Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gita Puspitasari
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak
Setiap manusia memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda, sesuai dengan tinggi badan,
berat badan serta usia. Masa kanak-kanak dan remaja merupakan masa penting untuk
pembangun tulang, namun kadangkala mereka memilih-milih makanan sehinggi gizi yang
dibutuhkan tidak mencukupi untuk pertumbuhan. Pertumbuhan juga dipengaruhi oleh
hormon yang disekresikan adenohipofisis yaitu growth hormone. Peranan growth hormone
selain unutk pertumbuhan memiliki peranan terhadap metabolisme karbohidrat, lemak dan
penuimpanan protein. Tetapi apabila kelenjar hipofisis tersebut mengalami gangguan seperti
adanya tumor maka sekresi hormon tersebut akan terjadi gangguan.
Kata kunci : gizi, pertumbuhan, growth hormone
Alamat korespondensi:
Gita Puspitasari, 102011327, Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Jalan Arjuna
Barat No. 6, Jakarta Barat 11510, e-mail: gita_puspitasai64@yahoo.com
Pendahuluan
Kelenjar hipofisis merupaka salah satu dari sistem endokrin, yang dapat
mengsekresikan zat perantara kimiawi ke dalam darah dan biasanya ini disebut sebagai
hormon. Kelenjar hipofisis terdapat dua lobus, lobus anterior (adenohipofisis) dan lobus
sitoplasmanya bergranula merah, intinya biru , sel bulat, lonjong dan kadang-kadang
poligonal. Sel ini biasanya selalu berkelompok. Basofil atau sel beta sitoplasmanya
bergranula biru, inti dan bentuk selnya seperti sel asidofil. Biasanya letak dari sel basofil ada
diantara kelompokan sel alfa. Ada juga yang membentuk kelompokan sel basofil tersendiri.2
meningkatkan
Fungsi
pertumbuhan
dengan
mempengaruhi
beberapa
fungsi
somatotropin
2.
Prolaktin
sekresi
adenokortikotropik
korteks
adrenal,
(ACTH)
mempengaruhi
beberapa
yang
hormon
selanjutnya
metabolisme
glukosa,
(TSH)
kecepatan
sebagian
besar
4.
5
Prolaktin
Kelenjar susu
(buah zakar)
6.
aktivitas reproduksinya.
telurmengatur
(buah zakar)
serta
pertumbuhan
gonad
serta
aktivitas reproduksinya.
Sekresi setiap hipofisis anterior dirangsang atau dihambat oleh satu atau tujuh hormon
hipofisiotropik. Peptida-peptida kecil ini disebut sebagai hormon pelepas (releasing hormone)
atau hormon penghabat (inhibiting hormone). Sebagai contoh, growth hormone releasing
hormone (GHRH) yang berperan merangsang sekresi hormon pertumbuhan, sedangkan
growth hormone inhibiting hormone (GHIH) yang dikenal juga sebagai somatostatin
menghambat sekresi hormon pertumbuhan. 3
Hormon-hormon pengatur hipotalamus mencapai hipofisis anterior melalui jalur
vaskuler khusus, antara hipotalamus dengan hipofisis anterior merupakan hubungan kapiler
4
ke kapiler yang tidak lazim, yang disebut sebagai sistem porta hipotalamus hipofisis. Sistem
porta adalah susuan vaskuler yang darah venanya mengalir langsung dari suatau jaringan
kapiler melalui suatu pembuluh penghubung ke jaringan kapiler lain tanpa melalui sirkulasi
sistemik. Sistem porta hipotalamus hipofisis merupakan bagian terpenting karena
penghubung antara otak dengan sebagian besar sistem endokrin.3
Growth hormone
Hormon pertumbuhan, yang disebut juga hormon somatotropik atau somatotropin
merupakan homon molekul protein kecil yang terdiri atas 191 asam amino yang dihubungkan
dengan rantai tunggal dan mempunyai berat molekul 22.005. hormon ini menyebebakan
pertumbuhan seluruh jaringan tubuh, yang memang mampu untuk tumbuh. Hormon ini
menambah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya
sel dan diferensiasi khusus dari beberapa tipe sel sel pertumbuhan tulang dan sel-sel otot
awal.4
Hormon pertumbuhan meningkatkan sintesis protein di semua sel tubuh, terutama sel
otot. GH menstimulasi pertumbuhan kartilago dan aktivitas osteoblas, sel penghasil tulang di
tubuh. GH sangat penting untuk pertumbuhan tulang longitudinal dan untuk remodeling
tulang yang terus-menerus berlangsung seumur hidup. Efek GH terhadap tulang dan kartilago
tejadi melalui peptida perantara, yang disebut somatimedin atau faktor pertumbuhan mirip
insulin (insulinlike growth factor, IGF) yang dilepaskan dari hati sebagai respon terhadap
hormon pertumbuhan. GH secara langsung mesntimulasi pertumbuhan hampir semua organ
lain pada tubuh termasuk otot jantung, kulit dan kelenjar endrokin.5
(GHRH) dan growth hormone inhibiting hormone (GHIH), yang juga disebut somatostatin.
GH bekerja dengan cara umpan balik negatif pada hipotalamus unutk menurunkan pelepasan
GHRH lebih lanjut. Peningkatan GHRH terjadi sebagai respon terhadap peningkatan kadar
asam amino yang bersirkulasi, hipoglekimia, puasa tau kelaparan, stres fisik dan emosional
dan penurunan GH. Olahraga menstimulasi pelepasan GHRH, secara langsung atau melalui
efek hipoglikemia dan stres fisik. Hormon reproduktif (estrogen dan testoteron) tampak
meningkatkan sekresi GH, baik dengan bekerja secara langsung pada hipofisis ataupun
melalui stimulasi GHRH sebagai respons terhadap peningkatan asam amino plasma.
Hipotalamus melepaskan hormon inhibisi untuk GH, yang disebut somatostatin atau
GHIH. Somatostatin dilepaskan sebagi respon terhadap glukosa darah yang tinggi, asam
lemak bebas, obesitas dan kortisol. Pengaruh emosi termasuk stres menstimulasi
somatostatin, kemungkinan besar melalui peningkatan kortisol sehingga menurunkan
pertumbuhan. 5
Tempat utama pembentukan somatomedin adalah hati, yuang mengeluarkan peptidapeptida ini ke dalam darah. Namun, pembentukan somatomedin juga dibuktikan dapat
berlangsung diberbagai jaringan lain. Diperkirakan bahwa somatomedin yang diproduksi
secara lokal di jariongan asaran ini mungkin bekerja secara parakrin paling tidak bagi
sebagian dari berbagai efek hormon pertumbuhan. Pembentukan dan aktivtas somatomedin
juga dikontrol oleh sejumlah faktor diluar hormon pertumbuhan, termasuk usia, dan status
gizi. 3
Akibatnya perubahan kadar somatomedin dalam darah tidak selalu seiring dengan
perubahan sekresi hormon pertumbuhan. Sebagia contoh, pada saat puasa akan menurunkan
kadar IGF walaupun hal ini meningkatkan hormon pertumbuhan. Selain itu, somatomedin
tidak selalu disekresikan secara paralel. Pada masa pubertas, peningkatan drastis IGF hanya
disertai dengan peningkatan sedang hormon pertumbuhan yang mungkin, tentu saja
merupakan faktor penitng dalam lonjakan pertumbuhan masa pubertas.3
Hormon pertumbuhan adalah hormon yang paling banyak disekresikan oleh
adenohipofisis, bahkan pada orang dewasa yang masa pertumbuhannya sudah berhenti.
Sekresi hormon pertumbuhan yang terus tinggi diluar masa pertumbuhan ini mengisyaratkan
nahwa hormon ini memiliki pengaruh penting selain pengaruh pada pertumbuhan. 3
Perangsangan pertumbuhan tulang rawan dan tulang
Walaupun hormon pertumbuhan merangsang peningjkatan timbunan proteiin dan
meningkatkan pertumbuhan pada hampir semua jaringan tubuh, efek hormon pertumbuhan
yang paling jelas adalah meningkatkan pertumbuhan struktur rangka. Keadaan ini dihasilkan
dari berbagai efek hormon pertumbuhan pada tulang yang meliputi peningkatan timbunan
protein oleh sel kondrositik dan sel osteogenik yang menyebabkan pertumbuhan tulang, juga
menigkatkan kecepatan reproduksi sel-sel ini, dan efek khusus dalam mengubah kondrosit
menjadi sel osteogenik jadi menyebabkan penimbunan khusus tulang yang baru. 4
Ada dua mekanisme utama pertumbuhan tulang, salah satunya tulang panjang secar
memanjang pada kartilago epifisis, dimana epifisis dipisahkan dari batang tulang pada bagian
ujung tulang. Pertumbuhan ini pertama menyebabkan penimbunan kartilago yang baru, yang
diikuti oleh oengubahan kartilago menjadi tulang yang baru sehingga membuat batang tulang
semakin panjang dan mendorong epifisis semakin jauh terpisah. Pada waktu yang sama
epifisis secara berangsur-angsur dipergunakan, sehingga pada usia remaja lannjut tidak ada
7
lagi tambahan kartilago epifisis yang tersedia untuk pertumbuhan lebih lanjut. Pada waktu
ini, terjadi penyatuan diantara batang tulang dan epifisis pada masing-masing ujung, sehingga
tidak terjadi lagi pemanjangan dari tulang. Hormon pertumbuhan merangsang semua proses
pertumbuhan kartilago epifisis ini dan pertumbuhan tulang panjang. Akan tetapi, sekali
epifisis sudah bersatu dengan batang tulanh, hormon pertumbuhan tidak mempunyai
kemampuan lagi untuk memanjangkan tulang. 4
Mekanisme pertumbuhan tulang yang kedua, osteoblas didalam periodteum tulang
dan dalam beberapa aktivitas tulang membentuk tulang yang baru pada permukaan tulang
yang lama. Secara bersamaan osteoklas didalam tulang meresorpsi tulang yang lama. Bila
kecepatan pembentukan lebih besar ari resorpsi, ketebalan tulang akan meningkat. Hormon
pertumbuhan dengan kuat merangsang osteoblas. Oleh karena itu, tulang dapat terus
membesar sepanjang usia dibawah pengaruh hormon pertumbuhan. Hal ini benar teutama
pada tulang membranosa. Sebagai conoth tulang yang masih dapat dirangsang unutk tumbuh,
bahkan setelah usia remaja memyebabkan pipi menonjol kedeoan dan merendahkan gigi.
Demikian juga, tulang tengkorak bertambag tebal dan membentuk tonjolan tulang diatas
mata.4
Selain dari efek umum hormon pertumbuhan dalam menyebabkan pertumbuhan,
hormon pertumbuhan juga mempunyai banyak efek metabolik khusus lainnya yang meliputi :
peningkatan kesempatan sintesis protein diseluruh sel-sel tubuh, meningkatkan mobilisasi
asam lemak dari jaringan adiposa, meningkatkan asam lemak bebas dalam darah dan
meningkatkan oenggunaan asam lemak untuk energi dan menurunkan kecepatan pemakaian
glukosa seluruh tubuh.4
Peranan hormon pertumbuhan dalam penyimpanan protein
Hormon pertumbuhan secara langsung meningkatkan pengangkutan paling sedikit
beberapa dan mungkin sebagian besar asam amino melewati membran sel ke bagian dalam
sel. Keadaan ini meningkatkan konsentrasi asam amino dalam sel dan paling tidak berperan
sebagian terhadap naiknya sintesis protein. Pengaturan pengangkutan asam amino ini mirip
efek insuli terhadap pengaturan pengangkutan glukosa melewati membran. Bahkan saat asam
amino tidak meningkat di dalam sel, hormon pertumbuhan masih meragsang peningkatan
translasi RNA, menyebabkan jumlah protein yang disintesis oleh ribosom didalam sitoplasma
bertambah. 4
tetapi
pengangkutan
lemak
akibat
pengaruh
hormon
pertumbuhan
membutuhkan waktu beberapa jam, sedangkan peningkatan sintesis protein selular akibat
pengaruh hormon pertumbuhan dapat dimulai dalam waktu beberapa menit saja. dibawah
pengaruh hormon pertumbuhan yang berlebihan, pengangkutan lemak dari jaringan adiposa
seringkali menjadi sangat besar sehingga sejumlah besar asam asetoasetat dibentuk oleh hati
dan dilepaskan ke dalam cairan tubuh, dengan demikian menyebabkan ketosis. Pergerakan
lemak yang berlebihan ini dari jaringan adiposa juga seringkali menyebabkan perlemakan
hati. 4
glukosa dan glikogen. Bila terdapat kelebihan hormon pertumbuhan, glukosa dan glikogen
tidak dapat digunakan untuk energi. Maka glukosa yang masuk ke dalam sel dengan cepat
dipolimerisasi menjadi glikogen dan selanjutnya diendapkan. Oleh karena itu, sel sangat
cepat menjadi jenuh oleh glikogen dan tidak dapat menyimpan glikogen lebih banyak. 4
Pada pertama kali pemberian hormon pertumbuhan maka akan terjadi peningkatan
ambilan glukosa, sehingga konsentrasi glukosa darah menurun. Efek ini haya berlangsung 30
samapi 60 menit selanjutnya diikuti dengan tepat oleh efek yang berlawanan menurunya
pengangkutan glukosa melewati membran sel. Hal ini munngkin terjadi karena sel itu sudah
menyerap glukosa yang berlebihan yang sudah sulit digunakan. Tanpa ambilan dan
penggunaan oleh sel secara normal, konsentrasi glukosa darah sering meningkat samap 50%
atau lebih diatas normal, dan keadaan ini disebut diabetes hipofisis. Diabetes ini adalah
diabetes yang tidak peka terhadap insulin, sehingga bila diobati engan inuslin, maka akan
membutuhkan jumlah insulin yang lebih banyak untuk menyebabkan penurunan kadar
glukosa darah yang sangat sedikit. 4
Peningkatan konsentrasi glukosa darag disebabkan oleh rangsangan hormon
pertumbuhan terhadap sel beta di pulau langerhans untuk mensekresikan hormon insulin.
Selain itu, hormon pertumbuhan mempunyai efek perangsangan langsung pada sel. Gabungan
dari kedua efek ini seringkali sangat merangsang sekresi insulin oleh sel-sel beta sehingga sel
beta tersebut sesungguhnya mati. Bila ini terjadi, timbul diabetes melitus. Oleh karena itu,
hormon pertumbuhan dikatakan mempunyai efek diabetogenik. 4
Pasakoan makanan adalah faktor ekstrinsik terpenting, yang mempengaruhi
pertumbuhan. Asupan makanan yang harus adekuat tidak hanya dalam kandungan protein
tetapi juga dalam kandungan vitamin dan mineral esensial lainnya, serta dalam kalori
sehingga protein dalam makana tidak dibakar menjadi energi. Namun, usia saat terjadinya
defisiensi gizi tampaknya merupakan hal yang perlu diperitmbangkan. Mislankan, sekali
lonjakan pertumbuhan linear walaupun asupan kalori menurun. Cedera dan penyakit
memperlambat pertumbuhan karena keduanya meningkatkan katabolisme protein.3
Gizi merupakan batu penopang pertambahan tinggi badan dan tinggi badan
merupakan salah satu indikator status gizi seseorang atau anak. Penelitian menunjukkan
bahwa protein, kalsium, fosfor, vit. A, yodium, seng mempunyai efek langsung terhadap
pertumbuhan tinggi badan.6
10
Berikut kita lihat bersama satu persatu zat gizi yang berperan penting dalam pertumbuhan
tinggi badan tersebut adalah:
1. Protein
Setiap sel dalam tubuh kita mengandung protein, termasuk tulang, kulit, otot,
kuku, rambut, air liur, darah, hormon dan enzim. Pada tulang, protein berfungsi dalam
pembentukan jaringan tulang yang baru dan penggantian jaringan tulang yang rusak.
Protein juga berfungsi memperkuat otot sekitar tulang sehingga tulang terpelihara.
Daging dan jeroan hewan mengandung protein dalam jumlah besar, dan merupakan
"bahan bangunan" yang utama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Dalam pembentukan tulang dan masa pertumbuhan sebagai sumber perekat yang
sangat penting, banyak mengandung asam amino yang spesifik dan glycine, proline
dan lain sebagainya. Dalam makanan, jika hanya mengandung protein tumbuhtumbuhan saja, asupan gizi yang tersedia tidak cukup tinggi, terlebih lagi kandungan
kadar lysine yang bermanfaat untuk pertumbuhan peningkatan tinggi badan tidak
cukup. Tiga kali sehari dalam makanan anak-anak harus dipenuhi dengan protein
bermutu tinggi, seperti misalnya ikan, udang, daging, telur susu, dan bahan makanan
dari jenis kacang dan lain sebagainya. 6
2. Kalsium dan fosfor
Kalsium merupakan mineral terbanyak di dalam tubuh dan sebanyak 99%
terdapat dalam tulang dan gigi. Kalsium berperan sebagai penyusun sel tulang,
mendukung kerja sel osteoblas(sel pembentuk tulang), mengeraskan dan
menguatkan tulang serta mencegah oesteoporosis(pengeroposan tulang).
Fosfor berfungsi dalam mineralisasi tulang dan gigi dan sebanyak 80% fosfor
tersimpan dalam tulang. 6
3. Vitamin D
Bentuk aktif vitamin D adalah vitamin D3 yang merupakan kolekalsiferol
yang berasal dari hewan dan bentuk aktif. fungsi vitamin D ini adalah
membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan
vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen serta
mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan flour. Fungsi khusus vitamin
D ini yaitu sebagai membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar
kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses
pengerasan tulang. 6
11
4. Magnesium
Berfungsi sebagai mineralisasi dalam tulang dan 50% magnesium dalam tubuh
terdapat di tulang, mineralisasi ini memberikan kekuatan pada tulang. 6
5. Seng
Seng berperan untuk pertumbuhan sel dan berkolerasi positif dengan
pertumbuhan tinggi badan. Disaat anak -anak kekurangan seng dalam proses
pertumbuhan yang lamban, maka dengan jelas menunjukkan penurunan kadar
seng dalam pembentukan susunan organ dan kapasitas pertumbuhan tubuh
akan melambat pada saat yang bersamaan. Seng, gizi penting yang bisa
membantu pertumbuhan tinggi badan anak-anak. Di saat anak-anak
kekurangan seng dalam proses pertumbuhan yang lamban, maka dengan jelas
menunjukkan penurunan kadar seng dalam pembentukan susunan organ dan
kapasitas pertumbuhan tubuh akan melambat pada saat yang bersamaan.
Kekurangan seng pada anak-anak masih akan mempengaruhi secara langsung
pembagian sel tulang dan proses dasar proliferasi. Selain itu, komposisi seng
juga mempengaruhi pembentukan serta pertumbuhan hormon dan produksi
insulin yang juga berperan penting pada faktor pertumbuhannya. 6
6. Yodium
Yodium merupakan bagian dari hormon tiroid dan berfungsi sebagai pengatur
pertumbuhan dan perkembangan. kekurangan yodium akan menyebabkan
penyakit gondok, kretinisme yang ditandai oleh retardasi mental dan
kekredilan pada tubuh. 6
7. Vitamin C
Vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan kolagen. kolagen
merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di
semua jaringan ikat seperti tulang rawan dan matriks tulang. Vitamin C juga
membantu penyerapan kalsium. 6
8. Vitamin A
Vitamin A sangat diperlukan untuk memelihara pertumbuhan anak dan
mempunyai efek penting terhadap keaktifan sel tulang dan tulang rawan. 6
9. Tembaga
Tembaga merupakan bagian dari enzim metaloprotein yang terlibat dalam
sintesis protein kompleks jaringan kolagen di dalam kerangka tubuh. tembaga
berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan sistem pergerakan dan juga
dapat meningkatkan efektivitas vitamin D.6
12
Pembahasan
Skenario E : seorang remaja perempuan usia 17 tahun berobat ke dokter puskesmas dengan
keluhan sejak 1 tahun yang lalu tinggi badannya semakin bertambah dengan cepat dibanding
teman-teman sebayanya, dan saat ini tinggi badannya adalah 193cm. Dokter menganjurkan ia
berobat ke RS untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Gigantisme yang disebabkan oleh tingginya sekresi hormon adenohipofisis
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan
besar diatas normal yang disebabkan oeh sekresi growth hormone berlebihan dan terjadi
sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan epifisis.1,7
Sel-sel asidofilik (sel pembentuk hormon pertmubuhan) yang ebrasal dari
adenohipofisis yang memprosuksi hormon pertumbuhan jadi sangat aktif, dan kadangkala
bahkan dapat timbul tumor asidofilik daalam kelenjar ini. Akibatnya, akan diproduksi banyak
sekali hormon pertumbuhan. Seluruh tubuh akan tumbuh cepat dengan cepat sekali, termasuk
tulang dan bila keadaan ini terjadi sebelum masa dewasa yaitu sebelum penutupan epifisis
tulang panjang bersatu dengan batang tulang, maka tinggi badan seseorang itu akan terus
meningkat sehingga menjadi seperti raksasa dengan tinggi badan 8 kaki.4,7
Biasanya penderita ini juga menderita hiperglikemi, dan sel-sel beta dalam pulai
langerhans cenderung berdegenarsi, sebagian karena sel-sel ini menjadi terlalu aktif akibat
hiperglikemi tadi dan sebagian lagi disebabkan oleh efek perangsangan secara berelbihan
yang langsung dari hormon pertumbuhan terhadap sel-sel pulau langerhans. Akibatnya, kirakira 10% dari penderita raksasa ini akhirnya menderita gejala diabetes melitus yang lengap. 4
Pada sebagian raksasa ini, pada akhirnya juga akan menderita panhipopituarisme bila
tetep tidak diobati sebab gejala gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada
kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai kelenjarnya sendiri rusak.4
Kesimpulan
Growth hormone yang berperan dalam pertumbuhan disekresikan oleh kelenjar hipofisis yang
lebih spesifiknya adenohipofisis. Selain berperan untuk pertumbuhan growth hormone juga
memberikan efek terhadap penyimpanan protein, menurunkan pemakain glukosa dan
menggunakan asam lemak sebagai energi. Pada masa pertumbuhan selain karena adanya
growth hormone asupan makanan berpengaruh karena adanya gizi yang dibutuhkan unutk
pertumbuhan tulang, dan tidak tertinggal juga faktor
hormone juga dapat mengakibatkan kelainan, kelebihan hormon ini bisa terjadi adanya tumor
pada kelenjar hipofisis.
13
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h. 205-06.
Eroschenko. Atlas histologi difiore. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2010.h. 400-02.
Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.h. 632-36.
Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007.h.
1174-82.
5. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h. 283-86.
6. Untuk
gizi
Indonesia.
Edisi
17Mei
2012.
Diunduh
dari
14