ILUSTRASI KASUS
I.
II.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pensiunan
Alamat
:
Anamnesis
Secara autoanamnesis pada tanggal 21 Oktober 2013 di Poliklinik Mata RSMM
Bogor
a. Keluhan Utama
Kelopak mata bawah terasa lebih lengket sejak seminggu yang lalu.
b. Keluhan Tambahan
Kaca mata pasien sering
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien perempuan, berumur 11 tahun datang dengan keluhan matanya buram bila
melihat sejauh sejak 1 tahun yang lalu. Pandangan buram terjadi perlahan lahan
makin lama makin buram. Hal ini semakin diperberat ketika pasien duduk dibangku
belakang, huruf terlihat berbayang. Pasien sering membaca sambil tiduran. Sekarang
pasien seringkali merasa pusing saat melakukan kebiasaan itu.
Pasien tidak mengalami mata merah, nyeri pada daerah mata, gatal ataupun mudah
silau serta tidak banyak kotoran. Pasien mengaku belum pernah menggunakan
kacamata.
d. Riwayat Penyajit Dahulu
Riwayat alergi obat obatan dan makanan , trauma, operasi mata sebelumnya
disangkal pasien. Tidak ada riwayat memakai kacamata sebelumnya.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dalam keluarganya.
III.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Kepala
Mata
THT
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Mulut
Leher
: Afebris
: 22x/menit
: Normosefali
: lihat status oftalmologi
: Normotia, sekret -/-, serumen -/: Deviasi septum (-), sekret -/: Faring tidak hiperemis
: lidah kotor (-), tonsil tidak hiperemis T1-T1
: Pembesaran KGB(-), tiroid tidak teraba membesar, trakea
lurus ditengah
Thoraks
Jantung
Paru paru
Abdomen
Atas
Bawah
Ekstremitas
IV.
Status Oftalmologi
OD
Visus
OS
0,3
0,3
Orthoforia
Orthoforia
Palpebra
Edema
Luka Robek
Benjolan
Konjungtiva
Warna Jernih
Injeksi
Pigmen
Penebalan
Benda asing
Sekret
Edema
+
-
+
-
+
+
+
+
Normal
Normal
Normal
Normal
Coklat
+
Coklat
+
Bulat
3 mm
Isokor
+
+
Bulat
3 mm
Isokor
+
+
Jernih
Jernih
Kornea
Jernih
Benda asing
Infiltrat
sikatriks
Arkus senilis
Iris
Warna
Kripta
Pupil
Bentuk
Ukuran
Isokoria
RCL
RCTL
Lensa
Kejernihan
Pemeriksaan Penunjang
Dengan menggunakan kartu snellen dengan koreksi ditemukan
V.
Resume
Seorang pasien perempuan 11 tahun datang ke poliklinik mata RSMM dengan
keluhan mata buram apabila melihat jauh sejak setaun yang lalu. Tidak ada keluhan mata
merah, silau, kotoran mata, ataupun nyeri pada mata. Pasien tidak pernah mengalami hal ini
sebelumnya.
Pemeriksaan fisik : status generalis dalam batas normal
Oculus Dexter
0,3
VISUS
Oculus Sinister
0,3
Jernih
Isi normal, Volume normal
Coklat, Kripta (+)
Bulat, central, regular,
KORNEA
COA
IRIS
PUPIL
Jernih
Isi normal, Volume normal
Coklat, Kripta (+)
Bulat, central, regular,
d: 3mm, RCL/RCTL +
Jernih
LENSA
d: 3mm, RCL/RCTL +
Jernih
VI.
Diagnosis
Myopia-Astigmatisme ODS
VII.
Terapi
Non Farmakologis
VIII.
Prognosis
Ad Vitam
: Ad bonam
Ad Sanationam
: Dubia ad bonam
Ad Visam
: Dubia ad bonam
ODS
BAB II
PENDAHULUAN
Dry
eyes
merupakan
suatu
keadaan
dimana
terjadi
kesehatan
pada
pengguna
komputer
antara
lain
ini antara lain penglihatan kabur, dry eye, nyeri kepala, sakit pada leher,
bahu dan punggung. Sedangkan sindrom dry eye adalah gangguan
defisiensi air mata baik kuantitas maupun kualitas. Selain penggunaan
VDT, faktor risiko sindrom dry eye pada pekerja adalah faktor pekerja dan
lingkungan kerja. Faktor pekerja meliputi usia, jenis kelamin, kebiasaan
membaca dan kelainan refraksi, sedangkan faktor lingkungan kerja
meliputi suhu, kelembaban, penerangan, tinggi meja, tinggi kursi dan
jarak mata ke monitor.
BAB II
ISI
utamanya
adalah
menahan
evaporasi
air
mata
dan
dari
lapisan
air
mata
bersifat
neuronal
sumber
dinding
sel
bakteri.
Laktoferin
berperan
sebagai
dalam
mempertahankan
permukaan
okuler
normal
dan
juga
ditemukan
adanya
komponen
albumin,
transferin,
pterigopalatina
dan
post
ganglionik
simpatetik
dan
pada
permukaan okuler. KCS dibagi menjadi sindroma Sjogren yang dapat atau
tanpa berkaitan dengan KCS. Pasien dengan defisiensi lapisan air mata
aqueous memiliki gejala Sjogren sindrom jika keluhan disertai dengan
xerostomia dan atau penyakit jaringan ikat. Pasien dengan Sindroma
sjogren
biasanya
menderita
penyakit
autoimun
sistemik
dan
mengalami
disfungsi
imunitas
sistemik
namun
tetap
dengan
penyakit
jaringan
ikat
yang
dapat
didiagnosis,
non-SS
sering
ditemukan
pada
wanita
pada
wanita
hamil
dan
juga
pengontrolan
dipercaya
kehamilan
dengan
berpengaruh terhadap
mengangkut
kotoran
mata,
debris
dan
patogen),
mempertahankan kadar air mata karena musin yang bersifat hidrofilik dan
sebagai mekanisme pertahanan terhadap molekul yang disebabkan
karena kelenjar lakrimalis. Musin transmembran mencegah penempelan
patogen dan juga dapat sebagai pelumas mata. Menurut penelitian
terbaru, musin bercampur dengan lapisan air mata ( sifat hidrofilik), larut
dalam air, dan bergerak bebas pada lapisan.
Defisiensi musin (disebabkan karena kerusakan sel goblet atau
epitel glikokalik) seperti ditemukan pada Stevens-Johnson syndrome atau
sesudah luka bakar karena kimiawi dapat memicu permukaan kornea
menjadi kering dengan terjadinya kerusakan sel epitel dan produksi
aqueous berkurang.
Ciri histopatologik pada sindrom dry eye termasuk timbulnya bintikbintik kering pada kornea dan epitel konjungtiva, pembentukan filamen,
hilangnya sel goblet konjungtiva, pembesaran abnormal sel epitel non
terdapat
kelenjar
lakrimal
tambahan.
Meskipun
hanya
nasal memacu
sekresi
air mata
oleh kelenjar
lakrimalis.
Kurangnya sekresi air mata oleh kelenjar lakrima dan sindrom dry eye
dapat disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan yang berefek pada
sistem otonom.
Komponen musin lapisan air mata disekresi oleh sel Goblet
konjungtiva dan sel epitel permukaan. Mekanisme pengaturan sekresi
musin oleh sel ini tidak diketahui. Hilangnya sel Goblet berakibat
mengeringnya kornea meskipun banyak air mata dari kelenjar lakrimal.
SISTEM EKSKRESI AIR MATA
Selain sistem sekresi, kelenjar air mata juga terdiri dari komponen
ekskresi. Komponen ekskresi terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus
lakrimalis dan duktus lakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup mirip
risleting mulai dari lateral, menyebarkan air mata secara merata di atas
kornea dan menyalurkannya ke dalam sistem ekskresi di sisi medial
palpebra. Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan dengan kecepatan
yang sesuai dengan jumlah yang diuapkan. Oleh
sebab itu hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi.
Gambar 2. Anatomi air mata + sistem sekresi dan eksresi air mata
permukaan
okuler
yang
menghasilkan
gejala-gejala
2.3 Patofisiologi
Keratokonjuntivitis (KCS) pada sindroma Sjogren (SS) dipredisposisi
oleh kelainan genetik yang terlihat adanya prevalensi dari HLA-B8 yang
meningkat. Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya prose inflamasi
kronis dengan akibatnya terjadi produksi autoantibodi yang meliputi
produksi
antibodi
antinuklear,
faktor
reumatoid,
fodrin
(protein
(pada
mencetuskan
hubungan
terjadinya
antara
lapisan
kehilangan
air
aqueous-air
mata
atau
mata)
akan
evaporasi
dan
akan memicu perkembangan sindroma dry eyes. Sindroma StevenJohnson, defisiensi vitamin A akan memicu kekeringan pada mata atau
keratinisasi dari epitel okuler dan bahkan dapat menimbulkan kehilangan
sel goblet. Musin juga menurun pada penyakit tersebut dan terjadi
penurunan ekspresi gen musin, translasi dan terjadi perubahan proses
post-translasi.
Produksi protein air mata normal seperti lisosim, laktoferin, lipocalin,
fosfolipase A2 juga menurun pada KCS.
2.4 Frekuensi
Sindroma dry eye biasanya terjadi pada pasien usia lebih dari 40
tahun dan merupakan penyakit mata yang cukup sering terjadi, yaitu
sekitar 10-30% populasi. Di Amerika Serikat, diperkirakan ada sekitar 3.23
juta wanita dan 1.68 juta pria yang berusia 50 tahun keatas yang
menderita sindroma dry eyes.
Frekuensi sindroma dry eyes di beberapa negara hampir serupa
dengan frekuensi di Amerika Serikat.
2.5 Mortalitas dan Morbiditas
Dry eyes juga dapat menimbulkan kornea yang steril atau terjadi
ulserasi kornea terinfeksi terutama pada pasien Sindroma Sjogren. Sifat
ulkus kornea pada dry eyes cukup khas yaitu berbentuk oval atau sirkular
dengan diameter kurang dari 3 mm dan berlokasi pada kornea sentral
atau parasentral. Terkadang dapat terjadi perforasi kornea. Pada kasus
tertentu dapat menimbulkan kebutaan akibat ulkus kornea terinfeksi.
Komplikasi lainnya berupa defek epitel puntata (PED), neovaskularisasi
kornea dan jaringan parut kornea.
Mortalitas dan morbiditas juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan
suku bangsa. Kebanyakan sindroma dry eyes terjadi pada wanita. KCS
dengan SS ditemukan pada 1-2% populasi dan mengenai hampir 90%
wanita. Sedangkan diagnosis dry eyes sering ditemukan pada penderita
ras hispanik dan asia kaukasia.
2.6 Pemeriksaan klinis
a. anamnesis
perlu dilakukan pemeriksan riwayat penyakit untuk menegakkan
diagnosis sindroma dry-eyes seperti ada tidaknya:
Iritasi okuler dengan gejala klinis seperti rasa kering , rasa terbakar, gatal,
nyeri , rasa adanya benda asing pada mata, fotofobia, pandangan
berkabut. Biasanya gejala tersebut dicetuskan pada lingkungan berasap
atau kering, aktivitas panas indoor, membaca lama, pemakaian komputer
jangka panjang.
Pada KCS, gejala-gejala akan semakin memburuk setiap harinya dengan
penggunaan mata yang lebih memanjang dan paparan lingkungan. Pasien
dengan disfungsi kelenjar meibomian kadang mengeluh mata merah pada
kelopak
mata
dan
konjuntiva
tetapi
pasien-pasien
tersebut
di
konjungtiva
bulbi
dan
meminta
penderita
untuk
kornea.
Laporan-laporan
penelitian
menyebutkan
bahwa
2.7 Penyebab
Internasional Dry Eye Workshop (DEWS) mengembangkan 3 bagian
klasifikasi dari dry eye, berdasarkan etiologi, mekanisme dan
a.
o
o
derajat
keparahan penyakit.
Sistem klasifikasi dibuat berdasarkan etiopatogenesis menurut DEWS:
Defisiensi produksi aqueous
Dry eyes dengan Sindroma sjogren (primer, sekunder)
Dry eyes tanpa sindroma sjogren
Defisiensi kelenjar lakrimalis
Obstruksi duktus kelenjar lakrimalis
o
o
Refleks hiposekresi
Obat-obatan sistemik
Evaporatif
Penyebab intriksi ( disfungsi kelenjar meibomian, kelainan lengkungan
vitamin
A,
ablasi
kelenjar
lakrimalis,
denervasi
kelenjar
lakrimalis.
o Penyakit obstruksi lakrimalis ( trakoma, pemfigoid okuler, eritema
multiformis dan SSJ, luka bakar kimiawi+ termal, imbalan endokrin,
fibrosis post radiasi)
o Obat-obatan antihistamin, beta bloker, fenotiazin, atropin, kontrasepsi
oral, ansiolitik, agen antiparkinson, diuretik, antikolinergik, antiaritmia,
topikal pada tetes mata, anestesi topikal, isotretinoin
o Hiposekresi refleks ( keratitis neurotropik, pembedahan kornea, keratitis
herpes simplek, agen topikal, obat sistemik (beta bloker, atropin),
pemakaian kontak lens kronis, diabetes, penuaan, toksisitas trikloretilen,
kerusakan saraf kranial, neuromatosis multipel.
Sindroma Sjogren
o Primer ( tidak berkaitan dengan penyakit jaringan ikat/ connetive tissue
disease (CTD)
o Sekunder (berkaitan dengan CTD) artritis reumatoid, SLE, skleredema,
sirosis biliaris primer, nefritis interstitial, polimiositis+ dermatomiositis,
poliarteritis nodosa, tiroiditis hasimoto, penumonitis limfositik interstitial,
ITP, hipergammaglobulinemia, granulomatosis wegener.
Klasifikasi berdasarkan kehilangan evaporasi, dibagi menjadi:
a. Penyebab intrinsik
Penyakit kelenjar meibomian (penurunan jumlah, replacement, disfungsi)
(proptosis,
b.penyebab ekstrinsik
Defisiensi vitamin A
Obat-obatan topikal
Pemakaian kronis kontak lensa
Penyakit permukaan okuler
2.8 Penatalaksanaan
juga
mengkonsumsi
obat-obatan
seperti
restasis,
dalam
memproduksi
cairan
air
mata
sehingga
mata
dapat
BAB III
KESIMPULAN
1. Dry eye merupakan penyakit multifaktorial pada kelenjar air mata dan
permukaan okuler yang menghasilkan gejala-gejala ketidaknyamanan,
gangguan pengelihatan.
2. Karena bersifat multifaktorial, maka penyebab dry eyes sangat bervariasi
dan penanganannya disesuaikan dengan causanya.
3. Deteksi dini dry eyes diperlukan karena keluhan dry eyes ini sangat
mengganggu pengelihatan kita.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. http://emedicine.medscape.com/article/1210417-overwiew,
22
Juli
2010
2. http//www.mayoclinic.com/health/dry-
22
2010
4. http://www.eyecaresource.com/conditions/dry-eyes/, 22 juli 2010
5. Nenjah
Roestijawati, 2007. Sindroma Dry eye pada
juli
VDT.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/154_11_Sindromadryeye.pdf/154_1
1_sindromadryeye.html, 22 Juli 2010
6. http://www.allaboutvision.com/conditions/dryeye.htm, 22 Juli 2010