Anda di halaman 1dari 23

CASE BASED DISCUSSION

DERMATITIS SEBOROIK
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS DAN MELENGKAPI SYARAT
DALAM MENEMPUH PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER

PEMBIMBING
dr.Endang, Sp. KK
PENYUSUN
Ardi Rizal Hidayat
01.210.6085
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN
RSUD DR LUKMONOHADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
PERIODE 27 APRIL 22 MEI 2015

BAB I
I. PENDAHULUAN

Istilah dermatitis seboroik adalah (D.S) dipakai untuk segolongan


kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi
di tempat-tempat seboroik. Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit kronis,
dan sering kambuh. Dermatitis seboroik termasuk dalam kelompok
dermatosis eritroskuamosa dimana merupakan penyakit kulit yang terutama
ditandai dengan adanya eritema dan skuama. Dermatitis seboroik sering
dikacaukan dengan psoriasis yang juga termasuk dalam kelompok
dermatosis eritroskuamosa. Penyebabnya belum diketahui pasti, beberapa
teori menerangkan tentang etiopatogenesis. 1,2
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan
dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas. Faktor predisposisinya
ialah kelainan konstitusi berupa status seboroik (seborrhoeic state) yang
rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan. Prevalensi
dermatitis seboroik lebih tinggi pada Odha, gangguan neurologis dan
penyakit kronis lainnya juga terkait dengan timbulnya dermatitis seboroik.1,2

BAB II
I. DEFINISI
Istilah dermatitis seboroik (D.S) dipakai untuk segolongan kelainan
kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempattempat seboroik. 1
II. EPIDEMIOLOGI
Tidak ada data yang tepat mengenai insiden dan prevalensi, tetapi
penyakit ini diyakini lebih umum dari psoriasis, misalnya mempengaruhi

setidaknya 2 sampai 5 persen dari populasi. Penyakit ini dapat menyerang


bayi ataupun pada orang dewasa. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada
umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik
dan insidensnya mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun, kadangkadang pada umur tua. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada pria
daripada wanita. Terjadinya dermatitis seboroik pada pasien AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) mempunyai prevalensi yang tinggi
sampai 85 %. Laporan pertama pada tahun 1984 dengan mengikuti
observasi dari seluruh dunia. Pasien dengan gangguan sistem saraf pusat
seperti epilepsi dan penyakit Parkinson juga tampak rentan terhadap
pengembangan dermatitis seboroik.1, 4, 5
III. ETIOPATOGENESIS
Penyebabnya belum diketahui pasti. Faktor predisposisinya ialah
kelainan konstitusi berupa status seboroik (seborrhoeic state) yang rupanya
diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan. 1
Penyakit ini berhubungan dengan kulit yang tampak berminyak
(seborrhea). dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktivan
glandula sebasea. Glandula tersebut aktif pada bayi yang baru lahir,
kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormon
androgen dari ibu berhenti. Kematangan kelenjar sebasea rupanya
merupakan faktor timbulnya dermatitis seboroik.Walaupun peningkatan
produksi sebum tidak selalu ditemukan pada pasien dengan dermatitis
seboroik. Seborrhea adalah faktor predisposisi untuk dermatitis seboroik,
tetapi dermatitis seboroik bukan merupakan penyakit dari glandula sebasea.
Pada masa kecil, produksi sebum dan dermatitis seboroik memang
berhubungan tetapi pada masa dewasa tidak. 1, 4
D.S dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat
seperti pada psoriasis. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi sitotastik
dapat memperbaikinya. pada orang yang telah memiliki faktor predisposisi,

timbulnya D.S dapat disebabkan oleh faktor diantaranya faktor kelelahan,


stres, emosional, infeksi, atau imun defisiensi.
A. Efek Mikroba
Ragi Malassezia (peningkatan jumlah ragi yang umum hidup pada
kulit manusia) - Malassezia furfur atau bentuk ragi nya, Pityrosporum ovale
mungkin memainkan peran penyebab dalam dermatitis seboroik. Ragi ini
ditemukan dalam kelimpahan yang tinggi pada kulit normal dan lipofilik.
Komposisi lipid pada kulit pasien ditemukan berbeda dalam proporsi
peningkatan kolesterol, trigliserida dan parafin. Kelainan pada lipid
permukaan dapat menyebabkan keratinisasi tidak efektif dan / atau aktivitas
lipase dari Pityrosporum ovale, yang dapat menghasilkan asam lemak
inflamasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa Malassezia furfur atau
metabolismenya sebesar-produk dapat menyebabkan peradangan melalui
respons yang diperantarai sel imun yang melibatkan sel T, sel Langerhans
dan kaskade komplemen. 5, 6
Banyak percobaan telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini
dengan infeksi oleh bakteri atau pityrosporum ovale yang merupakan flora
normal kulit manusia. Pertumbuhan P. Ovale yang berlebihan dapat
mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang
masuk ke dalam epidermis, maupun karena sel jamur itu sendiri, melalui
aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans. Status seboroik sering berasosiasi
dengan meningginya suseptibilitas terhadap infeksi piogenik, tetapi tidak
terbukti bahwa mikroorganisme iniliah yang menyebabkan dermatitis
seboroik. 1,
D.S. dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat
seperti pada psoriasis. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi dengan
sitostatik dapat memperbaikinya.1 Riwayat eksim dalam keluarga mungkin
mempengaruhi seseorang untuk terkena dermatitis seboroik. 5Dermatitis
seboroik sering terkait dengan variasi kelainan neurologi, contohnya
postensefalitis parkinson, trauma supraorbital, kelumpuhan wajah, trauma
unilateral gangglion Gasser, poliomielitis, siringomelia, qudriplegia. Stress

emotional tampaknya memperburuk penyakit ini. Hal ini menunjukkan


bahwa sistem saraf mungkin terlibat, meskipun tidak ada bukti kuat belum
untuk mendukung teori ini.4, 5, 7, 8. Variasi musim dan temperatur kelembapan
juga terkait dengan penyakit ini. Musim dingin dan kelembapan yang
rendah akan memperburuk kondisi.Aktivitas meningkat pada musim dingin
dan awal musim semi, dengan remisi sering terjadi di musim panas. 4,8
IV. GEJALA KLINIS
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan batasnya agak kurang tegas. Kelainan kulit dapat disertai
rasa gatal walupun jarang. D.S. yang ringan hanya mengenai kulit kepala
berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang
kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus
dan kasar. Kelainan tersebut disebut pitiriasis sika (ketombe, dandruff).
Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis steatoides yang dapat disertai
eritema dan krusta-krusta yang tebal. 1, 9

Gambar 1 : Pitiriasis sika (ketombe/dandruff)


Tidak jelas apakah dermatitis seboroik menyebabkan rambut rontok
permanen, meskipun peradangan melibatkan folikel rambut. Rambut pada
tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok walaupun jarang
ditemui, mulai dibagian vertex dan frontal. Rambut rontok dapat disebabkan
banyak faktor individu dan. Digabungkan, termasuk produksi minyak
berlebih dari ketidakseimbangan hormon, stres, cuaca panas atau dingin
yang ekstrim, daerah yang lembab, imunodefisiensi, penyakit Parkinson,

kondisi neurologis tertentu dan kebersihan kulit kepala. Pertumbuhan


rambut akan kembali seperti semula setelah diberikan terapi yang efektif. 1, 9,
11

Pada daerah pipi, hidung, dan dahi kelainan dapat berupa papul-papul.
Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama
dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi,
glabela, telinga posaurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya
sering cembung. Pada bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup
oleh krusta-krusta yang kotor dan berbau tidak sedap.

Pada daerah

supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit


dibawahnya

eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama

kekuningan, dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah
disertai skuama-skuama halus.1, 2

Gambar 2 : Dermatitis Seboroik di kepala dan alis


Beberapa pasien muncul dengan mempunyai dua penyakit sekaligus
yaitu dermatitis seboroik dan psoriasis. Mereka menunjukan lesi klasik dari
psoriasis dan sekaligus lesi dermatitis seboroik, ini telah disebut sebagai
seborrhiasis atau sebopsoriasis.

Penyakit ini kronis dan akan

berlangsung sampai nantinya akan mereda selama beberapa waktu


kemudian kambuh. 5
Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak
terdapat kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu daerah kepala (kulit
kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah
(alis mata, kelopak mata, glabellla, lipatan nasolabial, dagu), dan badan

bagian atas (daerah presternum, daerah interskapula, areolla mammae,


umbilikus, lipatan paha, daerah anogenital) .6
Dermatitis seboroik yang pada infantil terjadi pada tahun pertama
kehidupan, biasanya muncul usia 3-14 minggu, membaik secara spontan
pada usia 8-12 bulan. Kelainan kulit yang terjadi berupa skuama-skuama
yang kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang lekat pada kulit
skalp (Cradle cap). Lesi bisa terbatas di skalp namun dapat meluas ke regio
lain, antara lain : bagian tengah wajah(dahi, alis, hidung, bagian belakang
kepala), area retroauricular, dada, leher, daerah anogenital dan lipatan
badan.6, 9 Regio frontal dan parietal kulit kepala ditutupi dengan kulit yang
berminyak dan tebal, sering terdapat kerak-kerak yang pecah (crusta lactea
or milk crust), biasanya tanpa dasar yang merah. Kelainan kulit dapat
disertai

gatal

ataupun

tidak,

tetapi

berlebihan

menggaruk

dapat

menyebabkan peradangan, infeksi ringan atau perdarahan. 5

Gambar 3 : cradle - cap


Leiners Disease atau disebut juga erythroderma desquamativum
merupakan kelainan kulit dengan gangguan sistem imun yang terjadi pada
bayi baru lahir dan ditandai oleh dermatitis seboroik generalisata, diare
berulang, infeksi lokal pada kulit, anemia dan kegagalan untuk berkembang,
sehingga bayi dengan gejala-gejala ini harus dievaluasi. Erythroderma
desquamativum (Leiners Disease) merupakan komplikasi dermatitis
seboroik pada bayi (dermatitis seborrhoides infantum). Kelainan kulit pada
Leiners Disease berupa eritema universal disertai skuama yang kasar pada

daerah kulit kepala, wajah. Sangat cepat menyebar ke bagian lain dari
tubuh3, 4,10-11

Gambar 4 : Leiners Disease

Gambar 5 : Leiners Disease

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakan dignosis dermatitis seboroik dapat dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi. Gambaran histopatologi pada dermatitis
seboroik bervariasi sesuai dengan tahap penyakit. Pada dermatitis seboroik
akut dan subakut terdapat infiltrat ringan perivaskular superfisial , terdiri
dari sel limfohistiosit kadang-kadang disertai neutrofil; edema ringan pada
papila dermis; adanya fokus spongiosis pada infundibulum dan epidermis;
serta mound parakeratosis sengan globus kecil plasma pada bibir muara dan
diantara muara infundibulum.3

Gambaran histopatologis dermatitis seboroik pada AIDS berbeda


dengan dermatitis seboroik biasa, keratinosit yang nekrosis, kerusakan
setempat dari dermoepidermal oleh kelompok sel limfoid dan jarang
ditemukan spongiosis. Pada dermis tampak banyak pembuluh darah dengan
dinding yang menebal, banyak ditemukan sel plasma.10
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis seboroikdapat ditegakkan berdasarkan :
A.

Kelainan kulit yang terdiri dari eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan batasnya agak kurang tegas (skuama dapat halus atau
kasar)1

B.

Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak


terdapat kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu daerah kepala (kulit
kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah
(alis mata, kelopak mata, glabellla, lipatan nasolabial, dagu), badan bagian
atas (daerah presternum, daerah interskapula, areolla mammae, umbilikus,
lipatan paha, daerah anogenital) .6

C.
VII. DIAGNOSIS BANDING
Gambaran klinis yang khas pada D.S. ialah skuama yang berminyak
dan kekuningan dan berlokasi ditempat-tempat seboroik. 1
A. Psoriasis
Kelainan kulit pada psoriasis berupa eritema sirkumskrip dan merata
dengan skuama berlapis, kasar , berwarna putih seperti mika dan disertai
dengan Auspitz sedangkan pada dermatitis seboroik eritema dan skuama
yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang jelas. Skuama
pada psoriasis jika dicoba dilepas akan mungkin berdarah tetapi skuama

pada

dermatitis

seboroik

dengan

sangat

mudah

dilepas.

Tempat

predileksinya pun berbeda , predileksi psoriasis antara lain skalp, perbatasan


skalp dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut,
dan daerah lumbosakral, sedangkan predileksi dermatitis seboroik di :
skalp, dahi, pipi, hidung. Tempat lain yang mungkin : liang telingan luar,
lipatan nasolabial, daerah sternum, areola mame, lipatan dibawah mame
pada wanita, interskapular, umbilicus, lipat paha, dan daerah anogenital.
Psoriasis biasanya melibatkan kuku, disamping menimbulkan kelainan pada
kulit, psoriasis dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi walaupun
jarang. Pada dermatitis seboroik rasa gatal akan muncul jika sudah berat
sedangkan pada psoriasis gatal sudah dirasakan dari awal penyakit.1, 10, 12

Gambar 6 : psoriasis di kepala


B. Kandidosis Kutis
Dermatitis seboroik dapat menyerupai kandidosis kutispada lipat paha,
lipatan payudara, dan umbilikus dengan gambaran bercak yang berbatas
tegas, bersisik, basah, dan eritematosa sedangkan pada dermatitis seboroik
eritema dan skuama berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang
jelas. Pada kandidosis, Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel - vesikel
dan pustul pustul yang kecil atau bula yang bila pecah meningalkan
daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi

10

primer. Dermatitis seboroik dan kandidosis intertriginosa juga dapat


dibedakan pada tempat predileksinya. Predileksi dermatitis seboroik
terdapat pada bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea yaitu
daerah kepala, wajah dan badan bagian atas.6

Sedangkan predileksi

kandidosis intertriginosa selain pada lipat paha, lipatan payudara dan


umbilikus, juga terdapat ada lipatan kulit ketiak, intergluteal, antara jari
tangan atau kaki, glands penis dan umbilikus.Keluhan gatal yang lebih
menonjol dapat mendukung diagnosis kandidosis intertriginosa. 1

Gambar 7: kandisosis intergluteal

Gambar 8: kandiosis di lipatan payudara


C. Rosasea
Rosasea memiliki kesamaan dengan dermatitis seboroik karena dapat
menghasilkan eritema wajah menyerupai dermatitis seboroik.

12

Tempat

predileksi rosasea adalah di sentral wajah, yaitu hidung, pipi, dagu, dahi,

11

dan alis, terkadang meluas ke leher bahkan pergelangan tangan atau kaki.
Sedangkan dermatitis seboroik terdapat pada tempat sebore, dengan skuama
yang berminyak dan agak gatal. Kelaianan kulit pada rosasea adalah
eritema, telangiektasia, papul, edema, dan pustul. Adanya eritema dan
telangiektasia yang persisten pada setiap episode merupakan gejala khas
rosasea. Lesi umumnya simetris. 1

Gambar 10 : Rosasea
VIII. PENATALAKSANAAN
Kasus-kasus yang telah mempunyai faktor konstitusi agak sukar
disembuhkan, meskipun penyakitnya dapat terkontrol. Faktor predisposisi
hendaknya diperhatikan, misalnya stess emosional dan kurang tidur.
Mengenai diet, dianjurkan miskin lemak, kurangi konsumsi gula, dan
banyak mengkonsumsi sayuran. Kebersihan kulit kepala yang tepat
merupakan hal utama dalam mengobati dermatitis seboroik. Pengobatan
dapat diberikan secara topikal ataupun sistemik. Pengobatan secara topikal
digunakan dalam sebagian besar kasus Dermatitis Seboroik. 1, 10 -12
A. Pengobatan Sistemik

12

Kortikosteorid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednison 2030 mg sehari. Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan.
Kalau disertai infeksi sekunder diberi anti biotik.1
Isotretinoin dapat digunakan pada kasus rekalsitran. Efeknya
mengurangi aktivitas kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat
dikurangi sampai 90%, akibatnya terjadi pengurangan produksi sebum.
Dosisnya 0,1-0,3 mg per kg berat badan per hari, perbaikan tampak setelah
empat minggu. Sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg per hari
selama beberapa tahun yang ternyata efektif untuk mengontrol penyakitnya.1
Pada dermatitis seboroik yang parah juga dapat diobati dengan
narrow band UVB (TL-1) yang cukup aman dan efektif. Setelah pemberian
terapi 3 x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita mengalami
perbaikan.1
Data tentang efektivitas agen anti jamur sistemik untuk dermatitis
seboroik terbatas. Bila pada sediaan langsung terdapat pityrosporum ovale
yang banyak dapat diberikan ketokonazol, dosisnya 200 mg per hari selama
1 3 minggu. Selain itu oral antijamur itrakonazol dengan dosis 200 mg per
hari selama 1 minggu tampaknya menjadi pilihan ketika dermatitis seboroik
menyebar secara luas, tahan terhadap preparat topikal, atau ketika
mempengaruhi masalah psikologis yang dapat mengubah gaya hidup pasien.
Efek anti peradangan dan aktivitas antifungi terhadap Malassezia
menunjukkan bahwa itraconazole oral akan menjadi pengobatan lini
pertama pilihan oral untuk dermatitis seboroik di masa depan. Itrakonazol
adalah anti jamur yang lipofilik dan keratinofilik sistemik. Obat ini tidak
memiliki potensi yang sama untuk menyebabkan hepatotoksisitas sebagai
ketokonazol dan mungkin, karena itu, menjadi alternatif yang lebih aman
untuk pasien yang memerlukan pengobatan oral,walaupun begitu harus
dipertimbangkan dengan cermat dalam merencanakan pengobatan untuk
kondisi kronis seperti dermatitis seboroik.1, 12, 14
B. Pengobatan Topikal
1. Anti-Inflamasi (imunomodulator)

13

Tacrolimus dan pimecrolimus termasuk imunomodulator topikal


nonkortikosteroid. Cara kerjanya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Inhibitor kalsineurin topikal ini mengerahkan efek anti-inflamasi oleh
limfosit T menghambat aktivasi dan proliferasi, juga menunjukkan sifat
anti-jamur dan anti-inflamasi tanpa resiko atrofi kutaneus yang berhubungan
dengan topikal steroids. Dan mungkin menjadi alternatif yang tepat untuk
untuk dermatitis seboroik dengan kortikosteroid karena tidak memiliki efek
samping jangka panjang. 5, 10
2. Keratolitik
Terapi

lain

untuk

dermatitis

seboroik

dengan

menggunakan

keratolitik. Keratolitik yang secara luas dipakai untuk dermatitis seboroik


adalah tar, asam salisilat dan shampo zinc pyrithion. Zinc pyrithion
memiliki sifat keratolitik non spesific dan antijamur dan dapat diterapkan
dua atau tiga kali per minggu. Pasien harus meninggalkan ini sampo pada
rambut selama paling sedikit lima menit untuk memastikan bahwa shampo
mencapai kulit kepala. Pasien juga dapat menggunakannya di tempat lain
yang terkena dampak, misalnya wajah. 10
3. Antijamur Topikal
Antijamur topikal merupakan andalan pengobatan dermatitis seboroik.
Dipelajari dengan baik agen termasuk ketokonazol, bifonazole, dan
ciclopiroxolamine (juga disebut ciclopirox), yang tersedia dalam formulasi
yang berbeda seperti krim, gel, busa, dan shampoo. Krim ketokonazol 2%
dapat diaplikasikan, bila pada sediaan langsung terdapat banyak
pityrosporum

ovale.

Penggunaan

intermiten

ketokonazol

dapat

mempertahankan remisi. Tidak ada efek samping dalam penggunan


antijamur topikal.

1, 10, 12

4. Kortikosteroid Topikal

14

Kortikosteroid topikal bermanfaat dalam pengobatan jangka pendek


terutama untuk mengontrol eritema dan gatal, misalnya krim hidrokortison 2
1/2 %. Pada kasus inflamasi yang berat dapat dipakai kortikosteroid yang
lebih kuat, misalnya betametason valerat, asalkan jangan dipakai terlalu
lama karena dapat terjadi atrofi kulit dan hipertrikosis dalam penggunaan
kortikosteroid jangka panjang. 1, 12
5. Preparat Selenium Sulfida
Pada pitiriasis sika dan oleosa ,gunakan seminggu 2 3 kali pada kulit
kepala dikeramasi selama 5 15 menit, misalnya dengan selenium sulfide
(selsun). 1, 12
Obat topikal lain yang dapat dipakai :
-

Ter, misalnya likuor karbonas detergens 2 5 % atau krim


pragmatar

Resorsin 1 3 %

Sulfur Praesipitatum 4 20 %, dapat digabung dengan asam


salisilat 3 6 %

Kortikosteroid, misalnya krim hidokortison 21/2% pada kasus


dengan inflamasi yang berat dapat dipakai kortiko steroid yang
lebih kuat, misalnya betametason valerat, asalkan jangan dipakai
terlalu lama karena efek sampingnya.

Krim ketokonazol 2% dapat diaplikasikan, bila pada sediaan


langsung terdapat banyak P.ovale

Obat-obat tersebut sebaiknya dipakai dalam krim.1


Skuama yang melekat pada bayi dapat diberikan minyak mineral
hangat, dibiarkan 8-12 jam, kemudian skuama dilepas dengan sikat halus,
lalu dilanjutkan dengan sampo yang tepat. Sampo ketokonazol merupakan
pengobatan yang aman dan berkhasiat untuk bayi dengan cradle cap.
Menggunakan sampo ringan dan lembut memijat kulit kepala akan
membantu menghilangkan skuama. Dermatitis Seboroik yang sudah
melampaui kulit kepala, obat topikal seperti krim antijamur atau

15

kortikosteroid ringan diperlukan, contohnya hidrokortison 1%. Untuk kasus


yang parah pemberian kortikosteroid topikal perlu dibatasi karena mungkin
terjadi penyerapan sistemik. 6, 9 13

IX. PROGNOSIS
Seperti telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor
konstitusi penyakit ini sukar disembuhkan, meskipun terkontrol

16

BAB III
Laporan Kasus Dermatitis Seboroik
A. Identitas Pasien
1. Nama

Tn. N

2. Umur

65 tahun

3. Jenis Kelamin

Laki-laki

4. Agama

Islam

5. Alamat

Kedung dowo 1/5 kudus

6. Pekerjaan

Pensiunan

7. No. Cm

8. Tanggal periksa: 8 Mei 2015


B. Keluhan Utama
Gatal
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli kulit RSUD DR LUKMONOHADI KUDUS dengan
keluhan utama gatal pada bagian rambut kepala, dada dan punggung. Keluhan
ini sudah dirasakan hampir 5 tahun. Pasien mengaku awalnya timbul bercak
kemerahan dibagian kepala dan terasa semakin gatal apabila berkeringat,
disertai rambut yang rontok. Rasa gatal berkurang apabila pasien menggarukgaruk rambut kepalanya dan setelah itu mengeluarkan sisik berwarna putih
dan berminyak tetapi tidak berbau. Keluhan gatal hilang timbul, timbul

17

apabila sedang banyak fikiran dan kelelahan bekerja. Pasien sudah mengobati
penyakit ini di dokter, sudah sembuh tetapi akan kumat lagi apabila obat habis.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat sakit yang sama

: (+)

2. Riwayat alergi obat

: cetirizin

3. Riwayat diabetes mellitus

: disangkal

4. Riwayat hipertensi

: disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga


1. Keluarga sakit yang sama

: disangkal

2. Riwayat diabetes mellitus

: disangkal

3. Riwayat alergi

: disangkal

F. Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien bekerja sebagai pensiunan, berobat dengan BPJS kesan ekonomi
kurang
G. Pemeriksaan Fisik
1.
2.
3.
4.

Keadaan umum
Kesadaran
Kooperatif
Status gizi

: Baik
: Composmentis
: Kooperatif
: Cukup

Status Dermatologi :
-

Lokasi : Kepala, dada dan punggung

UKK :
Kepala : skuama yang halus
Dada : eritema dengan skuama tipis berbatas tegas dan terdapat papul
Punggung : tepi yang eritem dengan skuama berbatas tegas

18

19

H. Usulan Pemeriksaan Penunjang


1. Histopatologi
I. Diagnosis Banding
1. Psoriasis
2. Kandidiosis
3. Rosasea
J. Diagnosis Kerja
1. Dermatitis seboroik
K. Rencana Terapi
1. Nonmedikamentosa
a. Memanagement stres, dan jangan terlalu kelelahan.
b. Minum obat teratur.
2. Medikamentosa
a.

Pengobatan topikal
R/Vaselin album 20gr
Hidrocortison 2,5% 10gr
Mf unguentum
Sue 2x1
b. Terapi Sistemik
R/ Cetirizin dihidroklorida 10mg no : XV
S2dd1
R/ Prednison 20mg
no : VII

20

S1.dd1 pc
L. Prognosis

Ad vitam

: ad bonam

Ad functionam

: ad bonam

Ad sanationam

: Dubia ad bonam

Ad cosmeticam

: Dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA

21

1. Djuanda A, Hamzah M. Dermatitis Seboroik. In: Djuanda A, editor. Ilmu


Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta; 2007.200-203
2. Gibson EL, Perry HO. Eczematous Rashes. In: Dermatology. Moschella SL,
Hurley HJ, Eds, 3rd Ed. Harcourt Brace Jovanovich, Inc, New York. p : 214
3. Plewig G. Seborrheic Dermatitis. In : Dermatology In General Medicine.
Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolff K, Freedberg IM, Austen KF, Eds. 4 th Ed.
McGraw Hill, Inc, New York. p. 1596-73
4. No
name.
Seborrheic
Dermatitis

(SD).

Available

at

http://www.clinuvel.com/en/skin-science/skin-conditions/common-skinconditions/seborrheic-dermatitis-sd. Accesed on 19 may 2012.


5. Gupta AK, Nicol KA. Seborrheic dermatitis of the scalp : etiology and
treatment. Journal of Drugs in Dermatology. 2004.
6. Selden T. Seborrheic Dermatitis Clinical presentation. Available at :
http://emedicine.medscape.com/article/1108312-overview#a0101. Accesed
on 15 may 2012.
7. Orkin M, Maibach HI, Dahl VD. Dermatologic manifestations of AIDS.
In:Dermatology. 1st Ed. Prentice-Hall International Inc. p. 144-145
8. Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unair / RSU Dr. Soetomo
Surabaya. Dermatitis Seboroik. Atlas Penyakit kulit & kelamin. 4 th Ed.
Surabaya : Penerbit Airlangga University Press; 2008. P. 113-115
9. No
name.
Seborrheic
Dermatitis.
Available

at

http://en.wikipedia.org/wiki/Seborrhoeic_dermatitis. Accesed on 19 may


2012.
10. Schwartz RA, Janusz CA, Janniger CK. Seborrheic dermatitis : An
Overview. Am Fam Physician. 2006 Jul 1;74 (1): 125-132
11. Ngan
V.
Leiners
disease.

Available

at :http://dermnetnz.org/dermatitis/leiner.html. Accesed on 3 june 2012.


12. Naldi L, Rebora A. Seborrheic Dermatitis. N Engl J Med 2009;360;368;38796
13. L, Wahab A, Khan SI, Shirin S. Safety of oral itraconazol in the traetment of
seborrheic dermatitis. Journal of Pakistan Association od Dermatologist
2011;21:102-105
14. Sheffield RC, Crawford P. Whats the best treatment for cradle cap. THE

22

JOURNAL OF FAMILY PRACTICE. March 2007 Vol. 56, No. 3:


232-233.
15. Harms

RW.

Seborrheic

Dermatitis.

Available

at

http://www.mayoclinic.com/health/seborrheic-dermatitis/DS00984.
Accesed on 15 may 2012.
16. Leiners Disease. Available at http://vgrd.blogspot.com/2011/01/dermatitisand-failure-to-thrive.html . Accesed on 15 may 2012.
17. No name. Dermatitis and failure to thrive.

Available

at

http://www.infodoctor.org/rss/rss/?cat=14446. Accesed on 15 may 2012.


18. Kusmayoni
WM.
Kandidosis
intergluteal.
Available
athttp://www.klikdokter.com/userfiles/kandi2.jpg. Accesed on 15 may 2012.
19. Simatupang MM. Kandidosis. Available athttp://3.bp.blogspot.com/yud1mH2IexA/T3WZs62e3QI/AAAAAAAAADE/WLUPYEfpQng/s1600/
blog+5.jpg. Accesed on 15 may 2012.
20. Alai
NN,
Cole
GW,
Shiel

WC.

Rosasea.

Available

athttp://medicastore.com/penyakit/813/Rosaea.html. Accesed on 15 may


2012.

23

Anda mungkin juga menyukai