BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan yang berkualitas dapat dicapai dengan adanya profesionalisme keperawatan.
Pelayanan keperawatan profesional di rumah sakit diberikan oleh kelompok keperawatan.
Kelompok keperawatan yang bertanggung jawab untuk terlaksananya peran dan kegiatan
perawat di rumah sakit dapat berupa komite yang berada dalam struktur tetapi
menjalankan peran fungsional. Komite Keperawatan di RS merupakan media utama untuk
mengakomodasi dan memfasilitasi tumbuhnya komunitas profesi keperawatan melalui
sistem pengampu keilmuan yang dapat mempertahankan profesionalisme pelayanan
keperawatan yang diberikan. Asuhan yang berkualitas mempunyai beberapa elemen :
1. Meningkatnya kesehatan dalam waktu sesingkat mungkin.
2. Menekankan kepada pencegahan, penemuan dini, dan treatment.
3. Diberikan pada waktu yang tidak tertunda.
4. Dengan landasan pemahaman terjadi kerjasama dan partisipasi klien dalam membuat
keputusan tentang proses asuhan.
5. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah dan cakap dalam penggunaan teknologi dan
sumber-sumber keprofesian.
6. Menunjukan kesadaran akan stres dan kecemasan klien (dan keluarga) dengan
concern akan kesejahteraan klien secara menyeluruh.
7. Memanfaatkan dengan efisien teknologi yang tepat dan sumber-sumber asuhan
kesehatan lain.
8. Secara memadai didokumentasikan untuk memungkinkan kontinuitas asuhan.
B. Tujuan
1. Menjadi acuan dalam setiap program layanan keperawatan atau kebidanan di
lingkungan RS Muhammadiyah Lamongan agar lebih terencana, terarah, efektif dan
effesien.
2. Memenuhi ketentuan tertib administrasi demi terciptanya manajemen secara
profesional.
3. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
A. Sejarah Berdiri
Diawali dari sebuah Pos Kesehatan Bencana Banjir di Lamongan menjadi Balai
Kesehatan Islam (BAKIS)/PKU Muhammadiyah Daerah Lamongan didirikan pada
tanggal 03 Agustus 1968. Mula-mula sebagai Balai Pengobatan Islam dengan menyewa
suatu bangunan di Jalan K. H. Ahmad Dahlan no. 7 Lamongan sampai dengan tahun 1978
(sekarang masih ada).
Selanjutnya dengan usaha nyata dan sungguh sungguh tanpa pamrih dari para
pendiri dan pengurusnya (PDM Lamongan), setelah mendapat hibah dari Bapak H.
Usman Dimyati (pemilik lahan dan bangunan yang disewa), maka fungsi pelayanan
pengobatan ditingkatkan dengan tambahan pelayanan BKIA/Klinik KB yang kemudian
dikembangkan menjadi RB dengan kapasitas 6 TT.
Sejalan dengan perkembangan, saat ini Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
menempati gedung baru diatas lahan seluas 22.096 M2 di jalan Jagung Suprapto No.
76 Lamongan 62215. Peletakan batu pertama pembangunannya dilaksanakan oleh
Gubernur Jawa Timur Bpk. Basofi Soedirman 17 Oktober 1994 dan peresmiannya
dilaksanakan Menko Kesra Azwar Anas pada 5 Juli 1997. Dengan pelayanan medis yang
lebih modern dalam lingkungan yang asri dan bernuansa Islami, kita terus berupaya untuk
meujudkan visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
B. Kondisi Saat ini
Saat ini Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan telah terakreditasi Nasional 16
pelayanan,
yang
dilengkapi
dengan
perijinan-perijinan
yang
terkait
dengan
penyelenggaraan dan pengelolaan Rumah Sakit dari pihak yang berwenang, sehingga
telah memenuhi standar sebuah Rumah Sakit sebagaimana yang ditentukan oleh Undang
Undang Rumah Sakit (Presiden RI, 2009) yang berbunyi :
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
Selama ini RSML dikenal sebagai pilot project RS Muhammadiyah di Jawa Timur
di bidang pelayanan pengembangan Sistem Informasi RS, pengembangan layanan dan
pengembangan SDM. Selain itu, RSML bersama empat RSM lain di Indonesia ditunjuk
oleh PP Muhammadiyah sebagai RS Siaga Bencana. RSML juga secara khusus ditunjuk
oleh PP Muhammadiyah (surat PPM nomer 377/I.0/B/2011) untuk menyiapkan diri
sebagai RS Pendidikan bagi FK PTM (Unmuh Malang). Selanjutnya, RSML juga diberi
amanah sabgai RS yang akan melaksanakan penilaian standart akreditasi versi baru
(2012) yang mengacu pada penerapan sistem joint commision international (JCI).
Perkembangan yang cukup baik serta tantangan yang terus diberikan ini tentu
diperlukan upaya-upaya yang lebih komprehensif agar bisa dipertahankan dan menjawab
tantangan tersebut. Bagi RSML, tantangan diatas membulatkan tekad bagi manajemen
untuk menjadikan RSML sebagai Rumah Sakit yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing
Tinggi, sehingga gagasan mewujudkan center of excellent dapat tercapai.
Sebagai Rumah Sakit keagamaan (berazaskan Islam) yang berada di bawah
naungan Persyarikatan Muhammadiyah Lamongan, Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan beroperasional dengan 157 Tempat Tidur (TT), dengan BOR rata-rata selama
3 tahun terakhir sebesar 78,73%. Dengan motto Cepat, Bermutu, Terjangkau dan
Islami, Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan telah bersemayam di hati masyarakat
Lamongan dan sekitarnya dalam memberikan pelayanannya.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
A. Visi RSML
Menjadikan RS Muhammadiyah Lamongan sebagai perwujudan iman & ibadah kepada
ALLAH SWT, dan sarana amal sholeh.
B. Misi RSML :
1) Menjadikan RS Muhammadiyah Lamongan sebagai amal usaha pelayanan kesehatan
yang Islami, profesional dan bermutu.
2) Menjadikan RS Muhammadiyah Lamongan sebagai sarana dakwah Amal Maruf
Nahi mungkar serta sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat & keluarga yang
sehat sejahtera.
C. Tujuan RSML :
Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat dalam
rangka terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT,
melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh .
D. Motto : Cepat, Bermutu, Terjangkau & Islami.
KATA
ISTAWA
Itqon
Istiqomah
islam, selalu
Ikhlas
kebutuhan pelanggan.
Memberikan pelayanan yang aman, efektif, dan ramah
Shobru
Tartibu
Waqtihi
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan adalah Rumah Sakit tipe C yang dipimpin
oleh seorang Direktur, dibantu oleh Wakil Direktur Medis dan Direktur Umum & Keuangan.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 971/Menkes/PER/IX/2009,
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan (Kesehatan RI, 2009)
Gambar : 3.1
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN JABATAN
KOMITE KEPERAWATAN RS.MUHAMMADIYAH LAMONGAN
A. Pengertian
Komite Keperawatan merupakan wadah non struktural yang berkembang dari struktur
organisasi formal rumah sakit bertujuan untuk menghimpun, merumuskan dan
mengkomunikasikan pendapat dan ide-ide perawat/bidan sehingga memungkinkan
penggunaan gabungan pengetahuan, keterampilan, dan ide dari staf profesional
keperawatan. Komite Keperawatan merupakan oganisasi yang berfungsi sebagai wahana
bagi tenaga keperawatan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang hal-hal
yang terkait masalah profesi dan teknis keperawatan.
Komite keperawatan di RS.Muhammadiyah Lamongan adalah pejabat yang ditunjuk
untuk menghimpun, merumuskan dan mengkomunikasikan tentang hal-hal yang terkait
dengan masalah profesi dan tehnis keperawatan. Komite Keperawatan secara struktur di
bawah direktur medis RS Muhammadiyah Lamongan.
B. Organisasi Komite Keperawatan
Susunan organisasi Komite Keperawatan sekurang-kurangnya terdiri dari:
a.
Ketua Komite Keperawatan;
b.
Sekretaris Komite Keperawatan; dan
c.
Subkomite.
Gambar :5.1
Bagan Struktur Organisasi Komite Keperawatan
Komite Keperawatan
Sekertaris Komite
Keperawatan
Subkomite Kredensial
Subkomite Mutu
Profesi
(2)
(3)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
(4)
c.
d.
e.
f.
g.
dan
memberikan
rekomendasi
pemulihan
Kewenangan
Klinis
bagi
setiap
tenaga
keperawatan.
f. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
g. Sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan ke direkturRumah Sakit.
3. Kewenangan
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
Kewenangan Klinis untuk memperoleh SPKK (clinical appointment).
4. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik
yang ditetapkan oleh rumah sakit;
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
Kredensial dimaksud;
11
keperawatan
mengajukan
permohonan
untuk
memperoleh
Tujuan
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien
sesuai kewenangannya.
2.
Tugas
Tugas sub komite mutu profesi adalah:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
tenaga keperawatan;
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
3.
Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan
kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.
4.
Mekanisme kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut:
a.
b.
c.
13
d.
e.
f.
2)
3)
4)
5)
6)
Menerapkan perbaikan;
7)
Rencana reaudit.
(3)
Prinsip caring
15
1.
Tujuan
Subkomite etik dan disiplin profesi bertujuan:
a.
Agar
tenaga
keperawatan
menerapkan
prinsip-prinsip
etik
dalam
c.
2.
Tugas
a.
b.
c.
d.
e.
Merekomendasikan
pencabutan
Kewenangan
Klinis
dan/atau
surat
3.
Kewenangan
Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan memberikan usul
rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu,
memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian Kewenangan Klinis
(delineation of clinical privilege), serta memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.
4.
Mekanisme kerja
a.
2)
b.
c.
1)
2)
keperawatan
melalui
Ketua
Komite
Keperawatan;
3)
d.
2)
3)
e.
17
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA
Hubungan kerja keanggotaan Komite Keperawatan yang ada di RS. Muhammadiyah
Lamongan adalah :
(1) Semua pelayanan keperawatan dilakukan oleh setiap staf keperawatan di Rumah Sakit
berdasarkan surat penugasan kerja klinis dari Direktur RSML.
(2) Dalam keadaan kegawatdaruratan staf keperawatan dapat diberikan penugasan kerja klinis
untuk melakukan asuhan keperawatan di luar kewenangan klinis yang dimiliki, sepanjang yang
bersangkutan memiliki kemampuan untuk melakukannya.
(3) Dalam melaksanakan tugas, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di
lingkungannya maupun denganstaf keperawatan fungsional lain atau instansi lain yang terkait.
(4) Untuk menangani pelayanan keperawatan tertentu, Direktur RSML dapat membentuk panitia
atau kelompok kerja.
18
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
KOMITE KEPERAWATAN DI RS.MUHAMMADIYAH LAMONGAN
A. KUALIFIKASI
No
1
Nama
Jabatan
Ketua
Komite
Keperawatan
Kualifikasi
Formal
Sertifikat
Pendidikan
1. Menejemen
Sarjana
keperawatan
Keperawatan 2. Pembimbing
Klinik
keperawatan
Pengalaman Kerja
Sekertaris
Komite
Keperawatan
Sub Komite
Kredensial
Sub Komite
peningkatan
Mutu
Pelayanan
Sub Komite
Disiplin Etik
Dan profesi
Pendidikan
D-III
Keperawatan
Pendidikan
Sarjana
Keperawatan
Pendidikan
Sarjana
Keperawatan
Pendidikan
Sarjana
Keperawatan
1. Menejemen
keperawatan
2. Pembimbing
klinik
keperawatan
1. Menejemen
keperawatan
2. Pembimbing
Klinik
keperawatan
1. Menejemen
keperawatan
2. Pembimbing
Klinik
keperawatan
Pengalaman aktif
dalam kegiatan
profesi (PPNI/IBI)
Pengalaman kerja 5
tahun
Mampu
mengembangkan
pelayanan
keperawatan.
Mempunyai semangat
profesionalisme
Reputasi baik
Pengalaman kerja 5
tahun
Mempunyai semangat
profesionalisme
Reputasi baik
Pengalaman kerja 5
tahun
Mempunyai semangat
profesionalisme
Reputasi baik
Pengalaman kerja 5
tahun
Mempunyai semangat
profesionalisme
Reputasi baik
Pengalaman kerja 5
tahun
Mempunyai semangat
profesionalisme
Reputasi baik
19
BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI
Orientasi merupakan kegiatan pengenalan mengenai Komite Keperawatan di rumah sakit
yang meliputi tentang penyelenggaraan Komite Keperawatan, susunan organisasi, tata
kerja serta prosedur tetap di Komite Keperawatan. Kegiatan orientasi tentang Komite
Keperawatan:
1.
2.
Tanggung Jawab
1) Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan bertanggung jawab untuk
menyediakan sarana, prasarana bagi program orientasi.
2) Ketua Komite Keperawatan bertanggung jawab untuk membuat usulan tentang
materi, waktu pelaksanaan, metode dan biaya yang berhubungan dengan program
orientasi.
3.
Tujuan
1) Agar calon tenaga keperawatan di rumah sakit mengetahui / memahami falsafah
dan tujuan serta penyelenggaraan Komite Keperawatan
2) Mengetahui Struktur Organisasi dan Tata Kerja di Komite Keperawatan
3) Mengetahui dan memahami Prosedur Kerja di Komite Keperawatan
4.
Metode
1) Ceramah, tanya jawab.
2) Melihat langsung pelaksanaan kegiatan Komite Keperawatan.
5.
Waktu
Waktu kegiatan orientasi disesuaikan dengan jadwal orientasi bagi pegawai baru di
rumah sakit dan jadwal tenaga praktik/magang di rumah sakit.
6.
Alokasi biaya
Biaya disesuaikan dan dibebankan pada anggaran Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan dan direncanakan dalam RAPB RS Muhammadiyah Lamongan.
20
BAB IX
PERTEMUAN KEANGGOTAAN KOMITE KEPERAWATAN
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah
tertentu .
Tujuan umum :
Membantu terselenggaranya program kerja Komite Keperawatan yang ada di RS.
Muhammadiyah Lamongan.
Tujuan khusus :
1. Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan program kerja Komite
Keperawatan
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahn yang terkait dengan program
kerja Komite Keperawatan guna peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
Penyelenggaraan rapat :
(1) Rapat Komite Keperawatan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komite Keperawatan untuk
membahas hal-hal yang berhubungan dengan keprofesian tenaga keperawatan sesuai tugas
dan kewajibannya.
(2) Rapat Komite Keperawatan terdiri dari rapat rutin, rapat dengan Direktur Medik dan Kepala
Bidang Keperawatan, dan rapat khusus.
(3) Peserta rapat Komite Keperawatan selain Anggota Komite Keperawatan, apabila diperlukan dapat
juga dihadiri oleh pihak lain yang terkait dengan agenda rapat, baik internal maupun eksternal
Rumah Sakit yang ditentukan oleh Komite Keperawatan.
(4) Setiap rapat Komite Keperawatan dibuat risalah rapat.
Jenis pertemuan atau rapat di keanggotaan Komite Keperawatan :
1.
Rapat rutin
-
Rapat rutin diselenggarakan terjadual paling sedikit 2(dua) kali dalam 1 (satu) bulan
dengan interval yang tetap pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh Komite
Keperawatan;
Risalah rapat rutin disampaikan pada setiap penyelenggaraan rapat rutin berikutnya
2) Rapat Komite Keperawatan dengan Direktur Medik dan Kepala Bidang Keperawatan:
-
Rapat dengan Direktur Medik dan Kepala Bidang Keperawatan diselenggarakan terjadual
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dengan interval yang tetap pada waktu dan
tempat yang ditetapkan oleh Komite Keperawatan dan Direktur Medik dan
Kepala Bidang Keperawatan;
Risalah rapat dengan Direktur Medik dan Keperawatan disampaikan pada setiap
penyelenggaraan rapat dengan Direktur Medik dan Keperawatan berikutnya.
Rapat khusus diselenggarakan atas permintaan yang ditandatangani oleh paling sedikit
3 (tiga) orang anggota Komite Keperawatan;
22
BAB X
PELAPORAN
A. Monitoring
Monitoring kegiatan komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite.
B. Evaluasi
1. Evaluasi program kerja komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite dengan
frekuensi minimal setiap bulan
2. Analisa evaluasi program kerja komite keperawatan oleh Komite Keperawatan setiap
3 bulan
C. Laporan
Prinsip pelaporan mutu pelayanan keperawatan :
1. Laporan kegiatan komite keperawatan dilaporkan oleh komite keperawatan
2. Laporan dibuat sistematik, singkat, tepat waktu dan informative.
3. Laporan dibuat dalam bentuk grafik atau table (bila perlu)
4. Laporan dibuat bulanan, triwulan, semester, tahunan.
5. Laporan disertai analisis masalah dan rekomendasi penyelesaian.
6. Laporan dipresentasikan dalam bentuk rapat koordinasi dengan pimpinan.
Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk
menetapkan strategi selanjutnya. Laporan disampaikan pada seluruh anggota komite,
keperawatan, pimpinan rumah sakit, ruangan atau unit terkait.
23
BAB XI
PENUTUP
Demikian Pedoman Pengorganisasian Komite Keperawatan Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan ini dibuat dalam rangka upaya memenuhi segala peraturan
undang-undang yang berlaku di rumah sakit , khususnya RS Muhammadiyah Lamongan
sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya.
Dalam penyusunan Pedoman Pengorganisasi Komite Keperawatan ini kami
menyadari masih banyak kekurangan sehingga kami sangat membutuhkan usulan
perbaikan . Kami juga mohon semua dukungan demi keberhasilan seluruh program dalam
pedoman ini demi tercapai visi, misi, moto dan tujuan RS Muhammadiyah yang kita
cintai. Amin.
24