BAB I
PENDAHULUAN
dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan baik pihak internal maupun
ekstrenal perusahaan dalam memenuhi kebutuhan mereka yang berbeda-beda.
Pertumbuhan laba tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya suatu analisis
untuk memprediksi tingkat pertumbuhan laba. Analisis yang biasa digunakan
adalah analisis laporan keuangan yang menggunakan rasio keuangan untuk
mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Penilaian atas kinerja perusahaan
dapat mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang nantinya dapat
memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan tersebut.
Pertumbuhan laba yang baik, mengisyaratkan bahwa perusahaan
1 pada akhirnya akan meningkatkan nilai
mempunyai keuangan yang baik, yang
perusahaan, karena besarnya dividen yang akan dibayar di masa akan datang saat
bergantung pada kondisi perusahaan.
Pertumbuhan Laba dalam manajemen keuangan diukur berdasar
perubahan laba ditahan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa
pertumbuhan yang seharusnya (Sustainable Growth Rate) dengan melihat
keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. Pertumbuhan Laba yang
berkelanjutan adalah tingkat dimana perusahaan dapat tumbuh tergantung pada
bagaimana dukungan asset terhadap peningkatan laba ditahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba adalah Naik turunnya
jumlah unit yang dijual dan harga jual per unit, harga pokok penjualan, biaya
usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dijual, nilai rasio keuangan,
tingkat bunga pinjaman (biaya modal asing), Naik turunnya pos penghasilan oleh
variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan perubahan tingkat
kebijakan dalam pemberian diskon, Naik turunnya pajak yang dipengaruhi oleh
besar kecilnya laba yang diperoleh atau tinggi rendahnya ratif pajak, Adanya
perubahan dalam metode akuntansi.
Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara
besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang diperoleh. Dimana
perusahaan dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar
sehingga
memberikan
peluang
lebih
besar
didalam
menghasilkan
Dividen
2011
2012
2013
2014
2,498,565
2,520,266
1,903,088
1,970,793
2,284,080
618,833
615,627
561,869
139,473
171,192
209,006
174,468
21,077,00
0
322,289
22,742,000
22,125,000
420,088
22,297,00
0
307,611
56,615
69,343
44,374
13,473
507,382
453,405
1,171,229
15,103
5,899,506
5,753,342
4,798,778
4,839,970
4,164,304
4,839,145
5,352,625
4,048,929
AALI
AKRA
ASGR
ASII
187,735
TURI
BATA
MLBI
UNTR
UNVR
PL
2011
2012
2013
995.00
685.00
225.00
2014
2011
2012
675.00
244.00
18.77
0.87
-24.49
105.00
115.00
50.00
573.5
9
-72.91
-0.52
62.00
76.00
62.00
25.00
17.78
22.74
22.09
1,980.0
0
216.00
216.00
64.00
23.95
7.90
-1.96
14.00
23.00
22.00
4.00
19.81
30.35
-26.77
1,231.4
5
2,750.00
28.55
16.16
15.09
-7.15
22.48
24.07
6,964.57
55,576.0
0
119.00
30.09
14.52
-10.64
820.00
830.00
690.00
195.00
52.26
-2.48
-16.59
546.00
634.00
701.00
336.00
23.04
16.21
10.61
Sumber : www.idx.co.id
Pada beberapa perusahaan mengalami penurunan nilai dividen hal ini
akan berdampak berkurangnya investor dalam menginvestasikan dananya
keperusahaan tersebut dan akan mengakbibatkan menurunnya harga saham,
sementara teori peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila
laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Kalau perusahaan mampu
2013
2014
3,56
-8,73
-16,52
-0,77
-38,97
-69,64
-98,71
0,86
-24,36
total asset turnover, net profit margin dan gross profit margin yang mempunyai
pengaruh untuk memprediksi pertumbuhan laba.
Perbedaan yang terjadi antara hasil penelitan Suprihatmi dan Wahyuddin
(2003) dengan Hapsari (2007) menunjukkan bahwa adanya ketidakkonsitenan
antara penelitian-penelitian tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Suprihatmi dan Wahyuddin (2003) menunjukkan bahwa rasio keuangan net profit
margin tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap
prediksi pertumbuhan laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari
(2007) menunjukkan hasil yang bertolak belakang dengan penelitian Suprihatmi
dan Wahyuddin (2003) bahwa rasio keuangan net profit margin secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prediksi pertumbuhan laba.
Ketidakkonsistenan yang terjadi antara hasil penelitian Suprihatmi dan
Wahyuddin (2003) dengan Hapsari (2007) mendorong penulis untuk meneliti
kembali penilitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi
pertumbuhan laba. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah
dilakukan oleh Hapsari (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah (1) penelitian sebelumnya mengambil sampel di perusahaan
manufaktur sedangkan penelitian ini mengambil sampel di perusahaan manufaktur
(2) periode tahun penelitian sebelumnya adalah 2003-2005 sedangkan penelitian
ini menggunakan periode tahun 2010-2013, dan (3) jumlah rasio keuangan yang
digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian terdahulu adalah enam
rasio keuangan sedangkan dalam penelitian ini digunakan tiga rasio keuangan
yaitu, ROA, GPM, CR..
B. Identifikasi Masalah
Adapun peneliti mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :
1. Pada beberapa perusahaan manufaktur mengalami penurunan nilai
dividen dari tahun 2011-2014
2. Pada beberapa perusahaan manufaktur mengalami penurunan nilai
pertumbuhan laba tahun 2011-2014
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada
pengaruh dividen terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur?
pencapaian
sasaran,
sehingga
diharapkan
terus
mengalami
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoritis
1. Pertumbuhan Laba
a. Pengertian Tingkat Pertumbuhan Laba
Didalam melakukan menjalankan perusahaan mempunyai tujuan dalam
kegiatannya yaitu dengan adanya peningkatan atau Pertumbuhan Laba
perusahaan. Pertumbuhan Laba sangatlah diinginkan oleh perusahaan karena
Pertumbuhan Laba mencerminkan suatu pertumbuhan perusahaan. Perusahaan
harus mempunyai strategi yang tepat agar dapat memenangkan pasar dengan
menarik konsumen agar selalu memilih produknya. Untuk itu faktor-faktor yang
mempengaruhi penjualan harus benar-benar diperhatikan.
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut perusahaan akan dapat
menetapkan kebijaksanaan untuk mengantisipasi kondisi tersebut, sehingga
perusahaan dapat menjual produk dalam jumlah yang besar dan volume penjualan
akan meningkat yang mengakibatkan laba perusahaan akan meningkat pula.
Dengan meningkatnya laba perusahaan, maka keuntungan yang diperoleh para
investor akan meningkat.
Menurut Indrawati dan Suhendro (2006), Pertumbuhan Laba adalah
perubahan laba ditahan dan total asset perusahaan. Menurut Devie (2003),
Pertumbuhan Laba dalam manajemen keuangan diukur berdasar perubahan laba
ditahan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang
seharusnya (Sustainable Growth Rate) dengan melihat keselarasan keputusan
investasi dan pembiayaan.
Menurut Ratnawati (2007), Pertumbuhan Laba yang berkelanjutan adalah
9
10
11
5) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Perusahaan
Menurut Amstrong (2002: 327) ada empat tahap daur hidup produk yang
mempengaruhi Pertumbuhan Laba, yaitu:
a. Tahap Introduksi
Tahap ini mulai ketika produk baru pertama kali diluncurkan. Hal ini
membutuhkan waktu, dan Pertumbuhan Laba cenderung lambat. Dalam
tahap ini kalau dibandingkan dengan tahap-tahap yang lain, perusahaan
masih merugi atau berlaba kecil karena penjualan yang lambat dan
biaya distribusi serta promosi yang tinggi.
b. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap ini Pertumbuhan Laba meningkat dengan cepat, laba
meningkat, karena biaya promosi dibagi volume penjualan yang tinggi,
dan juga karena biaya produksi per unit turun.
c. Tahap Menjadi Dewasa
Tahap dewasa ini berlangsung lebih lama daripada tahap sebelumnya
dan memberikan tantangan kuat bagi manajemen pemasaran. Penurunan
Pertumbuhan Laba menyebabkan banyak produsen mempunyai banyak
produk untuk dijual.
d. Tahap Penurunan
12
13
2. Dividen
a. Pengertian Dividen
Seorang investor yang menanamkan modalnya pada suatu perusahaan
tentu saja mengharapkan return atau keuntungan yang akan diperoleh dari
14
investasi yang telah dilakukannya. Keuntungan yang dapat diterima oleh investor
atau pemegang saham dari penanaman modal melalui pembelian saham suatu
perusahaan terdiri dari dua macam yaitu dividen dan capital gain.
Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah
pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham yang besarnya
sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki
Menurut Bambang Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa : Dividen
adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity
investors.
Pengertian capital gain menurut Agus Sartono (2001:483) menyatakan
bahwa : Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan aktiva
tetap atau selisih harga jual dan harga beli surat berharga.
Menurut Husnan (2001), dividen adalah suatu hal yang kontroversial. Dia
mengelompokkan berbagai pendapat tentang dividen menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1. Pendapat yang menginginkan dividen dibagikan sebesar-besarnya.
2. Pendapat yang mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan
3. Pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan seharusnya justru
membagikan dividen sekecil mungkin.
Mereka yang mendukung pendapat pertama, mendasarkan diri pada
argumen bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan. Dengan
demikian, apabila dividen ditingkatkan maka harga saham akan meningkat.
Kesalahan dalam argument ini adalah bahwa peningkatan pembayaran dividen
hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat.
15
16
3) Dividen Utang
Dividen utang timbul apabila saldo laba tidak dibagi mencukupi untuk
pembagian dividen, sedangkan saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga
pimpinan perusahaan akan mengeluarkan dividen utang yaitu janji tertulis
untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang. Dividen
utang ini bisa dikenai bunga bisa juga tidak.
4) Dividen Likuidasi
Adalah dividen yang dibagikan sebagian merupakan pembagian laba dan
sebagian lagi merupakan pengembalian modal. Perusahaan yang
membagikan dividen likuidasi biasanya adalah perusahaan-perusahaan
yang akan menghentikan usahanya misalnya dalam bentuk joint venture.
17
18
3) Membayar Pinjaman
Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau
untuk pembiayaan lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat
jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi
pinjaman itu nantinya.
4) Pengembangan Aktiva
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya
untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana
yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak laba yang harus
ditahan dan tidak dibayarkan.
5) Tingkat Pengembalian
Tingkat pengembalian atas asset dan equity menentukan pembagian laba
dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik
ditanamkan kembali didalam perusahaan maupun di tempat lain. Didalam
penelitian ini diukur dengan return on Equity (ROE).
Laba Bersi h Setela h Pajak
ROE=
x 100
Total Modal
6) Stabilitas Keuntungan
19
seperti
itu
keuntungan
kemungkinan
di kemudian hari.
besar
akan
Maka
membagikan
20
dividen
selalu
terlambat
dibandingkan
dengan
naiknya
keuntungan. Artinya dividen itu baru akan dinaikkan jika sudah jelas
bahwa meningkatnya keuntungan itu benar-benar mantap dan Nampak
cukup permanen. Sekali dividen naik, maka segala daya dan upaya akan
dikerahkan, supaya tingkatan yang baru itu dapat terus dipertahankan.
Husnan (2001) menyatakan bahwa dalam menentukan dividen perlu
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1)
Apabila
dana
operasi
dari
perusahaan
bisa
3)
21
informasi
yang
sebenarnya
(yaitu
adanya
investasi
yang
menguntungkan).
4)
5)
(1979), John dan Williams (1985), dan Miller dan Rock (1985). Pembagian
deviden mempunyai tujuan untuk memberikan sinyal kepada investor.
Berdasarkan teori ini, manajer atau corporate insider mempunyai informasi
mengenai masa depan perusahaan. Mereka lebih mengetahui prospek perusahaan
22
dibandingkan dengan investor dan mereka memilih deviden sebagai sinyal dari
private information. Investor mungkin dapat memperoleh sebagian informasi
dengan mudah seperti informasi laporan keuangan yang telah diaudit. Namun
informasi lain yang penting bagi perusahaan dan bersifat privat tidak dapat
diperoleh investor dan informasi tersebut juga sulit untuk dikomunikasikan
kepada investor. Keadaan tersebut menyebabkan asimetrik informasi yang
berdampak terhadap nilai pasar saham. Jika terdapat informasi yang
menguntungkan bagi perusahaan, pasar akan menilai saham perusahaan
undervalue sehingga penjualan saham akan meningkat dan harga saham akan
naik.
3. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
N
o
Peneliti
Ancella (2013)
MIRANTI
(2013)
Paskah Ika
Nugroho
(2012)
Peni Sawitri
(2009)
Heles Puspita
(2009)
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
Pengaruh Dividen
terhadap Potensi
Pertumbuhan Laba
Perusahaan
Dividen,
pertumbuhan
Laba
Dividen,
pertumbuhan
Laba
Dividen dan
Pertumbuhan
Laba
Dividen dan
pertumbuhan
laba
Dividend an
pertumbuhan
laba
Pengaruh Dividen
terhadap Potensi
Pertumbuhan Laba
Perusahaan Keluarga
Pengaruh Dividen
Perusahaan Terhadap
Pertumbuhan Laba
Dampak Dividen
Terhadap Pertumbuhan
Laba
Pengaruh Kebijakan
Dividen Terhadap
Pertumbuhan
Perusahaan
23
B. Kerangka Konseptual
Pertumbuhan adalah unsur yang esensial bagi keberhasilan dan
kehidupan
banyak
perusahaan.
Tanpa
pertumbuhan,
perusahaan
sulit
24
Pertumbuhan laba
Gambar II.1
Kerangka Konseptual
C. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ada
pengaruh dividen terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Desain penelitian
kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab
akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya.
B. Definisi Operasional
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Dividen (X)
Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang
saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang
26
Keterangan :
Y it
= Pertumbuhan laba
Y it
Y itn
Mei
Jun
Jul
Agt
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Pengajuan judul
2.Pembuatan Proposal
3. Bimbingan Proposal
4. Seminar Proposal
27
5. Pengumpulan Data
6. Bimbingan Skripsi
7. Sidang Meja Hijau
28
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
29
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
30
96
97
98
99
10
0
10
1
10
2
10
3
10
4
10
5
10
6
10
7
10
8
10
9
11
0
111
11
2
11
3
11
4
11
5
11
6
11
7
11
8
11
9
12
0
31
12
1
12
2
12
3
12
4
12
5
12
6
12
7
12
8
12
9
13
0
13
1
13
2
13
3
13
4
13
5
13
6
13
7
13
8
13
9
14
0
14
1
2. Sampel penelitian
32
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karekteristik yang dimilkki oleh
populasi tersebut. Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili
karakteristik populasi yang diambeil untuk keperluan penelitian. Metode
pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik purposive sampling, yaitu tehnik
pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria dengan pertimbangan judgement
sampling. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia yaitu
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan tersebut memiliki data yang akurat lengkap, dan telah
menerbitkan laporan keuangan selama 4 tahun berturut-turut (20112014).
2. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba secara konsisten dari
tahun 2011-2014.
3. Perusahaan yang membagikan dividen dari tahun 2011-2014
Dari hasil kriteria penarikan sampel diatas maka Sampel penelitian adalah
21 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Tabel III-2.
Data Sampel Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Perusahaan
Holcim Indonesia Tbk
Indocement Tunggal Prakasa
Semen Gresik (Persero) Tbk
Arwana Citra Mulia Tbk
Ashahimas Flat Glass Tbk
Inti Keramik Alamasri Industri Tbk
Keramik Indonesia Asosiasi Tbk
Astra Agro LestariTbk
Surya Toto Indonesia Tbk
Alumindo Light Metal Industri Tbk
Kriteria
2
3
x
x
x
x
x
x
x
x
33
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
34
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
35
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
0
10
1
10
2
10
3
10
4
10
5
10
6
10
7
10
8
10
9
11
0
111
11
2
11
3
11
4
11
5
11
6
11
7
11
x
x
x
x
x
x
x
x
36
8
11
9
12
0
12
1
12
2
12
3
12
4
12
5
12
6
12
7
12
8
12
9
13
0
13
1
13
2
13
3
13
4
13
5
13
6
13
7
13
8
13
9
14
0
14
37
1
Sumber : www.idx.co.id
E. Jenis Dan Sumber Data
Jenis Data
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, jenis data yang penulis kumpulkan
untuk mendukung variabel yang diteliti adalah data dokumentasi yaitu
mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian yang
dapat unduh/download www.idx.co.id
Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari :
Data sekunder yang merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.
38
yang terkait dengan lingkup penelitian ini. Data penelitian mengenai ROA, GPM,
CR dan Pertumbuhan Laba.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk
menggambarkan keadaan data secara umum. Statistik deskriptif ini meliputi
beberapa hal sub menu deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif, eksplorasi
data, tabulasi silang dan analisis rasio yang menggunakan Minimum, Maksimum,
Mean, Median, Mode, Standard Deviasi.
39
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabelvariabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda. Statistik untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan metode regresi linier berganda dengan rumus:
Y= a + bx
Dalam hal ini,
Y
= Pertumbuhan Laba
b,
= koefisien regresi
= dividen
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen yang terdiri atas dividen, terhadap Pertumbuhan Laba. Adapun
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut:
1). Merumuskan hipotesis
H0 : tidak ada pengaruh dividen terhadap Pertumbuhan.
H1 : ada pengaruh dividen terhadap Pertumbuhan Laba, terhadap
Pertumbuhan Laba.
Jika tsig > 0,05 berarti Ho diterima dan H1 Ditolak
Jika tsig 0,05 berarti Ho ditolak. dan H1 Diterima
rxy n 2
1 r x y
t=
4. Uji Determinasi
40
= koefisien determinasi
R2
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert.2007.Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.Jakarta:Media Staff
Indonesia.
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jilid
1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta:
Penerbit Prenhalindo.
Bambang Riyanto. 2009. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan (edisi
keempat). Yogyakarta : BPFE UGM.
Basu Swastha dan Irawan. 2000. Manajemen Keuangan Modern. (Edisi kedua).
cetakan ke sebelas. Yogyakarta : Liberty Offset.
Bodie, Kane, Marcus. 2002. Investment. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat
Brealey, Richard A, Stewart C. Myers, dan Alan J. Marcus. 2007. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 2. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Devi. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi
Fabozzi, Frank J. (2000). Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat
41
42