Budaya.
13
BAB II Penutup
A. Kesimpulan
..
18
B. Saran
.
. 18
Daftar
pustaka.
20
Lampiran.
. 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kamoro adalah salah satu suku terbesar
di Mimika. Selain memiliki kekayaan alam dan
budaya daerah, juga memiliki keunikan khusus
serta nilai sejarah yang tinggi dan juga menarik
perhatian berbagai pihak untuk dipelajari, diteliti,
bahkan dilestarikan sebagai kekayaan budaya
Mimika.
Dengan perkembangan zaman dan
pergantian generasi, telah mempengaruhi
keberadaan budaya sebagai salah satu kekayaan
daerah lebih khusus pada budaya suku Kamoro.
Kenyataannya banyak orang, bahkan ada orang
Kamoro yang belum mengenal budaya daerahnya
sendiri. Padahal budaya ini merupakan wujud jati
diri dari suku atau masyarakat itu sendiri.
B. TUJUAN PENULISAN
Ada beberapa tujuan dari penulisan
Karya Tulis Ilmiah tentang budaya suku Kamoro,
antara lain :
Membuka fakta historis kekayaan budaya suku
Kamoro, sehingga tidak di eksplentasi oleh orang
lain. Penulis juga ingin menjelaskan bahwa
budaya suku Kamoro adalah fakta sosial dan
sebagai fakta historis, bukan sekedar konstruksi
khayal.
Dari segi budaya, penulis ingin memberikan
dasar pemahaman yang benar tentang budaya
- Kampung Ayuka
3. Distrik Mimika Timur (Mapurujaya)
- Kampung Mapurujaya
- Kampung Tipuka
- Kampung Muare
- Kampung Kaugapu
- Kampung Hiripau
- Kampung Pigapu
4. Distrik Mimika Timur Tengah
(Atuka)
- Kampung Atuka
- Kampung Aikawapuka
- Kampung Kamora
- Kampung Timuka
- Kampung Keakwa/Kekwa
5. Distrik Mimika Barat ( Kaokonao)
- Kampung Kiyura
- Kampung Mimika
- Kampung Migiwiya
- Kampung Kokonao
- Kampung Yaraya
- Kampung Paripi
- Kampung Ipiri/Ipaya
- Kampung Amar
- Kampung Kawar
- Kampung Manoware
6. Distrik Mimika Barat Tengah
(Kapiraya)
- Kampung Kapiraya
- Kampung Mupuruka
- Kampung Uta
- Kampung Wakia
- Kampung Wumuka
- Kampung Mapar
- Kampung Kipiya
- Kampung Porauka
7. Distrik Mimika Barat Jauh
(Potowaiburu)
- Kampung Potowaiburu
- Kampung Yapakopa
- Kampung Ararau
- Kampung Aindua
- Kampung Umari
8. Distrik Mimika Baru (Kampung Asli)
- Kampung Nawaripi
- Kampung Nayaro
- Kampung Koperapoka
- Kampung Iwaka
- Kampung Sempan
Sejarah Suku Kamoro
Kabupaten Mimika awalnya bernama
Kaukanao, yang mana kauka berarti perempuan
dan nao berarti bunuh. Munculnya kata
Kaukanao sendiri berasal dari Perang Hongi,
dimana semua perempuan harus dibunuh.
Kabupaten ini dibentuk pada tanggal 8
Oktober 1996. Setelah selama tiga tahun
berstatus administratif. Mimika secara resmi
menjadi kabupaten definitif pada awal tahun
2000. Dengan perubahan ini maka Mimika
diharapkan dapat tumbuh berkembang dengan
kekuatannya sendiri seperti daerah lainnya.
Sepanjang laporan penelitian para
informan dan berbagai laporan, tidak ada arti
yang jelas mengenai kata Kamoro, namun
berdasarkan cerita yang diperoleh bahwa kata
Kamoro berasal dari hewan atau binatang
komodo. Oleh karena itu, menurut masyarakat
Kamoro, mereka berasal dari daging hewan yang
dibunuh dan dipenggal-penggal oleh nenek
moyang mereka dan kemudian daging tersebut
berubah wujud menjadi orang Kamoro. Ada versi
lain, hukum adat Kamoro mulanya berasal dari
Udik Sungai Kamoro, yang kemudian menyebar
luas memenuhi sepanjang pantai Barat Daya
Irian Jaya, yaitu Potowaiburu hingga ke sungai
Otakwa.
Asal-usul suku Kamoro memiliki cerita
sendiri-sendiri dari tiap-tiap
kampung. Ada cerita yang sempat dicopy oleh
Stefanus Rahangiar(1995), yaitu salah seorang
peneliti yang mengemukakan bahwa orang
Kamoro berasal dari komodo yang terletak di
sungai Binar di bagian Timur daerah Mimika.
Cerita ini bermula dari, ditemukannya sebutir
telur oleh seorang anak kecil di tepi pantai.
Kemudian sianak membawa kerumahnya. Telur
tersebut tidak dimasak, tidak juga dirusak,