Manajemen Bencana
Manajemen Bencana
MANAJEMEN BENCANA
Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan
terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan
dengan
observasi
kesiapsiagaan,
dan
analisis
peringatan
dini,
bencana
serta
penanganan
pencegahan,
darurat,
mitigasi,
rehabilitasi
dan
bencana
menurut
(University
of
Wisconsin)
sebagai
untuk
mendorong
pihak-pihak
yang
terlibat
(partisipan)
untuk
korban
bencana
dari
daerah
penampungan/
untuk
melakukannya.
Pergeseran
lempeng
bumi
yang
kondisi
yang
dapat
menimbulkan
bencana.
Kondisi
penderitaan
yang
ditanggung
oleh
individu
dan
masyarakat yang terkena bencana. Ada juga yang menyebut tindakan ini
sebagai pengentasan. Tujuan utamanya adalah membantu individu dan
masyarakat yang terkena bencana supaya dapat bertahan hidup dengan
cara melepaskan penderitaan yang langsung dialami. Bantuan tenda,
pembangunan kembali perumahan yang hancur, memberi subsidi,
termasuk kedalam kategori ini. Pemberian pemulihan kondisi psikis
individu dan masyarakat yang terkena bencana juga perlu karena
bertujuan untuk mengembalikan optimisme dan kepercayaan diri.
4. Untuk memperbaiki kondisi sehingga indivudu dan masyarakat dapat
mengatasi permasalahan akibat bencana. Perbaikan kondisi terutama
diarahkan kepada perbaikan infrastruktur seperti jalan, jembatan,
listrik, penyedian air bersih, sarana komunikasi, dan sebagainya.
2. Mekanisme
Secara umum manajemen bencana dan keadaan darurat adalah tahapan prabencana, saat bencana, dan pasca-bencana. Untuk daerah-daerah yang kerap
tertimpa bencana entah itu yang dibuat manusia (banjir, longsor, luapan
lumpur, dll.) ataupun yang tak terduga secara awam (gempa tektonik,
vulkanik, angin puting beliung, dll.), sebaiknya menerapkan tahapan-tahapan
kerja yang lebih mendetail. Setiap tahapan itu adalah sebagai berikut:
1.
Riset: pelajari fenomena alam yang akan terjadi secara umum atau
khusus di satu daerah. Kontur tanah hingga letak geografis suatu
daerah menjadi pengaruh utama penanganan ke depan. Jika yang
terjadi adalah peristiwa kebakaran hutan, riset tentang lokasi dan
pendataan masyarakat di dalam ataupun sekitar hutan mengawali
paket penanganan bencana. Jika kebakaran seperti terjadi di
beberapa pasar, tentulah pendataan kelayakan pasar tersebut akan
membantu akar permasalahan bencana kebakaran tersebut.
2.
Risk
Assessment):
ada
beberapa
variabel
yang
bisa
darurat.
perumahan
saya,
Persiapan
misalnya,
menghadapi
dilakukan
banjir
dengan
di
komplek
membersihkan
6.
7.
Penanganan
Darurat: jika
ada
anggota
masyarakat
yang
dinyatakan
hilang,
kesiapan
regu
penyelamat
harus
hari
ataupun
lokasi
bencana
tak
memiliki
jalur
pemerintah
daerah
ataupun
pusat
dengan
selalu
berkoordinasi di lapangan.
10. Upaya Perbaikan: tahapan pasca-bencana ataupun pasca-keadaan
darurat adalah proses pengobatan yang memakan waktu lama.
Jika peristiwa Tsunami Aceh memakan korban jiwa dan harta yang
sangat
besar,
merancang
perbaikan
harus
dilakukan
secara
pasca-bencana,
selalu
sejalan
bencana termutakhir.
dengan
penemuan
teknologi
penanganan
hingga
menyelamatkan
diri
dan
anggota
Berbicara manajemen bencana kita harus tahu juga mengenai apa itu
bencana?
2. Hidro-meteorologi
Banjir, topan, banjir bandang,kekeringan
3. Teknologi
Kecelakaan transportasi, industri
4. Lingkungan
Kebakaran,kebakaran hutan, penggundulan hutan.
5. Sosial
Konflik, terrorisme
6. Biologi
Epidemi, penyakit tanaman, hewan
terpenting
9. Rekonstruksi (reconstruction)
Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin
dengan meniadakan bahaya).
Misalnya :
i. Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
ii. Melarang penambangan batu di daerah yang curam
iii. Melarang membuang sampah sembarangan
upaya
untuk
mengurangi
risiko
bencana,
baik
melalui
non-struktural
(peraturan
perundang-undangan,
pelatihan, dll.)
Kesiapsiagaan (Preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna
(UU 24/2007)
Rencana
Kontinjensi,
dan
sosialisasi
peraturan
pedoman
penanggulangan bencana.
kegiatan
pemberian
peringatan
sesegera
mungkin
kepada
Pemulihan (recovery)
1. Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena
bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana
pada keadaan semula.
2. Upaya
yang
dilakukan
adalah
memperbaiki
prasarana
dan
Rehabilitasi (rehabilitation)
Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu
masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial
penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian.
Rekonstruksi (reconstruction)
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial
dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang
sama atau lebih baik dari sebelumnya.
itu
dimulai
dengan
membangun
kesadaran
kritis
perbaikan
total
atas
pengelolaan
bencana,
penegasan
untuk
lahirnya
kebijakan lokal yang bertumpu pada kearifan lokal yang berbentuk peraturan
nagari dan peraturan daerah atas menejemen bencana. Yang tak kalah
pentingnya dalam manajemen bencana ini adalah sosialisasi kehatian-hatian
terutama pada daerah rawan bencana.
kapasitas
masyarakat
atau
mengurangi
kerentanan
jenis
ancaman
bahaya,
berdasar
penyebabnya
dapat
(UNDP)
dalam
program
pelatihan
manajemen
bencana
yang
pemerintah
yang
menangani
kebencanaan,
yang
dampak
yang
ditimbulkan
oleh
bencana,
perencanaan
program
atau
tindakan
ril
dari
pemerintah
yang
pengetahuan
masyarakat
dengan
pendidikan
tentang
bencana.
6. Mempertinggi kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup
DESERTIFIKASI
1.
Definisi Desertifikasi
Desertifikasi adalah persisten degradasi dari ekosistem lahan kering
dengan variasi iklim dan aktivitas manusia. Home untuk sepertiga dari
populasi manusia pada tahun 2000, lahan kering menempati hampir setengah
dari luas daratan bumi. Di seluruh dunia, penggurunan mempengaruhi mata
pencaharian jutaan orang yang bergantung pada ekosistem lahan kering
manfaat yang dapat menyediakan.
Desertifikasi terjadi sebagai hasil dari kegagalan jangka panjang untuk
menyeimbangkan kebutuhan manusia untuk jasa ekosistem dan jumlah
ekosistem dapat pasokan. Tekanan meningkat pada ekosistem lahan kering
untuk menyediakan jasa seperti makanan, pakan, bahan bakar, bahan
bangunan, dan air yang diperlukan bagi manusia, ternak, irigasi, dan sanitasi.
Kenaikan ini disebabkan oleh kombinasi faktor manusia (seperti tekanan
penduduk dan lahan pola) dan faktor iklim (seperti kekeringan). Sementara
interaksi global dan regional faktor-faktor ini sangat kompleks, adalah
mungkin untuk memahaminya pada skala lokal.
Desertifikasi adalah proses yang mengubah produktif menjadi gurun
non-produktif akibat buruk pengelolaan lahan-. Desertifikasi terjadi terutama
di daerah semi-kering (curah hujan tahunan rata-rata kurang dari 600 mm)
berbatasan dengan gurun. Di Sahel, (yang gersang daerah selatan-semi Gurun
Sahara), misalnya, gurun bergerak ke selatan 100 km antara tahun 1950 dan
1975.
Desertifikasi
merupakan
salah
satu
masalah
yang
paling
hidup di daerah lahan kering desertified, dan bahwa miliar orang berada di
bawah ancaman dari penggurunan lebih lanjut.
Desertifikasi merupakan fenomena bersejarah; gurun besar dunia
terbentuk oleh proses alam berinteraksi selama selang waktu yang lama.
Selama sebagian besar kali, padang pasir telah tumbuh dan menyusut
independen dari aktivitas manusia. Paleodeserts yang besar lautan pasir
sekarang tidak aktif karena mereka stabil oleh vegetasi, beberapa memperluas
luar margin sekarang gurun inti, seperti Sahara .
Desertifikasi mengacu pada baik penyebaran gurun saat ini dan
degradasi tanah di daerah curah hujan rendah. Hal ini disebabkan oleh faktor
alam, seperti kekeringan, dan faktor manusia, seperti berlebihan. Sebuah
iklim dengan variasi suhu harian besar, angin kencang dan curah hujan
intermittent namun intens membuat tanah rapuh rentan terhadap erosi dan
penggurunan.
Kebutuhan manusia meningkatkan menyebabkan penggurunan melalui
overcultivation, berlebihan, penggundulan hutan dan manajemen air yang
buruk. Makan hewan dan kerusakan kayu bakar koleksi vegetasi memegang
tanah bersama-sama. Tanah dipadatkan dengan keras binatang berkaki
kurang mampu menyerap hujan ketika hal itu jatuh dan mudah terkikis oleh
air dan angin. Memotong pohon-pohon untuk kayu bakar daun unshaded
tanah, yang menyebabkan peningkatan suhu tanah dan dalam tingkat
penguapan yang menarik garam ke permukaan. Hal ini semakin mengurangi
pertumbuhan tanaman. Tuntutan tinggi permukaan terbatas dan cadangan air
tanah yang berlebihan dan mengarah ke salinasi lebih lanjut.
2.
Penyebab Desertifikasi
tersebar,
penggembalaan
mamalia,
besar
yang
bergerak
dalam
menanggapi curah hujan merata umum untuk daerah ini. Awal manusia
penggembala yang tinggal di daerah semi-kering disalin sistem alam. Mereka
pindah kelompok-kelompok kecil mereka hewan domestik dalam menanggapi
ketersediaan pangan dan air. pergerakan saham biasa tersebut dicegah
berlebihan dari tanaman penutup rapuh.
3.
Dampak Desertifikasi
Desertifikasi
mengurangi
kemampuan
tanah
untuk
mendukung
4.
Langkah Antisipasi
Untuk menghentikan penggurunan jumlah hewan di tanah harus
Kerusakan
penutup
tanah
dan
tanaman
telah
dan
orang-orang
yang
paling
terpengaruh
oleh
tanah,
bertindak
sebagai
pemutus
angin,
hujan
deras.
Karena
pembakaran
lahan
dan
hutan
komersial
juga
becomeimportant:
misalnya,
mereka
eksploitasi
berlebihan
harus
dihentikan
dengan