ANGINA PEKTORIS
Oleh :
Nurul Futuchah
G0007122
: Tn. B
Umur
: 56 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Karyawan pabrik
Alamat
2. Keluhan Utama
Nyeri dada
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada di bagian kiri. Nyeri
dirasakan sejak 1 jam SMRS. Nyeri hebat di dada bagian kiri seperti
terbakar, menjalar ke bagian punggung dan ulu hati. Nyeri hilang timbul,
tidak berkurang dengan beristirahat, pemberian makan maupun perubahan
posisi. Ditemukan keringat dingin, sesak nafas, lemas, mual, dan muntah.
Nyeri dada timbul saat pasien akan berangkat ke kantor, lalu pasien
berobat ke IGD RSDM. Empat hari SMRS, pasien beberapa kali
merasakan nyeri dada sebelah kiri, timbul tiba-tiba, dengan intensitas
ringan, hilang dengan sendirinya. Namun serangan nyeri dada
hebat
berwarna jernih, tidak terasa sakit atau panas. Pasien juga tidak pernah
batuk malam, batuk darah.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
R. Peny. jantung : disangkal
R. Tensi tinggi
: disangkal
R. Sakit gula
: disangkal
R. Asma
: disangkal
R. Batuk lama
: disangkal
R. Alergi
: disangkal
R. Mondok
: disangkal
R. Sakit Maag
: disangkal
R. Sakit jantung
: disangkal
: disangkal
R. Tensi Tinggi
: disangkal
R. Sakit Gula
: disangkal
R. Asma
: disangkal
: disangkal
6. Riwayat Kebiasaan
R. Merokok
R. Olahraga
R. Minum alkohol
: jarang
: disangkal
R. Minum jamu
: disangkal
: 110/70 mmHg
b. Nadi
c. Heart rate
d. Respirasi
: 24x / menit
e. Suhu
: 36,6 0C
Berat badan
: 60 kg
Tinggi badan
: 170 cm
BMI
Kesimpulan
Kulit
Kepala
Mata
Telinga:
Hidung
Mulut
: bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-),
gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah
tremor (-), papil lidah atrofi (-)
Thorax
Jantung
kiri bawah
Kesan
Auskultasi
HR : 83 kali/menit, reguler
BJ I-II murni, intensitas normal , reguler, bising(-),
gallop (-), ekstrasistole (-)
Paru
:
Depan : Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor / sonor
Perkusi
: sonor / sonor
: Inspeksi
Palpasi
Extremitas
: Atas
luka (-/-),
: oedem (-/-),
luka (-/-),
Laboratorium
Hb
HCT
RBC
WBC
AT
GD
GDS
GDP
GD2PP
Ureum
Cr
CKMB
HBDH
SGOT
10-1-2009
12,8
40
5,29
14,3
338
A
162
77
80
24
1,3
11 81
693
260
Rujukan
13,5-18
40-54
4,6-6,2
4,5-11
150-440
Satuan
g/dL
%
106/l
103/l
103/l
76-120
70-110
80-140
10-50
0,7-1,3
<24
72-182
0-35
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
u/l
Ul
l
SGPT
56
Na
142
K
3,6
Cl
106
HbsAg
Kol. Total
215
HDL-D
49
LDL-D
123
Trigliserid D 254
Prot total
6,80
Albumin
3,8
Globulin
3,0
Asam urat
4,1
Elektrokardiografi
2.
0-45
136-146
3,5-5,1
98-106
l
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
50-200
30-75
98-210
<150
6,0-8,0
3,2-4,6
4-8,5
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
u/l
g/dl
g/dl
Mg/dl
Radiologis
Foto thorax posisi PA :
Kekerasan cukup, simetris, trakea di tengah, inspirasi cukup, CTR 51,2
%, aorta normal, hemisfer kanan dan kiri kesan normal, diafragma
licin, berbentuk kubah, sudut costophrenicus lancip,
Kesimpulan : Bentuk dan ukuran cor dalam batas normal
E. DIAGNOSIS
Infark Miokard Akut
F. TERAPI
1. Non Medikamentosa
a. Bed rest total, posisi duduk.
b. Oksigen 4 lt/ menit
c. Diet nasi tim 1700 kkal
2. Medikamentosa
IGD :
R/ Infus NaCl 0,9% fl No.IV
cum Infus set
No. I
IV catheter no 22
No. I
S imm
R/ Inj. Streptokinase 1.500.000 iu vial No.I
Cum spuit cc 3 No. I
Simm
R/ ISDN tab sublingual mg 5 No. II
S prn (1-2) dd tab I sublingual
R/ Aspilet tab mg 80 No.IV
S 1 dd tab IV haustus
Pro : Tn. B (56 th)
Bangsal :
R/ ISDN tab mg 5 No.III
S 3 dd tab I
R/ Aspilet tab mg 80 No. I
S 1 dd tab II
R/ Bisacodyl tab mg 5 No.II
S 0-0-0-II
Pro : Tn. B (56 th)
Pembahasan Obat
1. Streptokinase
Merupakan protein non enzim yang dihasilkan dari filtrat kultur
beberapa strain streptokokus beta hemolitik dan berdaya fibrinolitis dengan
secara tidak langsung menginaktivasi konversi plasminogen menjadi plasmin.
Digunakan pada gangguan tromboemboli, misalnya emboli paru dan pada
infark jantung, terutama intra koroner dan iv. Keberatannya adalah resiko
perdarahan akibat aktivasi plasminogen berlebihan, sehingga tidak saja
gumpalan fibrin dilarutkan tetapi juga fibrinogen bebas. Kebanyakan orang
memiliki antibodi terhadap streptokinase, karena adanya pajanan terhadap
streptokokus sebelumnya, sehingga harus diinfuskan dosis dalam jumlah yang
cukup untuk mengatasi resistensi ini. Titer antibodi meningkat dengan cepat
beberapa hari setelah pemberian streptokinase, sehingga dosis lebih lanjut
kurang efektif dan menghasilkan respons alergi jika diberikan dalam 4-6 bulan.
( Gray et al, 2005)
Efek samping yang serius adalah meningkatnya kecenderungan
perdarahan , terutama perdarahan otak, khususnya pada manula. Juga harus
waspada bahwa pasien yang condong mengalami perdarahan, misalnya yang
baru menjalani pembedahan atau yang menderita luka besar.
2. ISDN
Derivat nitrat siklis ini sama kerjanya dengan nitrogliserin, tetapi
bersifat long acting. Di dinding pembuluh darah zat ini diubah menjadi
nitrogenoksida
(NO),
yang
mengaktivasi
enzim
guanilsiklase
dan
sehingga
terapi
intermitten
merupakan
terapi
yang
ideal.
Penggunaannya terutama pada pasien gagal jantung dengan angina atau yang
tidak bisa mentolerir ACE inhibitor dan antagonis reseptor angiotensin. (Tan
Hoan Tjay, 2007)
3. Aspilet
Di samping khasiat analgetik dan anti radang, pada dosis rendah
berkhasiat merintangi penggumpalan trombosit. Sejak akhir tahun 1980an ,
asam ini mulai banyak digunakan untuk prevensi sekunder dari infark otak dan
jantung. Keuntungannya banyak dibandingkan antikoagulansia untuk indikasi
ini, antara lain kerjanya cepat sekali dan dosisnya lebih mudah diregulasi.
Dosis untuk anti agregasi adalah 1 dd 40-100mg p.c per oral. Sediaan lepas
lambat berlapis enterik memberikan lebih sedikit efek samping gastrointestinal.
(Tan hoan Tjay, 2007)
4. Bisacodyl
Derivat difenilmetan ini adalah laksansia kontak popular yang bekerja
langsung
terhadap
diiding
usus
besar
(colon)
dengan
memperkuat
peristaltiknya. Efek samping jarang terjadi dan berupa kejang kejang perut
(Tan Hoan Tjay, 2007). Pemberian pada angina dimaksudkan agar pasien tidak
mengejan yang akan meningkatkan tekanan intratorakal dan dapat memicu
serangan jantung
ANGINA PEKTORIS
A. Definisi
Angina pectoris adalah nyeri dada atau rasa tercekik yang disebabkan
oleh iskemia. Angina disebabkan ketidakseimbangan pasokan oksigen miokard
(aliran darah koroner) dengan kebutuhannya (konsumsi oksigen miokard).
Penyebab tersering angina adalah penyakit arteri koroner, tetapi dapat juga
terjadi pada arteri koroner normal dalam kondisi hipertrofi atau dilatasi
ventrikel kiri berat dimana kebutuhan oksigen miokard tinggi (Gray et al.,
2005).
B. Klasifikasi Angina
Angina diklasifikasikan menjadi :
1. Angina stabil
Angina muncul setelah dicetuskan oleh sejumlah stimulus, dan hilang
dengan istirahat atau penghentian stimulus. Gejala dicetuskan oleh iskemia
miokard, biasanya muncul sebagai akibat gangguan pasokan darah
miokard sebagai konsekuensi dari stenosis bermakna arteri koroner (Gray
et al., 2005).
2. Angina tak stabil
Yang dimasukkan angin tak stabil yaitu : 1) pasien dengan angina yang
masih baru dalam 2 bulan, dimana angina cukup berat dan frekuensi cukup
sering, > 3 kali sehari, 2) pasien dengan angina yang semakin bertambah
berat, sebelumnya angina stabil, kemudian serangan angina timbul lebih
sering, dan lebih berat sakit dadanya, 3) pasien dengan serangan angina
saat istirahat (Trisnohadi, 2007).
3. Angina varian Prinzmetal
Adalah gejala angina saat istirahat dan elevasi segmen ST pada EKG yang
menandakan iskemia trnasmural. Hal ini tampaknya berhubungan dengan
adanya tonus arteri koroner yang bertambah, yang dengan cepat hilang
dengan pemberian nitrogliserin dan dapat diprovokasi oleh asetik kolin
(Gray et al., 2005).
C. Patogenesis
Angina pectoris terjadi sebagai konsekuensi dari iskemia miokard.
Pasokan oksigen gagal memenuhi kebutuhan oksigen, selalu karena
penurunan pasokan sebagai akibat gangguan aliran koroner. Factor utama
yang mempengaruhi konsumsi oksigen miokard antara lain tegangan dinding
sistolik, keadaan kontraktil, dan denyut jantung. Subendokard paling sensitive
10
11
biasanya normal atau sedikit meningkat. Pulsasi apeks sulit diraba dan bunyi
pertama dan kedua lemah.
Sering terdengar bising pansistolik di apeks yang disebabkan
regurgitasi melalui katup mitral, akibat disfungsi muskulus papilaris atau
sekunder karena dilatasi ventrikel kiri. Demam jarang melebihi 380C,
biasanya terjadi dalam 24 jam pertama dan menghilang dalam waktu
beberapa hari (Irmalita, 2003).
Anammnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dapat mengarahkan
diagnosis penyebab angina. Penyakit yang berkaitan dengan angina pectoris
adalah :
1. Penyakit jantung koroner aterosklerotik, termasuk infark miokard akut
2. Spasme arteri koroner
3. Arteritis koroner
4. Ektsia arteri koroner
5. Stenosis aorta
6. Regurgitasi aorta
7. Kardiomiopati hipertrofik
8. Hipertensi paru primer
9. Stenosis pulmonal
10. Stenosis mitral
(Gray et al., 2005)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiogram (EKG)
Pada angina pectoris stabil, EKG saat istirahat dapat menunjukkan
kelainan yang khas berupa perubahan ST-T yang sesuai dengan iskemia
miokardium. Akan tetapi, perubahan lain kea rah factor resiko seperti LVH
dan Q abnormal amat berarti untuk diagnostic. Pada angina tak stabil,
EKG dapat menunjukkan adanya depresi segmen ST yang baru atau
gelombang T negative (Gray et al., 2005).
2. Laboratorium
12
serangan
angina
sehingga memperbaiki
kualitas
hidup.
13
14
15
Streptokinase
Atau
rt-PA
Tentukan
stratifikasi resiko
Resiko
tinggi
Tentukan saat
penelitian dan terapi
intervensional
Pertimbangkan
angioplasti segera
Catatan :
*
Sampai 12 jam masih dapat dipertimbnagkan trombolisis bila masih ada sakit
dada.
**
16
DAFTAR PUSTAKA
Gray HH, KD Dawkins, JM Morgan, dan IA Simpson. 2005, Lecture Notes
Kardiologi, edisi 4. Jakarta: Erlangga. Pp : 98-106
Irmalita, 2003. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Gaya Baru. Pp : 173-181
Suyatna FD. 2007. Antiangina. Dalam: Gunawan SG, dkk (eds). Farmakologi dan
Terapi. Jakarta : FK UI. pp: 361-372
Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja, 2007 Obat Obat Penting, edisi 6. Jakarta: Elex
Media Computindo. Pp : 304-5; 601; 610-21
Trisnohadi HB. 2007. Angina Pektoris Tak Stabil. Dalam : Sudoyo AW. Buku Ajar
Ilmnu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI
17