Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

KESERASIAN ALAT GALI MUAT EXCAVATOR PC 200


DENGAN ALAT ANGKUT DUMPTRUCK HINO FM 260
PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI PIT 1
PT. TADJAHAN ANTANG DESA TUMBANG TAMBIRAH
KECAMATAN KURUN KABUPATEN GUNUNG MAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Disusun oleh :
SUMARLIN
NIM. DBD 108 046
YONGKI GUNAWAN
NIM. DBD 108 052

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2012

PROPOSAL KERJA PRAKTEK


DIAJUKAN KE
PT. TADJAHAN ANTANG
Nama

Alamat Jurusan

1. Sumarlin

(DBD 108 046)

2. Yongki Gunawan

(DBD 108 052)

Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya
Jl. H. Timang No.1 (73112) INDONESIA
Telp : 0536 3273865
Fax

Alamat Rumah

1. Sumarlin
Jl. Bukit Indah III No.14, Palangka Raya (KAL-TENG)
2. Yongki Gunawan
Jl. Tekukur No.044 B, Palangka Raya (KAL-TENG)
Palangka Raya,

Juli 2012

Mahasiswa,

SUMARLIN
NIM. DBD 108 046
Menyetujui,

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kerja Praktik,

Dosen Koordinator Kerja Praktik,

Neny Sukmawatie, S. Hut., MP.


NIP. 19760614 200801 2 020

Neny Sukmawatie, S. Hut., MP.


NIP. 19760614 200801 2 020

PROPOSAL KERJA PRAKTEK


DIAJUKAN KE
PT. TADJAHAN ANTANG
Nama

Alamat Jurusan

1. Sumarlin

(DBD 108 046)

2. Yongki Gunawan

(DBD 108 052)

Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya
Jl. H. Timang No.1 (73112) INDONESIA
Telp : 0536 3273865
Fax

Alamat Rumah

1. Sumarlin
Jl. Bukit Indah III No.14, Palangka Raya (KAL-TENG)
2. Yongki Gunawan
Jl. Tekukur No.044 B, Palangka Raya (KAL-TENG)
Palangka Raya,

Juli 2012

Mahasiswa,

YONGKI GUNAWAN
NIM. DBD 108 052
Menyetujui,

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kerja Praktik,

Dosen Koordinator Kerja Praktik,

Neny Sukmawatie, S. Hut., MP.


NIP. 19760614 200801 2 020

Neny Sukmawatie, S. Hut., MP.


NIP. 19760614 200801 2 020

I.

PENDAHULUAN
Kerja praktik merupakan kegiatan Mahasiswa sebagai syarat untuk
memenuhi kurikulum perkuliahan di program studi pada suatu perguruan
tinggi, dimana dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
selama dibangku kuliah dengan keadaan lapangan yang sebenarnya.
Penerapan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah tersebut sering
mengalami kendala dikarenakan terbatasnya ilmu yang diperoleh di Perguruan
Tinggi yang bersangkutan, baik terbatas sarana dan prasarana sebagai
penunjang kuliah yang disediakan oleh pihak Perguruan Tinggi maupun
kemampuan dari Mahasiswa itu sendiri. Keterbatasan inilah yang diantisipasi
dengan diharuskannya seorang Mahasiswa pada akhir studinya melaksanakan
Kerja Praktik (KP).
Adapun pelaksanaan Kerja Praktik (KP) tersebut dilakukan pada
perusahaan yang bergerak pada bidang usaha sesuai atau relevan dengan
bidang ilmu yang dipelajari, dalam hal ini bidang Pertambangan (sesuai bidang
ilmu dan jurusan yang dipraktikkan).
Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktik tersebut adalah
perusahaan yang dihaapkan mampu membina dan mengarahkan serta bersedia
memberikan pengalaman ilmu teori dan praktik secara langsung di lapangan
kepada Mahasiswa yang melaksanakan praktik. Hal ini penting diperhatikan,
karena melalui praktik lapangan diharapkan sumber daya manusia meningkat
hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna nantinya pada masa

mendatang serta dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan


terhadap segala analisa yang akan dilakukan.

II.

LATAR BELAKANG
Perusahaan tambang batubara PT. Tadjahan Antang terletak di
Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah,
dimana sistem penambangannya menggunakan

sistem tambang terbuka

(Surface Mining).
Untuk memenuhi target produksi, perusahaan mengharapkan agar
kegiatan pemuatan dan pengangkutan bisa berlangsung dengan cepat, efisien,
murah dan aktivitas produksinya bisa lebih ditingkatkan. Untuk tujuan tersebut,
pemilihan alat mekanis yang sesuai perlu diperhatikan, begitupun metode atau
sistem yang digunakan setiap saat perlu dievaluasi sehingga kekurangankekurangan dari penggunaan metode atau sistem yang ada bisa disempurnakan.
Beberapa upaya telah dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
produksi adalah dengan cara membandingkan hasil produksi antara Double
Side Loading dan Single Side Loading dimana untuk menerapkan sistem
tersebut perusahaan menggunakan Excavator Komatsu PC 200 LC sebagai alat
gali muat dan Dump Truck FM 260 sebagai alat angkut. Oleh karena itu, dalam
pengamatan ini akan dihitung keserasian dari kedua alat berat ini dengan
menggunakan analisis macth factor.

Berdasarkan latar belakang pentingnya studi lapangan tersebut, maka


dilakukan Kerja Praktik di sebuah perusahaan.

Perusahaan yang ditunjuk

untuk Kerja Praktik ini adalah perusahaan yang bersedia membina dan
mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu praktik secara
langsung di lapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan Kerja Praktik. Hal
ini penting diperhatikan, karena melalui Kerja Praktik diharapkan sumber daya
manusia meningkat hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna
nantinya pada masa mendatang serta dapat mempunyai pandangan umum
mengenai aktivitas kegiatan penambangan di sebuah perusahaan. Sesuai
dengan alasan inilah yang menjadi dasar praktikan memilih tempat kegitan
Kerja Praktik.
Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar mahasiswa memilih
tempat Kerja Praktik (KP) pada PT. TADJAHAN ANTANG. Adapun topik
yang kami ajukan adalah : Keserasian Alat Gali Muat Excavator PC 200
dengan Alat Angkut Dumptruck HINO FM 260 pada Pengupasan
Overburden di Pit 1 PT. Tadjahan Antang, Desa Tumbang Tambirah,
Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan
Tengah.

III.

MAKSUD DAN TUJUAN


Secara akademis, penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi
kurikulum pada Universitas Palangka Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Pertambangan sebagai syarat menyelesaikan Studi Strata Satu Teknik
Pertambangan dan untuk menghitung keserasian alat gali muat dan alat angkut
yang dipergunakan perusahaan dalam kegiatan pengupasan overburden di Pit
1.
Tujuan dari kegiatan Kerja Praktik (KP) ini adalah :
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat
muat dan alat angkut.
b. Untuk mengetahui nilai keserasian alat gali muat dan alat angkut pada
pengupasan overburden di Pit 1 PT. Tadjahan Antang.
c. Untuk mengetahui nilai keserasian alat gali muat dan alat angkut pada
pengupasan overburden di Pit 1 PT. Tadjahan Antang setelah dilakukan
optimalisasi kerja alat.

IV.

BATASAN MASALAH
Dalam kegiatan Kerja Praktik ini yang dibahas adalah sesuai dengan
judul Kerja Praktik yaitu Keserasian Alat Gali Muat Excavator PC 200
dengan Alat Angkut Dumptruck HINO FM 260 pada Pengupasan Overburden
di Pit 1 PT. Tadjahan Antang, Desa Tumbang Tambirah, Kecamatan Kurun,
Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu menghitung

keserasian antara alat gali muat dan alat angkut berdasarkan analisis match
factor.

V.

METODE PENGAMBILAN DATA


Adapun penulisan laporan ini didasarkan pada tiga ( 3 ) metode, yaitu :
a. Metode Observasi (pengamatan)
Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan
terhadap kinerja alat berat.
b. Metode Interview (wawancara)
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada operator lapangan
dan staf pada PT. Tadjahan Antang.
c. Metode Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara studi literatur baik yang menyangkut
tentang PT. Tadjahan Antang maupun yang berkenaan dengan topik yang
dibahas dalam laporan ini.

VI.

DASAR TEORI
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Produksi
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kapasitas produksi alat
mekanis dalam pengambilan batubara , yaitu :
1. Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk
melakukan suatu siklus kegiatan waktu edar alat gali muat berdasarkan
pengamatan di lapangan yang terdiri dari mengisi bucket + waktu

swing isi + waktu pengosongan + waktu swing kosong sampai siap


kembali sedangkan waktu edar dapat dipengaruhi oleh keterampilan
operator, kondisi kerja dan kondisi alat.
2. Keadaan material, material umumnya mempunyai sifat mengembang
jika digali, hal ini akan mempengaruhi faktor pengisian bucket alat gali
muat dan dump truck semakin besar harga faktor pengisian bucket
maka akan semakin besar pula produksi alat tersebut, demikian pula
sebaliknya.
3. Efisiensi kerja, efisiensi kerja merupakan faktor yang paling sulit untuk
ditentukan karena dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain oleh faktor
manusia yang menggerakkan alat (operator), suasana kerja dan keadaan
cuaca, kadang-kadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan
(bonus) akan mempertinggi efisiensi kerja.

Pada kenyataannya

memang sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja secara teoritis,


namun berdasarkan pengalaman akan dapat ditentukan efisiensi kerja
yang mendekati kenyataan. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi
tiap alat berbeda-beda, maka penentuan effisiensi kerja teoritis
ditentukan oleh masing-masing alat.
4. Kondisi tempat kerja, kondisi tempat kerja sangat mempengaruhi
terhadap keleluasaan gerak alat mekanis. Jika tempat kerja luas dan
kering akan memudahkan peralatan mekanis bekerja dengan gerak yang
lebih leluasa, sebaliknya jika tempat kerjanya sempit dan becek maka
akan menyebabkan peralatan mekanis kurang leluasa bergerak dalam

melakukan aktivitasnya. Kekerasan, kehalusan, kemiringan (tajam atau


tidaknya) suatu tikungan akan mempengaruhi waktu edar alat angkut.
Waktu edar akan semakin kecil jika dioperasikan pada jalan yang
diperkeras, tikungan tidak terlalu tajam, jalannya cukup lebar dan
kemiringan jalan kecil.
5. Pengaruh cuaca, dibandingkan musim kemarau, musim hujan sangat
mempengaruhi peralatan mekanis, jika hujan lebat dan terus menerus
maka pengoperasian peralatan mekanis pada pengupasan tanah penutup
akan terhenti akibat jalan licin dan becek.
6. Swing dan kedalaman, sudut swing merupakan sudut yang dibentuk
antara posisi bucket waktu mengisi dan waktu membuang beban dan
berpengaruh terhadap mesin. Dalam pengoperasian alat, makin dalam
pemotongan yang diukur dari permukaan di mana Excavator sedang
beroporasi, semakin sulit pula pengisian bucket secara optimal
diperlukan beberapa kali gerakan dan gerakan-gerakan ekstra ini akan
menambah waktu edar.

Sudut swing yang ideal antara 30o 45o

sedangkan yang terjauh dan masih diijinkan adalah 60o.


7. Pemeliharaan dan penggunaan alat, peralatan mekanis sebagai alat
produksi harus dijaga selalu agar dalam kondisi siap pakai dan dapat
bekerja terus sesuai dengan kemampuan dengan resiko kerusakan
sekecil mungkin. Perawatan secara rutin terhadap mesin dan terjadwal
hendaknya dilakukan agar apabila terjadi kerusakan dapat diketahui
secara dini, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang terlalu besar.

Penanganan kerusakan pada alat-alat mekanis harus secepatnya agar


tidak menggangu produksi.
8. Kondisi fisik dan mekanisme peralatan, alat mekanis yang umumnya
dipakai terlalu lama akan sering mengalami kerusakan, kemampuannya
akan relatif kecil dibandingkan dengan alat baru yang kegunaannya
relatif besar dan jarang mengalami kerusakan.
9. Skill/pengalaman

operator, operator

yang

sangat

terdidik

dan

berpengalaman akan tahu bagaimana cara mengopersikan alat mekanis


dan dapat lebih leluasa bergerak dan tidak menggangu kerja alat lain.

Tabel 1. Kerapatan dan Faktor Pengembangan Mineral

Macam Material

Kerapatan
3

(Kg/m )

Faktor
Pengembangan

Bauksit

2700-4325

0,75

Bituminous

2300

0,85

Bijih Tembaga

1900

0,74

Anthracite

2200

0,74

Tanah Biasa Kering

2800

0,85

Tanah Biasa Basah

3370

0,85

Tanah Biasa Bermacam dan


Bercampur Pasir dan Kerikil

3100

0,90

Kerikil (gravel) Keirng

3250

0,89

Kerikil (gravel) Basah

3600

0,88

Granit Pecah-pecah

4000

0,67 0,58

Bijih Besi (iron ore) Pecah-pecah

3600-5300

0,45

Batu Kapur Pecah-pecah

2500-4200

0,60-0,57

Lumpur

2160-2970

0,83

Lumpur, sudah ditentukan (packed)

2970-3510

0,83

Pasir Kering

2200-3250

0,89

Pasir Basah

3300-3600

0,88

Shale

3500

0,75

Slate

3500

0,77

Hematite Pecah-pecah

6500-8700

0,45

Tanah Liat Basah

2800-3000

0,82-0,80

B. Waktu Kerja
Dalam kegiatan penambangan terhadap alat-alat mekanis yang
dioperasikan pada lokasi pengamatan sebagai alat produksi, maka fungsi
dari alat tersebut harus terhadap kondisi kerja yang memungkinkan untuk
memperoleh hasil kerja yang maksimal.
Peristiwa terhadap ketidakserasian kerja alat muat dan alat angkut
terjadi karena ketidakselarasan antara jumlah alat angkut yang beroperasi
terhadap

kapasitas/kemampuan

produksi

alat

gali

muat

dan

ketidakselarasan datangnya alat angkut ke tempat kerja / ke tempat


pemuatan.
Faktor keserasian (Match Factor) antara alat muat dan alat angkut
dalam suatu rangkaian kerja sebagai berikut :
1. Alat gali muat, dimana waktu edar yang digunakan alat gali muat untuk
mengisi bucket + swing bermuatan + mengosongkan muatan + swing
kosong dan siap untuk mengisi kembali.

2. Alat angkut, di mana waktu edar merupakan waktu yang diperlukan alat
angkut untuk mengambil posisi muat (spoting loading time) + waktu
muat (loading time) + mengangkut muatan (hauling time) + ambil
posisi dumping (spoting dumping time) + dumping time + waktu
kembali kosong (return time) dan siap diisi kembali.
Waktu yang tersedia (avaliable time) adalah waktu kerja yang
digunakan oleh peralatan mekanis dalam melakukan kegiatan produksi,
jumlah waktu yang tersedia pada kegiatan penambangan batubara satu shif
kerja dimulai dari pukul 08. 00 sampai pukul 17. 00 (dikurangi dengan satu
jam istirahat).
Berdasarkan dengan waktu produksi yang telah tersedia selama 8
jam ternyata tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh rangkaian kerja alat
gali muat dan alat angkut penggalian batubara hal ini terjadi karena adanya
hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari.

C. Kapasitas Produksi Alat Mekanis


1. Kapasitas Produksi Alat Gali Muat
Kapasitas produksi alat gali muat adalah kapasitas produksi
alat mekanis yang secara perhitungan dapat dicapai dengan
memperhitungkan atau mempertimbangkan faktor-faktor koreksi
karena pengaruh kondisi lapangan dan kondisi alat.

Kapasitas produksi alat gali muat dapat dihitung dengan


menggunakan rumus sebagai berikut :
KPT agm =

( KM x FB) x 3600 x EK
CT

Dimana : KPTagm

2.

: Kapasitas alat gali muat (ton/jam)

Km

: Kapasitas bucket alat muat (ton)

FB

: Faktor bucket

EK

: Effisiensi

3600

: Satuan waktu dalam 1 jam

CT

: Cycle time (detik)

kerja

Kemampuan Produksi Dumptruck


Kemampuan produksi dump truck untuk mengangkut
sejumlah material dari front penambangan ke dumping area dengan
jarak 13 km dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
PT =

( KM x FB ) x 3600 x EK
CT

dimana : PT

produktivitas Dum Truck (ton)

KM

Kapasitas munjung Bac (ton)

FB

faktor bak

3600

satuan waktu dalam 1 jam

EK

effisiensi kerja

CT

cycle time (detik)

D. Keserasian Alat Gali Muat dan Alat Angkut


Keserasian alat kerja antara alat muat dan alat angkut adalah pola
gerak alat-alat yang terpadu, dimana tidak ada saling tunggu menunggu
antara alat muat dan alat angkut. Keserasian kerja antara alat muat dan alat
angkut dapat dilihat dengan menghitung match factor yaitu suatu angka
yang menunjukkan seberapa baik kesesuaian antara alat muat dan alat
angkut yang digunakan. Angka tersebut dapat ditentukan dengan rumus :

Jumlah alat angkut yang dibutuhkan untuk beroperasi dengan loader


dengan spesifikasi tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Dimana :
MF

= Faktor keserasian kerja dan kombinasi alat

CTm = Waktu edar alat muat (menit)

CTa

= Waktu edar alat angkut (menit)

Nm

= Jumlah alat muat

Na

= Jumlah alat angkut

= Jumlah pengisian vessel oleh bucket alat muat


Beberapa kriteria harga Match Faktor yang digunakan adalah

sebagai berikut :
a. MF < 1, berarti faktor kerja alat gali muat kurang dari 100% dan faktor
keja alat angkut sama dengan 100% dimana terjadi Waiting Time pada
alat gali muat.
b. MF = 1, berarti faktor kerja alat gali muat sama dengan 100% sehingga
tidak ada Waiting Time pada alat gali muat dan alat angkut.
c. MF > 1, berarti faktor kerja alat gali muat sama dengan 100% dan
faktor kerja alat angkut kurang dari 100%, sehingga ada Waiting Time
pada alat angkut.
Untuk perhitungan waktu tunggu untuk alat muat (WTm) dimana
MF < 1 dapat menggunakan persamaan :

Sedangkan untuk faktor keserasian lebih dari satu, MF > 1


perhitungan waktu tunggu untuk alat angkut (WTa) menggunakan
persamaan sebagai berikut :

VII.

WAKTU PELAKSANAAN
Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, maka jadwal kegiatan
kerja praktik yang kami usulkan adalah dua bulan. Terhitung dari bulan
September sampai dengan bulan Oktober 2012.
Susunan langkah kerja yang diusulkan :
September

Kegiatan
I

II

III

Oktober
IV

II

III

IV

Study Literatur
Pengambilan data
Pembahasan dan evaluasi
Pembuatan laporan

VIII.

PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak
perusahaan dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan Kerja Praktik
(KP) nantinya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak
terdapat kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya saran
konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan Kerja Praktik
(KP) ini.

Bagan Alir Pelaksanan Program Kerja Praktik

Mulai

Studi Literatur

Pengamatan Alat Gali

Wawancara dengan Staf


Perusahaan

Muat dan Alat Angkut

Pengambilan Data

Pembahasan dan
Evaluasi

Pembuatan Laporan

Selesai

Anda mungkin juga menyukai