DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
1. PENDAHULUAN....................................................................................................................
3. PENGKAJIAN MASALAH..................................................................................................
3.1.Identifikasi Penyebab Masalah.........................................................................................
3.2. Anali
sis
Masal
ah.........
4. PEMECAHAN MASALAH..................................................................................................
4.1.Intervensi Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab Masalah....................................
4.2.Perincian Intervensi Pemecahan Masalah........................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakansalahsatupenyakit degeneratifkronis
yang
semakinmeningkatprevalensinya
menempatiperingkatkeempat
di
negaradenganpenderita
masamendatang.Indonesia
DM
terbanyak
di
dunia(Rahajeng, 2008).
Berbagaipenelitianepidemiologimenunjukkanadanyakecenderunganpening
katanangkainsidensidanprevalensi DM tipe2 di berbagaipenjurudunia. WHO
memprediksiadanyapeningkatanjumlahpenyandang
cukupbesarpadatahun-tahunmendatang.
WHO
diabetes
yang
memprediksikenaikanjumlah
2009
menjadi
12,0
DM
jutapadatahun
dari
7,0
2030.
Meskipunterdapatperbedaanangkaprevalensi,
laporankeduanyamenunjukkanadanyapeningkatanjumlahpenyandang
DM
diabetes
mellitus
di
poliumumpadabulanJuli
latihanjasmani,
mellitus
obatantidiabetik,
tipe
danpenyuluhan.
Keempat pilar tersebut harus dilakukan secara bersama dan saling mendukung.
Oleh karenanya, diperlukan tindak lanjut yang baik dan secara dini, yaitu
manajemen pengelolaan diabetes mellitus pada pelayanan primer, khususnya
dokter keluarga maupun puskesmas (Rudianto, 2009).
Upaya pengelolaan dabetes mellitus di tingkat primer, dokter keluarga dan
puskesmas, dapat dilakukan melalui berbagai metode, yang nantinya dapat
membantu tercapainya pengelolaan diabetes mellitus yang optimal dan dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengetahuanpenderita diabetes mellitus di wilayah cakupan
puskesmas Jenangan mengenai diabetes mellitus?
2. Bagaimana pola perilaku kesehatan penderita diabetes mellitus di wilayah
puskesmas Jenangan?
3. Apakah di puskesmas Jenangan sudah memiliki program kelas edukasi
diabetes mellitus?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
-
Meningkatkan
pengetahuan
penderita
diabetes
mellitus
tentang
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
-
Berperan
serta
dalam
upaya
Memudahkantenagakesehatanpuskesmas
dalam
menentukan
Bertambahnyasaranauntukmelakukanupayapromosikesehatankepadapende
rita diabetes mellitus di wilayahpuskesmasJenangan.
Meningkatkan
kualitas
hidup
masyarakat
penderita
diabetes
Kelas
edukasi
diabetes
mellitusjugadiharapkandapatmenambahilmubagimasyarakatumum,
keluarga penderita diabetes,tentangpentingnya pola hidup sehat sebagai
upaya pencegahan penyakit diabetes mellitus.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar
glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas
sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk
orang normal (non diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan dua jam
sesudah makan dibawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin,
keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung
naik (Rudianto, 2009).
Gejala bagi penderita diabetes mellitus adalah dengan keluhan keluhan
banyak minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil
(poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas
penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa 126 mg/dL dan kadar gula
darah sewaktu 200 mg/dL (Rudianto, 2009).
2.1.2Faktor Risiko
Banyak faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit diabetes mellitus.
Banyak penelitian telah diuraikan hubungan antara beberapa faktor risiko dan
munculnya diabetes mellitus tipe 2. Indeks massa tubuh (BMI), lipid, hipertensi,
merokok, kurangnya aktivitas fisik, pendidikan yang rendah, pola diet, riwayat
keluarga, dan gen spesifik tertentu baru-baru ini diketahuisebagai faktor risiko
yang sering ditemukanpada penderita diabetes mellitus tipe 2 (Permana, 2008).
2.1.3 Diagnosis Diabetes Mellitus
Menurut Rudianto, 2009, berbagai keluhan dapat ditemukan pada
penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat
keluhan klasik DM seperti di bawah ini:
Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
diabetes
mellitus
dirangkumkan
dalam
empat
pilar
berat badan yang menurundengan cepat, dan adanya ketonuria, insulin dapat
segera diberikan (Rudianto, 2009).
Gambar 2.1
Bagan Pengelolaan diabetes mellitus
2.2.1 Edukasi
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku
telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang
diabetes
menuju
perubahan
perubahan
perilaku,
perilaku
dibutuhkan
sehat.
Untuk
edukasi yang
kepada
pasien.
10
11
12
13
sore (25 %) serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masing-masing
(10-15 %) (Rudianto, 2009).
2.2.3 Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani secara teratur (34 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan seharihari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan (lihat tabel 2.3). Latihan
jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali
glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang
bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang
(Rudianto, 2009).
Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status
kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani
bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat
dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalasmalasan (Rudianto, 2009).
Tabel 2.3 Aktivitas Sehari-hari
14
latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral
dan bentuk suntikan serta kombinasi (Rudianto, 2009).
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH
3.1 IdentifikasiMasalah
Masalahdapat
Dilihat
diartikan
sebagaiselisihantaraekspektasidengankenyataan.
dari
masalahberartikesenjanganantaratolokukurdenganhasil
sudutpandangsistem,
pencapaian.Untuk
Pengelolaan Diabetes
Keturunan
Perilaku
15
Lingkungan
MasalahpadafaktorKeturunan:
Tidakadafaktorketurunan yang menyebabkankurangmaksimalnyapengelolaan
diabetes mellitus
MasalahpadafaktorPerilaku:
a. Kurangnya pengetahuan penderita tentang pengelolaan diabetes mellitus
yang komprehensif.
b. Rendahnya kepatuhan minum obat penderita diabetes mellitus.
c. Pola makan penderita diabetes mellitus yang masih kurang baik dan
terencana.
MasalahpadafaktorLingkungan:
a.
Rendahnyakesadarankeluargapenderitamengenaikepatuhanminumobatgunat
erlaksananyapengelolaan diabetes mellitus yang optimal.
MasalahpadafaktorPelayananKesehatan:
a. Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang pengelolaan diabetes
mellitus yang komprehensif.
b. Belumadanyaprogram kelasedukasi diabetes mellitus di puskesmas.
c.Kurangnyapenyuluhandanedukasitentangpenyakit diabetes mellitus
kepadapenderita.
16
BAB 4
INTERVENSI MASALAH DAN
METODE KEGIATAN
Berdasarkanidentifikasimasalah
yang
telahdiuraipadababsebelumnya,
berkaitandenganpengelolaan
diabetes
mellitus
secara
optimal
17
18
19
20
BAB 5
HASIL KEGIATAN
5.1ProfilPuskesmasJenangan
Puskesmas Jenangan merupakan salah satu puskesmas rawat inap yang
berada di Kabupaten Ponorogo, Kecamatan Jenangan, tepatnya di Jalan Raya
Jenangan no.37. Kecamatan Jenangan memiliki luas wilayah 352,7 km2 dan terdiri
atas 11 desa/kelurahan, yaitu:
1. Jenangan
21
2. Ngrupit
3. Semanding
4. Kemiri
5. Sraten
6. Sedah
7. Nglayang
8. Paringan
9. Panjeng
10. Tanjungsari
11. Wates
1-4
5-14
15-39
40-44 45-59
60-69
>70
Jumlah
Jenangan
100
215
601
1493
849
864
469
569
5160
Ngrupit
66
297
810
2089
450
1131
194
590
5627
Semanding
39
158
401
1239
298
600
387
331
3453
Kemiri
100
370
365
1840
373
359
286
200
3893
Sraten
20
67
97
352
285
302
211
158
1492
Sedah
25
94
320
613
136
365
98
233
1884
Nglayang
40
60
319
540
580
500
371
374
2784
Paringan
60
197
1030
1098
1036
946
919
786
6072
Panjeng
40
95
240
650
140
340
111
210
1826
Tanjungsari
38
145
310
830
735
635
350
187
3230
Wates
30
152
343
1140
240
644
326
331
3206
22
Jumlah
558
1850
4836
11884
5122
6686
3722
3969
38627
Petugas Kesehatan
Jumlah
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
22
Bidan Puskesmas
19
Bidan Desa
11
Asisten Apoteker
Analis
Kesehatan Masyarakat S1
Kesehatan Masyarakat S2
Sanitarian
Gizi
Keterapian Fisik
Keteknisian Medis
Jumlah
63
23
BULAN
JUMLAH KUNJUNGAN
Juli 2013
40
Agustus 2013
36
September 2013
37
Oktober 2013
48
November 2013
44
Desember 2013
43
Januari 2014
51
Februari 2014
54
Maret 2014
58
April 2014
65
Mei 2014
41
Juni 2014
50
sosialisasi
TOTAL
567
4.5Hasil Kegiatan
Setelah
tentang
dilakukan kelas edukasi diabetes yang difasilitasi oleh puskesmas Jenangan pada
tanggal 14 Agustus 2014 sebagai kegiatan inisiasi dan sosialisasi kegiatan kelas
edukasi, maka didapatkan hasil kegiatan berupa:
1. Partisipasi peserta
Dari kegiatan kelas edukasi diabetes mellitus yang diadakan, partisipasi
peserta cukup banyak,yaitu 15 peserta dari 20 peserta sebagai sampel yang
24
NO
NAMA PESERTA
NILAI PRE-TEST
(benar/jumlahsoal)
NILAI POSTTEST(benar/jumlahsoal)
Marpuah
5/10
8/10
Kuswanto
6/10
6/10
Katemi
5/10
8/10
Mujirah
5/10
7/10
Misti
6/10
8/10
Agatha
6/10
8/10
M. Iljas
7/10
9/10
Djauri
4/10
7/10
Bilal
6/10
5/10
10
Lasinem
6/10
8/10
11
Mesinem
6/10
9/10
12
Katiyem
7/10
9/10
13
Boinem
6/10
7/10
25
14
Tarji
6/10
9/10
15
Marsini
6/10
8/10
BAB 6
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Sejak awal tahun 1920-an terapi edukasi diabetes telah diusulkan sebagai
sarana terapi yang penting untuk pengelolaan diabetes dan telah menjadibagian
terintegrasi dari pengelolaan diabetes secara komprehensif selama 50 tahun
terakhir. Hal ini telah mengubah dimana terapi yang lama, pengobatan dokter,
perawat, dan ahli diet di rumah sakit menjadi program edukasi pasien yang lebih
formal dan komprehensif (Corabian, 2001).
Persyaratan utama dalam pengelolaan diabetes adalah kepatuhan pasien
terhadap pengobatan antidiabetik dan kepatuhan perilaku terhadap pengelolaan
menyeluruh. Perhatian tentang kepatuhan ini sering sering dijadikan acuan untuk
melihat motivasi penderita tentang kontrol metabolik dan kesadaran untuk belajar
tentang diabetes, tes kadar glukosa dan mengikuti terapi yang direkomendasikan
(Corabian, 2001).
Perilaku kesehatan penyakit diabetes mellitus di Indonesia, khususnya di
wilayah
puskesmas
Jenangan,
masih
buruk.
Paradigma
pengobatan
26
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
27
6.1 Kesimpulan
Kelas edukasi diabetes digunakan sebagai sarana upaya kesehatan promotifpreventif bagi penderita diabetes mellitus.
6.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
AskandarTjokroprawiro, 2012, Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup sebagai
Pendukung Terapi Diabetes Mellitus, FK-UNAIR, Surabaya.
Corabian Paula, Harstall Krista, 2001, Patient Diabetes Education In The
Management of Adult Type 2 Diabetes, Alberta Heritage Foundation Medical
Research, Canada.
Kauffman, Francine, et.al, 2009, National For Diabetes Care: Diabetes For
Healthcare Education Professionals Program, National Diabetes Education
Program, NIH Publication.
Permana Hikmat, 2008, Artikel: Komplikasi Kronik dan Penyakit Penyerta pada
Diabetesi, Divisi Metabolik dan Endokrin UNPAD, Bandung.
29
30
31
32
33