-1Page 1
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
( DBD )
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
M/2014
Tanggal terbit
1/11
Ditetapkan,
DIREKTUR
RS. MITRA SEHAT MEDIKA
PANDAAN
Gambaran Klinik
Anamnesis
Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari. Disertai
lesu, tidak mau makan, dan muntah. Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala.
nyeri otot, dan nyeri perut. Diare kadang-kadang dapat ditemukan. Perdarahan
paling sering dijumpai adalah perdarahan kulit dan mimisan.
Pemeriksaan Fisik
Gejala klinis DBD diawali demam mendadak tinggi, facial flush, muntah, nyeri
kepala. nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring hiperemis, nyeri di
Administrasi
-2Page 2
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
NO. REVISI
( DBD )
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
1
2/11
M/2014
bawah lengkung iga kanan. Gejala penyerta tersebut lebih sering mencolok pada
demam dengue (DD) daripada DBD.
Sedangkan hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih sering ditemukan pada
DBD.
Perbedaan antara DD dan DBD adalah pada DBD adalah pada DBD terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan perembesan plasma,
hipovolemia dan syok.
Perembesan plasma mengakibatkan ekstravasasi cairan ke dalam rongga pleura
dan rongga peritoneal selama 24-48 jam.
Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan penyakit. Pada saat ini suhu
turun, yang dapat merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan namun pada
DBD berat merupakan tanda awal syok.
Perdarahan dapat berupa petekie, epistaksis, melena, ataupun hematuria.
Tanda-tanda syok
Anak gelisah sampai terjadi penurunan kesadaran, sianosis.
Nafas cepat, nadi teraba lembut, kadang-kadang tidak teraba
Tekanan darah turun, tekanan nadi <10 mmHg
Akral dingin, capillliry refill menurun
Diuresis menurun sampai anuria
Apabila syok tidak dapat segera diatasi, akan terjadi komplikasi berupa asidosis
metabolik dan perdarahan hebat.
c.
Penunjang :
1. Darah perifer, kadar hemoglobin, leukosit dan hitung jenis, hematokrit,
trombosit. Pada apusan darah perifer juga dapat dinilai limfosit plasma biru,
peningkatan 15% menunjang diagnosis DBD.
2. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan foto dada, dilakukan atas indikasi (1) dalam keadaan klinis ragnragu, namun perlu diingat bahwa terdapat kelainan radiologis pada
peremhesan plasma 20-40%, (2) pemanlauan klinis, sebagai pedoman
pemberian cairan.
Kelainan radiologi, dilatasi pembuluh darah paru terutama hilus kanan,
hemithoraks kanan lebih radio opak dibandingkan kiri, kubah diafragma
kanan lebih tinggi daripada kiri, dan efusi pleura.
d. Diagnosis :
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium (WHO
tahun 1997)
Kriteria klinis
a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus
selama 2-7 hari.
Administrasi
-3Page 3
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
NO. REVISI
( DBD )
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
1
3/11
M/2014
b. Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan/melena.
c. Pembesaran hati.
d. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi,
kaki dan tahgan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
Kriteria laboratorium
a. Trombositopenia (100.000/1 atau kurang).
b. Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit 20% menurut standar
umum dan jenis kelamin.
Dua kriteria klinis pertama + tromibositopenia dan hemokonsentrasi, serta
dikonfirmasi secara uji serologik hemaglutinasi.
Komplikasi
Ensefalopati dengue, dapat terjadi pada DBD dengan syok ataupun tanpa
syok.
Kelainan ginjal, akibat syok berkepanjangan dapat terjadi gagal ginjal akut.
Edem paru, seringkali terjadi akibat overloading cairan.
Diagnosis Banding
Selama fase akut pernyakit, sulit untuk membedakan DBD dari demam
dengue dan penyakit virus lain yang ditemukan di daerah tropis. Maka untuk
membedakan dengan campak, rubela, demam chikungunya, leptospirosis.
malaria, demam tifoid atau penyakit darah seperti ITP, leukemia atau anemia
aplastik, gejala penyerta lain harus ditanyakan seperti batuk, pilek, diare, tipe
demam, menggigil, pueat, ikterus, dan lainnya.
Penyakit infeksi lain seperti sepsis, meningitis meningokokus.
Penyakit darah, seperti tromhositopenia purpura idiopatik, leukemia,atau
anemia aplastik.
e. Terapi :
Terapi DBD dibagi menjadi 4 bagian,
1. Tersangka infeksi dengue
2. DBD derajat I atau II tanpa peningkatan hematokrit,
3. DBD derajat II dengan peningkatan Ht 20%,
4. DBD derajat III dan IV.
Lihat bagan 1,2,3 dan 4 dalam lampiran
A. Pengobatan Demam Dengue
Tirah baring selama demam
-4Page 4
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
Administrasi
( DBD )
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
M/2014
4/11
Antipiretik
- anjuran parasetamol
- tidak dianjurkan; asetosal, ibuprofen
Analgesik bila perlu ( anak besar )
Cairan & Elektrolit oral
- jus buah, sirup, susu
- oralit, pocari sweat
Monitor
- suhu
- trombosit
Administrasi
-5Page 5
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
( DBD )
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
M/2014
5/11
-6Page 6
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
Administrasi
NO. REVISI
( DBD )
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
1
6/11
M/2014
Cairan intravena diperlukan, apabila (1) anak terus-menerus muntah, tidak mau
minum, demam tinggi, dehidrasi dapat mempercepat terjadinya syok, (2) nilai
hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala.
DBD disertai syok ( Sindrom Syok Dengue, derajat III dan IV)
Penggantian volume plasma segera, cairan intravena larutan ringer laktat 10-20
ml/kgbb secara bolus diberikan dalam waktu 30 menit. Apabila syok belum
teratasi tetap berikan ringer laktat 20 ml/kgbb/jam ditambah koloid 20-30
ml/kgbb/jam, maksimal 1500 ml/hari.
Pemberian cairan 10 ml/kgbb/jam tetap diberikan sampai 24 jam pasca syok.
Volume cairan diturunkan menjadi 7 ml/kgbb/jam dan selanjutnya 5ml, dan 3ml
apabila tanda vital baik.
Jumlah urine 1 ml/kgbb/jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik.
Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi.
Oksigen 2-4 1/menit pada DBD syok.
Indikasi pemberian darah
Terdapat perdarahan secara klinis.
Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid, syok menetap, hematokrit
turun, diduga telah terjadi perdarahan, berikan darah segar 10 ml/kgbb.
Apabila kadar hematokrit telap >40 vol%, maka berikan darah dalam volume
kecil.
Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi gangguan
koagulopati atau koagulasi intravaskuler desiminator (KID) pada syok berat
yang menimbulkan perdarahan masif.
Pemberian trnsanfusi suspensi trombosit pada KID harus selalu disertai
plasma segar (berisi faktor koagulasi yang diperlukan), iintuk mencegah
perdarahan lebih hebat.
DBD ensefalopati
Pada ensefalopati cenderung terjadi edem otak dan alkalosis,maka bila syok telah
teratasi, cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung HCO dan jumlah
cairan segera dikurangi. Larutan ringer laktat segera ditukar dengan larutan Nad
(0,9%): glukosa (5%) =3:1.
f. Pemantauan
Pemantauan selama perawatan :
Tanda klinis, apakah syok telah teratasi dengan baik, adakah pembesaran
hati, tanda perdarahan saluran cerna, tanda ensefalopati, harus dimonitor
dan dievaluasi untuk menilai hasil pengobatan.
Kadar hemoglobin, hematokrit dan trombosit tiap 6 jam, minimal tiap 12
jam.
-7Page 7
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
Administrasi
NO. REVISI
( DBD )
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
1
7/11
M/2014
Balans cairan, catat jumlah cairan yang masuk, diuresis ditampung, dan
jumlah perdarahan.
Pada DBD syok, lakukan cross match darah untuk persiapan transfusi
darah apabila diperlukan.
Kriteria memulangkan pasien
o Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
o Nafsu makan membaik
o Secara klinis tampak perbaikan
o Hematokrit stabil
o Tiga hari setelah syok teratasi
o Jumlah trombosit >150.000/ml
o Tidak dijumpai distres pernafasan
Tumbuh kembang
Pantau tumbuh kembang sesuai usia.
g. Prognosis
Bila tidak diserlai renjatan maka pronosisnya lebih baik, biasanya dalam 24-36
jam cepat menjadi baik. Kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan
maka kemungkinan sembuh kecil dan prognosisnya menjadi buruk.
UNIT TERKAIT :
1. Dokter Spesialis Anak
2. Tenaga Keperawatan dan penunjang
LAMPIRAN LAMPIRAN :
BAGAN I
-8Page 8
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
Administrasi
( DBD )
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
M/2014
8/11
Ada kedaruratan
Syok
Kejang
Kesadaran Menurun
Perdarahan
Negatif
Rawat Inap
Leukosist <4000/l
Rawat Sehari
Observasi 24 jam
Klinis & Lab
Leukosit Normal
Rawat Jalan
kontrol tiap hari
sp demam reda
+Trombo100.000/l
+Ht Meningkat >10%
BAGAN II
Tata Laksana
DBD tanpa syok ( derajat I & II)
Dapat minum
Tidak dapat
minum
Muntah terus
Infus D5% : NaCl 0.9%=3:1
Tetesan rumatan
Periksa Hb, Ht, trombo tiap 6-12jam
-9Page 9
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
Administrasi
Pulang
( DBD )
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
M/2014
9/11
Perbaikan
Perburukan
Ganti RLD5%
( Bagan III )
BAGAN III
Tata Laksana
DBD derajat I & II
Cairan awal 6-7
ml/kgbb/jam
RLD5% atau RAD5%
Perbaikan
Tidak gelisah
Nadi kuat
Tekanan darah stabil
Ht turun
Dlurasis 1 ml/kgBB/jam
Ht tinggi
Tekanan nadi
<20mmHg
Dlurasis kurang
- 10 Page 10
27/08/2015BADAN PENGELOLAAN
Administrasi
( DBD )
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
02.01.21/SPO/YN
M/2014
10/11
Tetesan dikurangi
5ml/kgBB/jam
Tetesan dinaikkan
10-15ml/kgBB/jam
3ml/kgBB/jam
Tatalaksana DSS
(Skema 4)
BAGAN IV
O2 2-4 l/menit
Larutan Isotonis 20ml/kgbb/jam
RL /RA / NS
Secepatnya (bolus dlm 30 menit)
DBD
syok
Evaluasi ketat
Klinis Stabil
Tidak
Lanjutkan ringer laktat
+ Koloid
+ Koreksi asidosis
Evaluasi 1 jam
Tdk teratasi
Teratasi
turun
transfusi
naik
Ht
koloid
10
Inotropik