BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka dibahas beberapa temuan hasil penelitian
sebelumnya untuk melihat kejelasan arah, originalitas, kemanfaatan, dan
posisi dari penelitian disertasi ini, dibandingkan dengan beberapa temuan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Kemudian akan dibahas
pula secara berturut-turut mengenai tinjauan teori-teori yang berkaitan
dengan variabel penelitian.
2.1.1 Beberapa Penelitian Sebelumnya dan Posisi Penelitian Penulis
Kejelasan arah, originalitas, dan kemanfaatan dari suatu penelitian
yang dilakukan oleh seorang peneliti akan terlihat dengan jelas apabila
peneliti mampu menelusuri secara mendalam beberapa temuan penelitian
terdahulu yang terkait dan memposisikan keberadaan penelitian yang
dilakukan sekarang.
Adapun temuan hasil penelitian yang dijadikan rujukan dalam
penelitian ini, adalah perilaku konsumen khususnya penelitian yang
membahas mengenai: (1) faktor internal konsumen yang mencakup budaya
konsumen, kelas sosial, karakteristik individu, faktor psikologis, (2) kinerja
bauran pemasaran yang mencakup
18
analisis
menggunakan
Chi-Square,
hasil
penelitiannya
19
konsumsi dalam rumah tangga, di wilayah Jawa Barat yang diwakili oleh
Kota Tasikmalaya, Bogor, Bekasi. Jawa Tengah diwakili oleh Kota
Purwokerto, dan Semarang, sedangkan Jawa Timur di wakili oleh Kota
Surabaya.
Metode yang digunakan adalah metode
survey
20
72,5
%,
sedangkan
mutu
kemasan
rendah
persentase
yang
21
22
terlibat
23
Manurung (2000:115),
kebutuhan
pokok,
seperti
makanan
pokok.
Perubahan
24
Jumlah X
Jumlah X
X2
X1
X2
X1
M1
M2 Pendapatan.
M1
M2 Pendapatan
25
pendapatan, begitu pula sebaliknya, tetapi jika efek pendapatan lebih besar,
maka turunnya harga barang akan menurunkan permintaan. Sebaliknya,
naiknya harga barang akan menaikkan permintaan, maka barang ini disebut
barang Giffen. Jadi barang Giffen pastilah barang inferior, tetapi tidak semua
barang inferior adalah barang Giffen.
Contoh seorang yang bekerja
26
kebutuhan
terjadi
ketika
konsumen
menghadapi
27
Manajer
pemasaran
dapat
menciptakan
keinginan
konsumen,
Dadang
28
yaitu: product, price, place, dan promotion). Hal ini dipertegas oleh hasil
penelitian Dadang Surjadi dkk., (2002:101), bahwa reaksi konsumen rumah
tangga dalam merespons teh sesuai dengan rangsangan produsen melalui
iklan televisi.
(c) Evaluasi Alternatif
Setelah
mendapatkan
informasi
dan
merancang
sejumlah
29
harapan
konsumen,
maka
konsumen
merasa
dikecewakan,
tidak berlaku
30
melewatkan
membeli salah satu merek teh yang biasanya dikonsumsi, maka dari tahap
kebutuhan akan produk teh (pengenalan masalah) menuju ke tahap
keputusan pembelian.
Pengenalan
masalah
Keputusan
pembelian
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Pascapembelian
Keputusan
Pembelian
31
melainkan mereka harus belajar tentang apa yang diterima dari keluarga
dan lingkungannya.
Masing-masing budaya terdiri atas sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan lebih banyak ciri-ciri
bagi anggota-
anggotanya. Sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
daerah geografis. Sub-budaya tersebut akan membentuk suatu segmen
pasar dan memerlukan strategi bauran pemasaran
kebutuhan konsumen.
Budaya konsumen merupakan penentu keinginan dan perilaku yang
paling mendasar. Budaya minum teh ditemukan di masyarakat China dan
Jepang yang menjadikan teh sebagai minuman sehat (tradisi), sedangkan di
Eropa pada umumnya minum teh merupakan minuman nasional.
Selain itu, Pusat Indisutri dan Perdagangan
(1999:225) mengatakan
bahwa di India, beberapa pabrik secara tidak langsung juga turut mendukung
promosi minum teh dengan menyediakan milk tea secara cuma-cuma bagi
bara buruh sebelum memulai pekerjaan, sehingga mendorong pada
kebiasaan minum teh. Atas dukungan tersebut melahirkan semboyan more
cups of milk tea make energy, healthier and fresh, sehingga minum teh
dianggap minuman sehari-hari yang cocok untuk segala situsi, kapan saja,
dan di mana saja.
32
menengah adalah
mereka yang
berpendidikan Sekolah
Menengah Umum (SMU), pendapatan terkadang melebihi pendapatan ratarata nasional. Kelas pekerja/karyawan yaitu mereka yang pendapatannya
cenderung di bawah rata-rata pendapatan nasional.
Kelas bawah pekerja miskin adalah mereka yang dibayar rendah dan
operasional banyak dari mereka lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU),
taraf hidup di bawah standar tetapi di atas garis kemiskinan. Kelas bawah
33
nasional
(SUSENAS)
masih
menggunakan
pendekatan
34
biasanya
seorang
konsumen akan menempatkan diri pada siklus hidup keluarga (family life
cycle).
Siklus hidup keluaga (family life cycle)
yang
cenderung
konsumen
karakteristik
dominan mereka.
Ciri-ciri
kepribadian
konsumen
misalnya:
kemampuan
untuk
35
Konsep
diri
atau
persepsi
diri
adalah
bagaimana
konsumen
karena konsumen ingin menjaga identitas mereka sebagai individu. Hal ini
tergambar pada produk dan merek yang mereka beli, tempat pembelian,
dan kartu kredit yang digunakan akan memberikan gambaran image diri
konsumen.
Pengaruh
persepsi
diidentifikasikan melalui
36
individu
untuk melakukan
kegiatan-kegiatan
tertentu
guna
mencapai tujuan.
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut: (1) kebutuhan
pribadi, (2) tujuan dan persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan, (3)
bagaimana cara
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dan
tujuan-tujuan
37
dari
yang
paling
rendah,
yaitu
kebutuhan
biologis
5
Kebutuhan
aktualisasi diri
4
Kebutuhan
Ego
3
Kebutuhan Sosial
2
Kebutuhan Keamanan
1
Kebutuhan fisik
Gambar 2.3. Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow
Sumber : Kotler (2000:172) dan Wilkie (1994:142)
(1)
fisiologis
adalah
kebutuhan
dasar
manusia,
yaitu
38
Teori Engel
dasarnya.
(2) Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)
Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tingkat kedua setelah
kebutuhan dasar. Ini merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia.
Manusia membutuhkan perlindungan dari gangguan kriminalitas, sehingga ia
dapat hidup dengan aman dan nyaman ketika berada di rumah maupun
ketika berpergian.
(3) Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Setelah kebutuhan dasar dan rasa
membutuhkan rasa cinta dari orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, serta
diterima oleh orang-orang disekelilingnya. Inilah kebutuhan ketiga dari
Maslow yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan tersebut berdasarkan kepada
perlunya berhubungan satu dengan lainnya.
Pernikahan dan keluarga
39
dan
kemampuan
yang
dimilikinya.
Seorang
individu
perlu
40
pemasar
harus
proses
yang
digunakan
oleh
konsumen
untuk
memilih,
41
dan memberikan
dan
sikap,
keduanya
mempengaruhi
perilaku
pembelian
(attitude)
adalah
evaluasi,
perasaan
emosional,
dan
42
perilaku
konsumen
tidaklah
mudah,
tetapi
adanya
memberikan
43
Strategi produk
Strategi distribusi
Pasar sasaran
Strategi harga
Gambar : 2.4. Strategi Pengembangan Penentuan Posisi
Sumber : Cravens (2000:18)
(a) Produk
Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen
atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Menurut Rakaryan Sukarjaputra2), produk teh yang telah diberi nilai
) Nusantara, 2003. Teh Indonesia di Ujung Tanduk. 24 Oktober, p5, Nusantara, Jakarta
44
tambah (merek)
padahal
karena
merek
45
perusahaan, dan nilai kepuasan. Selain itu, Peter dan Olson (2000:67),
menjelaskan bahwa konsumen
+
=
Label
+
Pelayanan
+
Jaminan
Kepuasan
Pelanggan
46
Produk potensial
Produk tambahan
Produk yang
diharapkan
Produk generik
Manfaat
utama
47
menarik dan diberi merek harga pasar lokal dapat mencapai Rp. 3.750 per 50
gram3). Selain itu, menurut Nana Subarna dan Dadang Surjadi (1999:5)
bahwa produsen
) Kompas, 2002. Laporan Akhir Tahun Bidang Ekonomi: Produk Pertanian Semakin Rontok
Diterjang Arus Perdagangan Bebas.19 Desember, Jakarta.
48
Demikian
Tinggi
M
u
t
u
P
r
o
d
u
k
Menengah
Rendah
Tinggi
1. Strategi
Primium
2. Strategi
Nilai- tinggi
3. Strategi
Nilai - Super
Menengah
4. Strategi
terlalu mahal
6. Strategi
Nilai -baik
Rendah
7. Strategi
terbantai
5. Strategi
Nilaimenengah
8.Strategi
Ekonomi salah
9. Strategi
Ekonomi
Harga Produk
Ketiga pesaing
bersama selama pasar terdiri atas tiga kelompok pembeli, yaitu konsumen
49
cara
produk kami
memiliki mutu yang sama dengan produk 1, tetapi harga yang ditawarkannya
lebih rendah. Strategi 3 menyatakan hal yang sama
dan bahkan
50
strategi
yang penting
bagi
atas
Produk Konsumen
Produk Industri
Produsen
Produsen
Agen
Pengecer
Grosir
Grosir
Pengecer
Pengecer
Konsumen
Distributor/
Dealer
Agen
Konsumen Industri
atau
melalui perantara, terutama target pasar konsumen akhir. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Nana Subarna dan Dadang Suryadi (1999:1-2),
51
promosi
adalah
perencanaan,
implementasi,
dan
berbagai
tujuan
komunikasi
dengan
setiap
konsumen.
Tujuan
Komunikasi
Strategi untuk
setiap
Komponen bauran
Anggaran
promosi
Peranan komponen
Komponen bauran
promosi
52
pembentuk bauran promosi, (3) anggaran promosi, dan (4) strategi setiap
komponen bauran.
Komponen-komponen
bauran
promosi
mencakup
periklanan,
merencanakan dan
strategi yang
pesan
(menerjemahkan pesan
juga
harus
melakukan
proses
encoding
menjangkau
audiens
sasaran
dan
53
karena adanya
berikut.
Pengirim
Encoding
Pesan
Decoding
Media
Gangguan
Umpan
Balik
Respons
Penerima
54
55
Promotion:
Periklanan
Personal selling
Promosi penjualan
Publikasi, dll
Produk:
Kualitas
Merek
Packing, dll
Place:
Saluran distribusi
Lokasi penjualan
Transportasi, dll
56
ketidaksesuaian
harapan
(Postpurchase)
Satisfaction
(Actual Expected)
Expectations of
Product performance
Comparison
Actual Product
Performance
Gambar 2.12. Comparison Process
Sumber Wilkie (1994:542).
dan
Dissatisfaction
(Actual < Expected)
57
beberapa alternatif
tindakan
58
Universitas
suatu
sistem
yang
agribisnis
59
hambatan-hambatan
subsistem-subsistem
tersebut
dalam
seharusnya
sistem
saling
agribisnis
maka
terkait
dan
60
61
Pada ketiak daun terdapat sebuah mata yang dapat tumbuh menjadi
tunas, setelah tunas keluar dari daun sisik yang melindungi maka terbentuk
sehelai
daun kecil yang pinggirnya licin, ini yang disebut kepel ceuli.
Kemudian disusul lagi dengan daun kepel yang besar (kepel licin). Daun
kuncup yang masih menggulung dan di liputi bulu-bulu putih halus yang
disebut kuncup peko, ranting yang mempunyai daun peko disebut ranting
peko. Adapun rumus pemetikan teh dapat disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Rumus Pemetikan Teh
No
Rumus Pemetikan
Keterangan
Imperial
Petikan halus:
P+1/k+1
Petikan sedang:
P+2/k+1
Petikan kasar:
P+3/k+1
pemetikan medium, terdiri satu kuncup dengan tiga pucuk; dan pemetikan
kasar, terdiri dari satu kuncup dengan empat pucuk.
Tanaman teh yang tumbuh di dataran rendah dapat dipetik pucuknya
seminggu sekali, sedangkan tanaman teh dataran tinggi hanya boleh dipetik
antara 10 -12 hari, guna menjaga keadaan tanaman dan kualitas pucuknya.
62
63
Sistem CTC
Dryer)
Oksidasi enzimatis bubuk basah 105-120 Oksidasi enzimatis bubuk basah 80menit
85 menit
Waktu
yang
diperlukan
dalam
64
PEMETIKAN
(pucuk halus)
PELAYUAN (Withering)
Pengurangan
kadar
air
yang
terkandung dalam pucuk selama
kurang lebih 14 18 jam dan setiap 6
jam dibalik
PENGUAPAN atau
PENGGARANGAN
Enzim dirusak dengan uap panas
dengan suhu 160 0 Fahrenheit
PENGGILINGAN
Perusakan sel daun atau maserasi)
FERMENTASI
Perubahan senyawa katekin/plifenol
menjadi teaflavin dan tearubigin
dengan adanya enzim polifenol
oksidasi dengan bantuan oksigen dari
udara, selama 90 120 menit,
kelembaban udara 98 % dan
suhu udara 22 0 C agar aroma, rasa,
dan warna menjadi baik
PENGGILINGAN dan
PENGERINGAN
Mengecilkan partikel dan sekaligus
pengeringan.
PENGERINGAN
Menghentikan proses fermentasi pada
titik mutu optimal dengan kadar air
2,5 3 %, agar dapat disimpan lebih
lama
TEH HITAM
TEH HIJAU
65
menentukan grade,
Penjelasan
Mutu Spesial
Grade
Orthodox
Penjelasan
Mutu II
OPS
BOP II
OP
Orange Pekoe
BP II
Broken Pekoe II
BOP Grof
BT II
Bubuk Tulang II
FBOP
PF II
Pekoe Fanning II
BOP I
DUST II
Bubuk II
BM
Broken Mixed
DUST III
Bubuk III
Mutu I
BOP
FBOP
F Dust
Fanning Dust
PF
Pekoe Fanning
Fann
Fanning
DUST
Dust (bubuk)
BP I
Broken Pekoe I
BT I
Bubuk Tulang I
66
Tabel 2.4. Jenis Grade Teh CTC ( Crushing Tearing, and Curling)
Grade CTC
Penjelasan
BP I
Broken Pekoe 1, lolos mesh 12 teh tertahan mesh 16, partikel berbentuk
butiran agak bulat sampai bulat
BMC
PF 1
Fann
Fanning CTC, lolos ayakan mesh 16 tertahan mesh 24, partikel berbentuk
butiran agak bulat sampai bulat.
PD
Pekoe dust, lolos ayakan mesh 24 tertahan mesh 30, partikel berbentuk
butiran agak bulat sampai bulat.
D1
Dust 1, lolos ayakan mesh 30 tertahan mesh 50, partikel berbentuk agak
bulat sampai bulat.
D2
D3
PW DUST
Powdery Dust, lolos ayakan mesh 60 tertahan mesh 80, partikel berbentuk
seperti D3, mengandung hancuran serat.
Mixed CTC
Teh yang sebagian besar terdiri dari hancuran tulang dan serat.
Othodox
Uraian
CTC
Bentuk
Agak pipih
Butiran
Cita Rasa
Kuat
Kurang kuat
Penyajian
Lambat
Cepat
Kebutuhan penyeduhan
400-500 cangkir/kg
800-1000
cangkir/kg
67
68
69
kesehatan kulit.
(2) Mineral
Fluor adalah mineral yang berfungsi sebagai pelindung dan penguat email
gigi dan memperkuat tulang, serta mampu menghambat pembentukan
plak gigi sehingga dapat mencegah kerusakan gigi.
Sudarmani
Djoko
(2005:3-4),
mengemukakan
bahwa
berdasarkan hasil penelitian sekitar 10 tahun terakhir ternyata teh tidak saja
70
mengandung vitamin dan mineral yang berguna bagi tubuh, tetapi juga
mengandung komponen non gizi yang
71
2.2
Kerangka Pemikiran
Kebutuhan dan keinginan-keinginan konsumen akan berubah secara
keputusan-keputusan
pembelian
dan
bagaimana
mereka
72
sosial yang
Jawa Barat. Hal ini dibuktikan oleh setiap restoran, rumah makan, hotel,
warung makan
sosial,
adalah
sekelompok
orang
yang
sama-sama
kebersamaan di dalam
status atau
antara mereka sendiri baik secara formal maupun informal. Hal ini sejalan
73
pemasaran yang dianggap sesuai dengan segmen pasar dan target pasar
yang dituju.
Keputusan seorang individu untuk membeli juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi yang unik dari masing-masing individu, seperti jenis
kelamin, usia, dan tahapan dalam siklus hidup, kepribadian, konsep diri,
serta gaya hidup.
Aspek-aspek psikologis mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran,
kepercayaan, serta sikap. Persepsi adalah
74
75
menjelaskan bahwa,
teori
evaluasi, perasaan
emosional, dan
acuan
perilaku
adalah
kelompok
dalam
masyarakat
yang
76
adalah kelompok di mana seseorang ingin bergabung, dan (4) pelopor opini
yang dapat mempengaruhi anggotanya untuk membeli sesuatu (Lamb et al.,
2001: 213-214; Kotler, 2000:163-165).
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelompok
acuan
dapat mempengaruhi
memiliki
perbedaan yang
anggota
Indonesia
seorang ibu rumah tangga pada umumnya sebagai pembeli dan pengambil
77
keputusan
pembelian oleh konsumen. Hal ini sependapat dengan Kotler (2000:160161), bahwa rangsangan pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri atas
produk, harga, tempat, dan promosi masuk ke dalam kesadaran pembeli
dan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian.
Bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat, promosi
merupakan separangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pasar sasaran. Selain itu, Best (2000:151) dan Cravens
(2000:17), mengemukakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix)
merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada
semua fungsi manajemen suatu organisasi.
Bauran pemasaran terdiri atas empat elemen yang saling terkait : (1)
perencanaan produk, (2) penetapan harga, (3) sistem distribusi, dan (4)
komunikasi pemasaran atau promosi. Demikian halnya pendapat dari Tull
dan
Kahle
dikutip
Fandy
Tjiptono
(1999:6),
mendefinisikan
dan romosi)
bauran
sebagai
alat
78
produk,
memiliki nilai yang sangat strategis baik bagi konsumen maupun perusahaan.
Untuk mencapai keberhasilan, maka produk tidak harus berteknologi tinggi,
yang penting adalah dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Dalam perencanaan produk, perusahaan memerlukan informasi pasar
dan perlu mengantisipasi kinerja produk dalam unit bisnis. Informasi tersebut
menyangkut
tentang penilaian
perusahaan,
meliputi: (1)
menggunakan
manajemen produk
pengembangan rencana
atau
79
dengan
produk teh,
indikator yang digunakan akan lebih kompleks, tidak hanya menyangkut apa
yang dikemukan oleh para ahli di atas, namun terdapat beberapa unsur yang
menjadi tolak ukur misalnya secara visual adalah bentuk, warna, kerataan,
80
81
Harga
pada umumnya
digunakan
sebagai komponen
bauran
hendaknya
dalam
menetapkan
harga
jual
perlu
82
produk teh di
harga relatif murah. Hal ini sejalan dengan pendapat Hidayat4), bahwa
kelangkaan produk teh PTP VIII dengan merek tertentu di pasar lokal
dapat ditambah, namun terjadi kelambatan dari beberapa distributor.
Selanjutmya, pendapat Sentanu
5)
beberapa produk teh yang telah memiliki brand, banyak kalangan yang
kesulitan untuk memperolehnya pada saat-saat penting, misalnya banyak
tamu yang datang ke Jawa Barat biasanya diberikan oleh-oleh
produksi
Jawa Barat. Untuk melihat saluran distribusi komoditas teh dapat disajikan
pada Gambar 2.14.
83
PTP.N VIII
JTA/KPB
PB. LN/DN
I
II
Pedagang Besar
Konsumen Akhir
Dalam Negeri
III
Pengecer DN
Gambar
2.14
menunjukkan,
saluran
distribusi
PT.Perkebunan
(I) pemasarannya
order
dari
84
Kopthindo
PB.LN
II
Industri
Teh
III
Pengecer
Konsumen
digunakan untuk
85
membantu
menjalin
untuk
melaksanakan
86
87
menjadi
target
pasar,
langkah
berikutnya
adalah
bagaimana
memposisikan produk dengan merancang bauran pemasaran untuk menciptakan posisi keunggulan produknya dibandingkan dengan pesaing.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka model kerangka pemikiran
lebih jelasnya disajikan pada Gambar 2.16.
88
GRAND THEORY
Perilaku Konsumen
Engel et al.,1994; Wilkie, 1994; Peter
and Olson,2000; Ujang Sumarwan,2004.
Strategi Pemasaran
Cravens, 2000; Kotler, 2000;
Lamb, 2001;
Best,2000;
Gregorius Chandra, 2002
Interaktif
Applied Theory
Internal Konsumen:
Budaya
Kelas Sosial
Karakteristik
Individu
Faktor
Psikologis
Kinerja Bauran
Pemasaran:
Produk
Harga
Saluran
distribusi
Promosi
89
dirumuskan paradigma
90
terhadap
keputusan
pembelian
komoditas
teh
oleh