanya manifestasi serebral berupa penurunan kesadaran dengan atau tanpa gejala
dan sementara dalam pengobatan kina. Hipoglikemi dapat terjadi pada penderita mulai pulih
neurologis lain, sedangkan kemungkinan penyebab lain telah disingkirkan.
walaupun sementara infus dxtrose 5 %. Hipoglikemi disebabkan konsumsi glukosa oleh parasit
dalam jumlah besar untuk kebutuhan metabolismenya dan sementara pengobatan kina. Kina 4. Ditemukan parasit malaria dalam sediaan darah tepi
menstimulasi sekresi insulin.
5. Tidak ditemukan kelainan cairan serebrospinal yang berarti.
Malaria serebral sering sisertai dengan bentuk lain malaria berat. Pada anak sering terjadi
DIAGNOSIS BANDING1,3
hipoglikemi, kejang, dan anemi berat. Pada orang dewasa sering terjadi gagal ginjal akut, ikterus, dan
udema paru. Pada penelitian di RSUP Manado dan RS Bethesda Tomohon 1. Demam Tifoid; mempunyai banyak persamaan dengan gejala-gejalanya. Masih bisa
dibedakan dengan adanya gejala stomatitis dengan lidah tifoid yang khas, batuk-batuk,
Perdarahan retina terjadi 5-35 %, biasanya suatu pertanda buruk, perdarahan kulit dan
meterorismus, dan bradikardi relatif yang kadang-kadang ditemukan pada demam tifoid.
intestinal jarang. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi karena kateter, infeksi nosokomial atau
Kultur darah untuk salmonella pada minggu pertama kadang-kadang bisa membantu
kemungkinan bakteremia. Bila terjadi hipotensi berat, kemungkinan disebabkan : sepsis gram negatif,
diagnosis. Widal bisa positif mulai minggu kedua, dianjurkan pemeriksaan berulang pada
udema paru, metabolik asidosis, perdarahn gastrointestinal, hipovolemi dan ruptur limpa.3
titer yang masih rendah untuk membantu diagnosis. Kemungkinan adanya infeksi ganda
antara malaria dan demam tifoid kadang-kadang kita temukan juga.
2. Septikemia; perlu dicari sumber infeksi dari sistem pernapasan, saluran kencing, dan
genitalia, saluran makanan dan otak.
3. Ensefalitis dan atau meningitis; dapat disebabkan oleh bakteri spesifik maupun oleh virus.
Kelainan dalam pemeriksaan cairan lumbal akan membantu diagnosis
4. Dengue Hemoragik Fever/ DSS; pola panas yang berbentuk pelana disertai syok dan tanda-
Gambar perdarahan di retina pada malaria berat tanda perdarahan yang khas akan membantu diagnosis walaupun trombositopenia dapat
LABORATORIUM juga terjadi pada malaria palsifarum namun jarang sekali memberikan gejala perdarahan.
Hematokrit akan membantu diagnosis.
a. Pemeriksaan Mikroskopis1,2
pemeriksaan sediaan darah tebal dan hapusan darah tipis dapat ditemukan parasit
5. Abses hati amubik; hepatomegali yang sangat nyeri dan jarang sekali disertai ikterus dan
plasmodium. Pemeriksaan ini dapat menghitung jumlah parasit dan identifikasi jenis parasit. Bila kenaikan enzim SGOT dan SGPT akan membantu diagnosis. Fosfatase alkalis dan gamma
hasil Θ, diulangi tiap 6-12 jam. GT kadang-kadang akan meningkat. USG akan membantu deteksi abses hati dengan tepat.

2
PENATALAKSANAAN1 4. Injeksi kombinasi sulfadoksin-pirimetamin (Fansidar)
A. Tindakan Umum 5. Derivat Artemisinin; merupakan obat baru yang memberikan efektifitas yang
Sebelum diagnosa dapat dipastikan melalui pemeriksaan darah malaria, beberapa tindakan perlu tinggi terhadap strain yang multi resisten.
dilakukan pada penderita dengan dugaan malaria berat berupa tindakan perawatan di ICU yaitu: C. Penanganan Komplikasi3,4
1. Pertahankan fungsi vital: sirkulasi, kebutuhan oksigen, cairan dan nutrisi 1. Kejang; Kejang merupakan salah satu komplikasi dari malaria serebral. Penanganan/
2. Hindarkan trauma: dekubitus, jatuh dari tempat tidur pencegahan kejang penting untuk menghindarkan aspirasi. Penanganan kejang:
3. Hati-hati komplikasi: kateterisasi, defekasi, edema paru karena over hidrasi ○ Diazepam: i.v 10 mg; atau intra rektal 0,5-1,0 mg/ KgBB.

4. Monitoring; temperatur, nadi, tensi, dan respirasi tiap ½ jam. Perhatikan timbulnya ikterus ○ Paradelhid: 0,1 mg/ KgBB.
dan perdarahan.
○ Klormetiazol (dipakai untuk kejang berulang-ulang)
5. Monitoring: ukuran dan reaksi pupil, kejang dan tonus otot.
○ Fenitoin: 5 mg/ KgBB i.v diberikan perlahan-lahan.
6. Baringkan /posisi tidur sesuai dengan kebutuhan
○ Fenibarbital: pemberian fenobarbital 3,5 mg/ KgBB (umur diatas 6 tahun)
7. Pertahankan sirkulasi: bila hipotensi lakukan posisi trendelenburg, perhatikan warna dan mengurangi terjadinya konvulsi.
temperatur kulit
2. Hipoglikemi; Bila kadar gula darah kurang dari 50 mg% maka:
8. Cegah hiperpireksi
○ Beri 500 ml Dekstrose 40 % i.v dilanjutkan dengan
9. Pemberian cairan: oral, sonde, infus, maksimal 1500 ml bila tidak ada dehidrasi
○ Glukosa 10 % per infus 4-6 jam
10. Diet: porsi kecil dan sering, cukup kalori, karbihidrat dan garam
11. Perhatiksn kebersihan mulut ○ Monitor gula darah tiap 4-6 jam, sering kadar gula berulang-ulang turun.

12. Perhatikan diuresis dan defekasi, aseptic kateterisasi ○ Bila perlu diberikan obat yang menekan produksi insulin seperti diazoxide,
glukagon atau analog somatostatin.
13. Kebersihan kulit: mandikan tiap hari dan keringkan
3. Hiperpireksi; Hiperpireksi yang lama dapat menimbulkan kelainan neurologik yang menetap.
14. Perawatan mata: hindarkan trauma, tutup dengan kain/ gaas lembab
○ Menurunkan temperatur dengan pendinginan fisik: kipas angin, kompres air/es,
15. Perawatan anak: hati-hati aspirasi, hisap lendir sesering mungkin, letakkan posisi kepala selimut dingin dan perwawatan di ruangan yang sejuk.
sedikit rendah, posisi dirubah cukup sering dan pemberian cairan dan obat harus hati-hati.
○ Pemberian anti piretik: Parasetamol 15 mg/ KgBB atau aspirin 10 mg/ KgBB
B. Pengobatan untuk Parasit Malaria
(kontraindikasi untuk kehamilan dan gejala perdarahan)
Pemberian obat anti malaria
4. Anemi; Bila anemi whole blood atau packed cells.
1. Kina (Kina HCl)1,2 5. Gangguan Fungsi Ginjal; serimg terjadi pada orang dewasa. Kelainan fungsi ginjal dapat bersifat
Merupakan obat anti malaria yang sangat efektif untuk semua jenis plasmodium dan efektif pre renal, atau renal yaitu nekrosis tubuler. Gangguan pre-renal terjadi pada 50 % kasus
sebagai Schizontocidal maupun Gametocydal. Dipilih sebagai obat utama untuk malaria sedangkan nekrosis tubuler hanya pada 5-10 % kasus. Bila oliguria tidak ditangani akan terjadi
berat karena masih berefek kuat terhadap P. falsiparum yang resisten terhadap klorokuin, anuria. Tatalaksana bertujuan mencegah iskemi ginjal dengan mengatur keseimbangan
dapat diberikan cepat (i.v) dan cukup aman. elektrolit.
6. Hiperparasitemia; Exchange transfusion (transfusi ganti) terutama pada penderita parasitemia
2. Kinidin1,2 berat. Indikasi bila parasitemia > 5 % dengan komplikasi berat. Tapi transfusi ganti bukanlah
Bila kina tidak tersedia maka isomernya yaitu kinidin cukup aman dan efektif sebagai anti tindakan mudah, dan perlu ada fasilitas screening darah. Darah yang dipakai berkisar 5-12 liter.
malaria. Transfusi ganti memperbaiki anemi, mengembalikan faktor pembekuan darah, trombosit juga
mengurangi toksin.
3. Klorokuin1,2
PROGNOSIS
Klorokuin masih merupakan OAM yang efektif terhadap P. Falsiparum yang sensitive
terhadap klorokuin. Keuntungan tidak menyebabkan hipoglikemi dan tidak mengganggu Diagnosis dini dan pengobatan tepat prognosis sangat baik. Pada koma dalam, tanda-tanda
kehamilan. herniasi, kejang berulang, hipoglikemi berulang dan hiperparasitemia risiko kematian tinggi. Juga

3
prognosis tergantung dari jumlah dan berat kegagalan fungsi organ. Anak-anak mengalami kecacatan
3

Anda mungkin juga menyukai