KOMUNIKASI POLITIK
Oleh:
KOMUNIKASI POLITIK
Komunikasi dan Politik merupakan dua bidang kajian ilmu yang berbeda.
Komunikasi dirumuskan sebagai ilmu mengenai kegiatan komunikasi manusia,
baik dari tataran intrapersonal, interpersonal, kelompok, organisasi, massa, dan
lain sebagainya. Politik sendiri merupakan ilmu tentang negara, “politics is the
science which is concerned with the state…” (Kaspar Bluntscheli), atau ilmu
tentang kekuasaan.
Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun
penamaannya lebih banyak dikenal dengan istilah propaganda. Ini dimulai pada
tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter Lippmann
yang meneliti opini publik. Praktik propaganda lalu berkembang pesat menjelang
Perang Dunia II, ketika NAZI Jerman berhasil melakukan ekspansi di bawah
propaganda Dr. Joseph Gobbel.
Menurut Lucian Pye, antara Komunikasi dan Politik mempunyai hubungan erat
yang istimewa karena berada dalam kawasan atau domain politik dengan
menempatkan komunikasi pada posisi yang sangat fundamental. Galnoor
mengatakan bahwa tanpa komunikasi , tidak akan ada usaha bersama, sehingga
tidak ada politik.”
Almond dalam Alfian (1990) melihat bahwa komunikasi merupakan salah satu
masukan yang menentukan bekerjanya semua fungsi dalam sistem politik.
Ibaratnya sistem sirkulasi darah dalam tubuh yang mengalirkan pesan-pesan
politik berupa tuntutan, protes, dan dukungan (aspirasi dan kepentingan), ke
jantung (pusat) pemrosesan sistem politik. Komunikasi politik menyambungkan
semua bagian dari sistem politik sehingga aspirasi dan kepentingan
dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan.
Almond berpendapat bahwa komunikasi politik adalah salah satu dari tujuh
fungsi yang dijalankan oleh setiap system politik. Ketujuh fungsi itu adalah
sebagai berikut: komunikasi politik; sosialisasi dan rekrutmen politik; artikulasi
kepentingan; agregasi kepentingan; pembuatan aturan; aplikasi aturan;
pengadilan atas pelaksanaan aturan (rule adjudication).
Menurut Dahlan (1999), Komunikasi Politik adalah suatu bidang atau disiplin
yang menelaah prilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik,
mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap prilaku politik.
berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi
target politik.
Miriam Budiardjo juga merumusan Komunikasi politik sebagai salah satu fungsi
partai politik, yakni menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi
masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa –“penggabungan kepentingan”
(interest aggregation” dan “perumusan kepentingan” (interest articulation)
untuk diperjuangkan menjadi public policy.
Jack Plano dalam Kamus Analisa Politik, mengartikan Komunikasi Politik sebagai
penyebaran aksi, makna, atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu
sistem politik, melibatkan unsur-unsur komunikasi seperti komunikator, pesan,
dan lainnya. Kebanyakan komunikasi politik merupakan lapangan wewenang
lembaga-lembaga khusus, seperti media massa, badan informasi pemerintah,
atau parpol. Namun demikian, komunikasi politik dapat ditemukan dalam setiap
lingkungan sosial, mulai dari lingkup dua orang hingga ruang kantor parlemen.
SUMBER
http://tengkudhaniiqbal.wordpress.com/2006/08/04/komunikasi-politik-sebuah-
neologisme/
http://adiprakosa.blogspot.com/kajian-komunikasi-politik-1/
http://massofa.wordpress.com/teori-pendekatan-komunikasi-politik
http://ibnusalam.tripod.com/kompol.html
http://oki-sukirman.blogspot.com/teori-komunikasi-politik.html