Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

REKAYASA
PONDASI
BIANCA NATASYA
0706266121
TEKNIK SIPIL
TUGAS REKAYASA PONDASI

A. Dimensi Tiang
1. Driven Pile
Driven Pile memiliki penampang persegi dengan ukuran 30x30 cm.

Lebar (m) 0,3

Embedment length (m) 15,5

2. Drilled Pile
Drilled Pile memiliki penampang lingkaran dengan ukuran diameter 60
cm.

Diameter (m) 0,6

Embedment length (m) 15,5

Kedalaman tiang pancang (embedment length) dipilih 15,5 meter


karena berdasarkan data CPT yang diperoleh, hanya terdapat data tahanan
konus hingga kedalaman 16 meter saja. Pada kedalaman tersebut, lapisan
tanah telah berupa pasir yang cukup halus (N-SPT 17) dan menuju peralihan
ke lapisan pasir yang kasar (N-SPT 41). Selain itu, dengan pertimbangan
bahwa 15,5+3 meter juga masih merupakan lapisan tanah dengan N-SPT
yang besar dan terus meningkat, maka dirasa cukup aman dan tidak akan
terjadi penurunan massif yang tidak dapat terkontrol apabila kedalaman
tiang pancang hanya sedalam 15,5 meter karena lapisan hingga kedalaman
22 meter, nilai N-SPT terus meningkat, yaitu pada lapisan pasir kasar dan
batuan dengan N-SPT 54.

A. Karakteristik Lapisan Tanah


Bentuk stratifikasi tanah diambil dari data SPT yang diperoleh dengan
menyederhanakan bentuk lapisannya sebagai berikut:
0 m

S ilty C la y

6 m

C la y e y S ilt

14 m

Sand

22 m

Dalam melakukan perhitungan, diperlukan nilai index properties dari


masing-masing lapisan tanah, yaitu sudut geser, undrained shear strength,
dan unit weight. Terdapat beberapa korelasi empiris yang didasarkan pada
nilai N-SPT yang dimiliki terhadap berbagai index properties tanah tersebut.
1. Nilai unit weight
Nilai unit weight tiap lapisan diperoleh dari rentang nilai unit weight yang
biasa ditemui di kota Depok selama ini.
2. Nilai undrained shear strength1
Nilai ini diperoleh dengan memanfaatkan korelasi empiris yang dibuat
oleh Terzaghi dan Peck dengan memanfaatkan nilai N-SPT yang dimiliki
sehingga dapat dikatakan cukup mewakili data lapisan tanah yang
dimiliki.

Cu=10N, untuk silty clay


Cu=12N, untuk clayey silt

3. Nilai sudut geser2

1 Diambil dari Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sipil “TORSI”. Maret 2007.
Nilai ini diperoleh dengan memanfaatkan korelasi empiris yang dibuat
oleh Osaki dengan memanfaatkan nilai N-SPT yang dimiliki sehingga
dapat dikatakan cukup mewakili data lapisan tanah yang dimiliki.

∅=(20N)0,5+15

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi di


atas, maka nilai index properties tanah tiap lapisan adalah:

Jenis Tanah γ Cu (kN/m2) ∅


(kN/m3)

Silty Clay 17 80 27

Clayey Silt 16 56 24

Sand 18 0 44

A. Kapasitas Tiang Berdasarkan Uji Laboratorium


1. Metode Meyerhoff + β-Method
Driven Pile
✔ End Bearing
2B=2×0,3=0,6 meter, atau 2 ft di bawah ujung tiang
8B=8×0,3=2,4 meter, atau 8 ft di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,1 meter atau 44 –
54 ft.

Qp=Ap.q'Nq*≤Ap.50Nq*tan∅
Ujung tiang pancang terletak pada lapisan pasir dengan sudut geser
sebesar 44°. Dari grafik di bawah ini, diperoleh nilai Nq* dengan
sudut geser sebesar 44° adalah sebesar 800. Maka:
Qp=Ap.q'Nq*
=0,3.0,3.17.6+16.8+18.1,5.800
=18504 kN
Qp=Ap.50Nq*tan∅=0,3.0,3.50.800.tan44=3476,48 kN
Maka, nilai Qp adalah 3476,48 kN.

2 -ibid.
✔ Skin Friction lapisan Silty Clay
Daerah terpengaruhnya adalah 0 – 6 meter atau 0 – 20 ft.
K=1-sin∅=1-sin27=0,55
β=K.tan∅=0,55.tan27=0,28
f1=βσv'=0,28. 17.3=14,28 kN/m2
Qs1=f1.p.L=14,28.0,3.4.6=102,816 kN
✔ Skin Friction lapisan Clayey Silt
Daerah terpengaruhnya adalah 6 – 13,1 meter atau 20 – 44 ft.
K=1-sin∅=1-sin24=0,59
β=K.tan∅=0,59.tan24=0,26
f2=βσv'=0,26. 17.3+16.9,6=53,196 kN/m2
Qs2=f2.p.L=53,196.0,3.4.7,2=459,61 kN
✔ Allowable Bearing Capacity
Qult=Qp+Qs1+Qs2=3476,48+102,816+459,61=4038,9 kN
Qa=QultFS=4038,93=1346,3 kN

Drilled Pile
✔ End Bearing
2B=2×0,6=1,2 meter, atau 4 ft di bawah ujung tiang
8B=8×0,6=4,8 meter, atau 16 ft di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 16,7 meter atau 36 –
56 ft.
Qp=Ap.q'Nq*≤Ap.50Nq*tan∅
Ujung tiang pancang terletak pada lapisan pasir dengan sudut geser
sebesar 44°. Dari grafik di bawah ini, diperoleh nilai Nq* dengan
sudut geser sebesar 44° adalah sebesar 800. Maka:
Qp=Ap.q'Nq*
=3,14.0,3.0,317.6+16.8,1+18.1,5.800
=58464,29 kN
Qp=Ap.50Nq*tan∅=3,14.0,3.0,3.50.800.tan44=10916,15 kN
Maka, nilai Qp adalah 10916,15 kN.
✔ Skin Friction lapisan Silty Clay
Daerah terpengaruhnya adalah 0 – 6 meter atau 0 – 20 ft.
K=1-sin∅=1-sin27=0,55
β=K.tan∅=0,55.tan27=0,28
f1=βσv'=0,28. 17.3=14,28 kN/m2
Qs1=f1.p.L=14,28.3,14.0,6.6=161,42 kN
✔ Skin Friction lapisan Clayey Silt
Daerah terpengaruhnya adalah 6 – 10,7 meter atau 20 – 36 ft.
K=1-sin∅=1-sin24=0,59
β=K.tan∅=0,59.tan24=0,26
f2=βσv'=0,26. 17.3+16.8,4=48,2 kN/m2
Qs2=f2.p.L=48,2.3,14.0,6.4,8=435,88 kN
✔ Allowable Bearing Capacity
Qult=Qp+Qs1+Qs2=10916,15+161,42+435,88=11513,45 kN
Qa=QultFS=11513,453=3837,82 kN

1. Metode Meyerhoff + α-Method


Driven Pile
✔ End Bearing
2B=2×0,3=0,6 meter, atau 2 ft di bawah ujung tiang
8B=8×0,3=2,4 meter, atau 8 ft di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,1 meter atau 44 –
54 ft.

Qp=Ap.q'Nq*≤Ap.50Nq*tan∅
Ujung tiang pancang terletak pada lapisan pasir dengan sudut geser
sebesar 44°. Dari grafik di bawah ini, diperoleh nilai Nq* dengan
sudut geser sebesar 44° adalah sebesar 800. Maka:
Qp=Ap.q'Nq*
=0,3.0,3.17.6+16.8+18.1,5.800
=18504 kN
Qp=Ap.50Nq*tan∅=0,3.0,3.50.800.tan44=3476,48 kN
Maka, nilai Qp adalah 3476,48 kN.
✔ Skin Friction lapisan Silty Clay
Cu = 80 kN/m2  α = 0,6
f1=αCu=0,6. 80=48 kN/m2
Qs1=f1.p.L=48.0,3.4.6=345,6 kN
✔ Skin Friction lapisan Clayey Silt
Cu = 56 kN/m2  α = 0,75
f2=αCu=0,75. 56=42 kN/m2
Qs2=f2.p.L=42.0,3.4.6=302,4 kN
✔ Allowable Bearing Capacity
Qult=Qp+Qs1+Qs2=3476,48+345,6+302,4=4124,48 kN
Qa=QultFS=4124,483=1374,83 kN

Drilled Pile
✔ End Bearing
2B=2×0,6=1,2 meter, atau 4 ft di bawah ujung tiang
8B=8×0,6=4,8 meter, atau 16 ft di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 16,7 meter atau 36 –
56 ft.
Qp=Ap.q'Nq*≤Ap.50Nq*tan∅
Ujung tiang pancang terletak pada lapisan pasir dengan sudut geser
sebesar 44°. Dari grafik di bawah ini, diperoleh nilai Nq* dengan
sudut geser sebesar 44° adalah sebesar 800. Maka:
Qp=Ap.q'Nq*
=3,14.0,3.0,317.6+16.8,1+18.1,5.800
=58464,29 kN
Qp=Ap.50Nq*tan∅=3,14.0,3.0,3.50.800.tan44=10916,15 kN
Maka, nilai Qp adalah 10916,15 kN.
✔ Skin Friction lapisan Silty Clay
Cu = 80 kN/m2  α = 0,6
f1=αCu=0,6. 80=48 kN/m2
Qs1=f1.p.L=48.3,14.0,6.6=542,592 kN
✔ Skin Friction lapisan Clayey Silt
Cu = 56 kN/m2  α = 0,75
f2=αCu=0,75. 56=42 kN/m2
Qs2=f2.p.L=42.3,14.0,6.4,8=379,81 kN
✔ Allowable Bearing Capacity
Qult=Qp+Qs1+Qs2=10916,15+542,592+379,81=11838,55 kN
Qa=QultFS=11838,553=3946,18 kN

A. Kapasitas Tiang Berdasarkan Uji Lapangan


1. Uji SPT
Untuk memudahkan perhitungan, akan digunakan satuan British dalam
perhitungan terlebih dahulu. Setelah itu, baru akan dilakukan konversi
kembali ke dalam satuan SI. Maka:
 Driven Pile
Lebar (ft) 1

Embedment length (ft) 52

 Drilled Pile
Diameter (ft) 2

Embedment length (ft) 52


Kedalaman (ft) N-SPT

9 6

16 10

23 5

29 6

36 4

43 4

49 17

56 41

63 51

69 54

Driven Pile
➢ End Bearing
✔ Influence zone
2B=2×0,3=0,6 meter, atau 2 ft di bawah ujung tiang
8B=8×0,3=2,4 meter, atau 8 ft di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,1 meter atau 44
– 54 ft.
✔ Menghitung nilai N rata-rata pada daerah terpengaruh
Diambil nilai N pada kedalaman 14 m (47 ft), 14,5 m (48 ft), 15
m (50 ft), 15,5 m (52 ft), dan 16 m (53 ft) untuk dicari nilai rata-
ratanya.
Navg=12+16+21+28+335=22
✔ Nilai tegangan vertikal efektif (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6
lb/ft3)
σv'=γD
=17.19,6lb/ft3.20ft+16.19,6lb/ft3.27ft+18.19,6lb/ft3.5ft
=16895lbft2=8,45 tsf
✔ Menghitung nilai N corrected
CN=0,77log20σv'=0,77log208,45=0,29
N=CNNavg=0,29.22=6,38
✔ Menghitung nilai End Bearing
Qp=0,4NBDfAp≤4NAp
Qp=0,4NBDfAp=0,4.6,38152.1=132,70 ton
4NAp=4.52.1=208 ton
Maka, nilai Qp adalah 132,70 ton atau sekitar 1181,03 kN.
➢ Skin-Friction Lapisan Silty Clay
✔ Influence Zone
Daerah terpengaruhnya adalah 0 – 6 meter atau 0 – 20 ft.
✔ Menghitung nilai N rata-rata
Diambil nilai N pada daerah terpengaruh.
Navg=6+10+83=8
✔ Nilai tegangan vertikal efektif pada titik tengah lapisan, yaitu
kedalaman 3 m atau 10 ft (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6
lb/ft3)
σv'=γD
=17.19,6lb/ft3.10ft
=3332lbft2=1,67 tsf
✔ Menghitung nilai N corrected
CN=0,77log20σv'=0,77log201,67=0,83
N=CNNavg=0,83.8=6,64
✔ Menghitung nilai skin friction
fs=N50≤1 tsf
fs1=N50=6,6450=0,1328 tsf
Maka, fs adalah 0,1328 tsf atau sekitar 12,72 kN/m2
Qs1=fs.perimeter.L=0,1328.1.4.20=10,624 ton atau sekitar 91,58
kN.
➢ Skin-Friction Lapisan Clayey Silt
✔ Influence Zone
Daerah terpengaruhnya adalah 6 – 13,1 meter atau 20 – 44 ft.
✔ Menghitung nilai N rata-rata
Diambil nilai N pada daerah terpengaruh.
Navg=8+5+5+5+5+4+4+68=5
✔ Nilai tegangan vertikal efektif hingga titik tengah dari lapisan,
yaitu kedalaman 9,55 m atau 32 ft (dikonversi dengan 1kN/m3 =
19,6 lb/ft3)
σv'=γD
=3332 lb/ft2+16.19,6lb/ft3.32ft
=13367,2lbft2=6,69 tsf
✔ Menghitung nilai N corrected
CN=0,77log20σv'=0,77log206,69=0,37
N=CNNavg=0,37.5=1,85
✔ Menghitung nilai skin friction
fs=N50≤1 tsf
fs2=N50=1,8550=0,037 tsf
Maka, fs adalah 0,037 tsf atau sekitar 3,55 kN/m2
Qs2=fs.perimeter.L=0,037.1.4.24=3,55 ton atau sekitar 30,25 kN.
➢ Skin-Friction Lapisan Sand
Lapisan ini menjadi daerah terpengaruh dari end bearing.
➢ Allowable Bearing Capacity
Qult=Qp+Qs1+Qs2=132,70+10,624+3,55=146,874 ton=1302,86 kN
Qa=QultFS=146,8743=48,958 ton=434,29 kN

Drilled Pile
➢ End Bearing
✔ Influence zone
2B=2×0,6=1,2 meter, atau 4 ft di bawah ujung tiang
8B=8×0,6=4,8 meter, atau 16 ft di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 16,7 meter atau 36
– 56 ft.
✔ Menghitung nilai N rata-rata pada daerah terpengaruh
Diambil nilai N pada kedalaman 12,5 m (42 ft), 13 m (43 ft), 13,5
m (45 ft), 14 m (47 ft), 14,5 m (48 ft), 15 m (50 ft), 15,5 m (52
ft), 16 m (53 ft), dan 16,5 m (55 ft) untuk dicari nilai rata-
ratanya.
Navg=7+10+12+16+21+28+33+388=21
✔ Nilai tegangan vertikal efektif (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6
lb/ft3)
σv'=γD
=17.19,6lb/ft3.20ft+16.19,6lb/ft3.27ft+18.19,6lb/ft3.5ft
=16895lbft2=8,45 tsf
✔ Menghitung nilai N corrected
CN=0,77log20σv'=0,77log208,45=0,29
N=CNNavg=0,29.21=6,09
✔ Menghitung nilai End Bearing
Qp=0,4NBDfAp≤4NAp
Qp=0,4NBDfAp=0,4.6,09252.π224=198,88 ton
4NAp=4.52.π224=653,12 ton
Maka, nilai Qp adalah 198,88 ton atau sekitar 1770,032 kN.
➢ Skin-Friction Silty Clay
✔ Influence Zone
Daerah terpengaruhnya adalah 0 – 6 meter atau 0 – 20 ft.
✔ Menghitung nilai N rata-rata
Diambil nilai N rata-rata pada daerah terpengaruh.
Navg=6+10+83=8
✔ Nilai tegangan vertikal efektif pada titik tengah lapisan, yaitu
kedalaman 3 m atau 10 ft (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6
lb/ft3)
σv'=γD
=17.19,6lb/ft3.10ft
=3332lbft2=1,67 tsf
✔ Menghitung nilai N corrected
CN=0,77log20σv'=0,77log201,67=0,83
N=CNNavg=0,83.8=6,64
✔ Menghitung nilai skin friction
fs=N50≤1 tsf
fs1=N50=6,6450=0,1328 tsf
Maka, fs adalah 0,1328 tsf atau sekitar 12,72 kN/m2
Qs1=fs.perimeter.L=0,1328.π.2.20=16,68 ton atau sekitar 143,79
kN.
➢ Skin-Friction Clayey Silt
✔ Influence Zone
Daerah terpengaruhnya adalah 6 – 10,7 meter atau 20 – 36 ft.
✔ Menghitung nilai N rata-rata
Diambil nilai N rata-rata pada daerah terpengaruh.
Navg=8+5+5+5+5+56=5,5
✔ Nilai tegangan vertikal efektif hingga titik tengah lapisan, yaitu
kedalaman 8,35 m atau 28 ft (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6
lb/ft3)
σv'=γD
=3332 lb/ft2+16.19,6lb/ft3.28ft
=12112,8lbft2=6,06 tsf
✔ Menghitung nilai N corrected
CN=0,77log20σv'=0,77log206,06=0,4
N=CNNavg=0,4.5,5=2,2
✔ Menghitung nilai skin friction
fs=N50≤1 tsf
fs2=N50=2,250=0,044 tsf
Maka, fs adalah 0,044 tsf atau sekitar 4,22 kN/m2
Qs2=fs2.perimeter.L=0,044.π.2.16=4,42 ton atau sekitar 37,37 kN.
➢ Allowable Bearing Capacity
Qult=13Qp+12Qs
=13.198,88+1216,68+4,42
=76,84 ton=717,26 kN
Qa=QultFS=76,843=25,61 ton=239,1 kN

1. Uji CPT
Akan digunakan metode Fleming and Thorburn dan menggunakan data
CPT S-02.
Driven Pile
➢ Influence zone
2B=2×0,3=0,6 meter di bawah ujung tiang
8B=8×0,3=2,4 meter di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,1 meter.
➢ Tahanan konus terbobot
qc=qc1+qc2+2qc34=50+25+2.304=33,75kgcm2=337500 kg/m2
Qp=qc.Ap=337500.0,3.0,3=30375 kg
➢ Skin Friction lapisan Silty Clay
Berdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata
tahanan selimut adalah sebesar 0,84 kg/cm2 atau setara dengan
8400 kg/m2.
Qs1=fs.perimeter.L=8400.0,3.4.6=60480 kg
➢ Skin Friction lapisan Clayey Silt
Berdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata
tahanan selimut adalah sebesar 1,12 kg/cm2 atau setara dengan
11200 kg/m2.
Qs2=fs.perimeter.L=11200.0,3.4.7,1=95424 kg
➢ Allowable Bearing Capacity
Qult=Qp+Qs=30375+60480+95424=186279 kg
Qa=QultFS=1862793=62093 kg

Drilled Pile
➢ Influence zone
2D=2×0,6=1,2 meter di bawah ujung tiang
8D=8×0,6=4,8 meter di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 16,7 meter.
➢ Tahanan konus terbobot
qc=qc1+qc2+2qc34=61,67+25+2.294=36,17kgcm2=361700 kg/m2
Qp=qc.Ap=361700.14π.0,62=102216,42 kg
➢ Skin Friction lapisan silty clay
Berdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata
tahanan selimut adalah sebesar 0,84 kg/cm2 atau setara dengan
8400 kg/m2.
Qs1=fs.perimeter.L=8400.0,6.π.6=94953, 6 kg
➢ Skin Friction lapisan Clayey Silt
Berdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata
tahanan selimut adalah sebesar 0,87 kg/cm2 atau setara dengan
8700 kg/m2.
Qs2=fs.perimeter.L=8700.0,6.π.4,7=77036,76 kg
➢ Allowable Bearing Capacity
Qult=12Qp+Qs
=12102216,42+94953,6+77036,76
=274206,78 kg
Qa=QultFS=274206,783=91402,26 kg

Akan digunakan metode Eslami dan Fellenius dan menggunakan data CPT
S-02.
Driven Pile
➢ Influence zone
4B=4×0,3=1,2 meter di bawah ujung tiang
8B=8×0,3=2,4 meter di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,7 meter.
➢ Tahanan konus terbobot
Diperoleh dengan menggunakan persamaan rata-rata geometrik
dari nilai tahanan konus pada daerah 4B di bawah ujung tiang
hingga 8B di atas ujung tiang.
qc=qc1qc2qc3……qcn1n
=100.25.30.15.32.30.50.3018
=33,59kgcm2=335900 kg/m2
Qp=qc.Ap=335900.0,3.0,3=30231 kg
➢ Skin Friction lapisan Silty Clay
Berdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata
tahanan selimut adalah sebesar 0,84 kg/cm2 atau setara dengan
8400 kg/m2.
Qs1=fs.perimeter.L=8400.0,3.4.6=60480 kg
➢ Skin Friction lapisan Clayey Silt
Berdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata
tahanan selimut adalah sebesar 1,12 kg/cm2 atau setara dengan
11200 kg/m2.
Qs2=fs.perimeter.L=11200.0,3.4.7,1=95424 kg
➢ Allowable Bearing Capacity
Qult=Qp+Qs=30231+60480+95424=186135 kg
Qa=QultFS=1861353=62045 kg

Drilled Pile
➢ Influence zone
4D=4×0,6=2,4 meter di bawah ujung tiang
8D=8×0,6=4,8 meter di atas ujung tiang
Maka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 17,9 meter. Karena
grafik SPT yang dimiliki hanya menyediakan data hingga kedalaman
±16,9 meter, maka untuk drilled pile tidak dapat menggunakan
metode Eslami dan Fellenius.
ANALISIS PERBANDINGAN ULTIMATE BEARING CAPACITY

Kalau saya ringkas dari tugas yang telah saya buat, seperti ini Pak hasil
perbandingannya:

Ultimate Bearing
N Capacity
Jenis Metode
o. Driven Drilled
Pile Pile
11513,45
1 Metode Meyerhoff + β-Method 4038,9 kN kN
4124,48 11838,55
2 Metode Meyerhoff + α-Method kN kN
1302,86
3 Metode SPT (Meyerhoff) kN 717,26 kN
Metode CPT (Fleming and 186279 274206,78
4 Thorburn) kg kg
Metode CPT (Eslami dan 186135
5 Fellenius) kg -

Apabila dibandingkan berdasarkan cara instalasi, yaitu driven dan drilled,


menurut saya akan jauh lebih baik dilakukan pemancangan. Mungkin di sini
tidak terlalu terlihat perbedaan yang signifikan antara ultimate bearing capacity
pemancangan dengan pengeboran karena dimensi penampang kedua tiang
berbeda, driven pile memiliki lebar penampang 30 cm, sedangkan drilled pile
memiliki diameter penampang 60 cm. Tentu saja, lewat diameter penampang
yang lebih besar, daya dukung tiang bor pun akan lebih besar. Akan tetapi, dari
yang saya tahu, setiap pengeboran pada tanah akan memberikan sebuah
gangguan pada tanah. Ketika tanah dibor, massa jenis bagian tanah di sekitar
titik pengeboran pun akan tereduksi. Reduksi inilah yang juga akan
mengakibatkan penurunan dari kekuatan tiang pancang tersebut. Kalau saya
lihat berdasarkan rumus empiris Meyerhoff, reduksi ini dapat menyebabkan
tahanan ujung tiang berkurang hingga tinggal sepertiga dari tahanan ujung
tiang driven dengan dimensi yang sama dan tahanan friksi berkurang hingga
tinggal setengah dari tahanan friksi tiang driven dengan dimensi yang sama
juga. Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa akan jauh lebih baik untuk
menggunakan tiang driven dibandingkan dengan tiang bor untuk menghasilkan
daya dukung yang lebih besar meskipun pasti tetap ada kelemahan tiang
pancang dibandingkan tiang bor.
Apabila saya bandingkan berdasarkan metode perhitungan, ternyata
hasilnya sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan, data property tanah yang saya
gunakan dalam perhitungan uji lab tidaklah berasal dari data lapisan tanah
yang diteliti di uji SPT maupun uji CPT yang telah disediakan. Data sudut geser
dan undrained shear strength memang saya cari korelasinya berdasarkan nilai
N-SPT dari grafik yang telah disediakan sehingga cukup sesuai dengan lapisan
tanah sebenarnya yang diteliti, tetapi nilai unit weight saya peroleh dari hasil
penelitian orang lain mengenai tanah di kota Depok secara umum sehingga
bisa saja tidak terlalu mewakili lapisan tanah tersebut. Oleh karena itu, saya
akan membandingkannya berdasarkan golongan uji lab dan golongan uji
lapangan.
1. Uji Lab
Apabila dilihat, nilai antara daya dukung batas metode Meyerhoff + β
dengan daya dukung batas metode Meyerhoff + α tidaklah jauh berbeda,
baik untuk driven pile maupun drilled pile. Karena saya menggunakan
metode Meyerhoff untuk kedua nilai end bearing tiang, maka tidak terdapat
perbedaan sama sekali pada nilai tersebut. Oleh karena itu, perbedaannya
terletak pada nilai tahanan friksinya saja. Apabila dianalisis lewat rumusnya,
metode α memanfaatkan nilai undrained shear strength sedangkan metode
β memanfaatkan nilai tegangan vertikal efektif dan koefisien tegangan
lateral tanah saat diam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
nilai unit weight yang saya gunakan untuk menghitung tegangan vertikal
efektif saya peroleh dari nilai unit weight rata-rata di kota Depok sehingga
mungkin saja tidak ternyata tidak terlalu mewakili lapisan tanah yang
sebenarnya diteliti. Oleh karena itu, menurut saya, bisa jadi perbedaan
antara metode α dan metode β tersebut disebabkan oleh adanya
kemungkinan kurang sesuainya nilai unit weight tersebut.
Namun demikian, apabila diminta memilih berdasarkan hasil yang
telah saya hitung dengan mengganggap bahwa nilai unit weight mewakili
lapisan tanah yang asli, saya akan memilih hasil perhitungan metode β
dengan nilai daya dukung batas yang lebih kecil karena dengan begitu
desain saya kemungkinan besar akan lebih aman.
2. Uji Lapangan
Untuk uji lapangan, jika hasil perhitungan CPT dikonversikan ke dalam
satuan kN, maka akan diperoleh 1825,53 kN untuk driven pile Fleming and
Thorburn, 2687,23 kN untuk drilled pile, dan 1824,12 kN untuk driven pile
Eslami dan Fellenius. Memang cukup jauh perbedaannya jika dibandingkan
antara hasil dari metode CPT dengan hasil dari metode SPT, terutama pada
drilled pile. Menurut saya, hal ini mungkin terjadi karena adanya perbedaan
sistem penelitian maupun analisis antara CPT dan SPT. Sebagai contoh, jika
pada uji SPT ternyata kedalaman sekitar 16-20 meter hanya sebuah lensa,
pada uji CPT ternyata kedalaman sekitar 15 meter telah dinyatakan sebagai
lapisan tanah keras. Perbedaan yang sangat kecil antara metode CPT
Fleming and Thorburn dengan metode CPT Eslami-Fellenius juga menurut
saya memperkuat dugaan ini.
Namun demikian, apabila diminta memilih berdasarkan hasil yang
telah saya hitung, saya akan memilih hasil dari metode SPT karena data SPT
yang disediakan tersebut jauh lebih jelas menggambarkan kondisi tanah
yang sebenarnya beserta karakteristik lapisannya masing-masing sehingga
pendekatan yang dilakukan terhadap daya dukung batas pun akan jauh lebih
akurat.

Anda mungkin juga menyukai