Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal permulaannya diterima
pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan memudahkan bagi pebelajar
untuk belajar maupun pembelajar untuk mengajar dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan
dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal
tersebut memudahkan pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat
( Kolb 1984 ).
Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup.
Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran, dan
kinestetik. Setiap orang memiliki kekuatan belajar atau gaya belajar. Semakin kita mengenal baik
gaya belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu
keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.
Salah satu faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa adalah persepsi, yaitu
bagaimana dia memperoleh makna dari lingkungan. Persepsi diawali lima indera: mendengar,
melihat, mengecap, mencium,dan merasa. Di dunia pendidikan, istilah gaya balajar mengacu
khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Gaya belajar visual menyangkut
penglihatan dan bayangan mental. Gaya belajar pendengaran merujuk pada pendengaran dan
pembicaraan. Gaya belajar kinestetik merujuk gerakan besar dan kecil.
Dengan memahami gaya belajar siswa berarti akan membuat siswa lebih bahagia,
karena respons guru terhadap kebutuhan dirinya tepat, dengan demikian informasi yang
diberikan kepadanya akan lebih mudah terserap.
Jika
penglihatan
seorang
anak
kurang
berfungsi,
maka
indra
pendengarannya lebih menonjol sehingga ia lebih peka terhadap suara atau bunyi-bunyian.
Contohnya, para penyandang tunanetra biasanya memiliki indra pendengaran yang sangat
tajam.
Selain itu, pola asuh juga memegang peran penting dalam kemunculan gaya belajar
seseorang. Maksudnya, gaya belajar ditentukan oleh sejauh mana orang tua melakukan
stimulasi terhadap masing-masing indra anaknya. Anak yang sejak kecil terbiasa dibacakan
dongeng, boleh jadi akan terbiasa untuk mengasah kemampuan pendengarannya. Ia juga bisa
cepat mencerna ucapan sang pendongeng. Akibatnya, anak akan cenderung menjadi seorang
auditory learner dalam gaya belajarnya. Sementara anak seorang pelukis yang mayoritas
waktunya lebih tercurah untuk mengamati detail-detail gambar orang tuanya biasanya akan
menjadi seseorang dengan tipe belajar visual.
karakteristik di atas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja
di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah
secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.
Ciri- ciri gaya belajar kinestetik :
1. Gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.
2. Amat sulit untuk berdiam diri/duduk manis.
3. Suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif.
4. Memiliki koordinasi tubuh yang baik.
5. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.
6.
Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dan sebagainya) dirasa amat
sulit oleh siswa dengan gaya belajar ini.
7. Cenderung terlihat agak tertinggal dibanding teman sebayanya. Padahal hal ini disebabkan
oleh tidak cocoknya gaya belajar siswa dengan metode pengajaran yang selama ini lazim
diterapkan di sekolah-sekolah.
Sama halnya dengan keunikan tiap individu, tiap orang memiliki gaya belajar sendiri.
Perbedaan itu bahkan ada pada anak-anak dari satu keluarga, seperti beda dengan kakak, adik atau
saudara kembar sekalipun.
Contohnya saat mengikuti pelajaran di kelas, ada siswa yang begitu tekun menyimak meski
guru menyampaikan materi pelajaran tak ubahnya seperti ceramah selama berjam-jam. Ada yang
terkesan hanya memperhatikan sepintas lalu, meski sebetulnya mereka membuat catatan-catatan
kecil di bukunya. Namun jangan ditanya berapa banyak siswa yang merasa bosan dengan
pendekatan belajar yang menempatkan siswa sebagai pendengar setia. Secara keseluruhan, ada
siswa yang lebih mudah menangkap isi pelajaran jika disertai praktek. Siswa seperti ini lebih suka
berkutat di laboratorium mengamati dan mempelajari berbagai hal nyata ketimbang mendengar
penjelasan si guru. Sedangkan temannya yang lain mungkin lebih tertarik mengikuti pelajaran yang
disertai berbagai aspek gerak. Contohnya, guru yang menerangkan materi pelajaran kesenian sambil
sesekali diselingi nyanyian dan tepuk tangan.
Tidak hanya itu. Ada siswa yang harus bersemedi dan tutup pintu kamar rapat-rapat supaya
bisa konsentrasi belajar. Akan tetapi cukup banyak yang mengaku justru terbuka pikirannya bila
belajar sambil mendengarkan musik, entah yang mengalun merdu atau malah ingar-bingar.
Sementara sebagian lainnya merasa perlu untuk mengubah materi pelajaran menjadi komik atau
corat-coret yang gampang dibaca.
Apa pun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar yang
bersangkutan bisa menangkap materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan memberi hasil optimal.
Bukankah masing-masing pelajaran juga disampaikan oleh guru yang berbeda dengan karakter
mengajar yang berbeda pula. Itulah mengapa, guru perlu turun tangan mengamati gaya belajar
masing-masing siswa. Dengan memahami hal itu, sebetulnya guru sudah memberi kontribusi besar
dalam keberhasilan belajar siswanya karena siswa menjadi mudah menangkap materi pelajaran.
Buktinya, ketidakpahaman guru terhadap gaya belajar siswa kerap menimbulkan kesalahpahaman.
Ada guru yang tidak senang melihat siswanya asyik bikin coretan-coretan selagi di kelas. Atau ada
juga guru yang langsung menegur siswa yang terlihat tak bisa diam saat sedang diajar. Padahal,
perilaku corat-coret saat belajar tak mesti berarti ia enggan belajar. Bisa jadi, ia justru tengah
berusaha menangkap materi pelajaran lewat corat-coretnya tadi.
Tidak sedikit siswa yang cepat mengerti kalau materi pelajarannya disampaikan lewat gambar
atau ilustrasi. Nah, karena guru tidak membuatnya, maka siswalah yang tergerak menggambari
bukunya semata-mata untuk memudahkan dirinya. Demikian pula dengan siswa-siswa yang terlihat
aktif bergerak ke sana kemari selama di kelas. Siswa seperti ini boleh jadi merupakan tipe aktif yang
selalu kelebihan energi. Ia menyukai aktivitas fisik dan mudah bosan pada omongan/penjelasan
panjang lebar.
berbeda-beda, dan semua cara sama baiknya. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri.
Dalam kenyataannya, kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya
mendominasi ( Rose dan Nicoll, 1997 )
Selanjutnya, buatlah siswa menyadari gaya belajar masing-masing dengan menggunakan tes
untuk mengidentifikasi gaya belajarnya. Contoh tes yang bisa digunakan diantaranya :
Contoh Tes 1
Tandailah kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan dan jumlahkan nilainya
1. ( ) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa memahaminya.
2. ( ) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang mata.
3. ( ) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.
4. ( ) Saya terkesan sedang melamun, saat membayangkan apa yang sedang saya dengar.
5. ( ) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang berbicara.
6. ( ) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.
7. ( ) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk memecahkannya.
8. ( ) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.
9. ( ) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan.
10. ( ) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan membaca bukunya.
11. ( ) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama.
12. ( ) Saya lebih mudah belajar apablla ada keterlibatan sejumlah anggota tubuh.
13. ( ) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.
14. ( ) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action.
Contoh Tes 2
Berilah tanda V pada jawaban yang sesuai dan jumlahkan nilainya
Jawaban
No
A.1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Pertanyaan
kadang
kadang
jarang
x2
x1
x0
B.1
2
3
sering
4
5
6
7
8
9
10
Apakah anda belajar melalui mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat ?
11
12
C.1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Apakah anda banyak bicara, suka berdiskusi dan menjelaskan panjang lebar ?
Apakah anda lebih baik mengeja keras-keras daripada menuliskannya ?
Sub Total
x2
x1
x0
x2
x1
x0
Total
Apakah anda berbicara dengan lambat ?
Apakah anda menyentuh orang untuk mendapatkan perhatiannya ?
Apakah anda berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan orang ?
Apakah sering melakukan kegiatan fisik / banyak bergerak ?
Apakah anda lebih bisa belajar dengan praktek ?
Apakah anda belajar dengan berjalan dan melihat ?
Apakah anda menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca ?
Apakah anda banyak menggunakan isyarat tubuh ?
Apakah anda tak bisa duduk tenang untuk waktu yang lama ?
Apakah anda membuat keputusan berdasarkan perasaan ?
Apakah anda mengetuk-ngetuk pena, menggerakkkan jari atau kaki saat
mendengarkan ?
Apakah anda meluangkan waktu untuk berolah raga dan kegiatan fisik lainnya ?
Sub Total
Total
A. Tipe Visual
B. Tipe Auditori
C. Tipe Kenestetik
Siswa Visual
Dorong siswa visual membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka. Dalam
matematika dan ilmu pengetahuan, tabel dan grafik akan memperdalam pemahaman mereka. Peta
pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi para siswa visual dalam mata pelajaran apa pun.
Anjurkan mereka untuk membaca dulu secara sekilas, kemudian setelah mendapatkan
gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari, barulah masuk pada perincian atau detailnya.
2.
Siswa Auditorial
Mendengar kuliah,contoh, dan cerita serta mengulang informasi adalah cara-cara utama
belajar mereka. Para siswa auditorial mungkin lebih suka merekam pada kaset daripada mencatat,
karena mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang. Terkadang mereka ingin mengulang
dengan keras apa yang guru katakan. Mereka tentu saja menyimak, hanya saja mereka suka
mendengarkannya lagi.
Jika guru melihat mereka kesulitan dengan suatu konsep, bantulah berbicara dengan dirinya
sendiri untuk memahaminya.
Guru dapat menggubah sebuah lagu dengan melodi yang sudah dikenal untuk mengingat
materi yang harus diingat.
3.
Siswa Kinestetik
Siswa-siswa ini menyukai proyek terapan, dengan sandiwara pendek yang menarik, sangat
membantu mereka belajar. Para siswa kinestetik suka belajar melalui gerakan, dan paling baik
menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.
Tunjukkan caranya kepada mereka, jauhkan dari bangku biarkan mereka belajar di lantai dan
menggelar pekerjaan mereka di sekeliling mereka.
TEMUAN LAIN
Biasanya tidak ada orang yang 100% berada dalam salah satu tipe itu. Biasanya orang
memiliki lebih dari 1 tipe belajar, hanya memang satu tipelah yang paling dominan. Misalnya, ada
siswa yang termasuk dalam tipe auditory dan kinesthetic.
Pertama, saat menghafal sesuatu (entah mengafal rumus atau sekadar menghafal nama
orang ketika berkenalan) siswa tersebut pasti akan bersuara. Kedua, siswa tersebut sangat
terganggu dengan suara-suara gaduh di sekitarnya, ketika sedang mencoba berkonsentrasi. Ketiga,
ketika belajar sesuatu senang mencorat-coret kertas, membuat sketsa, menulis/mengetik ringkasan.
Keempat, lebih cepat belajar sesuatu ketika sudah mempraktekkan (mencoba melakukan) sendiri apa
yang sedang dipelajari. Dua bukti pertama tadi membuktikan kalau siswa tersebut termasuk orang
dengan tipe auditory. Dua bukti terakhir meyakinkan juga bahwa dia termasuk orang dengan tipe
belajar kinesthetic. Tetapi, diantara 2 tipe tadi, terlihat lebih dominan dalam tipe auditory.
Faktanya, banyak guru yang tidak menyadari adanya beragam gaya belajar pada siswa,
sehingga mereka hanya menggunakan metode mengajar yang monoton.
Memang, sangat menyulitkan bagi guru untuk selalu mengikuti gaya belajar yang ada pada
setiap siswa dalam setiap pembelajaran. Dalam hal ini tidak memungkinkan bagi guru untuk
menggunakan metode yang berbeda dalam satu pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai guru dituntut
untuk kreatif agar dalam penyampaian informasi materi pada siswa tidak membosankan bagi salah
satu tipe gaya belajar. Apabila guru yang setiap harinya, mengajar dengan metode ceramah, dalam
beberapa waktu dapat menggunakan metode praktek atau putau audio, agar semua siswa dapat
belajar dengan cara yang menyenangkan, sesuai dengan gayanya.
KESIMPULAN
Setelah mengenal gaya belajar pada siswa, seorang guru menjadi tahu cara mengidentifikasi
dan mengajar siswa yang memiliki berbagai macam gaya belajar dengan keunikannya masingmasing.
SARAN
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar
mereka masing-masing.
1. Sadari tipe gaya belajar siswa, tipe kinestetik, visual, auditori atau kombinasi.
2. Buatlah siswa menyadari gaya belajarnya masing-masing, sehingga dapat menentukan
cara belajar yang tepat dan efektif bagi mereka.
3. Jelaskan pada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan semua
cara sama baiknya.
4. Penuhi siswa dengan kesempatan agar dia berhasil dalam gaya belajar yang dimilikinya.
5. Selalu melihat potensi terbaik yang dimiliki siswa untuk dikembangkan.
6.
emirina.wordpress.com/2009/03/17/gaya-belajar-pada-anak/
diakses tgl 12 januari 2013
Home
Daftar Isi
Galeri
Tentang Saya
Buku Tamu
Browsing:
Home
3 Comments
Pendahuluan
Salah satu kewajiban sebagai seorang siswa adalah belajar. Namun banyak diantara siswa
yang tidak mampu belajar dengan baik karena tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang
baik. Sebelum membahas tentang bagaimana cara belajar yang baik, kita perlu mengetahui
terlebih dahulu apa pengertian dari belajar. Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai
pengertian belajar.
Menurut Winkel (belajarpsikologi.com), Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard (Sumardi Suryabrata dalam belajarpsikologi.com) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat
perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit,
mabuk, dan sebagainya.
Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977,
(belajarpsikologi.com) belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam
situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat
adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya (belajarpsikologi.com), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalaminteraksinya dengan lingkungan.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas kami dapat menyimpulkan bahwa belajar
merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sadar dan menghasilkan perubahan pada diri
seseorang.
Namun terkadang proses belajar yang dilakukan oleh siswa tidak menunjukkan hasil yang
maksimal. Seorang siswa yang telah susah payah menghafal dan memahami sebuah pelajaran
tidak kunjung berhasil ia lakukan.
Hal ini bisa saja disebabkan karena ia belum mengetahui gaya belajar yang dimilikinya.
Setiap inidividu antara yang satu dengan yang lainnya memiliki diversity dalam hal gaya
belajar. Ada yang dominan mengandalkan pendengaran (audio), ada yang dominan
menggunakan penghlihatan (Visual), ada pula yang lebih dominan menggunakan sentuhan
atau praktek langsung (kinestetik) untuk lebih mudah mempelajari suatu hal.
Untuk lebih mengoptimalkan proses belajar maka kita perlu mengetahui termasuk ke dalam
tipe manakah kita? Auditori, visual, atau kinestetik? Dengan mengetahu hal tersebut kita
dapat menggunakan tehnik-tehnik tertentu untuk mengoptimalkan proses belajar yang kita
lakukan dengan harapan hasilnya pun dapat maksimal.
1. B.
Pelaksanaan
Kelas/ Semester
: X/ I
Alokasi waktu
: 1 x 45 menit
Topic Materi
Bidang Bimbingan
Fungsi Layanan
: Fungsi Pemahaman
Jenis Layanan
: Layanan Informasi
Indikator
: Bimbingan Pribadi
Proses
1. Memahami gaya belajar visual, auditori, dan kinsetetik
2. Mengidentifikasi gaya belajar yang dimiliki
Hasil
1. Siswa dapat memahami tentang gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik
2. Siswa dapat mengetahui gaya belajar yang dimiliki
-
Metode
Penilaian
LAMPIRAN
-
Skenario
ini, tipe belajar Anda adalah visual. Orang yang memiliki tipe belajar visual cenderung lebih
mudah menyerap, mengatur dan mengolah suatu informasi melalui indera penglihatan
(melihat).
Karakteristik Umum:
Lebih suka membaca daripada dibacakan;
Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada harus berpidato;
Mengingat dari apa yang dilihat daripada dari yang didengar;
Sulit untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis;
Sering lupa menyampaikan pesan yang sifatnya verbal (ucapan) kepada orang lain, kecuali
pesan tertulis;
Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik;
Teliti terhadap detail;
Lebih suka seni lukisan atau patung dari pada nasyid;
Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum yakin
tentang suatu masalah atau proyek
Tips:
Jangan ragu untuk selalu membawa buku catatan, catatlah segala bentuk informasi yang
ingin diketahui;
Kuasailah keterampilan teknik mencatat cepat dan efektif
Tipe Belajar Auditory
Orang yang memiliki tipe belajar auditori cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan
mengolah suatu informasi melalui indera pendengaran (mendengar). Misalnya, ia lebih suka
berbicara sendiri, mengikuti ceramah/seminar daripada membaca buku, atau lebih suka
berbicara dari pada menulis.
Karakteristik Umum:
Mudah terganggu oleh keributan;
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan;
Pembicara atau orator yang fasih;
Sulit untuk menulis, tapi hebat dalam bercerita;
Suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar;
Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik;
Lebih suka nasyid daripada lukisan, atau patung;
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat.
Tips:
Buatlah kelompok diskusi;
Tidak usah ragu untuk selalu membawa tape-recorder. Putar ulang informasi/pelajaran yang
telah Anda dapat;
Jangan ragu untuk selalu bertanya atau meminta penjelasan verbal lebih jauh;
Carilah suatu tempat belajar khusus yang bebas dari gangguan keributan
Tipe Belajar Kinestetik
Orang yang memiliki tipe belajar kinestetik cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan
mengolah suatu informasi melalui sentuhan dan gerakan tubuh. Misalnya, ia lebih suka
berpikir tentang sesuatu sambil berjalan (mondar-mandir), menggerak-gerakan anggota tubuh
sambul berbicara/menjelaskan, atau ia paling tidak suka berlama-lama duduk dan diam.
Karakteristik Umum:
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian;
Belajar melalui simulasi dan praktek;
Menghafal dengan cara berjalan-jalan
Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang;
Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca;
Banyak menggunakan isyarat tubuh ketika bicara atau menjelaskan sesuatu;
Sulit mengingat tempat kecuali jika pernah ke tempat tersebut;
Menyukai permainan yang menyibukan
Tips:
Siapkan makanan kecil ketika belajar atau mengerjakan PR;
Upayakan untuk mensimulasikan kembali segala sesuatu yang ingin dipelakari/kuasai;
Jangan ragu untuk selalu meminta guru/Anda sendiri untuk mensimulasikan atau
mempraktekkan apa yang sedang dipelajari;
Carilah suatu tempat belajar khusus yang luas sehingga Anda dapat bebas bergerak
Source materi : http://www.klinikhipnotis.com
Visual
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sering
Kadang-kadang
Jarang
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
x2
x1
x0
TOTAL
Audiotorial
1
2
3
4
Sering
Kadang-kadang
Jarang
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
x2
x1
x0
TOTAL
Kinestetik
1
Sering
Kadang-kadang
Jarang
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
x2
x1
x0
TOTAL
Sumber angket : Setia Furqan Khalid.2011. Jangan Belajar Kalau gak Tau Caranya. Rumah
Karya. Sumedang
http://muhammadamirullah14.wordpress.com/2012/02/23/rpbk-gaya-belajar/
diakses tgl 12 januari 2013
Teori Belajar
Rabu, 08 Februari 2012
Gaya Belajar Siswa
Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus
ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling
penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam
hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar
adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui
panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar
tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan
Kinestetik.
Pengertian gaya belajar menurut DePorter (2008 :112), gaya belajar adalah
kombinasi dari bagaimana seseorang itu menyerap dan kemudian mengatur
serta mengolah informasi.
membaca.
Beberapa ciri seorang Auditory antara lain : a). Mampu mengingat dengan
baik materi yang didiskusikan dalam kelompok, b). Mengenal banyak sekali
lagu / iklan TV, c). Suka berbicara, d). Pada umumnya bukanlah pembaca yang
baik, d). Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya, e).
Kurang
baik
dalam
mengerjakan
tugas
mengarang/menulis,
f).
Kurang
Visual
Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan
adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara
visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih
mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar.Selain itu, mereka
memiliki
kepekaan
yang
kuat
terhadap
warna,
disamping
mempunyai
sehingga
sulit
mengikuti
anjuran
secara
lisan
dan
sering
salah
menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki
gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis
berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak heran kalau individu
yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya
disertai
kegiatan
fisik.
Kelebihannya,
mereka
memiliki
kemampuan
adalah
secara
berkala
mengalokasikan
waktu
untuk
sejenak
1.
Gaya
belajar
Visual
Komponen
1. Penampilan
Indikator
2. Berbicara
class="MsoNormal">
5.4. Sulit mengingat perintah lisan daripada tulisan
6. Hobi
6.1. Menyukai seni daripada musik.
2
Kinestetik
1.
1.1.
Penampilan
Tak bisa duduk dengan tenang untuk waktu yang lama
2. Berbicara
2.1.Berbicara dengan lambat dan pelan
2.2.
3.
3.1.
Membaca
Menggunakan jari atau mencerminkan aksi saat membaca
4. Pemahaman
4.1.Menyentuh sesuatu yang dijumpainya
4.2.
4.5.
5.
5.1.
Hobi
Meluangkan waktu untuk berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya
2012(5)
o
Februari(3)
Media Pembelajaran
Januari(2)
Mengenai Saya