Anda di halaman 1dari 48

I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan percobaan, dan prinsip
percobaan.
1.1. Latar Belakang
Indera manusia merupakan bagian tubuh yang dapat digunakan sebagai alat
untuk menilai sifat karakteristik suatu produk. Pengujian terhadap suatu bahan
dengan menggunakan indera manusia. Untuk menentukan penilaian terhadap
bahan pangan sifat pertama kali yang menentukan diterima dan ditolaknya bahan
oleh pemakai adalah dengan penilaian yang menggunakan sifat-sifat inderawi
yang dimiliki.
Pengertian penginderaan adalah proses fisiologik dan reaksi psikologik
(mental). Indera manusia merupakan alat tubuh untuk mengadakan reaksi mental
(sensation, penginderaan) jika mendapat rangsangan (stimulus) dari luar Reaksi
mental ini pada satu pihak menimbulkan kesadaran atau kesan akan benda yang
menimbulkan rangsangan sedangkan di lain pihak kesadaran atau kesan itu
menimbulkan sikap terhadap benda yang merangsang itu. Sikap itu dapat
terwujud menjauhi atau tidak menyukai, jika rangsangan itu menimbulkan kesan
yang tidak menyenangkan, sebaliknya dapat berupa sikap menginginkan atau
menyukai, jika rangsangan itu menimbulkan kesan yang menyenangkan
(Soekarto, 1985).
Setiap jenis makanan mempunyai beberapa karakteristik yang dapat diuji
secara indrawi menggunakan indera pencicip, pencium, pendengaran, perabaan

dan penglihatan. Sifat-sifat inderawi tersebut sangat spesifik untuk setiap jenis
produk.
Pengujian

inderawi

banyak

dipergunakan

untuk

bermacam-macam

keperluan. Beberapa perusahaan spesifik misalnya wine, teh, kopi, bir, tembakau,
masih menggantungkan mutunya pada penilaian dengan indera manusia
(Kartika, dkk.,1988).
Pengujian

inderawi

perusahaan-perusahaan

secara

untuk

garis

tujuan-tujuan

besar

banyak

pengembangan

dipergunakan
produk

baru,

reformulasi produk, monitoring kompetisi dengan produk merk lain, pengawasan


mutu monitoring, stabilitas produk selama penyimpanan, monitoring pendapat dan
kesenangan konsumen atas suatu produk (Kartika, dkk., 1988).
Pengujian inderawi diperlukan dalam penilaian terhadap bahan pangan,
dimana sifat pertama kali yang menentukan diterima atau ditolaknya bahan
tersebut

oleh

pemakai

adalah

sifat-sifat

indera

yang

dimilikinya

(Kartika, dkk.,1988).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan uji sifat-sifat inderawi makanan adalah untuk mengetahui
kemampuan seseorang untuk menggunakan inderanya dalam menilai suatu
produk, untuk mengenal bermacam-macam reaksi penginderaan dari suatu
produk, dan untuk menilai benda atau komoditi yang diuji berdasarkan sikap atau
kesan yang diperoleh.

1.3. Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan uji sifat-sifat inderawi makanan adalah berdasarkan
perbedaan karakter bahan pangan yang diuji secara organoleptik dengan
menggunakan alat indera (penciuman, pendengaran, perasa, penglihatan, dan
peraba).

II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai pengujian inderawi, kegunaan pengujian
inderawi, perbedaan pengujian inderawi dan pengujian organoleptik, penglihatan,
perasa, pembauan, perabaan dan pendengaran, unsur-unsur mutu, keripik pisang
(Curah), marshmallow (Curah), yupi (Curah), kacang atom putih (Garuda), saos
sambal (ABC), yoghurt mangga (Cimory), dan teh celup (Sariwangi).
2.1. Pengujian Inderawi
Pengujian inderawi merupakan bidang ilmu yang mempelajari cara-cara
pengujian terhadap sifat karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera
manusia termasuk indera penglihat, pembau, perasa, peraba, dan pendengar
(Kartika, dkk.,1988).
Peralatan telah berkembang pesat saat ini dengan kepekaan cukup tinggi
terhadap gas cromatography, spektrofotometri, kalori meter dan lain-lain, tetapi
pengujian dengan indera manusia tetap merupakan bagian yang penting. Hal ini
disebabkan karena untuk beberapa sifat karakteristik seperti rasa, suara hanya
tepat bila dianalisa dengan biological detector yang tidak lain adalah indera
manusia. Peralatan hanya mengadakan analisa pada suatu komponen saja sedang
indera manusia dapat mengadakan penilaian terhadap seluruh kesan yang timbul
terpadu sejak suatu bahan disajikan sampai kesan setelah bahan tersebut ditelan.
Enak tidaknya suatu jenis bahan pangan dikonsumsi hanya tepat bila dinilai
dengan indera manusia (Kartika, dkk.,1988).

2.2. Kegunaan Pengujian Inderawi


Pengujian

inderawi

perusahaan-perusahaan

secara

untuk

garis

tujuan-tujuan

besar

banyak

pengembangan

digunakan

produk

baru,

reformulasi produk, monitoring kompetisi dengan merk produk lain, pengawasan


mutu monitoring stabilitas produk selama penyimpanaan, monitoring pendapat
dan kesenangan atas suatu produk (Kartika, dkk.,1988).
Beberapa pengujian dilakukan pula di laboratorium untuk menyimpan data
sebagai pendukung informasi suatu perusahaan, misalnya pemilihan cara
pengolahan yang terbaik memilih variasi pemakaian bahan dasar, penetapan suhu
pemasakan yang paling cocok, pengaruh penambahan sesuatu zat terhadap sifat
inderawi,

pengaruh

jenis

makanan

pada

rasa

dan

aroma

daging

(Kartika, dkk.,1988).
Pengujian-pengujian di atas menuntut metode pengujian yang berbeda serta
macamnya penguji yang berbeda pula. Tujuan-tujuan di atas bila direncanakan
dan diorganisasi secara baik sejak persiapan sampai pelaksanaan pengujian
(Kartika, dkk.,1988).
2.3. Perbedaan Pengujian Inderawi dan Pengujian Organoleptik
Garis besar analisa sensorik atau inderawi dapat dilakukan dengan
pengujian inderawi ataupun dengan pengujian organoleptik, di mana masingmasing

dilakukan

oleh

penguji

inderawi

dan

(Kartika, dkk.,1988).
Karakteristik pengujian inderawi antara lain yaitu :
1.

Penguji melakukan penginderaan dengan perasaan,

penguji

organoleptik

2.

Metode pengujian yang dipergunakan telah pasti,

3.

Pada umunya penguji telah melalui seleksi dan latihan sebelum pengujian,

4.

Subyektivitas penguji relatif kecil karena penguji bekerja seperti sebuah

alat penganalisa,
5.

Pengujian dilakukan dalam bilik-bilik pengujian dewan hasil pengujian

akan dianalisa dengan metode statistik (Kartika, dkk.,1988).


Pengujian inderawi para penguji disamakan sebagai suatu peralatan baik
dalam menguji perbedaan maupun mengklasifikasi mutu suatu bahan.
Karakteristik pengujian organoleptik antara lain yaitu :
1.

Penguji cenderung melakukan penilaian berdasarkan kesukaan,

2.

Penguji tanpa latihan sebelum pengujian,

3.

Penguji umumnya tidak melakukan penginderaan berdasarkan kemampuan

dalam uji inderawi,


4.

Pengujian

dilakukan

di

tempat

terbuka

sehingga

diskusi

(saling mempengaruhi) antar penguji selama penginderaan mungkin terjadi


(Kartika, dkk.,1988).
2.4. Penglihatan
Indera penglihat merupakan alat tubuh yang terpenting untuk mengenali
adanya benda-benda di sekeliling kita. Demikian juga untuk menilai benda-benda
atau bahan yang dihadapi, maka digunakan penglihatan. Dengan melihat, orang
dapat mengenal dan menilai bentuk, ukuran, sifat transparansi, kekeruhan, warna,
dan sifat-sifat permukaan seperti kasar-halus, suram, mengkilap, homogenheterogen, dan datar-bergelombang (Soekarto, 1985).

Sifat penglihatan atau kenampakan merupakan sifat pertama yang diamati


oleh konsumen sedangkan sifat-sifat yang lain akan dimulai kemudian. Pada
bahan pangan yang berada pada satu kemasan, maka kemasan dan label
merupakan suatu hal yang penting sebagai suatu pendukung kenampakan produk.
Termasuk sifat penglihatan adalah warna, viskositas, ukuran, bentuk, dan sifat
kelainan bahan (Kartika, dkk.,1988).
Warna merupakan sifat organoleptik penting, karena dapat memberi
gambaran tentang sifat-sifat lain dan juga merupakan sifat kenampakan yang
ditimbulkan oleh distribusi spectral dari cahaya, kilap, transparansi, turbidity,
ditentukan oleh cahaya yang dipantulkan (refleksi) atau diteruskan (transmisi)
(Soekarto, 1985).
Warna paling cepat dan mudah memberi kesan, tetapi paling sulit diberi
deskripsi dan sulit cara pengukurannya. Itulah sebabnya penilaian secara subjektif
dengan penglihatan masih sangat menentukan dalam penilaian komoditi.
Banyak sifat atau mutu komoditi berkaitan dengan warna. Tingkat matang
dalam banyak jenis buah-buahan dapat dikenali atau dinilai dari warnanya. Warna
hijau buah menandakan bahwa buah belum matang, masih asam atau sepat.
Komoditi tepung pada umumnya dikaitkan dengan warna putih bersih. Jika
warnanya menyimpang segera dinilai berkurang mutunya (Kartika, dkk.,1988).
Sifat penglihatan yang lainnya adalah viskositas, sifat ini penting pada
produk berbentuk cairan. Penelitian viskositas bertujuan untuk mengetahui
pengaruh-pengaruh penggunaan bahan dasar, pengaruh panas dan lain-lain
(Kartika, dkk.,1988).

Ukuran dan bentuk juga merupakan sifat penglihatan yang merupakan


faktor mutu yang terlihat nyata, dan biasanya dapat diukur serta diawasi dengan
mudah karena pada umumnya seluruh permukaan bahan kelihatan dari luar.
Beberapa kriteria yang termasuk ukuran adalah berat, volum, kerapatan, berat
jenis, panjang, lebar, dan diameter, sedangkan bentuk bahan dapat dilihat
langsung dari bahannya, apakah bahan tersebut bulat, lonjong, simetris,
melengkung, dan sebagainya, (Kartika, dkk.,1988).
2.5. Perasa
Indera pencicip berfungsi untuk menilai cicip (taste) dari suatu makanan.
Indera pencicip terdapat dalam rongga mulut, terutama pada permukaan lidah dan
sebagian langit-langit lunak. Di permukaan rongga mulut terdapat lapisan yang
selalu basah yang terdapat sel-sel peka. Sel-sel peka ini mengumpul membentuk
susunan yang disebut puting pencicip. Puting pencicip adalah reseptor untuk
pencicipan atau rasa. Ukurannya kecil karena itu hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Puting pencicip tersembunyi dalam lapisan kulit lidah dan mempunyai
lubang di permukaan lapisan kulit yang disebut pori (Soekarto, 1985).
Empat macam rasa dasar : manis, asin, asam, dan pahit. Konsep empat rasa
dasar tersebut sebenarnya hanya merupakan penyederhanaan saja. Kualitas empat
rasa dasar dipengaruhi oleh konsentrasinya. Rasa manis pada gula semakin tinggi
tetapi sampai konsentrasi tertentu rasa enak yang ditimbulkannya akan menurun.
Begitu pula pada ketiga rasa yang lain. Umumnya bahan pangan tidak hanya
terdiri dari salah satu rasa, tetapi merupakan gabungan berbagai macam rasa
secara terpadu sehingga menimbulkan cita rasa yang utuh (Soekarto, 1985).

Kepekaan rasa, maka rasa manis dapat mudah dirasakan pada ujung lidah,
rasa asin pada ujung dan pinggir lidah. Di samping fungsinya sebagai penilai rasa,
puting pencicip juga dapat membantu mekanisme mempertahankan kondisi gizi
badan. Kepekaan indera dipengaruhi banyak faktor, misalnya pencicipan paling
peka pada pagi hari (pukul 9-10). Status metabolisme badan mempengaruhi juga
kepekaan dan keinginan terhadap suatu makanan, misalnya setelah menjalani
operasi adrenal, keinginan makan yang asin-asin akan menjadi lebih tinggi
(Soekarto, 1985).
2.6. Pembauan
Pembauan juga disebut pencicipan jarak jauh karena manusia dapat
mengenal enaknya makanan yang belum terlihat hanya dengan mencium baunya
dari jarak jauh. Indera pembau berfungsi untuk menilai bau-bauan dari suatu
produk atau komoditi baik berupa makanan atau non pangan (Soekarto, 1985).
Indera pembau terdapat dalam sepasang rongga hidung. Pada waktu orang
bernafas udara yang dihirup akan mengalir secara turbulent karena melewati
celah-celah rongga hidung. Gas berbau yang terhirup pada waktu menarik napas
akan tercampur dengan udara pernapasan. Sebagian kecil gas langsung mengenai
ujung sel-sel olfaktori dan terjadilah rangsangan bau (Soekarto, 1985).
2.7. Perabaan dan Pendengaran
Berbeda dengan penginderaan lain, penginderaan sentuhan atau perabaan
tidak terdapat pada alat tubuh khusus atau pada daerah yang terbatas. Penerimaan
sentuhan atau perabaan terjadi hampir di seluruh permukaan kulit. Kepekaannya
tidak merata di seluruh daerah. Ada daerah-daerah terbatas yang mempunyai

kepekaan lebih dari daerah-daerah lain. Beberapa daerah seperti rongga mulut,
bibir, tangan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap sentuhan atau perabaan.
Ujung jari mempunyai kepekaan yang istimewa dan sangat berguna untuk menilai
produk atau komoditi (Soekarto, 1985).
Indera pendengar juga dapat digunakan sebagai penilai produk atau
komoditi makanan, dengan mendengar suara hasil pengunyahan di dalam mulut,
manusia bisa membedakan kerenyahan makanan. Kerupuk misalnya, produk ini
menimbulkan suara yang khas pada saat proses penggigitan dalam mulut, hal ini
menimbulkan kesan renyah untuk produk tersebut (Soekarto, 1985).
2.8. Unsur-unsur Mutu
Mutu adalah kumpulan sifat-sifat yang membedakan satu bahan atau produk
dengan yang lainnya dan sejauh mana konsumen menerima (Sutisna, 2009).
Segala sesuatu yang ada pada komoditas yang langsung mempengaruhi nilai
pemuas atau nilai manfaat komoditas disebut unsur mutu. Hal-hal yang
membentuk mutu komoditas meliputi unsur-unsur mutu yang terlihat dan yang
tersembunyi serta dapat diukur dan yang tak dapat diukur. Kriteria mutu adalah
sebagian dari unsur-unsur mutu yang dipilih untuk menyatakan standar mutu
produk (Soekarto, 1985).
Sifat mutu yaitu sifat yang dapat diamati, dianalisa atau diukur dari produk.
Sifat-sifat itu dapat berupa sifat fisik objektif ataupun sifat organoleptik subjektif
berupa rasa, bau, dan tekstur. Termasuk dalam sifat fisik objektif ialah susunan
kimia, kadar air, berat, ukuran derajat putih, dan indeks refraksi. Sifat-sifat ini

semua dapat diukur baik dengan alat fisik maupun secara uji organoleptik
(Soekarto, 1985).
2.9. Keripik Pisang
Keripik pisang adalah irisan pisang yang telah digoreng sampai garing
(Tarwiyah, 2001).
2.10. Marshmallow
Marshmallow merupakan sejenis makanan ringan. Produk ini bertekstur
seperti busa, lembut, meleleh di dalam mulut dengan bentuk, aroma, dan
warna-warni

yang

menarik,

sehingga

sangat

menarik

bagi

anak-anak

(Arintawati, 2006).
Marshmallow di negeri Barat tempatnya berasal disukai baik oleh anak-anak
maupun orang dewasa. Marshmallow dapat dikonsumsi langsung maupun diolah
terlebih dahulu, dimakan dengan atau tanpa dicampur dengan makanan lain. Cara
pemanggangan merupakan cara mengolah marshmallow yang cukup populer
(Arintawati, 2006).
Marshmallow sangat mudah meleleh sehingga hanya dengan menggunakan
lilin, proses pemanggangannya dapat dengan mudah dilakukan. Tingkat
pemanggangan yang dilakukan tergantung selera (Arintawati, 2006).
2.11. Kacang Atom Putih
Kacang atom putih merupakan kacang yang dilapisi oleh tepung dan diberi
perasa agar terasa guruh dan bentuknya bulat-bulat kecil lebih mirip seperti pilus
tetapi kacang atom ini lebih besar.

2.12. Yupi
Yupi adalah makanan sejenis permen yang tekturnya elastis dan kenyal
seperti jenis soft candy tetapi pada yupi ini diberikan taburan gula agar menjadi
manis dan teksturnya agak kasar, selain itu diberi pewarna agar tambah menarik.
2.13. Saos Sambal
Sambal atau saus cabe adalah saus yang diperoleh dari pengolahan cabe
yang matang dan berkualitas baik dengan tambahan bahan-bahan lain yang
digunakan sebagai bahan pembantu. Bahan-bahan tambahan yang digunakan
sangat bervariasi, tetapi yang umum ditambahkan adalah garam, gula, bawang
putih, dan bahan pengental (maizena atau juga tapioka). Pati digunakan sebagai
bahan pengikat dan memberikan penampakan yang mengkilap. Rasa dan mutu
saus cabe sangat tergantung mutu dan varietas cabe yang digunakan sebagai bahan
baku utamanya. Suhu pemanasan dalam pembuatannya sangat berpengaruh
terhadap warna yang dihasilkan (Anonim, 2009).
2.14. Yoghurt
Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri.
Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi
produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)
menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan
tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt. Yoghurt sering dijual apa
adanya, bagaimanapun juga rasa buah, vanilla atau coklat juga populer
(Anonim, 2009).

2.15. Teh Celup


Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat
dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan
dari tanaman semak Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari
tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh
putih (Anonim, 2007).
2.16. Gula Asam
Gula asam merupakan produk diversifikasi minuman asam jawa yang diolah
sedimikian rupa agar menjadi sautu minuman yang enak dan segar, rasanya
menjadi asam dan sedikit manis karena ada penambahan gula di dalam kandungan
asamnya.

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PERCOBAAN


Bab ini membahas mengenai bahan-bahan percobaan, alat-alat percobaan,
dan metode percobaan.
3.1. Bahan-bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam uji sifat-sifat inderawi makanan adalah
keripik pisang (Curah), yupi (Curah), marshmallow rasa blueberry(Curah),
kacang atom putih (Garuda), gula asam (ABC), teh celup (Sariwangi), yoghurt
mangga (Cimory) dan saos sambal (ABC).
3.2. Alat-alat Percobaan
Alat-alat percobaan yang digunakan adalah sendok, sloki, pisin, baki kecil,
gelas, nampan, tissu dan lap tangan.
3.3. Metode Percobaan
3.3.1 Metode Percobaan Karakteristik Makanan Padat/Setengah Padat
Metode percobaan karakteristik makanan padat/setengah padat berdasarkan
penglihatan, sampel dilihat dari bentuk, ukuran, warna, dan kesegaran warna, lalu
tulis pada lembar pengamatan.
Metode percobaan karakteristik makanan padat/setengah padat berdasarkan
penciuman/pembauan, sampel dilihat dari karakteristik bau dan tingkat
kenampakan, lalu tulis pada lembar pengamatan.
Metode percobaan karakteristik makanan padat/setengah padat berdasarkan
perabaan dengan jari tangan, sampel dilihat dari peraban (lembut, keras, elastis,
kenyal), lalu tulis pada lembar pengamatan, serta berdasarkan perabaan dengan

mulut, sampel dilihat dari perabaan (keras, rapuh, renyah, lembut, kenyal, halus,
dan kasar), lalu tulis pada lembar pengamatan.
Metode percobaan karakteristik makanan padat/setengah padat berdasarkan
pencicipan, sampel dilihat dari manis, asam, asin, pahit, biasa, lalu tulis pada
lembar pengamatan.
3.3.2 Metode Percobaan Karakteristik Makanan Cair
Metode percobaan karakteristik makanan cair berdasarkan penglihatan,
sampel dilihat dari warna, jernih, keruh, kental, encer, lalu tulis pada lembar
pengamatan.
Metode

percobaan

karakteristik

makanan

cair

berdasarkan

penciuman/pembauan, sampel dilihat dari karakteristik bau dan tingkat kesukaan,


lalu tulis pada lembar pengamatan.
Metode percobaan karakteristik makanan cair berdasarkan perabaan dengan
jari tangan, sampel dilihat dari halus, berbutir, lengket, kental, encer, lalu tulis
pada lembar pengamatan serta berdasarkan perabaan dengan indera mulut, sampel
dilihat dari halus, berpasir, lengket, kental, encer, lalu tulis pada lembar
pengamatan.
Metode percobaan karakteristik makanan cair berdasarkan pencicipan,
sampel dilihat dari manis, asam, asin, pahit, lainnya, lalu tulis pada lembar
pengamatan.

IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini membahas mengenai hasil percobaan dan pembahasan karakteristik
makanan padat/setengah padat serta hasil percobaan dan pembahasan karakteristik
makanan cair.
4.1. Hasil Percobaan
Padat/Setengah Padat

dan

Pembahasan

Karakteristik

Makanan

4.1.1 Hasil Percobaan dan Pembahasan Karakteristik Makanan Padat/Setengah


Padat berdasarkan Penglihatan
Tabel 1. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan
Padat/Setengah Padat berdasarkan Penglihatan terhadap Keripik pisang (Curah),
kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), Marshmallow Rasa blueberry (Curah)
Karakteristik Kenampakan
Contoh
Keripik Pisang
(Curah)
Kacang Atom
Putih (Garuda)
Yupi (Curah)

Bentuk

Ukuran

Warna

Kesegaran
warna

Elips tipis

Besar

Kuning agak
coklat

Cukup Segar

Bulat

Kecil

Putih agak krem

Cukup Segar

Bulat
bolong
tengah

Sedang

Hijau,
Kuning,Putih

Cukup Segar

Besar

Putih

Segar

Marshmallow
Bulat
blueberry (Curah)
(Sumber : Meja 17, 2009)

Tabel 2. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan


Padat/Setengah Padat berdasarkan Penglihatan terhadap Keripik pisang (Curah),
kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), Marshmallow Rasa blueberry (Curah)
Karakteristik Kenampakan
Contoh

Bentuk

Ukuran

Warna

Kesegaran
warna

Lonjong

Sedang

Kuning

Cukup Segar

Bulat

Kecil

putih

Cukup Segar

Yupi (Curah)

Bulat

Kecil

Hijau,
Kuning,Putih

Segar

Marshmallow
blueberry (Curah)

Bulat

Sedang

Putih

Segar

Keripik Pisang
(Curah)
Kacang Atom
Putih (Garuda)

(Sumber : Kelompok II, 2009)

Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan


dari keripik pisang (Curah) berbentuk elips tipis, berukuran besar, berwarna
kuning tua, dan kesegaran warnanya agak segar sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari
keripik pisang berbentuk lonjong, berukuran sedang, berwarna kuning, dan
kesegaran warnanya cukup segar.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan


dari kacang atom putih (Garuda) berbentuk bulat, berukuran kecil, berwarna putih
agak krem, dan kesegaran warnanya agak segar sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari
kacang atom putih berbentuk bulat, berukuran kecil, berwarna putih, dan
kesegaran warnanya cukup segar.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan


dari marshmallow rasa blue berry (Curah) berbentuk bulat, berukuran besar,
berwarna putih, dan kesegaran warnanya segar sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari
marshmallow blueberry berbentuk bulat, berukuran sedang, berwarna putih, dan
kesegaran warnanya segar.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan

dari yupi (Curah) berbentuk bulat bolong tengah, berukuran sedang, berwarna
hijau kuning putih, dan kesegaran warnanya cukup segar sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari
yupi berbentuk bulat, berukuran kecil, berwarna hijau kuning putih, dan kesegaran
warnanya segar.
Terdapat perbedaan dari hasil pengamatan individu dan hasil pengamatan
bersama yaitu bentuk keripik pisang (Curah) hasil individu elips tipis sedangkan
hasil bersama lonjong, ukuran keripik pisang hasil individu besar sedangkan hasil
bersama sedang, warna keripik pisang (Curah) hasil individu kuning agak
kecoklatan sedangkan hasil bersama kuning, kesegaran warna pada yupi hasil
individu cukup segar sedangkan hasil bersama segar, warna kacang atom pituh
hasil individu putih agak krem sedangkan hasil bersama putih.
4.1.2 Hasil Percobaan dan Pembahasan Karakteristik Makanan Padat/Setengah
Padat berdasarkan Pembauan/Penciuman
Tabel 3. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan
Padat/Setengah Padat berdasarkan Pembauan terhadap Keripik pisang (Curah),
kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), Marshmallow Rasa blueberry (Curah)
Karakteristik Bau
Tingkat Kenampakan
Contoh
Tak
Agak
Sangat Sangat
Agak
Biasa
Berbau Tajam Tajam
Suka
Suka
Keripik Pisang

(Curah)
Kacang Atom Putih

(Garuda)
Yupi (Curah)

Marshmallow

blueberry (Curah)
(Sumber : Meja 17, 2009)

Tabel 4. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan


Padat/Setengah Padat berdasarkan Pembauan terhadap Keripik pisang (Curah),
kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), Marshmallow Rasa blueberry (Curah)
Karakteristik Bau
Tingkat Kenampakan
Contoh
Tak
Agak
Sangat Sangat
Agak
Biasa
Berbau Tajam Tajam
Suka
Suka
Keripik Pisang

(Curah)
Kacang Atom Putih

(Garuda)
Yupi (Curah)

Marshmallow

blueberry (Curah)
(Sumber : Kelompok II, 2009)
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan


tingkat kenampakan dari keripik pisang (Curah) berbau agak tajam dan
kenampakannya biasa sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat
diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kenampakan dari keripik pisang
berbau agak tajam dan kenampakannya biasa.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan


tingkat kenampakan dari kacang atom putih (Garuda) berbau agak tajam dan
kenampakannya agak suka sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama
dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kenampakan dari kacang
atom putih berbau agak tajam dan kenampakannya biasa.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan


tingkat kenampakan dari marshmallow rasa blueberry (Curah) berbau sangat
tajam dan kenampakannya biasa sedangkan berdasarkan pengamatan hasil

bersama dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kenampakan dari
marshmallow rasa blueberry berbau agak tajam dan kenampakannya sangat suka.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan


tingkat kenampakan dari yupi (Curah) berbau agak tajam dan kenampakannya
sangat suka sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat diketahui
bahwa karakteristik bau dan tingkat kenampakan dari yupi berbau agak tajam dan
kenampakannya sangat suka..
Terdapat perbedaan dari hasil pengamatan individu dan hasil pengamatan
bersama yaitu karakteristik bau marshmallow (Curah) hasil individu sangat tajam
sedangkan hasil bersama agak tajam, karakteristik tingkat kenampakkan pada
marshmallow hasil individu biasa sedangkan hasil bersama sangat suka,
kenampakan kacang atom putih hasil individu agak suka sedangkan hasil bersama
biasa,
Bau-bauan ini menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan rasa. Karena
sampai saat ini belum terdapatnya keseragaman pendapat dalam menetapkan
macam-macam bau. Maka tidak dipungkiri bahwa setiap orang memiliki pendapat
yang berbeda dalam menilai bau suatu produk (Kartika, dkk.,1988).
Pembauan juga disebut pencicipan jarak jauh karena manusia dapat
mengenal enaknya makanan yang belum terlihat hanya dengan mencium baunya
dari jarak jauh. Bau-bauan lebih kompleks daripada pencicipan. Kepekaan
pembauan lebih tinggi dari pada pencicipan. Industri pangan menganggap sangat

penting pengujian bau karena dapat dengan cepat dapat memberikan hasil
penilaian produksinya disukai atau tidak (Soekarto, 1985).
4.1.3 Hasil Percobaan dan Pembahasan Karakteristik Makanan Padat/Setengah
Padat berdasarkan Perabaan
Tabel 5. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan Padat/Setengah
Padat berdasarkan Perabaan menggunakan Jari Tangan terhadap Keripik Pisang (Curah),
Kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), dan Marshmallow blueberry (Curah)
Karakteristik Perabaan
Contoh
Lembut
Keras
Elastis
Kenyal
Keripik Pisang (Curah)

Kacang Atom Putih (Garuda)

Yupi (Curah)

Marshmallow blueberry

(Curah)
(Sumber : Meja17, 2009)

Tabel 6. Hasil Percobaan Bersama Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan


Padat/Setengah Padat berdasarkan Perabaan menggunakan Jari Tangan terhadap
Keripik Pisang (Curah), Kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), dan
Marshmallow blueberry (Curah)
Karakteristik Perabaan
Contoh
Lembut
Keras
Elastis
Kenyal
Keripik Pisang (Curah)

Kacang Atom Putih

(Garuda)
Yupi (Curah)

Marshmallow blueberry

(Curah)
(Sumber : Kelompok II, 2009)
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari keripik pisang (Curah) adalah keras sedangkan
berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari keripik pisang adalah keras.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa

karakteristik perabaan dari kacang atom putih (Garuda) adalah keras sedangkan
berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari kacang atom putih adalah keras.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari marshmallow rasa blueberry (Curah) adalah lembut,
kenyal dan elastis sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat
diketahui bahwa karakteristik perabaan dari marshmallow rasa blueberry adalah
lembut dan elastis.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari yupi (Curah) adalah kenyal sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan dari yupi
adalah kenyal.
Terdapat perbedaan dari hasil pengamatan individu dan hasil pengamatan
bersama yaitu karakteristik marshmallow rasa blueberry (Curah) hasil individu
lembut, kenyal dan elastis sedangkan hasil bersama lembut dan elastis.
Marshmallow rasa blueberry (Curah) memiliki karakteristik yang lembut dan
elastis karena komposisinya terdapat gula, dekstrin, gelatin sapi, tepung jagung,
pektin sehingga menimbulkan karakteristik lembut dan elastis.

Tabel 7. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan


Padat/Setengah Padat berdasarkan Perabaan menggunakan Indera Mulut terhadap
Keripik Pisang (Curah), Kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), dan
Marshmallow blueberry (Curah)
Karakteristik Perabaan
Contoh
Keras Rapuh Renyah Lembut Kenyal Halus Kasar
Keripik Pisang

(Curah)
Kacang Atom

Putih (Garuda)
Yupi (Curah)

Marshmallow
blueberry

(Curah)
(Sumber : Meja 17, 2009)
Tabel 8. Hasil Percobaan Bersama Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan
Padat/Setengah Padat berdasarkan Perabaan menggunakan Indera Mulut terhadap
Keripik Pisang (Curah), Kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), dan
Marshmallow blueberry (Curah)
Karakteristik Perabaan
Contoh
Keras Rapuh Renyah Lembut Kenyal Halus Kasar
Keripik Pisang

(Curah)
Kacang Atom

Putih (Garuda)
Yupi (Curah)

Marshmallow
blueberry

(Curah)
(Sumber : Kelompok II, 2009)
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari keripik pisang (Curah) adalah keras dan renyah
sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa
karakteristik perabaan dari keripik pisang adalah renyah.

Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari kacang atom putih (Garuda) adalah keras dan renyah
dan lembut sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat diketahui
bahwa karakteristik perabaan dari kacang atom putih adalah keras, renyah dan
kasar.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari marshmallow rasa blueberry (Curah) adalah lembut,
kenyal, dan halus sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat
diketahui bahwa karakteristik perabaan dari marshmallow rasa blueberry adalah
lembut, kenyal, dan halus.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari yupi (Curah) adalah kenyal sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan dari yupi
adalah kenyal.
Terdapat perbedaan dari hasil pengamatan individu dan hasil pengamatan
bersama yaitu karakteristik perabaan keripik pisang hasil individu keras dan
renyah sedangkan hasil bersama keras, karakteristik perabaan kacang atom putih
(Garuda) hasil individu keras, renyah dan lembut sedangkan hasil bersama keras
renyah.

4.1.4 Hasil Percobaan dan Pembahasan Karakteristik Makanan Padat/Setengah


Padat berdasarkan Pencicipan
Tabel 9. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan
Padat/Setengah Padat berdasarkan Pencicipan terhadap Keripik Pisang (Curah),
Kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), dan Marshmallow blueberry (Curah)
Karakteristik Cicip
Contoh
Manis
Asam
Asin
Pahit
Biasa
Keripik Pisang (Curah)

Kacang Atom Putih

(Garuda)
Yupi (Curah)

Marshmallow blueberry

(Curah)
(Sumber : Meja 17, 2009)
Tabel 10. Hasil Percobaan Bersama Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan
Padat/Setengah Padat berdasarkan Pencicipan terhadap Keripik Pisang (Curah),
Kacang atom putih (Garuda), yupi (Curah), dan Marshmallow blueberry (Curah)
Karakteristik Cicip
Contoh
Manis
Asam
Asin
Pahit
Biasa
Keripik Pisang (Curah)

Kacang Atom Putih

(Garruda)
Yupi (Curah)

Marshmallow blueberry

(Curah)
(Sumber : Kelompok II, 2009)
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari


keripik pisang (Curah) adalah asin sedangkan berdasarkan pengamatan hasil
bersama dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari keripik pisang adalah asin.
Keripik pisang (Curah) memiliki rasa asin, karena dalam komposisi bahan
ada penambahan asam, sehingga menyebabkan rasanya menjadi asin.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari


kacang atom putih (Garuda) adalah asin sedangkan berdasarkan pengamatan hasil

bersama dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari kacang atom putih adalah
asin.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari


marshmallow rasa blueberry (Curah) adalah manis sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari
marshmallow rasa blueberry adalah manis.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari


yupi (Curah) adalah manis sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama
dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari yupi adalah manis dan asam.
Tedapat perbedaan dari hasil pengamatan individu yaitu pada yupi rasanya
manis saja sedangkan menurut hasil pengamatan bersama rasany manis dan asam.
Kacang atom putih (Garuda) memiliki rasa asin karena dalam komposisinya
terdapat garam sehingga menyebabkan rasanya menjadi asin.
Marshmallow rasa blueberry (Curah) menurut pengamatan secara individu
maupun bersama berdasarkan pencicipan adalah manis. Marshmallow memiliki
rasa manis karena dalam komposisinya terdapat gula dan sirup blueberry sebagai
isinya sehingga menyebabkan rasanya menjadi manis.
Telah diketahui bahwa adanya empat macam rasa dasar, yaitu manis, asin,
asam dan pahit. Pada umumnya dikatakan bahwa suatu komoditas disebut manis
karena berasal dari senyawa-senyawa gula seperti sukrosa, pahit oleh quinine, asin

oleh

garam

dapur

dan

asam

oleh

asam

tartiat

atau

asam

lainnya

(Kartika, dkk.,1988).
Rasa manis pada gula akan bertambah apabila konsentrasi gula semakin
tinggi sampai konsentrasi tertentu rasa enak yang ditimbulkannya akan menurun,
begitupula dengan rasa yang lain. Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari
salah satu rasa, tetapi merupakan gabungan berbagai macam, rasa secara terpadu
sehingga menimbulkan cita rasa yang utuh (Kartika, dkk.,1988).
Rasa manis mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada pinggir lidah,
rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada belakang lidah. Indera perasa ini
dipengaruhi oleh suhu, medium rasa yang dipakai, sensivitas seseorang, interaksi
bermacam rasa dan kondisi fisik seseorang (Kartika, dkk.,1988).
4.1. Hasil Percobaan dan Pembahasan Karakteristik Makanan Cair
4.2.1 Hasil Percobaan dan Pembahasan Karakteristik Makanan Cair berdasarkan
Penglihatan
Tabel 11. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan Cair
berdasarkan Penglihatan terhadap, Gula Asam (ABC), Teh Celup (Sariwangi),
Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal (ABC).
Karakteristik Kenampakan
Contoh
Warna Jernih Keruh Kental Encer
Gula Asam (ABC)
Coklat

Coklat
Teh Celup (Sariwangi)
agak

merah
Yoghurt mangga (Cimory)
Krem

Saos Sambal (ABC)


Merah

(Sumber : Meja 17, 2009)

Tabel 12. Hasil Percobaan Bersama Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan


Cair berdasarkan Penglihatan terhadap , Gula Asam (ABC), Teh Celup
(Sariwangi), Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal (ABC).
Karakteristik Kenampakan
Contoh
Warna Jernih Keruh Kental Encer
Gula Asam (ABC)
Coklat

Teh Celup (Sariwangi)


Coklat

Yoghurt mangga (Cimory)


Krem

Saos Sambal (ABC)


Merah

(Sumber : Kelompok II, 2009)


Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari Saos sambal
(ABC) berwarna merah, keruh, dan kental sedangkan berdasarkan pengamatan
hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari saos sambal
berwarna merah dan kental.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari gula asam
(ABC) berwarna coklat, keruh, dan encer sedangkan berdasarkan pengamatan
hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari gula asam
berwarna coklat, keruh, dan encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari yoghurt mangga
(ABC) berwarna krem, keruh, dan encer sedangkan berdasarkan pengamatan hasil
bersama dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari yoghurt mangga
berwarna krem, keruh, dan encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari teh celup
(Sariwangi) berwarna coklat, jernih, dan encer sedangkan berdasarkan

pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari


teh celup berwarna coklat, jernih, dan encer.
Terdapat perbedaan dari hasil pengamatan individu dan hasil pengamatan
bersama yaitu karakteristik kenampakan teh celup (Sariwangi) hasil individu
keruh dan encer sedangkan hasil bersama jernih dan encer.
4.2.2 Hasil Percobaan dan Pembahasan Karakteristik Makanan Cair berdasarkan
Penciuman/Pembauan
Tabel 13. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan Cair
berdasarkan Penciuman/Pembauan terhadap Gula Asam (ABC), Teh Celup
(Sariwangi), Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal (ABC).
Karakteristik Bau
Tingkat Kesukaan
Contoh
Tak
Agak Sangat Sangat
Agak
Biasa
Berbau Tajam Tajam
Suka
Suka
Gula Asam (ABC)

Teh Celup (Sariwangi)

Yoghurt mangga

(Cimory)
Saos Sambal (ABC)

(Sumber : Meja 17, 2009)


Tabel 14. Hasil Percobaan Bersama Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan
Cair berdasarkan Penciuman/Pembauan terhadap Gula Asam (ABC), Teh Celup
(Sariwangi), Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal (ABC).
Karakteristik Bau
Tingkat Kesukaan
Contoh
Tak
Agak
Sangat Sangat
Agak
Biasa
Berbau Tajam Tajam
Suka
Suka
Gula Asam (ABC)

Teh Celup (Sariwangi)

Yoghurt mangga

(Cimory)
Saos Sambal (ABC)

(Sumber : Kelompok II, 2009)


Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kesukaan dari saos
sambal (ABC) berbau sangat tajam dan sangat suka sedangkan berdasarkan

pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat
kesukaan dari saos sambal berbau sangat tajam dan sangat suka.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kesukaan dari gula
asam (ABC) berbau sangat tajam dan biasa sedangkan berdasarkan pengamatan
hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kesukaan dari
gula asam berbau sangat tajam dan biasa.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kesukaan dari
yoghurt mangga (Cimory) berbau sangat tajam dan biasa sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat
kesukaan dari yoghurt mangga berbau sangat tajam dan biasa.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kesukaan dari teh
celup (Sariwangi) berbau agak tajam dan sangat suka sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat
kesukaan dari teh celup berbau agak tajam dan sangat suka.
Terdapat perbedaan dari hasil pengamatan individu dan hasil pengamatan
bersama yaitu tingkat kesukaan gula asam (ABC) hasil individu agak suka
sedangkan hasil bersama biasa.

4.2.3 Hasil Percobaan dan Pembahasan Karakteristik Makanan Cair berdasarkan


Perabaan
Tabel 15. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan Cair
berdasarkan Perabaan menggunakan Jari Tangan terhadap Gula Asam (ABC), Teh
Celup (Sariwangi), Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal (ABC).
Karakteristik Perabaan
Contoh
Lengke
Halus Berbutir
Kental Encer
t
Gula Asam (ABC)

Teh Celup (Sariwangi)

Yoghurt mangga (Cimory)

Saos Sambal (ABC)

(Sumber : Meja 17, 2009)


Tabel 16. Hasil Percobaan Bersama Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan
Cair berdasarkan Perabaan menggunakan Jari Tangan terhadap Gula Asam (ABC),
Teh Celup (Sariwangi), Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal (ABC).
Karakteristik Perabaan
Contoh
Lengke
Halus Berbutir
Kental Encer
t
Gula Asam (ABC )

Teh Celup (Sariwangi)

Yoghurt mangga (Cimory)

Saos Sambal (ABC)

(Sumber : Kelompok II, 2009)


Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan
dari saos sambal (ABC) adalah halus, lengket dan kental sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan dari saos
sambal adalah berbutir dan kental.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan
dari gula asam (ABC) adalah halus dan encer sedangkan berdasarkan pengamatan
hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan dari gula asam adalah
encer.

Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera


perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan
dari yoghurt mangga (Cimory) adalah halus, lengket dan encer sedangkan
berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari yoghurt mangga adalah encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan
dari teh celup (Sariwangi) adalah halus dan encer sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan dari teh
celup adalah encer.
Terdapat perbedaan dari hasil pengamatan individu dan hasil pengamatan
bersama yaitu karakteristik perabaan saos sambal (ABC) hasil individu halus
lengket dan kental sedangkan hasil bersama berbutir dan kental, karakteristik
perabaan yoghurt mangga hasil individu halus dan encer sedangkan hasil bersama
encer.
Tabel 17. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan Cair
berdasarkan Perabaan menggunakan Indera Mulut terhadap Gula Asam (ABC),
Teh Celup (Sariwangi), Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal (ABC).
Karakteristik Perabaan
Contoh
Lengke
Halus Berpasir
Kental Encer
t
Gula Asam (ABC)

Teh Celup (Sariwangi)

Yoghurt mangga (Cimory)

Saos Sambal (ABC)

(Sumber : Meja 17, 2009)

Tabel 18. Hasil Percobaan Bersama Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan


Cair berdasarkan Perabaan menggunakan Indera Mulut terhadap Gula Asam
(ABC), Teh Celup (Sariwangi), Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal
(ABC).
Karakteristik Perabaan
Contoh
Lengke
Halus Berpasir
Kental Encer
t
Gula Asam (ABC)

Teh Celup (Sariwangi)

Yoghurt mangga (Cimory)

Saos Sambal (ABC)

(Sumber : Kelompok II, 2009)


Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari saos sambal (ABC) adalah halus dan kental sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan dari saos
sambal adalah berpasir dan kental.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari gula asam (ABC) adalah halus dan encer sedangkan berdasarkan
pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan dari gula
asam adalah encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari yoghurt mangga (Cimory) adalah halus, lengket dan encer
sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa
karakteristik perabaan dari yoghurt mangga adalah encer.

Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera


perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari teh celup (Sariwangi) adalah halus dan encer sedangkan
berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari teh celup adalah encer.
Terdapat perbedaan dari hasil pengamatan individu dan hasil pengamatan
bersama yaitu karakteristik perabaan saos sambal (ABC) hasil individu halus
lengket dan kental sedangkan hasil bersama berpasir dan kental.
4.2.4 Hasil Percobaan dan Pembahasan Karakteristik Makanan Cair berdasarkan
Pencicipan
Tabel 19. Hasil Percobaan Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan Cair
berdasarkan Pencicipan terhadap Gula Asam (ABC), Teh Celup (Sariwangi),
Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal (ABC).
Karakteristik Cicip
Contoh
Manis Asam Asin Pahit Lainnya
Gula Asam (ABC)

Teh Celup (Sariwangi)

tawar
Yoghurt mangga (Cimory)

Saos Sambal (ABC)


Pedas
(Sumber : Meja 17, 2009)
Tabel 20. Hasil Percobaan Bersama Mempelajari Sifat-sifat Inderawi Makanan
Cair berdasarkan Pencicipan terhadap Gula Asam (ABC), Teh Celup (Sariwangi),
Yoghurt Mangga (Cimory), dan Saos Sambal (ABC).
Karakteristik Cicip
Contoh
Manis Asam Asin Pahit Lainnya
Gula Asam (ABC)

Teh Celup (Sariwangi)

Yoghurt mangga (Cimory)

Saos Sambal (ABC)


Pedas
(Sumber : Kelompok II, 2009)
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari saos sambal (ABC)

adalah pedas sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat diketahui


bahwa karakteristik cicip dari saos sambal adalah pedas.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari gula asam (ABC) adalah
manis dan asam sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat
diketahui bahwa karakteristik cicip dari gula asam adalah asam.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari yoghurt mangga
(Cimory) adalah manis dan asam sedangkan berdasarkan pengamatan hasil
bersama dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari yoghurt mangga adalah
asam.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari teh celup (Sariwangi)
adalah pahit dan tawar sedangkan berdasarkan pengamatan hasil bersama dapat
diketahui bahwa karakteristik cicip dari teh celup adalah pahit.
Terdapat perbedaan dari hasil pengamatan individu dan hasil pengamatan
bersama yaitu karakteristik cicip gula asam (ABC) hasil individu manis dan asam
sedangkan hasil bersama asam, karakteristik cicip yoghurt mangga hasil individu
manis dan asam sedangkan hasil bersama asam.
Sambal memiliki rasa pedas karena dalam komposisinya terdapat cabai
sehingga menyebabkan rasanya menjadi pedas.

Gula asam memiliki rasa manis dan asam karena dalam komposisinya
berdasarkan terdapat gula, asam jawa, gula kelapa sehingga menyebabkan rasanya
menjadi manis dan asam.
Teh celup memiliki rasa pahit karena dalam komposisinya tidak terdapat
gula hanya teh dan aroma melati, tidak ditambahkan dengan gula sehingga
menyebabkan rasanya menjadi pahit.

V KESIMPULAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan.
5.1. Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Karakteristik Makanan Padat/Setengah Padat
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan


dari keripik pisang (Curah) berbentuk lonjong, berukuran sedang, berwarna
kuning, dan kesegaran warnanya cukup segar.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan


dari kacang atom putih (Garuda) berbentuk bulat , berukuran kecil, berwarna
putih, dan kesegaran warnanya cukup segar.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan


dari marshmallow rasa blueberry (Curah) berbentuk bulat, berukuran sedang,
berwarna putih, dan kesegaran warnanya segar.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan


dari yupi (Curah) berbentuk bulat, berukuran kecil, berwarna hijau kuning putih,
dan kesegaran warnanya segar.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan

tingkat kenampakan dari keripik pisang (Curah) berbau agak tajam dan
kenampakannya biasa.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan


tingkat kenampakan dari kacang atom putih (Garuda) berbau agak tajam dan
kenampakannya biasa.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan


tingkat kenampakan dari marshmallow blueberry (Curah) berbau agak tajam dan
kenampakannya sangat suka.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan


tingkat kenampakan dari yupi (Curah) berbau agak tajam dan kenampakannya
sangat suka.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari keripik pisang (Curah) adalah keras.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari kacang atom putih (Garuda) adalah keras.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa

karakteristik perabaan dari marshmallow rasa blueberry (Curah) adalah lembut


dan elastis.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari yupi (Curah) adalah kenyal.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari keripik pisang (Curah) adalah keras dan renyah.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari kacang atom putih (Garuda) adalah keras, renyah dan
kasar.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari marshmallow blueberry (Curah) adalah lembut,
kenyal, dan halus.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa


karakteristik perabaan dari yupi (Curah) adalah kenyal.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari


keripik pisang (Curah) adalah asin.

Keripik pisang (Curah) memiliki rasa asin, karena dalam komposisi bahan
ada penambahan garam, sehingga menyebabkan rasanya menjadi asin.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari


kacang atom putih (Garuda) adalah asin.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari


marshmallow rasa blueberry (Curah) adalah manis.
Berdasarkan

karakteristik

makanan

padat/setengah

padat

dengan

menggunakan indera pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari


yupi (Curah) adalah manis dan asam.
5.1.2 Kesimpulan Karakteristik Makanan Cair
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari saos sambal
(ABC) berwarna merah dan kental.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari gula asam
(ABC) berwarna coklat, keruh, dan encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari yoghurt mangga
(Cimory) berwarna krem, keruh, dan encer.

Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera


penglihatan dapat diketahui bahwa karakteristik kenampakan dari teh celup
(Sariwangi) berwarna coklat, jernih, dan encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kesukaan dari saos
sambal (ABC) berbau sangat tajam dan sangat suka.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kesukaan dari gula
asam (ABC) berbau sangat tajam dan biasa.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kesukaan dari
yoghurt mangga (Cimory) berbau sangat tajam dan biasa.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
penciuman dapat diketahui bahwa karakteristik bau dan tingkat kesukaan dari teh
celup (Sariwangi) berbau agak tajam dan sangat suka.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan
dari saos sambal (ABC) adalah berbutir dan kental.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan
dari gula asam (ABC) adalah encer.

Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera


perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan
dari yoghurt mangga (Cimory) adalah encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan jari tangan dapat diketahui bahwa karakteristik perabaan
dari teh celup (Sariwangi) adalah encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari saos sambal (ABC) adalah berpasir dan kental.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari gula asam (ABC) adalah encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari yoghurt mangga (Cimory) adalah encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
perabaan menggunakan indera mulut dapat diketahui bahwa karakteristik
perabaan dari teh celup (Sariwangi) adalah encer.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari saos sambal (ABC)
adalah pedas.

Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera


pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari gula asam (ABC) adalah
asam.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari yoghurt mangga
(Cimory) adalah asam.
Berdasarkan karakteristik makanan cair dengan menggunakan indera
pencicipan dapat diketahui bahwa karakteristik cicip dari teh celup (Sariwangi)
adalah pahit.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Keripik Pisang. id.wikipedia.org. diakses 12 April 2008.
Anonim. 2007. Yoghurt. id.wikipedia.org. diakses 12 Mei 2009.
Anonim. 2007. Teh. id.wikipedia.org. diakses 12 Mei 2009.
Arintawati, Ir Muti. 2006. Marshmallow
www.republika.co.id. diakses 12 Mei 2009.

yang

Perlu

Diwaspadai.

Kartika, B.; P. Hastuti, W. Supartono, W. 1988. Pedoman Uj Inderawi Bahan


Pangan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Soekarto, Soewarno T. 1985. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu
Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Yogyakarta.
Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian Organoleptik. Bharata Karya Aksara.
Jakarta.
Sutisna, Nana. 2007. Diktat Kuliah Uji Inderawi. Universitas Pasundan.
Bandung.
Tarwiyah, Kemal. 2001. Keripik Pisang. www.ristek.go.id. diakses 12 Mei 2009.

DISKUSI
1. Pendapat saya tentang aplikasi lapangan dari materi praktikum ini adalah
bahwa penerapan materi ini sangat diperlukan dalam menentukan mutu suatu
produk atau komoditi. Dengan dilakukannya uji organoleptik, maka dapat
diketahui secara pasti tingkat kesukaan dari penguji yang mewakili manusia pada
umumnya. Aplikasinya pada produsen susu misalnya, memerlukan uji
organoleptik dari banyak orang untuk menentukan tingkat kesukaan yang nantinya
akan dipertimbangkan untuk menentukan jumlah produksi dan atau untuk
memperbaiki kualitas produknya.
2. Cara menerangkan karakteristik jambu biji adalah dengan menerangkan
bahwa jambu biji adalah jenis buah berbentuk bulat seperti apel, keras, besarnya
juga hampir sama dengan apel, di dalamnya banyak sekali biji kecil-kecil, rasanya
manis dan kesat seperti salak, warnanya hijau segar. Sedangkan karakteristik
dodol adalah semacam kue, berbentuk persegi, berwarna cokat tua seperti gula
merah, lembut, kenyal, dan rasanya sangat manis. Karakteristik kerupuk adalah
renyah, rapuh, keras, bentuknya bulat, berwarna putih kekuningan, dan rasanya
asin.
3. Sifat organoleptik untuk setiap jenis makanan tidak harus sama, bahkan harus
berbeda, setiap jenis makanan pasti memiliki karakteristik yang khas yang tidak
dimiliki jenis makanan lainnya. Misalnya, karakteristik dodol dan kerupuk, dodol
berbentuk persegi, berwarna coklat segar, berbau agak tajam, lembut, kenyal,
halus, dan rasanya sangat manis. Dodol memiliki karakteristik bentuk bulat,
berwarna putih, berbau agak tajam, keras, renyah, dan rasanya asin.

4. Perbedaan dan persamaan setiap jenis makanan penting diketahui agar kita
dapat membedakan makanan yang kita makan, dari pengetahuan itu juga kita
dapat menilai mutu atau kualitas jenis makanan.
5. Sifat karakteristik yang benar-benar menentukan tingkat kesukaan adalah
karakteristik cicip, karena dibandingkan dengan yang lain, karakteristik cicip
adalah sifat yang sangat sensitif, orang bisa menyukai suatu jenis makanan jika
rasanya enak walaupun kenampakannya tidak baik, karakteristik lain hanyalah
sifat pendukung yang berfungsi untuk menambah selera atau menarik selera
orang.

MEMPELAJARI SIFAT-SIFAT INDERAWI MAKANAN

Oleh
Nama
NRP
Kelompok
Meja
Asisten
Tanggal Praktikum

: Meiza Maajid P.
: 083020033
: I (satu)
: 15 (lima belas)
: Isni Dewi Anggraini
: 28 Maret 2011

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG

2011

Anda mungkin juga menyukai