Keterampilan
Penyegaran
Manajemen
Bayi
Anak
Tinjauan Pustaka
Masalah
Istimewa
Remaja
Lansia
Dewasa
Bumil
Deskripsi: perempuan, 43 tahun, sesak nafas disertai suara 'ngik-ngik', timbul tiba-tiba pada pagi
hari saat udara dingin. Sebelumnya pasien pernah mengeluhkan hal yang sama terutama bila udara
dingin atau terkena debu. Pasien memiliki riwayat asma sejak masih kecil.
Tujuan: menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan
Bahan bahasan:
Tinjauan
Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas:
Diskusi
Data pasien:
Nama: SK
Nama klinik:
Telp:-
Presentasi dan
diskusi
Pos
5. Riwayat pekerjaan:
Pasien tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga.
Daftar Pustaka:
a. Mangunegoro, H. Widjaja, A. Sutoyo, DK. Yunus, F. Pradjnaparamita. Suryanto, E. et al. (2004), Asma
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Sundaru, H. Sukamto. (2006), Asma Bronkial, In: Sudowo, AW. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M.
b.
Setiati, S. (eds), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Keempat, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, pp:
c. 247-252.
McFaden, ER. (2005), Asthma, In: Kasper, DL. Pauci, AS. Longo, DL. Draunwald, E. Hauser, SL. Jameson,
JL. (eds), Harrisons Principal of Medicine, 16 th ed, Vol 2, McGraw-Hill, Philladelphia, pp:1508-1515.
d. Chesnutt, MS. Prendergast, TJ. (2007), Lung, In: McPhee, SJ. Papadakis, MA. (eds) Current Medical
Diagnosis and Treatment, 46 th ed, McGrawHill, Philadelphia, pp: 230-241.
e. Rani, AA. Soegondo, S. Nasir, UAZ. Wijaya, IP. Nafrialdi. Mansjoer, A. (2006), Panduan Pelayanan Medik
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, PB PAPDI, Jakarta.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Asma Bronkiale
2. Gambaran klinis yang terdapat pada asma bronkiale
3. Menentukan faktor-faktor risiko yang mungkin menyebabkan asma bronkiale
4. Penatalaksanaan asma bronkiale yang rasional
5. Edukasi untuk sedapat mungkin menghindari faktor penyebab dan memperhatikan pengobatan yang
diperlukan pada asma natalaksaan non medikamentosa
Pada pasien ini melalui pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan adanya suara wheezing pada
lapangan paru. Setelah pemberian oksigen dan nebulizer, dari evaluasi pemeriksaan paru didapatkan
suara wheezing yang jauh berkurang dibandingkan pemeriksaan fisik awal. Dengan data yang diperoleh
gejala klinis yang didapat pada pasien ini mengarah pada asma bronkiale. Pemeriksaan penunjang lain
yang dapat diusulkan untuk dilakukan adalah pemeriksaan spirometri paru.
4. Plan:
Diagnosis: bila tersedia pada tempat pelayanan dapat dilakukan spirometri untuk mengetahui lebih jauh
mengenai fungsi paru pada pasien asma bronkiale. Dengan pemeriksaan spirometri juga dapat dilakukan
evaluasi terapi yang kita berikan terhadap pasien.
Pengobatan:Untuk terapi medikamentosa diberikan O2 sebanyak 2 liter/menit, nebulizer ventolin 1 vial
(ditambah 2 cc Nacl), methylprednisolon 3x1 tablet, salbutamol 3x1 tablet dan ambroxol sirup 3xC1.
Pemberian nebulizer ventolin telah sesuai dengan penanganan serangan asma akut yang berfungsi untuk
relaksasi otot polos saluran nafas, meningkatkan pembersihan mukosilier dan permeabilitas pembuluh
darah, memodulasi pelepasan mediator sel mast dan basofil. Glukokortikosteroid sistemik diberikan untuk
mempercepat resolusi pada serangan asma, terutama jika pemberian agonis 2 kerja singkat inhalasi pada
pengobatan awal tidak memberikan respon serta mengurangi proses inflamasi yang terdapat pada saluran
nafas. Pemberian salbutamol berfungsi sebagai pelega untuk mengatasi gejala asma yang dapat diberikan
3-4 kali sehari. Ambroxol dalam hal ini diberikan karena pasien mengeluhkan batuk sejak kurang lebih satu
minggu sebelum masuk rumah sakit.
Edukasi: Pasien disarankan agar sedapat mungkin menghindari faktor risiko yang dapat menstimulasi
terjadinya serangan asma seperti udara dingin, debu rumah, asap rokok, serta faktor mencetus lain
seperti akivitas fisik yang berlebihan dan stres. Pasien juga sebaiknya mengenali dengan baik gejalagejala asma yang dialaminya sehingga sedapat mungkin mendapatkan terapi atau menuju ke tempat
pelayanan kesehatan bila keluhan dirasakan berat dan tidak membaik dengan obat inhalasi pada
umumya.
5