Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jepang adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau mulai dari
Hokkaido di utara hingga Okinawa di Selatan. Ada empat pulau besar yang memiliki
populasi cukup tinggi yaitu Honshu, Hokkaido, Kyushu, dan Shikoku. Jepang beriklim
sejuk, cuaca dingin berasal dari utara dan panas berasal dari Selatan. Hampir seluruh
wilayah memiliki empat musim; dingin, gugur, semi dan panas, terutama di wilayah utara.
Area pegunungan meliputi
negara yang memiliki gunung berapi yang banyak di dunia sehingga gempa sering terjadi
dan terdapat banyak titik sumber air panas (hotspring). Perkembangan budaya, ekonomi,
dan politik mengalami proses yang panjang sejak dari masa prasejarah hingga sekarang
ini.
Berbagai tipe dan fungsi bangunan yang berkembang mulai masa prasejarah, medieval
(Nara) hingga periode Edo dalam arsitektur Jepang, antara lain rumah primitif, bangunan
religius: Kuil (Shinto dan Buddha), istana dan puri, rumah toko (machiya), rumah tinggal
prajurit (rumah para samurai), vila atau paviliun bangsawan, gedung teater kabuki, rumah
tinggal petani (minka), sekolah dan rumah tempat minum teh. Semuanya memiliki
karakteristik desain tersendiri. Pertumbuhan kota-kota baru di Jepang dimulai sejak masa
Nara. Masuknya Budha pada abad ke-6 telah membuka hubungan perdagangan
internasional yang erat dengan Asia khususnya Cina yang dikuasai oleh Dinasti Tang
pada masa itu.
Hubungan dagang tersebut telah membawa pengaruh pada ekonomi, sosial, politik dan
hukum. Sehingga tidak heran bahwa perencanaan kota Heian (Kyoto) merupakan replika
yang lebih kecil
dari desain kota Cangan, ibukota Dinasti Tang. Konsep itu pula
sebelumnya telah diadopsi dalam perencanaan kota Naniwa pada tahun 645 (sekarang
Osaka), kota Fujiwara pada tahun 694 (sekarang sebelah selatan kota Nara), kota Heijo
pada tahun 710 (Nara), kota Kuni pada tahun 740, kota Nagaoka, dan kota Otsu.
PEMBAHASAN
1. Sejarah Perkembangan Arsitektur Jepang dan Tokoh Arsiteknya
Sejarah perkembangan arsitektur Jepang terjadi di beberapa periode, seperti berikut :
1) Periode Prasejarah (3000 SM 2000 SM)
2) Periode Asuka Nara (550 M 794 M)
3) Periode Heian (794 M 1185 M)
4) Periode Kamakura Muormachi (1185 M 1573 M)
5) Periode Momoyama (1573 M 1863 M)
6) Periode Edo (1573 M 1863 M)
7) Periode Restorasi Meiji Taisho (1687 M 1926 M)
8) Periode Showa (1927 M 1988 M)
9) Periode Heisei (1989 M sekarang)
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing periode sejarah perkembangan arsitektur
Jepang :
1) Periode Prasejarah (3000 SM 2000 SM)
Pada masa prasejarah, ciri-ciri dan karakteristik rumah Austronesia sudah tampak
pada rumah Jepang. Pengaruh budaya, iklim dan alam sangat menentukan
konsep arsitektur rumah awal Jepang. Bentuk rumah tenda berdiri diatas tanah
yang dilubangi (pit dwelling) merupakan perkembangan dari rumah gua.
Kemudian, sejalan dengan perkembangan peradaban, telah
terjadinya evolusi pada bentuk dan konsep rumah.
mengakibatkan
dilanjutkan pada periode Nara (646 M 793 M). Dari perjalanan kedua periode
tersebut, arsitektur kuil berkembang pesat, dan style yang muncul pada waktu itu,
adalah wayou (native style = Japanese style architecture). Merupakan style
dengan keaslian bentuk dan tampilannya mencirikan awal dari berkembangnya
arsitektur Budhis di Jepang. Dengan berbagai macam aliran dalam Budisme yang
berkembang di Kota Nara, berkembang pula berbagai macam bangunan kuil mulai
pagoda
sampai
pada
permukimannya.
Dengan
bentuk
dan
detail-detail
Gbr. Sait, Pagoda Bagian Barat Kuil Yakushi-Ji (Sumber Google Images)
bagian dari kehidupan masyarakat Jepang, terutama dalam bidang seni dan
budaya. Periode ini campur tangan dari pemerintah militer mempunyai peran
besar, terutama dalam perkembangan dari sekte Rinzai. Dapat dikatakan, bahwa
kedua sekte yang mereka bawa dari Cina dapat masuk ke dalam kehidupan
masyarakat, termasuk arsitektur Zen yang terlihat pada bangunan kuil maupun
huniannya. Selain sekte yang berkembang melalui Zen Budisme, ada beberapa
sekte lain dari agama Budha yang juga berkembang, di antaranya sekte Judou,
sekte Joudou-shin dan sekte Nichiren. Meskipun demikian, pada awalnya
Japanese style (wayou) masih bertahan, namun dalam proses perjalanannya style
baru yang masuk dibawa dari Cina Zen style (zenshuyou) atau juga disebut
karayou (Chinese style), mengalami perkembangan pesat. Style ini berkembang
terutama pada bangunan-bangunan kuil, pola lay out bangunan ataupun detaildetail arsitektur menjadikan ciri khas bangunan Zen Budisme di Jepang. Di
samping style-style tersebut, ada beberapa kuil yang di dalam perkembangannya
menggunakan atau mengadopsi lebih dari dari satu macam style, yang diwujudkan
ke dalam sebuah bangunan. Di antaranya, adalah penggabungan dari beberapa
macam style, yaitu wayou+zenshuyou/karayou+daibutsuyou. Penggabungan
dari berbagai macam style ini juga dinamakan setchuyou (mix style/hybrid style).
Sebenarnya, pada periode Kamakura ini, style yang berkembang hanya ada dua,
yaitu zenshuyou dan daibutsuyou (great Buddha style)/tenjikuyou (Hindu style).
Contoh arsitektur pada periode kamakura adalah Kuil Osu Kanon di Nagoya,
Jepang.
macam
bentuk-bentuk
arsitekturnya.
Dengan
sedemikian
rupa
penjelajahannya memberikan ungkapan yang sukar untuk diduga kemana arah ide
dan gagasannya. Bermunculan bagai cendawan di musim hujan bersanding
secara kontradiktif dengan ketradisionalan yang mereka punyai. Style-style telah
mengabaikan tradisi, budaya, bentuk, bahan dan ungkapannya. Menjadi tempat
berlombanya para arsitek Jepang dalam menemukan ide-ide dan gagasan baru
dalam berkreasi untuk menciptakan bentuk-bentuk barunya. Ini menjadi ciri khas
berakhirnya arsitektur post-modern di Jepang.
1965,
Tange
meraih
gelar
Ph.D
dari
Profesor,
Tange
menjadi
pengajar
di
Uang
hadiah
dari
bertinju
dengan
mengamati
membaca
karya-karya
buku
arsitektur
dan
dalam
tabung
kardus
yang
tahun
Penghargaan
2014,
Ban
Arsitektur
menjadi
Pritzker
penerima
ke-37,
Dewan
inovasinya
dalam
juri
Pritzker
memanfaatkan
menghargai
material
dan
dedikasinya
bagi
upaya
Beberapa contoh karya Ban adalah Furniture House di Jepang, Gereja Katolik
Takatori, Centre Pompidou-Metz, Jepangese Pavilion, Curtain Wall House, dll.
5) Toyo Ito (1941 sekarang)
Toyo Ito adalah arsitek Jepang yang dikenal
sebagai penggagas arsitektur konseptual, yang
berupaya untuk mengekspresikan dunia fisik dan
virtual secara bersamaan. Ito adalah tokoh
arsitektur
terkemuka
gagasan
kontemporer
yang
"kota
mengembangkan
simulasi",
dan
Yoyogi
National
Gymnasium
dibangun
dengan
merupakan
perpaduan
modern
barat
estetik
yang
dari
arsitektur
dengan
arsitektur
Kenzo Tange
Kenzo Tange banyak belajar teknik-teknik arsitektur dari arsitektur Barat. Tetapi
dalam desainnya ia tetap kembali pada kepribadian orang Jepang, yaitu
sederhana dan menyatu pada alam. Kenzo Tange berusaha memadukan gaya
arsitektur tradisional dengan modern tanpa memisahkan nilai tradisionalnya.
Tribun beton
sebagai penyeimbang
Meskipun konstruksi bangunan ini terbuat dari beton, tetapi Tange mengadopsi
kolam renang ini seperti gaya tradisional Jepang yaitu kayu dengan teknik
penyusunan unsur kayu tersebut. Tange memilih arsitekturnya dengan bebas,
gaya dan bentuknya disesuaikan menurut selera dan status sosial ekonomi
Jepang. Konsep keindahannya terlihat dari kesederhanaan, keselarasan, dan
keseimbangan yang menjadi inspirasi pada bidang bangunan. Percampuran
bentuk bangunan menghasilkan gaya tersendiri yang memperlihatkan pola pikir
akademis Tange. Perpaduan yang dibuat Tange adalah prinsip umum keindahan,
yang mempertemukan elemen yang terjalin dlam ukuran yang tepat.
yang
diwarisi
dari
kebudayaan
universal
mempromosikan
kontemporer China.
dalam
rangka
pengembangan
arsitektur
Cheng Taining
DAFTAR PUSTAKA
-
http://miasiibungsu.blogspot.com/2013/02/sejarah-perkembangan-dankonsep.html
http://miasiibungsu.blogspot.com/2013/02/sejarah-perkembangan-dankonsep.html
http://wikipedia.org
https://www.scribd.com/doc/129546707/Yoyogi-National-Gymnasium-EDITED
http://www.chinadaily.com.cn/m/hangzhou/e/2009-09/01/content_8640903.htm