Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ciri yang menonjol pada plasenta previa yaitu perdarahan uterus melalui
vagina yang tidak disertai nyeri. Perdarahan biasanya terjadi pada akhir
trisemester kedua ke atas dan berhenti tanpa pengobatan serta dapat muncul
setelah beberapa hari atau minggu kemudian. Diagnosis pasti plasenta previa
dapat ditegakkan melalui USG secara trans abdominal maupun trans vaginal.3,7,8
Penanganan plasenta previa dapat secara aktif berupa seksio sesarea
maupun konservatif tergantung pada luas dan keparahan perdarahan, umur
kehamilan dan kondisi janin, posisi plasenta dan janin, dan apakah perdarahan
telah berhenti.3,9,10
Beberapa
penelitian
lain
dari
negara-negara
berkembang
juga
menunjukkan bahwa wanita hamil yang dipersulit oleh plasenta previa cenderung
memiliki bayi prematur, berat badan lahir rendah, sesak napas, dan memerlukan
perawatan neonatal intensif, sedangkan bayi lahir mati atau neonatal juga dapat
terjadi. Untuk lebih spesifik, risiko kematian perinatal pada wanita dengan
plasenta previa diperkirakan 4% sampai 8%, tetapi, jika disertai dengan
prematuritas, angka kematian bisa meningkat sampai 50%.11
Berikut ini akan dibahas sebuah laporan kasus mengenai plasenta previa di
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado.
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama
: Ny. R.T
Umur
: 22 tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
Alamat
: Sea Jaga VI
Suku
: Minahasa
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Nama Suami
: Tn. Y.D
Pekerjaan
: Wiraswasta
MRS
: 9 Februari 2015
Anamnesis
Keluhan Utama
Keluar darah bergumpal-gumpal dari jalan lahir.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluar darah bergumpal-gumpal dari jalan lahir sejak 4 jam sebelum masuk
rumah sakit.
Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan belum dirasakan
Pelepasan lendir campur darah (-)
Pelepasan air dari jalan lahir tidak ditemukan
Pergerakan janin dirasakan sejak masuk rumah sakit
Buang air besar dan buang air kecil biasa.
Anamnesis Kebidanan
Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat muntah pada kehamilan muda (-), bengkak (-), penglihatan
terganggu (-), sakit kepala (-), kencing terlalu sering (-), buang air besar tidak
teratur (-), perdarahan (+) bergumpal-gumpal, keputihan (-).
Pemeriksaan Ante Natal (PAN)
PAN sebanyak 5x di Puskesmas Bahu.
Suntik TT 2 kali.
Riwayat Haid
Haid pertama dialami pada usia 14 tahun dengan siklus yang tidak teratur
dan lamanya haid setiap siklus 7 hari. HPHT tanggal 22 Juli 2014, taksiran
tanggal partus 29 April 2015.
Riwayat Keluarga
Penderita menikah 1 kali. Pernikahan ini sudah berlangsung 2 tahun.
Penderita belum mempunyai anak. Riwayat gemeli tidak ada.
Keluarga Berencana
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Praesens
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah :
Nadi
Pernapasan
Suhu badan
BB/TB
Gizi
: Cukup
: Compos mentis
120/70 mmHg
: 84 x/menit
: 20 x/menit
: 36,5 oC
: 52 kg / 146 cm
: Cukup
Kepala :
Kepala bentuk simetris, kedua konjungtiva
tidak anemis, kedua sklera tidak ikterik, telinga normal,
tidak ada sekret yang keluar dari liang telinga, hidung
bentuk normal dan tidak ada sekret, tenggorokan tidak
hiperemis, karies dentis (-).
Leher
:
Tidak
ditemukan
pembengkakan
ditemukan
rhonki
dan
Alat kelamin
Anggota gerak
Refleks
:
:
Alat kelamin wanita normal.
:
Edema (-)
Refleks fisiologis normal, refleks
patologis negatif.
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
TFU
Letak janin
BJA
His
TBBA
:
:
:
:
:
23 cm
letak kepala punggung kiri
135-140 x/menit
tidak ada
1300-1500 gram
Pemeriksaan Inspekulo
Stosel dibersihkan, tidak tampak perdarahan aktif dari OUE, OUE tertutup.
Pemeriksaan Laboratorium
Hb
: 11,3 gr %
Leukosit
: 11.700/mm3
Trombosit : 282.000/mm3
Hematokrit : 35,1 %
Eritrosit
: 3,93 x 106/L
Pemeriksaan USG
Janin intrauterine tunggal hidup letak kepala
Taksiran berat badan janin: 1400-1500 gram
Implantasi plasenta di corpus posterior meluas hingga OUI
Kesan: Hamil 30-31 minggu dengan plasenta previa
Resume Masuk
G3P2A0, 34 tahun, masuk rumah sakit tanggal 9 Februari 2015 dengan
keluhan keluar darah bergumpal-gumpal dari jalan lahir sejak 4 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pelepasan air dari jalan lahir (-). Pergerakan janin (+) SMRS.
Riwayat penyakit jantung, paru, ginjal, hati, kencing manis, darah tinggi
disangkal. BAK/BAB biasa. Menarche umur 14 tahun, siklus tidak teratur,
lamanya haid 7 hari. HPHT tanggal 22 Juli 2014, taksiran tanggal partus 29 April
2015. Rencana partus di RS. PAN 5x di Puskesmas Bahu. Suntik TT 2 kali. Tidak
ada riwayat gemeli. Perkawinan 1 kali dengan suami sekarang, perkawinan sudah
berlangsung 2 tahun.
Status Praesens : KU: Cukup; Kes: CM
T: 120/70 mmHg; N: 84 x/menit; R: 20x/menit; SB: 36,5 OC
Status Obstetri
: TFU
: 23 cm
: 135-140 x/menit
His
: tidak ada
TBBA
: 1300-1500 gram
Pemeriksaan Inspekulo
Diagnosis Kerja
G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu belum inpartu + plasenta previa totalis
Janin intrauterin, tunggal hidup letak kepala.
Sikap/Terapi/Rencana
Rawat Konservatif
Bed Rest
Dexametason 2X2 amp IM (selama 2 hari)
Pro USG, Lab, Crossmatch
Observasi TNRS, His, BJJ
Bila perdarahan aktif, SC Cito
Konseling, informed consent
Sedia donor
Lapor konsulen
Advis rawat konservatif + bila perdarahan aktif lakukan SC Cito
Follow Up
10 Februari 2015, 15.00
S: tidak ada keluhan, perdarahan (-)
O: Keadaan umum: cukup
Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada
130-140 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.
A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu belum inpartu + plasenta previa totalis
Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.
P: Rawat Konservatif
Bed Rest
Dexametason 2X2 amp IM (selama 2 hari)
Observasi TNRS, His, BJJ
Bila perdarahan aktif, SC Cito
Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada
145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.
A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis
Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.
P: Rawat Konservatif
Bed Rest
Bila perdarahan aktif, SC Cito
Observasi tanda-tanda perdarahan
Observasi tanda vital, his, BJJ
Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada
145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.
A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis
Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.
P: Rawat Konservatif
Bed Rest
Bila perdarahan aktif, SC Cito
Observasi tanda-tanda perdarahan
Observasi tanda vital, his,BJJ
Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada
130-140 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.
A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis
Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.
P: Rawat Konservatif
Bed Rest
Bila perdarahan aktif, SC Cito
Observasi tanda-tanda perdarahan
Observasi tanda vital, his,BJJ
Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada
145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.
A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis
Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.
P: Rawat Konservatif
Bed Rest
Bila perdarahan aktif, SC Cito
Observasi tanda-tanda perdarahan
Observasi tanda vital, his,BJJ
10
Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada
145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.
A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis
Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.
P: Rawat Konservatif
Bed Rest
Bila perdarahan aktif, SC Cito
Observasi tanda-tanda perdarahan
Observasi tanda vital, his,BJJ
Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada
145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.
A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis
Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.
P: Rawat Konservatif
Bed Rest
Informed consent keluarga apabila ada tanda-tanda perdarahan harus
segera ke rumah sakit dan adanya kemungkinan SC bila terjadi perburukan
keadaan.
Rawat jalan.
11
DISKUSI
Diagnosis
Penanganan
Komplikasi
Prognosis
1. Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan,
serta pemeriksaan penunjang, penderita didiagnosis dengan G1P0A0, 22 tahun,
hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis, janin intrauterin tunggal hidup
letak kepala.
Dari anamnesis didapatkan bahwa kehamilan ini merupakan
kehamilan yang pertama (gravida I), hari pertama haid terakhir yaitu 22 Juli 2014.
Kemudian dilakukan pemeriksaan Leopold dan didapatkan janin letak kepala,
dengan TFU = 23 cm. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan obstetrik tersebut,
dapat dihitung taksiran tanggal partus dengan rumus Neagle disimpulkan bahwa
saat masuk rumah sakit, kehamilan belum memasuki usia aterm yaitu hamil 29-30
minggu.
Ciri yang menonjol pada plasenta previa yaitu perdarahan uterus melalui
vagina yang tidak disertai nyeri. Perdarahan biasanya terjadi pada akhir
trisemester kedua ke atas dan berhenti tanpa pengobatan serta dapat muncul
setelah beberapa hari atau minggu kemudian. Diagnosis pasti plasenta previa
dapat ditegakkan melalui USG secara transabdominal maupun transvaginal.3,7,8
12
13
Penanganan
Penanganan plasenta previa tergantung pada tingkat keparahan perdarahan,
umur kehamilan dan kondisi janin, posisi plasenta dan janin, dan apakah
perdarahan telah berhenti. Prinsip utama untuk pra rumah sakit dan gawat darurat
perawatan wanita dengan plasenta previa adalah memastikan stabilitas
hemodinamik serta memantau kondisi janin secara terus menerus, jika
tersedia.3,9,10
Pada usia kehamilan prematur( kehamilan < 37 minggu) tujuan utama
terapi yaitu mempertahankan kehamilan sampai tercapainya pematangan paru
pada janin. Selain itu, pasien dapat diobati secara rawat jalan serta diedukasi
apabila terjadi perdarahan, penderita harus segera pergi ke rumah sakit untuk
evaluasi. Memantau hemoglobin dan hematokrit, pemberian zat besi serta folat,
dan transfusi jika perlu (misalnya, kadar hemoglobin <8 g / dL) untuk anemia.
Pemberian tokolitik dapat diberikan dalam beberapa kasus perdarahan ringan dan
prematuritas. Salah satu studi menunjukkan bahwa penggunaan tokolitik
14
meningkatkan usia kehamilan dan berat badan lahir bayi tanpa menyebabkan efek
samping pada ibu dan janin.2,13
Jika usia janin cukup matang (kehamilan >37 minggu) dan pasien dalam
kondisi inpartu atau jika terdapat perdarahan berat maka tindakan yang diambil
yaitu terminasi kehamilan. Dengan catatan, pasien harus mendapat cairan
kristaloid dan/atau darah, serta dia harus dipindahkan ke ruang operasi untuk
dilakukan section cesarean cito.3,13
Penanganan plasenta previa pada pasien ini yaitu dengan perawatan
konservatif berupa bed rest; injeksi dexametason 2X2 ampul IM (selama 2 hari);
Observasi TNRS, His, BJJ; serta bila perdarahan aktif, SC Cito. Penanganan yang
diberikan ini bertujuan untuk menstabilkan hemodinamik pasien serta
mematangkan paru janin karena kehamilan pasien masih kurang dari 37 minggu.
Perdarahan dari jalan lahir pada pasien ini telah berhenti sejak perawatan hari
pertama hingga hari ketujuh dirawat serta hemodinamik dari pasein dan janinnya
sendiri stabil sehingga pasien dirawat jalan sehingga kehamilan dapat
dipertahankan hingga aterm. Selain itu, pasien juga diedukasi agar segera kembali
ke rumah sakit apabila terjadi perdarahan lagi.2,3
Komplikasi
Komplikasi untuk bayi yaitu kelahiran prematur (dan komplikasi yang
dihasilkan dari itu) adalah komplikasi yang paling umum dari plasenta previa.
Kelahiran prematur terjadi pada hampir dua pertiga dari kasus plasenta previa
karena perdarahan yang berat. Selain itu kelainan letak anak juga dapat terjadi
pada plasenta previa.3,12
Untuk ibu, dapat terjadi perdarahan yang bisa mengakibatkan syok apabila
tidak segera diatasi serta beresiko tinggi untuk plasenta akreta dan solusio plasenta
15
dan komplikasi selama kelahiran sesar adalah komplikasi yang paling umum dari
plasenta previa.3,12
Prognosis
Pada kasus ini prognosisnya adalah dubia karena masih adanya resiko
terjadinya perdarahan kembali yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.
Prognosis untuk bayi adalah dubia ad malam karena dapat lahir secara
prematur.
Prognosis untuk kehamilan berikutnya adalah dubia ad malam karena
adanya riwayat plasenta previa pada kehamilan ini, maka kemungkinan terjadi
plasenta previa dan plasenta akreta di kehamilan berikut cukup besar.
16
PENUTUP
Kesimpulan
1. Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
2. Pada penanganan kasus ini dilakukan perawatan konservatif karena usia
kehamilan yang masih premature serta perdarahan telah berhenti sejak hari
pertama dirawat serta hemodinamik dari pasien dan janin yang stabil sehingga
kehamilan dapat dipertahankan hingga usia kehamilan aterm.
3. Prognosis pada kasus ini dubia karena masih adanya resiko terjadinya
perdarahan kembali yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.
Saran
Perlu adanya usaha-usaha untuk memberikan penerangan kepada
masyarakat mengenai pentingnya PAN (pemeriksaan antenatal) untuk mencegah
terjadinya keterlambatan diagnosis plasenta previa, serta edukasi kepada
masyarakat terutama ibu untuk hamil di usia produktif, tidak merokok dan
memegang prinsip dua anak cukup.
Disarankan pasien harus segera ke rumah sakit apabila terjadi perdarahan
kembali serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin pada kehamilan
berikutnya, karena plasenta previa dapat terjadi kembali.
DAFTAR PUSTAKA
17
18
19