DERMATITIS SEBOROIK
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS DAN MELENGKAPI SYARAT
DALAM MENEMPUH PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
PEMBIMBING
dr.Endang, Sp. KK
PENYUSUN
Ardi Rizal Hidayat
01.210.6085
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN
RSUD DR LUKMONOHADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
PERIODE 27 APRIL 22 MEI 2015
BAB I
I. PENDAHULUAN
BAB II
I. DEFINISI
Istilah dermatitis seboroik (D.S) dipakai untuk segolongan kelainan
kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempattempat seboroik. 1
II. EPIDEMIOLOGI
Tidak ada data yang tepat mengenai insiden dan prevalensi, tetapi
penyakit ini diyakini lebih umum dari psoriasis, misalnya mempengaruhi
Pada daerah pipi, hidung, dan dahi kelainan dapat berupa papul-papul.
Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama
dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi,
glabela, telinga posaurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya
sering cembung. Pada bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup
oleh krusta-krusta yang kotor dan berbau tidak sedap.
Pada daerah
kekuningan, dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah
disertai skuama-skuama halus.1, 2
gatal
ataupun
tidak,
tetapi
berlebihan
menggaruk
dapat
daerah kulit kepala, wajah. Sangat cepat menyebar ke bagian lain dari
tubuh3, 4,10-11
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakan dignosis dermatitis seboroik dapat dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi. Gambaran histopatologi pada dermatitis
seboroik bervariasi sesuai dengan tahap penyakit. Pada dermatitis seboroik
akut dan subakut terdapat infiltrat ringan perivaskular superfisial , terdiri
dari sel limfohistiosit kadang-kadang disertai neutrofil; edema ringan pada
papila dermis; adanya fokus spongiosis pada infundibulum dan epidermis;
serta mound parakeratosis sengan globus kecil plasma pada bibir muara dan
diantara muara infundibulum.3
Kelainan kulit yang terdiri dari eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan batasnya agak kurang tegas (skuama dapat halus atau
kasar)1
B.
C.
VII. DIAGNOSIS BANDING
Gambaran klinis yang khas pada D.S. ialah skuama yang berminyak
dan kekuningan dan berlokasi ditempat-tempat seboroik. 1
A. Psoriasis
Kelainan kulit pada psoriasis berupa eritema sirkumskrip dan merata
dengan skuama berlapis, kasar , berwarna putih seperti mika dan disertai
dengan Auspitz sedangkan pada dermatitis seboroik eritema dan skuama
yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang jelas. Skuama
pada psoriasis jika dicoba dilepas akan mungkin berdarah tetapi skuama
pada
dermatitis
seboroik
dengan
sangat
mudah
dilepas.
Tempat
10
Sedangkan predileksi
12
Tempat
predileksi rosasea adalah di sentral wajah, yaitu hidung, pipi, dagu, dahi,
11
dan alis, terkadang meluas ke leher bahkan pergelangan tangan atau kaki.
Sedangkan dermatitis seboroik terdapat pada tempat sebore, dengan skuama
yang berminyak dan agak gatal. Kelaianan kulit pada rosasea adalah
eritema, telangiektasia, papul, edema, dan pustul. Adanya eritema dan
telangiektasia yang persisten pada setiap episode merupakan gejala khas
rosasea. Lesi umumnya simetris. 1
Gambar 10 : Rosasea
VIII. PENATALAKSANAAN
Kasus-kasus yang telah mempunyai faktor konstitusi agak sukar
disembuhkan, meskipun penyakitnya dapat terkontrol. Faktor predisposisi
hendaknya diperhatikan, misalnya stess emosional dan kurang tidur.
Mengenai diet, dianjurkan miskin lemak, kurangi konsumsi gula, dan
banyak mengkonsumsi sayuran. Kebersihan kulit kepala yang tepat
merupakan hal utama dalam mengobati dermatitis seboroik. Pengobatan
dapat diberikan secara topikal ataupun sistemik. Pengobatan secara topikal
digunakan dalam sebagian besar kasus Dermatitis Seboroik. 1, 10 -12
A. Pengobatan Sistemik
12
Kortikosteorid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednison 2030 mg sehari. Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan.
Kalau disertai infeksi sekunder diberi anti biotik.1
Isotretinoin dapat digunakan pada kasus rekalsitran. Efeknya
mengurangi aktivitas kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat
dikurangi sampai 90%, akibatnya terjadi pengurangan produksi sebum.
Dosisnya 0,1-0,3 mg per kg berat badan per hari, perbaikan tampak setelah
empat minggu. Sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg per hari
selama beberapa tahun yang ternyata efektif untuk mengontrol penyakitnya.1
Pada dermatitis seboroik yang parah juga dapat diobati dengan
narrow band UVB (TL-1) yang cukup aman dan efektif. Setelah pemberian
terapi 3 x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita mengalami
perbaikan.1
Data tentang efektivitas agen anti jamur sistemik untuk dermatitis
seboroik terbatas. Bila pada sediaan langsung terdapat pityrosporum ovale
yang banyak dapat diberikan ketokonazol, dosisnya 200 mg per hari selama
1 3 minggu. Selain itu oral antijamur itrakonazol dengan dosis 200 mg per
hari selama 1 minggu tampaknya menjadi pilihan ketika dermatitis seboroik
menyebar secara luas, tahan terhadap preparat topikal, atau ketika
mempengaruhi masalah psikologis yang dapat mengubah gaya hidup pasien.
Efek anti peradangan dan aktivitas antifungi terhadap Malassezia
menunjukkan bahwa itraconazole oral akan menjadi pengobatan lini
pertama pilihan oral untuk dermatitis seboroik di masa depan. Itrakonazol
adalah anti jamur yang lipofilik dan keratinofilik sistemik. Obat ini tidak
memiliki potensi yang sama untuk menyebabkan hepatotoksisitas sebagai
ketokonazol dan mungkin, karena itu, menjadi alternatif yang lebih aman
untuk pasien yang memerlukan pengobatan oral,walaupun begitu harus
dipertimbangkan dengan cermat dalam merencanakan pengobatan untuk
kondisi kronis seperti dermatitis seboroik.1, 12, 14
B. Pengobatan Topikal
1. Anti-Inflamasi (imunomodulator)
13
lain
untuk
dermatitis
seboroik
dengan
menggunakan
ovale.
Penggunaan
intermiten
ketokonazol
dapat
1, 10, 12
4. Kortikosteroid Topikal
14
Resorsin 1 3 %
15
IX. PROGNOSIS
Seperti telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor
konstitusi penyakit ini sukar disembuhkan, meskipun terkontrol
16
BAB III
Laporan Kasus Dermatitis Seboroik
A. Identitas Pasien
1. Nama
Tn. N
2. Umur
65 tahun
3. Jenis Kelamin
Laki-laki
4. Agama
Islam
5. Alamat
6. Pekerjaan
Pensiunan
7. No. Cm
17
apabila sedang banyak fikiran dan kelelahan bekerja. Pasien sudah mengobati
penyakit ini di dokter, sudah sembuh tetapi akan kumat lagi apabila obat habis.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat sakit yang sama
: (+)
: cetirizin
: disangkal
4. Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
3. Riwayat alergi
: disangkal
Keadaan umum
Kesadaran
Kooperatif
Status gizi
: Baik
: Composmentis
: Kooperatif
: Cukup
Status Dermatologi :
-
UKK :
Kepala : skuama yang halus
Dada : eritema dengan skuama tipis berbatas tegas dan terdapat papul
Punggung : tepi yang eritem dengan skuama berbatas tegas
18
19
Pengobatan topikal
R/Vaselin album 20gr
Hidrocortison 2,5% 10gr
Mf unguentum
Sue 2x1
b. Terapi Sistemik
R/ Cetirizin dihidroklorida 10mg no : XV
S2dd1
R/ Prednison 20mg
no : VII
20
S1.dd1 pc
L. Prognosis
Ad vitam
: ad bonam
Ad functionam
: ad bonam
Ad sanationam
: Dubia ad bonam
Ad cosmeticam
: Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
21
(SD).
Available
at
at
Available
22
RW.
Seborrheic
Dermatitis.
Available
at
http://www.mayoclinic.com/health/seborrheic-dermatitis/DS00984.
Accesed on 15 may 2012.
16. Leiners Disease. Available at http://vgrd.blogspot.com/2011/01/dermatitisand-failure-to-thrive.html . Accesed on 15 may 2012.
17. No name. Dermatitis and failure to thrive.
Available
at
WC.
Rosasea.
Available
23