PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama
pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara
150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah
dilaksanakan, angka kematian di Rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari
3%. Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal
dan cair. Di bagian Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai
buang air besar yang tidak normal dan atau bentuk tinja yang encer dengan
frekwensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekwensi
buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1
bulan dan anak, bila frekwensinya lebih dari 3 kali.1
Evaluasi anak dengan gastroenteritis akut memerlukan anamnesa lengkap
dan fisik diagnostik yang lengkap, untuk membedakan dengan penyakit-penyakit
yang memiliki manifestasi klinis yang hampir sama. Penanganan lebih
diutamakan pada terapi suportif dan diarahkan pada pencegahan atau terapi
dehidrasi. Jika memungkinkan, diet dan cairan yang biasa dikonsumsi anak tetap
dilanjutkan. Terapi oral rehidrasi menggunakan cairan oral diberikan untuk
dehidrasi ringan sampai sedang, sedangkan untuk dehidrasi berat menggunakan
jalur intra vena.2
Berikut ini akan dilaporkan kasus GEA Dehidrasi ringan sedang pada
seorang anak laki-laki yang dirawat di ruang Sedap Malam RSUD Ulin
Banjarmasin.
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS
Identitas penderita :
Nama penderita
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 13 Bulan
Tanggal MRS
: 9 Maret 2015
IBU
II.
: Nama
: Tn. MA
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Nama
: Ny. M
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Alamat
ANAMNESIS
Kiriman dari
Dengan Diagnosa
: GEA
1. Keluhan Utama
: Diare
Tiga hari sebelum masuk rumah sakit anak mengalami diare , berak cair
dengan frekuensi hingga 8 kali dan volume kurang lebih gelas aqua
kecil. Pada saat masuk rumah sakit sudah berak sebanyak 4 kali. Berak
awalnya cair, kemudian mulai berampas, lendir (-), darah (-), muntah (-),
bau amis (-). Anak tampak rewel. Anak masih mau minum walaupun
sedikit. Anak sempat diberi obat diare oleh orang tua, diare mulai
berkurang, namun berselang waktu satu jam diare kambuh lagi hingga di
bawa orang tua ke rumah sakit.
3. Riwayat Penyakit dahulu
:
Tidak pernah mempunyai keluhan serupa.
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak pernah mempunyai keluhan serupa.
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat Antenatal :
Ibu
penderita
mengaku
selama
kehamilan
dirinya
sering
Riwayat Natal :
Dasar
(umur dalam hari/bulan)
0 bulan
1 bulan 2 bulan 3 bulan
2 bulan
3 bulan
2 bulan
3 bulan
9 bulan
4 bulan
4 bulan
4 bulan
Ulangan
(Umur dalam bulan)
-
8. Makanan
ASI eksklusif diberikan sampai usia 6 bulan. 6 bulan sampai
sekarang didampingi susu formula, anak tidak mau makan.
9. Riwayat Keluarga
Ikhtisar keturunan
Ket :
Laki-laki
Perempuan
Sakit
Susunan keluarga :
No
1
2
3
4
Nama
Tn. A
Ny. M
An. M
An. F
Umur
34 thn
35 thn
5 thn
13 bln
L/P
L
P
L
L
Keterangan
Sehat
Sehat
Sehat
Sakit
III.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran
2. Pengukuran :
Tanda vital : Tensi
: - mmHg
Nadi
Respirasi
: 30 x/menit
Suhu
: 37,1o C
Berat badan
: 7kg
Panjang badan
: cm
Kulit :
Warna
: coklat
Sianosis
: (-)
Pucat
: (-)
Hemangiom
: tidak ada
Turgor
Kelembaban
: normal
Ikterik
: tidak ada
Rambut : Warna
Tebal/tipis
: hitam
: tipis
: tidak ada
Wajah: Edem
Mata :
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
: tidak ikterik
: 3 mm/3 mm
: isokor, normal
: simetris
Sekret
: tidak ada
Nyeri
: tidak ada
Hidung : Bentuk
: simetris
: tidak ada
Sekret
: tidak ada
Mulut : Bentuk
: simetris
Bibir
Gusi
Lidah :
Gigi-geligi
Bentuk
: simetris
Tremor/tidak
: tidak tremor
Kotor/tidak
: tidak kotor
Warna
: merah muda
Faring : Hiperemis
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
3. Leher :
Vena Jugularis : Pulsasi
Tekanan
: tidak terlihat
: tidak ada peninggian
: (-)
Masa
: tidak ada
Tortikolis
: tidak ada
4. Thorak :
a. Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk
Palpasi
: simetris
Retraksi
: tidak ada
Dispnea
: tidak ada
Pernafasan
: bronko abdominalis
: terlihat
Palpasi
: Apeks
Thrill
: tidak ada
: Bentuk
Palpasi
: Hati
: (-)
Lien
: (-)
Ginjal
Perkusi
: timpani
: akral hangatedem
+ +
+
Lengan
Kanan
Kiri
Gerakan
Gerakan
bebas
bebas
Eutoni
Eutoni
Eutrofi
Eutrofi
Tungkai
Kanan
Gerakan bebas
Kiri
Gerakan bebas
Eutoni
Eutrofi
Eutoni
Eutrofi
10
Klonus
Refleks
Fisiologis
Refleks
patologis
(-)
BPR (+) N
TPR (+) N
Hoffman (-)
Tromner (-)
(-)
BPR (+) N
TPR (+) N
Hoffman (-)
Tromner (-)
Sde
Sde
Sensibilitas
Tanda
meningeal
(-)
KPR (+) N
APR (+) N
Babinsky (-),
Chaddock (-),
Oppenheim (-)
Sde
(-)
KPR (+) N
APR (+) N
Babinsky (-),
Chaddock (-),
Oppenheim (-)
Sde
Susunan sarafkranial :
N. I (olfaktorius)
N. II (opticus)
N. III (occulomotorius)
N. IV (trochlearis)
N. V (trigeminus)
: Sensoris normal
Refleks kornea (+)
N. VI (abduscen)
N. VII. (fasialis)
: Meringis (+)
Membuka dan menutup mata (+)
Uji pengecapan Sulit dievaluasi
N. VIII (vestibulopharingeus)
N. IX (glossopharingeus)
: Uvula di sentral
N. X (vagus)
N. XI (accessorius)
N. XII (hipoglossus)
IV.
10. Genitalia
11.
Anus
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Pemeriksaan Laboratrium tanggal 9 Maret 2015
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV, MCH, MCHC
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Gran%
Lim%
MID%
Gran#
Lim#
MID#
V.
HASIL
NILAI
RUJUKAN
SATUAN
10.7
9.3
5.30
32.4
647
18.9
11.00 16.00
4.0 10.5
4.0 5.5
32.0 44.0
150 450
11.5 14.7
g/dl
ribu/l
juta/l
vol%
ribu/l
%
60.9
20.1
33.2
80.0 97.0
27.0 32.0
32.0 38.0
fl
pg
%
52.5
34.3
13.2
4.90
3.2
1.2
50.0 70.0
25.0 40.0
4.0 11.0
2.50 7.00
1.25 4.0
%
%
%
ribu/l
ribu/l
ribu/l
FOLLOW UP
Tanggal
9 Maret 2015
S, O, A
S: Berak cair (+)
P
IVFD RL 30 cc/KgBB (1 jam) =
O: E4V5M6
Zinkid 10 mg 1x1
N: 89x/menit
RR: 30x/menit
12
T: 37,10C
Kulit : Kemerahan turgor
mulai cepat kembali
Mata : Konj.anemis (-/-),
Skelera ikterik (-/-)
Hidung : PCH (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB
(-)
Thorax : I = Simetris , P
= FV Simetris, A= Rh
(-/-) Wh (-/-)
Jantung : S1>S2 tunggal
Abdomen : I= Datar, A=
BU (+) meningkat, P=
H/L/M tidak teraba.
Ekstremitas : akral
hangat (+/+)
A : diare akut dengan
10 Maret 2015
(-)
O: E4V5M6
N: 104x/menit
Zinkid 10 mg 1x1
RR: 24x/menit
T: 37,5 C
Kulit : Kemerahan turgor
cepat kembali
Mata : Konj.anemis (-/-),
Skelera ikterik (-/-)
Hidung : PCH (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB
13
(-)
Thorax : I = Simetris , P
= FV Simetris, A= Rh
(-/-) Wh (-/-)
Jantung : S1>S2 tunggal
Abdomen : I= Datar, A=
BU (+) meningkat, P=
H/L/M tidak teraba.
Ekstremitas : akral
hangat (+/+)
A : diare akut dengan
11 Maret 2015
Cek MDT
Zinkid 20 mg 1x1
O: E4V5M6
N: 132x/menit
RR: 20x/menit
T: 37,8 C
SpO2 : 97%
14
(sudah terehidrasi)
S: Berak cair (+) 1x
Cek MDT
demam (-)
Zinkid 20 mg 1x1
O: E4V5M6
Indoralit 600 ml
N: 116x/menit
RR: 24x/menit
T: 37,60C
Kulit : Kemerahan turgor
cepat kembali
Mata : Konj.anemis (-/-),
Skelera ikterik (-/-)
Hidung : PCH (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB
(-)
Thorax : I = Simetris , P
= FV Simetris, A= Rh
(-/-) Wh (-/-)
Jantung : S1>S2 tunggal
Abdomen : I= Datar, A=
BU (+) meningkat, P=
H/L/M tidak teraba.
Ekstremitas : akral
hangat (+/+)
15
Cek MDT
Zinkid 20 mg 1x1
O: E4V5M6
Indoralit 600 ml
N: 96x/menit
RR: 24x/menit
T: 37,50C
SpO2 : 98%
Kulit : Kemerahan turgor
cepat kembali
Mata : Konj.anemis (-/-),
Skelera ikterik (-/-)
Hidung : PCH (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB
(-)
Thorax : I = Simetris , P
= FV Simetris, A= Rh
(-/-) Wh (-/-)
Jantung : S1>S2 tunggal
Abdomen : I= Datar, A=
BU (+) meningkat, P=
H/L/M tidak teraba.
Ekstremitas : akral
hangat (+/+)
A : obs. diare akut post
14 Maret 2015
Cek MDT
Zinkid 20 mg 1x1
16
O: E4V5M6
Indoralit 600 ml
N: 116x/menit
RR: 24x/menit
T: 37,30C
SpO2 : 97%
Kulit : Kemerahan turgor
cepat kembali
Mata : Konj.anemis (-/-),
Skelera ikterik (-/-)
Hidung : PCH (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB
(-)
Thorax : I = Simetris , P
= FV Simetris, A= Rh
(-/-) Wh (-/-)
Jantung : S1>S2 tunggal
Abdomen : I= Datar, A=
BU (+) meningkat, P=
H/L/M tidak teraba.
Ekstremitas : akral
hangat (+/+)
A : obs. diare akut post
dehidrasi ringan sedang
10 Maret
11 Maret
NILAI
RUJUKAN
SATUAN
7.7
6.8
8.6
11.5
11.00 16.00
4.0 10.5
g/dl
ribu/l
17
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV, MCH, MCHC
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Gran%
Lim%
MID%
Gran#
Lim#
MID#
3,97
24
409
18.5
4.20
25.5
322
17.5
4.0 5.5
32.0 44.0
150 450
11.5 14.7
juta/l
vol%
ribu/l
%
60.5
19.3
32.0
60.7
20.5
33.7
80.0 97.0
27.0 32.0
32.0 38.0
fl
pg
%
43.2
34.8
22.0
2.90
2.4
1.5
44.3
41.8
11.1
5.09
4.8
1.28
50.0 70.0
25.0 40.0
4.0 11.0
2.50 7.00
1.25 4.0
0.30 1.00
%
%
%
ribu/l
ribu/l
ribu/l
BAB III
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
18
Definisi
Gastroenteritis (diare) adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari
dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang
terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat.1 Diare yang terjadi lebih dari 2 minggu disebut diare
kronis.(3,5,6)
Etiologi2
1. Infeksi : virus (Rotavirus, adenovirus, Norwalk), bakteri (Shigella,
Salmonella, E.Coli, vibrio); parasit (protozoa : E.Histolytica, G.lamblia,
Balantidium coli, cacing perut: Askaris, trikuris, Strongiloideus, dan jamur:
2.
3.
4.
5.
kandida).
Malabsorpsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak dan protein
Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
Imunodefisiensi
Psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, tetapi dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar .
19
gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi; dan defisiensi imun
terutama IgA sekretorik.
2. Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan
kalori protein (KKP), atau bayi berat lahir rendah dan bayi baru lahir
Pada
diare
akan
terjadi
kekurangan
air
(dehidrasi),
gangguan
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:2
1. Gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan nya
sehinga timbul diare
2. Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus, hiperperistaltik mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya
20
toksin
tersebut
terjadi
hipersekresi
yang
selanjutnya
akan
menimbulkan diare(2).
Patofisiologi
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:(7,8)
1.
2.
3.
Hipoglikemia
4.
Gejala Klinis
21
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan feses: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare
persisten)
2. Pemeriksaan darah: darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama
Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal(3)
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis dan laboratorium seperti diatas.
Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat
terjadi berbagai macam komplikasi seperti (3):
22
Pengobatan
Dasar pengobatan diare adalah (2) :
1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
2. Diatetik (pemberian makanan)
3. Obat-obatan
Pembahasan
Pada kasus ini, secara klinis pasien menderita gastroenteritis (diare)
dengan dehidrasi ringan sedang. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik pasien. Dari anamnesis dengan orang tua pasien diketahui
bahwa pasien ada berak-berak kira-kira 8 kali sehari dengan konsistensi encer,
tidak ada ampas, tidak berlendir
23
Pada kasus ini, diduga diare disebabkan oleh infeksi bakteri, terlihat dari
hasil pemeriksaan laboratrium tanggal 10 Maret 2015 dimana leukosit meningkat
lebih dari batas normal. Tidak adanya gejala diare yang disertai lender atau darah
maupun bau amis dan buih menyingkirkan penyebab parasite amouba dan shigella
disentri. Faktor lain yang juga berperan terhadap terjadinya diare diantaranya
adalah sosial ekonomi yang rendah disertai sanitasi dan hygene lingkungan yang
buruk, misalnya kontaminasi kuman pada makanan dan minuman serta alat-alat
makan yang dipakai pasien.
Diare pada pasien ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda dehidrasi berat.
Gejala pada pasien ini yang berhubungan dengan derajat dehdrasi adalah anak
tampak rewel/gelisah sehingga pasien didiagnosis menderita gastroenteritis akut
dengan dehidrasi ringan sedang. Hal ini telah sesuai dengan teori.
Menurut WHO, dikatakan dehidrasi ringan sedang-sedang (dehidrasi tidak
berat) apabila terdapat tanda-tanda berikut ini(4):
1. Gelisah
2. Haus atau banyak minum
3. Turgor kulit lambat kembali (=2 detik)
4. Disertai 1 atau lebih tanda-tanda lainnya seperti mata cekung, air mata tidak
ada, mulut dan lidah kering.
Terdapat 5 lintas tatalaksana diare akut:1
1. Rehidrasi sesuai derajat dehidrasi
2. Zn 10 mg (< 6 bulan) dan 20 mg (> 6 bulan) serta probiotik (misal Lacto-B)
selama 10 hari
3. ASI atau susu formula dan makanan tetap diberikan
4. Antibiotik jika penyebabnya kolera dan disentri
24
25
konsul ke subdivisi hematologi untuk ditindaklanjuti. Namun pada kasus ini hal
tersebut belum ditindaklanjuti hingga tuntas.
Menurut teori, jika dapat ditegakkan bahwa anemia yang terjadi adalah
anemia defisiensi besi, maka penanganannya adalah pemberian preparat besi oral
4-6 mg besi elemntal/kgBB/hari. Jika terjadi gangguan absorbsi maka besi
diberikan secara parenteral dengan dosis menurut perhitungan:1
Dosis besi (mg) = BB (kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl) x 2.5
Pada kasus ini, setelah perawatan selama 5 hari, di hari ke-5 pasien
menunjukkan perbaikan dengan frekuensi BAB 1x mulai berampas, tidak ada lagi
tanda-tanda dehidrasi, tanda vital dalam batas normal.pasien kemudian diijinkan
pulang dalam kondisi membaik.
BAB IV
PENUTUP
26
DAFTAR PUSTAKA
27
1.
2.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Diare. Dalam : Buku Kuliah
Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985.
3.
4.
5.
6.
7.
Diarrhea.
http://digestive.nih.gov/ddiseases/pubs/diarrhea/index.htm
8.
Gastroenteritis.
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php
NIDDK.
Medicastore.
28