Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TI-3122
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Penjadwalan Produksi
Hasil Pembelajaran
• Umum
Mahasiswa mampu menerapkan model matematik,
heuristik dan teknik statistik untuk menganalisis dan
merancang suatu sistem perencanaan dan pengendalian
produksi
• Khusus
Memahami konsep penjadwalan produksi serta mampu
menyusun jadwal produksi
1
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Pendahuluan
• Masalah penjadwalan muncul di berbagai macam
kegiatan: rumah sakit, universitas, airline,
factory
Single machine
Single stage
Parallel/heterogeneous
Penjadwalan Job machines
Flow shop
Multiple stages
Job shop
Batch
2
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Model Penjadwalan(2)
• Job scheduling (memecahkan masalah
sequencing saja, karena ukuran job telah
diketahui)
n jobs on 1 processor Single stage
n jobs on m-parallel processors
Flow shop scheduling
Job shop scheduling
Multiple stages
Pendekatan
• Forward scheduling(penjadwalan maju):
penjadwalan yang dimulai segera setelah saat job
siap; mulai dari time zero dan bergerak searah
dengan pergerakan waktu. Jadwal pasti feasible
tapi mungkin melebihi due date.
3
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Terminologi(1)
• Processing time (waktu proses): estimasi waktu
penyelesaian pekerjaan (job, task), ti
• Setup time (waktu setup): waktu yang
dibutuhkan untuk kegiatan persiapan sebelum
pemrosesan job dilaksanakan. Sequence
dependent and independent setup times. si
• Flow time (waktu tinggal): waktu antara saat
datang (arrival time) dan saat kirim (delivery
date), Fi
• Saat datang adalah saat job mulai berada di shop
floor (production line), ai
Terminologi(2)
• Delivery date (saat kirim): saat pengiriman job dari shop
floor ke proses berikut atau ke konsumen, di
• Ready time (saat siap): saat sebuah job siap diproses.
• Due date: saat batas (deadline) untuk job, yang setelah
batas tersebut job dinyatakan terlambat, di
• Makespan: interval waktu total untuk penyelesaian seluruh
job
• Completion time (saat selesai): saat suatu job selesai
diproses, ci
• Lateness: deviasi antara saat selesai dan due date, Li = ci -
di
• Tardiness (Ti): positive lateness. Earliness (Ei): negative
lateness
4
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Terminologi(3)
• Slack: sisa waktu sampai due date, SLi = di - ti –
saat sekarang Gantt chart: adalah peta visual
yang menggambarkan loading dan scheduling
Terminologi(4)
• Waiting time adalah waktu job menunggu karena
mesin yang seharus memproses job tersebut
sedang memproses job lain
• Idle time adalah waktu mesin tidak bekerja
(menganggur) karena tidak ada job yang harus
diprosesPriority rule: aturan penentuan prioritas
pemrosesan
• Priority rules: FCFS (first come first serve); SPT
(shortest processing time), LPT (longest
processing time), EDD (earliest due date); rasio
kritis (critical ratio, CR). CR = (due date –
today’s date)/(lead time remaining) atau CR =
(due date – today’s date)/(workdays remaining)
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 10
5
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Terminologi(5)
• Kriteria penjadwalan:
Terminologi(6)
• Suatu variant dalam batch scheduling problems
adalah lot streaming.
6
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Waktu Waktu
Job Job Flow tim e
proses proses
1 5 4 3 3
2 8 8 3 6
3 6 1 5 11
4 3 3 6 17
5 10 7 7 24
6 14 2 8 32
7 7 5 10 42
8 3 6 14 56
F 191
F 23.875
7
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
8
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
9
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
10
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Step 1. Urut semua job sesuai EDD; bila tidak ada atau hanya
satu job yang tardy (positive lateness) maka stop. Bila lebih
dari sebuah maka lanjutkan ke Step 2
Step 2. Mulai dari awal sampai akhir job pada urutan EDD,
identifikasi tardy job yang paling awal. Bila tidak tardy job
maka lanjutkan ke Step 4. Bila ada, maka lanjutkan ke Step 3
Step 3. Misal tardy job tersebut berada di urutan ke i. Pilih job
yang mempunyai waktu proses terpanjang di antara i buah job
tersebut. Keluarkan job terpilih tersebut. Hitung saat selesai
yang baru, dan kembali ke Step 2.
Step 4. Tempatkan job yang dikeluarkan dalam urutan
sembarang di ujung belakang urutan
i 2 1 3 5 4 6 7 8
ti 8 5 6 10 3 14 7 3
ci 8 13 19 29 32 46 53 56
di 10 15 15 20 25 40 45 50
Li -2 -2 4 9 7 6 8 6
i 1 3 5 4 6 7 8
ti 5 6 10 3 14 7 3
ci 5 11 21 24 38 45 48
di 15 15 20 25 40 45 50
Li -10 -4 1 -1 -2 0 -2
11
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
i 1 3 4 6 7 8 2 5
ti 5 6 3 14 7 3 8 10
ci 5 11 14 28 35 38 46 56
di 15 15 25 40 45 50 10 20
Li -10 -4 -11 -12 -10 -12 36 36
12
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ti 5 6 3 8 7 2 3 5 4 2
Urutan SPT
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8
M3 3 1 5
M2 10 9 2
M1 6 7 8 4
13
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
M1 M2 M3
Job W aktu Flow tim e Job W aktu Flow tim e Job W aktu Flow tim e
6 2 2 10 2 2 3 3 3
7 3 5 9 4 6 1 5 8
8 5 10 2 6 12 5 7 15
4 8 18
Total 35 20 26
Rata-rata 8.75 6.666667 8.666667
14
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Algoritma Johnson(1)
• Step 1. Tentukan waktu proses yang terpendek di
antara seluruh job dalam daftar job yang akan
diproses
• Step 2a. Bila waktu proses terpendek berada di
mesin M1, maka jadwalkan job dengan waktu
terpendek itu pada posisi paling kiri pada urutan
yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke Step 3.
• Step 2b. Bila waktu proses terpendek berada di
mesin M2, maka jadwalkan job dengan waktu
terpendek itu pada posisi paling kanan pada
urutan yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke
Step 3.
15
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Algoritma Johnson(2)
• Step 2c. Bila terdapat beberapa nilai waktu
proses terpendek, maka pilih sembarang; dan
jadwalkan job dengan waktu proses terpilih di
posisi paling kiri atau kanan sesuai dengan
keberadaan waktu proses terpilih tersebut.
• Step 3. Keluarkan job yang sudah dijadwalkan
dari daftar job. Bila masih ada job yang belum
dijadwalkan, maka kembali ke Step 1. Bila
seluruh job sudah dijadwalkan maka stop.
Algoritma Johnson(3)
3
1 4 5 2
3 1 4 5 2
24
16
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
ti ,1 = ti*,1
ti , 2 = ti*, 2
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 33
17
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
New jobs
Completed jobs
18
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Waktu proses
Job M1 M2 … Mm
tij: Waktu proses job i di mesin j J1 … … … …
J2 … … … …
… … …
…
… … …
Jn
• Job shop: Indeks (i, j, k)
t233 = 4 t31…
3 = 3 1= t431
19
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Geser-kiri (left-shift)
1. Jadwal semiaktif
adalah satu set jadwal yang tidak memungkinkan lagi untuk
melakukan geser-kiri lokal
adalah satu set jadwal yang tidak memiliki superfluous idle
time
Superfluous idle time terjadi pada jadwal yang apabila suatu operasi
dimulai lebih awal tidak menyebabkan perubahan urutan pada
mesin manapun
20
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
M1 4 3 2 1
M2 4 3 2 1
M3 4 3 2 1
1
M1 4 1 3 2 1
1
M2 4 3 2 1 1
M3 4 3 1 2 1
1
TI3122-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 6 42
21
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
2. Jadwal Aktif
adalah satu set jadwal yang tidak memungkinkan lagi untuk
melakukan geser-kiri global
3. Jadwal non-delay
adalah jadwal aktif yang tidak membiarkan mesin menjadi idle
bila suatu operasi dapat dimulai
All schedule
SA = semiactive
*
SA A * A = active
ND
ND = non-delay
* = optimal
22
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
23
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Step 4. Untuk setiap jadwal parsial baru PSt+1, yang dihasilkan pada
Step 3, perbaharui (up date) set data berikut:
Keluarkan operasi j dari St
Tambahkan suksesor langsung operasi j ke dalam St+1
Naikkan nilai t dengan 1
Step 5. Untuk setiap PSt+1 yang dihasilkan pada Step 3, kembali ke
Step 2. Lanjutkan langkah-langkah ini sampai suatu jadwal aktif
dihasilkan.
Jadwal Aktif(1)
Mesin
Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt
0 0 0 0 111 0 4 4 212
212 0 1 1 1 2
313 0 3 3
412 0 3 3
1 0 1 0 111 0 4 4 313
221 1 4 5
313 0 3 3 3 3
412 1 3 4
24
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jadwal Aktif(2)
Mesin
Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt
2 0 1 3 111 0 4 4 4 1 111
221 1 4 5
322 3 2 5
412 1 3 4
3 4 1 3 122 4 3 7 412
221 4 4 8
322 3 2 5
412 1 3 4 4 2
Jadwal Aktif(3)
Mesin
Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt
4 4 4 3 122 4 3 7 322
221 4 4 8
322 4 2 6 6 2
423 4 3 7
5 4 6 3 122 6 3 9 423
221 4 4 8
331 4 3 7
423 4 3 7 7 3
25
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jadwal Aktif(4)
Mesin
Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt
6 4 6 7 122 6 3 9 221
221 4 4 8 8 1
331 6 3 9
431 7 1 8
7 8 6 7 122 6 3 9 431
233 8 4 12
331 8 3 11
431 8 1 9 9 1
Jadwal Aktif(5)
Mesin
Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt
8 9 6 7 122 6 3 9 122
233 8 4 12 8 1
331 9 3 12
9 9 9 7 133 9 2 11 11 3 133
233 8 4 12
331 9 3 12
26
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Jadwal Aktif(6)
Mesin
Stage 1 2 3 st σj tij φj φ* m* PSt
10 9 9 11 233 11 4 15 331
331 9 3 12 12 1
11 12 9 11 233 11 4 15 15 3 233
12 9 15
Jadwal Aktif(7)
212
M1 111 221 331
431
27
Departemen Teknik Industri FTI-ITB
Step 4. Untuk setiap jadwal parsial baru PSt+1, yang dihasilkan pada
Step 3, perbaharui (up date) set data berikut:
Keluarkan operasi j dari St
Tambahkan suksesor langsung operasi j ke dalam St+1
Naikkan nilai t dengan 1
Step 5. Untuk setiap PSt+1 yang dihasilkan pada Step 3, kembali ke
Step 2. Lanjutkan langkah-langkah ini sampai seluruh jadwal aktif
dihasilkan.
28
JADWAL NON DELAY ATURAN PRIORITAS SPT
Stage Mesin
1 2 3 St Cj tij rj C* m* PSt
0 0 0 0 111 0 4 4 0 1 111
212 0 1 1 2 212
313 0 3 3 3 313
412 0 3 3
1 4 1 3 122 4 3 7 412
221 4 4 8
322 3 2 5
412 1 2 4 1 2
2 4 4 3 122 4 3 7 221
221 4 4 8 4 1 322
322 4 2 6 2 423
423 4 3 7 3
TI3122-Perencanaan dan
Pengendalian Produksi - Minggu 6 57
Stage Mesin
1 2 3 St Cj tij rj C* m* PSt
3 8 6 7 122 6 3 9 6 2 122
233 8 4 12
331 8 3 11
431 8 1 9
4 8 9 7 133 9 2 11 233
233 8 4 12 8 3 431
331 8 3 11
431 8 1 9
5 9 9 12 133 12 2 14 331
331 9 3 12 9 1
6 12 9 12 133 12 2 14 12 3 133
TI3122-Perencanaan dan
Pengendalian Produksi - Minggu 6 58
29
HASIL PENJADWALAN NON DELAY
TI3122-Perencanaan dan
Pengendalian Produksi - Minggu 6 59
30