Setiap orang melakukan estimasi. Ketika anda akan menyeberang jalan, anda akan m engestimasi kecepatan mobil-mobil yang mendekat, jarak antara anda dengan mobil- mobil tersebut, dan kecepatan anda sendiri. ketika anda sudah memiliki estimasi- estimasi kasar tersebut, anda memutuskan apakah anda menunggu, jalan, atau bahk an berlari dalam menyebrangi jalan tersebut. Semua manajer mesti membuat estimasi-estimasi cepat seperti itu pula. Misalnya, ketua jurusan suatu universitas mengestimasi berapa jumlah mahasiswa yang akan d aftar ulang semester depan untuk memutuskan berapa kelas yang akan dibuka; seora ng manajer kredit mengestimasi berapa pengguna kartu kredit perusahaannya yang a kan bayar tagihannya pada saat jatuh tempo untuk memutuskan kebijakan kredit per usahaannya; Karena, untuk membuat keputusan yang cepat, manajer membutuhkan info- info berup a estimasi-estimasi tersebut. Konsekuensinya adalah keputusan apa yang akan diam bil akan bergantung pada estimasi- estimasi yang digunakan. Hasil/outcomes dari keputusan tersebut bisa baik bagi perusahaan, atau bisa juga sebaliknya. Yang te rkhir inilah yang tidak diinginkan. Para manajer membuat estimasi- estimasi karena mayoritas keputusan- keputusan pe nting terjadi pada situasi dimana informasi yang tersedia tidak lengkap dan adan ya ketidakpastian yang cukup tinggi mengenai apa yang akan terjadi dimasa depan, sementara para manajer tersebut dituntut untuk membuat keputusan yang rasional. Sebagai seorang warga yang terpelajar dan profesional, anda mesti bisa membuat e stimasi-estimasi secara sistematis dan rasional, agar bisa dikomunikasikan secar a baik dan dipahami terutama oleh pihak- pihak akan terkena dampak dari keputusa n anda. Ilmu statistik merupakan salah satu alat bantu metodik untuk mengumpulkan, mempr oses data untuk menghasilkan info-info atau estimasi-estimasi yang dibutuhkan da lam pengambilan keputusan. Proses pembuatan estimasi- estimasi dengan menggunaka n statistik sebagai alat bantunya dikenal dengan istilah Statistical Inference. Sementara metode statistik yang digunakan dalam proses tersebut disebut Inferent ial Statistics. Teori-teori probabilitas menjadi dasar dalam ilmu inferential statistics. 2 Istilah 2.1 Estimator Estimator adalah suatu statistik (median, modus, rerata, varian, deviasi standar d, proporsi dll.) sampel yang digunakan untuk mengestimasi suatu parameter (medi an, modus, rerata, varian, deviasi standard, proporsi dll.) populasi. Contoh: rerata sampel menjadi estimator untuk rerata populasi. Misal, rerata tinggi 100 mahasiswa STEI SEBI menjadi estimator untuk rerata ting gi keseluruhan mahasiswa SEBI. Proporsi sampel menjadi estimator untuk proporsi populasinya. Misal, Proporsi wanita dari 50 orang penonton sepak bola di gelora Bung Karno me njadi estimator untuk proporsi wanita dari 100.000 penonton sepak bola di gelora Bung Karno. 2.2 Estimate Estimate(s) adalah nilai (value) tertentu dari estimator. Contoh: rerata sampel menjadi estimator untuk rerata populasi. Misal, rerata tinggi 100 mahasiswa STEI SEBI menjadi estimator untuk rerata ting gi keseluruhan mahasiswa SEBI. Jika diketahui melalui pengukuran bahwa rerata ti nggi 100 orang mahasiswa SEBI adalah 170 cm, maka dapat dikatakan bahwa rerata t inggi umumnya mahasiswa SEBI sekitar 170 cm. Angka 170 itu yang kita sebut Estim ate. Proporsi sampel menjadi estimator untuk proporsi populasinya. Misal, Proporsi wanita dari 50 orang penonton sepak bola di gelora Bung Karno me njadi estimator untuk proporsi wanita dari 100.000 penonton sepak bola di gelora Bung Karno. Jika dari 50 penonton tersebut didapati 10 orang wanita (berarti ad a 20% wanita dari 50 orang penonton), maka dapat dikatakan bahwa dari seluruh pe nonton sepak bola di gelora Bung Karno, sekitar 20% dari mereka adalah wanita. A ngka 20% itu adalah Estimate. Catatan Dalam statistik, estimate adalah kondisi sekarang, bukan kondisi masa depan. Pop ulasinya sendiri telah eksis sekarang, nilai sampel yang didapat adalah kondisi riil sekarang, demikian juga estimasi parameter populasi. Dalam konteks ini, par ameter populasi menjadi unknown present (kondisi sekarang yang tidak diketahui). Jika bicara tentang kondisi masa depan, para ahli statistik mengenalnya dengan i stilah forecast. 2.3 Types of estimate Jenis ini adalah berdasarkan metode mempresentasikan/menampilkan nilai suatu est imator (estimate). Ada dua jenis: Point estimate Interval estimate 2.3.1 Point estimate Estimate ditampilkan dalam bentuk suatu angka/single number (absolut ataupun rel atif) Contoh: Rerata tinggi umumnya mahasiswa SEBI sekitar 170 cm. Dari seluruh penonton sepak bola di gelora Bung Karno, sekitar 20% dari mereka a dalah wanita. 2.3.2 Interval estimate Estimate ditampilkan dalam bentuk interval/range nilai/angka (baik absolut/relat if). Contoh: Rerata tinggi umumnya mahasiswa SEBI sekitar 170 ± 2 cm. (atau antara 168 - 172 cm) Dari seluruh penonton sepak bola di gelora Bung Karno, sekitar 20 ± 0.5 % dari mereka adalah wanita. (atau antara 19.5 - 20.5 %) Catatan: Yang menjadi nilai tengah dari range pada estimate jenis ini adalah point estima te. Pada contoh diatas yaitu angka 170 dan 20. Interval estimate bersifat simetris, jarak antara batas atas (upper limit) ke ti tik tengah (point estimate) sama dengan jarak antara batas bawah (lower limit) k e titik tengah (point estimate) 2.4 Confidence level Confidence level atau tingkat keyakinan dibutuhkan ketika kita perlu menampilkan estimate dalam bentuk interval. Confidence level akan menentukan batas atas dan batas bawah dari interval yang akan kita buat. Jadi untuk membuat interval esti mate, kita butuh point estimate (berfungsi sbagai titik tengah dari interval) da n confidence level (untuk menentukan batas atas dan batas bawahnya). Confidence level adalah probabilitas bahwa interval yang dibuat akan mencakup ni lai sebenarnya parameter yang sedang kita coba cari tahu. Contoh: Rerata tinggi umumnya mahasiswa SEBI sekitar 170 ± 2 cm (atau antara 168 - 172 cm) dengan tingkat keyakinan 70%. Artinya, ada peluang 70% bahwa nilai sebenarny a rerata tinggi badan seluruh mahasiswa SEBI (ini yang kita tidak tahu) tercakup didalam interval antara 168 - 172 cm. Catatan: Untuk mengetahui nilai sebenarnya parameter yang sedang diteliti dapat dilakukan dengan proses sensus, yaitu mengukur seluruh anggota populasi. Seringkali hal i ni tidak mungkin dilakukan karena banyak alasan, seperti jumlahnya terlalu banya k, terlalu sulit/berbahaya untuk dilakukan, biayanya terlalu mahal, terlalu maka n waktu, butuh orang terlalu banyak dan sebagainya. Oleh karena itu dalam banyak kasus, yang paling logis untuk dikerjakan adalah mengestimasinya. 2.5 Confidence interval Interval nilai yang dihasilkan ketika kita menghitung interval estimate dengan t itik tengah (point estimate) tertentu dan confidence level tertentu 2.6 Topik ini difokuskan pd proses menentukan interval estimate, sementara point estimate sdh terikut didlmnya. Krn utk membuat estimasi interval dibthkan stati stik sampel, yg juga merupakan point estimate. 3 Estimasi Mean (rerata) 3.1 Sampel besar 3.1.1 n > 30 jika sampel kurang dari 30, tapi SD populasinya diketahui, maka perlakukan seper ti sampel besar. 3.1.2 Ekstrak data Rerata SD atau varians Jika ada SD atau varians populasi, gunakan langsung utk menghitung standard erro r. Jika tidak ada SD atau varians populasi, gunakan SD sampel utk mengestimasi stan dard error CL Sample size 3.1.3 Hitung standard error 3.1.4 Hitung nilai batas Upper limit Lower limit 3.2 Sampel kecil 3.2.1 n <= 30 3.2.2 SD populasi tdk diketahui 3.2.3 Ekstrak data Rerata SD atau varians CL Sample size Hitung Degree of freedom 3.2.4 Hitung Standard Error 3.2.5 Gunakan student t dist utk menghitung nilai batas 4 Estimasi Proporsi 4.1 Hanya sampel besar 4.2 Prosedur 4.2.1 n > 30 4.2.2 Ekstrak data Proporsi CL Sample size 4.2.3 Rerata distribusi sampling dari proporsi 4.2.4 Hitung standard error JIka diketahui proporsi populasinya diketahui jika proporsi populasiny tdk diketahui 4.2.5 Hitung nilai batas Upper limit Lower limit