Anda di halaman 1dari 6

Tugas I

KOMUNIKASI POLITIK

Oleh:

Raidah Intizar (E31107013)

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu


Politik
Universitas Hasanuddin
Makassar 2010
Nama: Raidah Intizar
NIM: E31107013

KOMUNIKASI POLITIK

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI POLITIK

Komunikasi dan Politik merupakan dua bidang kajian ilmu yang berbeda.
Komunikasi dirumuskan sebagai ilmu mengenai kegiatan komunikasi manusia,
baik dari tataran intrapersonal, interpersonal, kelompok, organisasi, massa, dan
lain sebagainya. Politik sendiri merupakan ilmu tentang negara, “politics is the
science which is concerned with the state…” (Kaspar Bluntscheli), atau ilmu
tentang kekuasaan.

Terintegrasinya kedua disiplin ini melahirkan suatu studi interdisiplin yang


membicarakan tentang studi aspek-aspek politik dari komunikasi publik.
Pembahasannya bersentuhan dengan media sebagai medium pengelolaan
kesan. Komunikasi Politik turut pula mengkaji propaganda-proganda dan agitasi-
agitasi akibat hubungan antara aktor-aktor politik dan aktor-aktor media. Lebih
spesifik lagi, objek kajian Komunikasi Politik, antara lain: Perilaku Penguasa, Pola
Keyakinan dan Pendapat Umum (Public Opinion).

Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun
penamaannya lebih banyak dikenal dengan istilah propaganda. Ini dimulai pada
tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter Lippmann
yang meneliti opini publik. Praktik propaganda lalu berkembang pesat menjelang
Perang Dunia II, ketika NAZI Jerman berhasil melakukan ekspansi di bawah
propaganda Dr. Joseph Gobbel.

Semenjak itu, ilmu propaganda terus berkembang karena kesadaran para


ilmuwan tentang kegunaaanya. Propaganda tidak lagi berkonotasi negatif dan
amoral. Lasswell merintis satu karya “Propaganda Technique in the World War”
(1972) yang banyak memperoleh perhatian dan pengembangan, hingga
kemudian menjadi satu interdisiplin dengan nama “Komunikasi Politik”.

Secara filosofis kajian komunikasi politik adalah hakikat kehidupan manusia


untuk mempertahankan hidup dalam lingkup berbangsa dan bernegara. Setiap
negara akan selalu berorientasi kepada fungsi primer negara yaitu tujuan
negara. Tujuan ini dapat dicapai apabila terwujud sifat-sifat integratif dari semua
unsur penghuni negara.

B. KAITAN KOMUNIKASI DAN POLITIK


Nama: Raidah Intizar
NIM: E31107013

Menurut Lucian Pye, antara Komunikasi dan Politik mempunyai hubungan erat
yang istimewa karena berada dalam kawasan atau domain politik dengan
menempatkan komunikasi pada posisi yang sangat fundamental. Galnoor
mengatakan bahwa tanpa komunikasi , tidak akan ada usaha bersama, sehingga
tidak ada politik.”

Almond dalam Alfian (1990) melihat bahwa komunikasi merupakan salah satu
masukan yang menentukan bekerjanya semua fungsi dalam sistem politik.
Ibaratnya sistem sirkulasi darah dalam tubuh yang mengalirkan pesan-pesan
politik berupa tuntutan, protes, dan dukungan (aspirasi dan kepentingan), ke
jantung (pusat) pemrosesan sistem politik. Komunikasi politik menyambungkan
semua bagian dari sistem politik sehingga aspirasi dan kepentingan
dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan.

Almond berpendapat bahwa komunikasi politik adalah salah satu dari tujuh
fungsi yang dijalankan oleh setiap system politik. Ketujuh fungsi itu adalah
sebagai berikut: komunikasi politik; sosialisasi dan rekrutmen politik; artikulasi
kepentingan; agregasi kepentingan; pembuatan aturan; aplikasi aturan;
pengadilan atas pelaksanaan aturan (rule adjudication).

C. DEFENISI KOMUNIKASI POLITIK

Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah


komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau
berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, Gabriel Almond (1960) berpendapat


bahwa komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap
sistem politik. “All of the functions performed in the political system, political
socialization and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule
making, rule application, and rule adjudication,are performed by means of
communication.” Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan-
pesan yang terjadi pada saat keenam fungsi lainnya itu dijalankan. Hal ini berarti
bahwa fungsi komunikasi politik terdapat secara inheren di dalam setiap fungsi
sistem politik.

Meadow (1980) juga membuat defenisi bahwa “political communication refers to


any exchange of symbols or messages that to a significant extent have been
shaped by or have consequences for political system”. Meadow memberi
Nama: Raidah Intizar
NIM: E31107013

tekanan bahwa symbol-simbol atau pesan yang disampaikan itu secara


signifikan dibentuk atau memiliki konsekuensi terhadap sistem politik.

Nimmo mendefinisikan komunikasi politik sebagai ”communication (activity)


considered by virtue of its consequences (actual or potential) which regulate
human conduct under the condition of conflict”. Atau kegiatan komunikasi yang
berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang
mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik. Definisi ini
menggunakan pendekatan konflik (baca: pandangan politik).

Roelofs (dalam Sumarno & Suhandi, 1993) mendefinisikan komunikasi politik


sebagai komunikasi yang materi pesan-pesan berisi politik yang mencakup
masalah kekuasaan dan penempatan pada lembaga-lembaga kekuasaan
(lembaga otoritatif). Definisi ini menggunakan pendekatan kekuasaan dan
kelembagaan (baca: pandangan politik).

Sedang menurut Perloff, Komunikasi Politik adalah “Process by which a nation’s


leadership, media, and citizenry exchange and confer meaning upon messages
that relate to the conduct of public policy.”

Menurut Dahlan (1999), Komunikasi Politik adalah suatu bidang atau disiplin
yang menelaah prilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik,
mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap prilaku politik.

McNair dalam bukunya “Introduction to Political Communication” (2003)


menyatakan bahwa “political communication as pure discussion about the
allocation of public resources (revenues), official authority (who is given the
power to make legal, legislative, and executive decisions), and official sanctions
(what the state rewards of punishes). Jadi, Komunikasi Politik menurut McNair
murni membicarakan alokasi sumber daya publik yang memiliki nilai, apakah itu
nilai kekuasaan, dan ekonomi. Orang yan memiliki kewenangan untuk memberi
kekuasaan, membuat keputusan, dan kewenangan membuat perundang-
undangan dan aturan, serta memberi imbalan atau denda.

Prof. Hafied Cangara dalam bukunya “Komunikasi Politik” (2009) menyatakan


bahwa komunikasi politik adalah proses pengoperan lambang-lambang atau
simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau
kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara
Nama: Raidah Intizar
NIM: E31107013

berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi
target politik.

Miriam Budiardjo juga merumusan Komunikasi politik sebagai salah satu fungsi
partai politik, yakni menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi
masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa –“penggabungan kepentingan”
(interest aggregation” dan “perumusan kepentingan” (interest articulation)
untuk diperjuangkan menjadi public policy.

Jack Plano dalam Kamus Analisa Politik, mengartikan Komunikasi Politik sebagai
penyebaran aksi, makna, atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu
sistem politik, melibatkan unsur-unsur komunikasi seperti komunikator, pesan,
dan lainnya. Kebanyakan komunikasi politik merupakan lapangan wewenang
lembaga-lembaga khusus, seperti media massa, badan informasi pemerintah,
atau parpol. Namun demikian, komunikasi politik dapat ditemukan dalam setiap
lingkungan sosial, mulai dari lingkup dua orang hingga ruang kantor parlemen.

Situs ensikolpedi Wikipedia menyatakan “Political communication is a field of


communications that is concerned with politics. Communication often influences
political decisions and vice versa.”
Kajiannya meliputi (1) Election campaigns - Political communications deals with
campaigning for elections. Dan mengenai (2) Political communications as one of
the Government operations.
Nama: Raidah Intizar
NIM: E31107013

SUMBER

Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik. Jakarta: Rajawali Press.

http://tengkudhaniiqbal.wordpress.com/2006/08/04/komunikasi-politik-sebuah-
neologisme/

http://adiprakosa.blogspot.com/kajian-komunikasi-politik-1/

http://massofa.wordpress.com/teori-pendekatan-komunikasi-politik

http://ibnusalam.tripod.com/kompol.html

http://oki-sukirman.blogspot.com/teori-komunikasi-politik.html

Anda mungkin juga menyukai