Sebagai bagian dari proses belajar mengajar yang berlangsung di Pusdiklat Bea dan
Cukai, kebutuhan akan modul yang mudah dan dapat dipelajari oleh para peserta Diklat
Teknis Substantif Dasar (DTSD) adalah sangat mendesak diperlukan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, maka disusunlah Modul Ketentuan
Barang Larangan dan Pembatasan (KBLP) untuk Kepentingan Perlindungan Bidang
Pertahanan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.
Rangkuman yang dijadikan dasar pembuatan modul terdiri dari berbagai ketentuan
dan peraturan yang sedang dan masih berlaku antara lain diambil dari Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006 tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan atas Undang Nomor
10 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan, Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2007 tanggal 15 Agustus 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang cukai, dan Peraturan Pemerintah RI, Surat
Keputusan Menteri Keuangan RI, Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dan
aturan-aturan lain yang berkaitan dengan topik bahasan dalam modul ini.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi
sehingga modul ini dapat disajikan. Kami menyadari akan keterbatasan prasarana dan sarana
penunjang dalam pembuatan modul ini, karena itu kami harapkan saran-saran dan kritik dari
pihak yang berkepentingan akan modul ini, yang nantinya akan dapat menyempurnakan
modul ini.
ttd.
Endang Tata
NIP 060044462
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ....................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................ ii
MODUL
KETENTUAN BARANG LARANGAN DAN PEMBATASAN (KBLP) UNTUK
KEPENTINGAN PERLINDUNGAN BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN DAN
KETERTIBAN MASYARAKAT
1. Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.1. Deskripsi Singkat ................................................................................................ 1
1.2. Tujuan Pembelajaran Umum .............................................................................. 3
1.3. Tujuan Pembelajaran Khusus ............................................................................ 3
1.4. Petunjuk Pembelajaran ....................................................................................... 3
2. Kegiatan Belajar (KB) 1 .............................................................................................. 4
Senjata Api ..……………....................................................................................... 4
2.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ......................................................................... 4
2.2. Latihan ………………………………………………………………………… 12
2.3. Rangkuman …………………………………………………………………… 13
3. Kegiatan Belajar (KB) 2 ............................................................................................. 14
Amuniasi dan Mesiu ……………..….…..………………………………………... 14
3.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ....................................................................... 14
32. Latihan ………………………………………………………………………… 17
33. Rangkuman …………………………………………………………………… 17
4. Kegiatan Belajar (KB) 3 ............................................................................................. 19
Bahan Peledak ……………..………………………....................………………... 19
4.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ........................................................................ 19
4.2. Latihan ………………………………………………………………………… 23
4.3. Rangkuman …………………………………………………………………… 23
5. Kegiatan Belajar (KB) 4 ............................................................................................... 24
Selpeter .………………………............................................................................... 24
5.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ......................................................................... 24
5.2. Latihan ...……………………………………………………………………… 27
5.3. Rangkuman ..…..……………………………………………………………… 27
6. Kegiatan Belajar (KB) 5 ............................................................................................ 28
Petasan / Happy Crackers ..................................................................................... 28
6.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh .................................................................... 28
6.2. Latihan ..……………………………………………………………………… 30
6.3. Rangkuman ...………………………………………………………………… 30
7. Kegiatan Belajar (KB.) 6 ............................................................................................ 32
Barang Cetak ..…………....................................................................................... 32
7.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ....................................................................... 32
7.2. Latihan ..……………………………………………………………………… 34
7.3. Rangkuman ..………………………………………………………………… 34
8. Kegiatan Belajar (KB) 7 . ......................................................................................... 35
Film dan Kaset Video …………….................................................................... 35
8.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ..................................................................... 35
8.2. Latihan ………………………………………………………………………… 39
8.3. Rangkuman …………………………………………………………………… 40
4. Pendahuluan
1.1.Deskripsi Singkat
Senjata api, amunisi dan mesiu adalah barang yang berbahaya bagi pertahanan dan
keamanan Republik Indonesia dan juga berbahaya bagi keselamatan jiwa masyarakat.
Tujuan utama dari pengelolaan peraturan dan larangan guna perlindungan, pertahanan,
keamanan dan ketertiban masyarakat adalah menjaminnya terlaksananya keamanan di
dalam masyarakat. Setiap kegiatan impor maupun ekspor komoditi yang berkaitan
dengan pertahanan, keamanan dan ketertiban masyarakat, dimanapun pasti akan
menimbulkan dampak. Dampak yang ditimbulkan dapat positif maupun negatif.
Senjata api, amunisi dan mesiu dalam arti positif merupakan alat untuk membela diri,
mempertahankan kedaulatan negara, penegakan hukum, tetapi dalam arti negatif
penggunaan senjata api, amunisi dan mesiu secara ilegal, akan mengganggu ketertiban
umum (tindak kriminalitas) dan merupakan ancaman terhadap negara kesatuan Republik
Indonesia.
Bahan-bahan berbahaya memang sangat berbahaya sekali baik pada kesehatan maupun
pada lingkungan hidup, oleh karena itu pemasukan bahan-bahan berbahaya ke Indonesia
harus diawasi. Tata niaga dari bahan berbahaya ini sudah diatur oleh Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, sedangkan Bea dan Cukai hanya mengawasi dengan tetap
menjaga kelancaran arus barang, jasa, ataupun kelancaran dokumen. Bahan-bahan
berbahaya benar-benar sangat berbahaya jika tidak diawasi penggunaannya. Penggunaan
bahan-bahan berbahaya yang tidak sesuai dengan kegunaannya sangat riskan sekali
terhadap efek sampingnya. Apalagi penggunaannya hanya dengan tujuan untuk
mengambil keuntungan bagi perusahaan saja, tanpa memperhatikan kesehatan masyarakat
dan lingkungan pada umumnya.
Disinilah peran Badan POM (Pengawasan Obat dan Minuman) dalam mengawasi
penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut, jika penggunaan bahan-bahan berbahaya
tersebut untuk bahan dalam pembuatan obat dan makanan. Sebenarnya tanpa peran aktif
dari masyarakat dan para pelaku dunia usaha (pengusaha), kesemua instansi tersebut tidak
akan bisa menjalankan perannya dengan maksimal. Diharapkan disini para pengusaha
untuk menggunakan bahan-bahan berbahaya tersebut sesuai dengan fungsinya. Jangan
hanya untuk mengejar keuntungan saja, masyarakat yang menjadi korbannya. Serta peran
aktif masyarakat untuk lebih teliti dalam mengkonsumsi barang-barang dengan terlebih
dahulu mengetahui komposisi atau bahan baku apa yang digunakan. Jika terdapat bahan-
bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya dan sebagai bahan yang tidak selayaknya
untuk digunakan, maka diharapkan untuk melaporkan kepada pihak-pihak yang terkait,
seperti Badan POM misalnya.
Bahan peledak adalah suatu bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau
campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, atau gesekan akan
berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya
berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan
disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.
Selpeter atau asam sendawa yang mempunyai nama kimiawi Kalium Nitrate(KNO3)
adalah bahan atau zat berupa butir-butir putih transparan yang memiliki rasa asin, mudah
larut dalam air, dapat larut sedikit dalam alkohol serta berkadar racun rendah. Ketentuan
impor selpeter sama dengan ketentuan impor bahan peledak . Happy crackers adalah
petasan yang memiliki kembang api yang dapat meledak seperti petasan tetapi sekaligus
mengeluarkan kembang api yang berwarna-warni . Sejak tahun 1977 happy crackers
merupakan salah satu jenis barang yang dilarang sepenuhnya atas produksi dan impornya.
Bahan peledak merupakan salah satu barang dibatasi yang sangat berbahaya dan perlu
diawasi sejak dari pengadaan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan sampai dengan
pemusnahannya sehingga terhadap importasinya diperlukan ketentuan-ketentuan baik dari
intern DJBC sendiri maupun ketentuan-ketentuan dari instansi/departemen terkait yang
nantinya dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pengawasan untuk memperkecil
kemungkinan penyalahgunaan bahan peledak tersebut oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab.
Bahan kimia yang biasa dipakai untuk bahan peledak sangat banyak jenisnya.
Pengelompokan bahan-bahan peledak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya berdasarkan komposisi senyawa kimia, kegunaannya, jenis bahan baku
dan/atau bahan setengah jadi menurut sifat eksplosifnya dan lingkungan penggunaannya.
SENJATA API
Untuk itu peran serta Bea dan Cukai adalah mengamankan dan melindungi wilayah
teritorial negara, wilayah Republik Indonesia dari gangguan yang timbul pada lalu lintas
barang, alat angkut, orang yang mengganggu kepentingan negara yang berdaulat dan
mengganggu kelancaran arus dokumen dan barang, yang salah satunya dengan
melakukan Penegakan Hukum.
Namun demikian dapat diimpor, diekspor dan dimiliki, dikuasai dan atau penggunaan
senjata api dapat dilakukan untuk yang Non standar TNI/Polri yang berkaliber maksimal
senjata genggam atau laras pendek kaliber 32 MM, yang berkaliber maksimal senjata
bahu atau laras panjang kaliber 22 MM dan digunakan instansi pemerintah lainnya dalam
rangka penegakan hukum.
Pengertian dan definisi Senjata api
“Senjata Api” berarti setiap alat, baik yang sudah terpasang ataupun yang belum, yang
dapat dioperasikan atau yang tidak lengkap, yang dirancang atau dirubah, atau yang dapat
dirubah dengan mudah agar mengeluarkan proyektil akibat perkembangan gas-gas yang
dihasilkan dari penyalaan bahan yang mudah terbakar di dalam alat tersebut, dan
termasuk perlengkapan tambahan yang dirancang atau dimaksudkan untuk dipasang pada
alat demikian.
Pengertian senjata api berdasarkan ordonansi Senjata Api tahun 1939 juncto Undang-
undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 adalah termasuk juga :
Bagian-bagian dari senjata api
Meriam-meriam dan vylamen werpers (penyembur api) termasuk bagiannya
Senjata-senjata tekanan udara dan tekanan per tanpa mengindahkan kalibernya,
slachtpistolen (pistol penyembelih/pemotong), sein pistolen (pistol isyarat), demikian
juga senjata api imitasi seperti alarm pistolen(pistol tanda bahaya), start
revolvers(revolver perlombaan), shijndood pistolen(pistol suar), schijndood
revolvers(revolver suar) dan benda-benda lainnya sejenis itu, yang dapat
dipergunakan untuk mengancam atau menakut-nakuti begitu pula bagian-bagiannya.
2.2. Latihan
Bagaimana Mr Ronaldiho dari Mexico, melakukan kegiatan importasi senjata api di
Indonesia? Jelaskan!
Jawaban: Mr Ronaldiho untuk bisa memasukkan senjata api ini, importir harus,
memiliki izin dari Kepala Kepolisia Republik Indonesia, memiliki Angka Pengenal
Impor atau API/T dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Tempat
pemasukan senjata api dan amunisi dapat dilakukan melalui pelabuhan laut maupun
udara. Untuk pelabuhan laut dapat melalui Medan (Belawan), Jakarta (Tanjung
Priok), Surabaya (Tanjung Perak), Makassar (Soekarno-Hatta).
Untuk pelabuhan udara dapat melalui Bandara Polonia, Bandara Soekarno-Hatta,
Bandara Juanda dan Bandara Hasanuddin.Yang dapat diimpor adalah jenis senjata api
Non Standar TNI/Polri
2.3. Rangkuman
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai sangatlah penting yaitu sebagai community protector, karena
merupakan ujung tombak pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia ini
dari masuknya barang-barang yang dapat mengganggu keamanan, ketentraman, dan
keselamatan masyarakat. Selain itu perlu diperhatikan bahwa dalam segala tindakan
yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai haruslah berdasarkan Undang-undang.
Agar fungsi ini dapat berjalan dengan maksimal, maka diperlukan kebijakan yang
saling mendukung antara TNI, Polri, maupun instansi lain yang erat kaitannya dengan
kegiatan ekspor-impor barang. Demikian uraian mengenai peraturan larangan dan
pembatasan yang melindungi kepentingan pertahanan, keamanan, dan ketertiban
masyarakat.
Pada dasarnya impor senjata api tidak dibenarkan dilakukan instansi lain selain
Tentara Nasional Indonesia dan Polri. Namun demikian dapat diimpor, diekspor dan
dimiliki, dikuasai dan atau penggunaan senjata api dapat dilakukan untuk yang Non
standar TNI/Polri yang berkaliber maksimal senjata genggam atau laras pendek
kaliber 32 MM, yang berkaliber maksimal senjata bahu atau laras panjang kaliber 22
MM dan digunakan instansi pemerintah lainnya dalam rangka penegakan hukum
Untuk itu peran serta Bea dan Cukai adalah mengamankan dan melindungi wilayah
teritorial negara, wilayah Republik Indonesia dari gangguan yang timbul pada lalu
lintas barang, alat angkut, orang yang mengganggu kepentingan negara yang
berdaulat dan mengganggu kelancaran arus dokumen dan barang, yang salah satunya
dengan melaksankan Ketentuan Barang Larangan dan Pembatasan.
Untuk melaksankan Ketentuan Barang Larangan dan Pembatasan tersebut diperlukan
pengetahuan dan keterampilan pegawai Bea dan Cukai, juga diharapkan mengetahui
dan terampil dalam mengurus atau memproses barang yang termasuk terkena
peraturan barang larangan dan pembatasan untuk kepentingan perlindungan bidang
pertahanan keamanan dan ketertiban masyarakat.
6. Kegiatan Belajar (KB) 2
Pengawasan dan penerapan sanksi untuk menjamin ditaatinya ketentuan yang diatur
dalam undang-undang, sebenamya bukan merupakan tujuan, tetapi suatu proses yang
harus ada, sejalan dengan kehadiran suatu peraturan hukum. Di dalam proses itu sendiri,
penegakan hukum melibatkan manusia di dalamnya, baik si pelanggar maupun pejabat
yang berwenang dalam penegakan hukum. Pengawasan merupakan suatu upaya dari
pemerintah untuk dipatuhinya ketentuan perundang-undangan dan peraturan- peraturan
pelaksanaannya. Kepatuhan dan kepastian terhadap hukum menunjukkan adanya
kewibawaan pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas pernerintahannya.
Mesiu, bubuk mesiu atau bubuk hitam ialah zat yang membakar sangat cepat dan
digunakan sebagai bahan pembakar dalam senjata api, khususnya bubuk hitam atau
bubuk tak berasap. Saat membakar, gelombang deflagrasi subsonik diproduksi dari
gelombang detonasi supersonik yang bahan peledak berkekuatan tinggi akan
memproduksi. Ini mereduksi tekanan puncak dalam senapan, namun membuatnya kurang
cocok untuk menghancurkan batu atau kubu pertahanan.
Bubuk hitam merupakan bahan pembakar kimia pertama dan peledak pertama yang
tercatat dalam sejarah. Bubuk hitam ialah campuran belerang, arang kayu, dan potasium
atau sodium nitrat. Tak seperti bahan pembakar tak berasap, itu berbuat lebih seperti
peledak sejak kecepatan bakarnya tak dipengaruhi tekanan, namun merupakan peledak
yang amat jelek sebab memiliki tingkat pembusukan yang rendah dan kemudian brisance
yang amat rendah.
Sifat yang sama ini yang membuatnya meledak jelek menjadikannya berguna sebagai
bahan pembakar--kurangnya brisance mencegah bubuk hitam menghancurkan laras, dan
menghubungkan energi untuk menggerakkan peluru. Kelemahan utama bubuk hitam
ialah berat jenis energi yang rendah secara relatif (dibandingkan dengan bubuk tak
berasap modern) dan semata-mata jumlah jelaga yang besar yang tertinggal di
belakangnya.
Menurut Undang-undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 Pasal 1 (1) :
Barang siapa tanpa hak memasukan ke Indonesia atau mengeluarkan dari Indonesia
sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati
atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara selama-lamanya 20
tahun.
Di dalam Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata
Nomor KEP/27/XII/1997 tanggal 28 Desember 1997 tentang Tuntunan Kebijaksanaan
untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian amunisi sebagai pelaksanaan
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1976, izin untuk mengimpor,
memiliki, menguasai, dan atau amunisi untuk perorangan dapat diberikan untuk
keperluan Pembatasan senjata dan amunisi perorangan untuk bela diri.
Senjata api dan amunisinya adalah barang yang berbahaya bagi pertahanan dan keamanan
Republik Indonesia dan juga berbahaya bagi keselamatan jiwa masyarakat. Setiap
kegiatan impor maupun ekspor komoditi yang berkaitan dengan pertahanan, keamanan
dan ketertiban masyarakat, dimanapun pasti akan menimbulkan dampak, baik dampak
positif maupun negatif.
Senjata api dan Amunisi dalam arti positif merupakan alat untuk membela diri,
mempertahankan kedaulatan negara, penegakan hukum, tetapi dalam arti negatif
penggunaan senjata api, amunisi dan mesiu secara ilegal, akan mengganggu ketertiban
umum (tindak kriminalitas) dan merupakan ancaman terhadap negara kesatuan Republik
Indonesia. Pemasukan dan penggunaan dari senjata api dan amunisi diatur oleh undang-
undang agar pengadaan serta penggunaanya tepat guna dan sasaran sehingga tidak
merugikan masyarakat.
3.2.Latihan
Pertanyaan: Kedapatan sebuah kapal motor “KM Golden One” berbendera Singapore,
masuk daerah pabean Indonesia di daerah Kepulauan Riau dan kapal tersebut disinyalir
membawa barang-barang larangan dan pembatasan berupa amunisi, dan mesiu. Saudara
sebagai pejabat bea dan cukai yang ditunjuk sebagai Komandan Patroli BC. 20004 yang
kebetulan sedang ditugaskan di daerah tersebut, apa yang anda akan lakukan ?
Jawaban: Sesuai dengan Undang-undang Darurat No. 12 tahun 1951 pasal (1) tentang
senjata api dan amunisi, disebutkan bahwa “Barang siapa tanpa hak memasukan ke
Indonesia atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu
bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau
hukuman penjara selama-lamanya 20 tahun.
Penghentian sarana pengangkut dilakukan dengan menggunakan isyarat yang lazim
berupa lampu, isyarat morse, atau sirine kapal. Jika dengan isyarat yang lazim sarana
pengangkut tidak berhenti, maka penghentian dilakukan dengan paksa yaitu dengan
tembakan ke udara sebanyak 3 (tiga) kali. Jika dengan tembakan ke udara tetap tidak mau
berhenti, maka terpaksa sarana pengangkut tersebut dilumpuhkan dengan menembak ke
bagian yang vital dari kapal tersebut.
Setelah sarana pengangkut berhenti, pejabat Bea Cukai segera naik ke atas kapal dan
langsung menuju ruang kendali kapal. Ditanyakan surat izin pemasukan yang diberikan
oleh Kapolri qq. Direktorat Intelapam.. Jika dokumen-dokumen tersebut tidak ada, maka
sarana pengangkut melakukan pelanggaran dan kapal tersebut dibawa ke Kantor Pabean.
Hasil temuan tersebut segera dicatat dalam BAP untuk selanjutnya dilakukan penyidikan.
3.3.Rangkuman
Amunisi dan mesiu adalah barang yang berbahaya bagi pertahanan dan keamanan
Republik Indonesia dan juga berbahaya bagi keselamatan jiwa masyarakat. Sehingga
proses dalam pemasukan dan pengeluarannya ke daerah pabean perlu benar-benar
diawasi karena apabila dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab akan
membahayakan keadaan Negara Republik Indonesia.
Surat Pernyataan Barang Impor Dephankam/ABRI yang ditandatangani oleh Direktur
Jenderal Material, Fasilitas dan Jasa atau oleh Direktur Pengadaan dalam hal barang dan
bahan diimpor oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan; Asisten Logistik Kepala Staf
Umum ABRI atau Wakil Asisten Logistik dalam hal barang dan barang diimpor oleh
Markas besar ABRI/(TNI/POLRI). Untuk mendapatkan pembebasan bea masuk atas
impor barang-barang. Produsen Industri Strategis yang ditetapkan oleh pemerintah
mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Bea
danCukai, dengan melampirkan rincian jumlah dan jenis barang yang dimintakan
pembebasan bea masuk beserta nilai pabeannya.
7. Kegiatan Belajar (KB) 3
BAHAN PELEDAK
Jawab : Bahan peledak adalah suatu bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau
campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, atau gesekan akan
berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya
berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan
disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi. Bahan peledak ada dua macam yaitu
komersial dan militer. Untuk bahan peledak militer, pembinaan dan pengendaliannya
diatur khusus oleh Dephan dan Mabes ABRI/(TNI/POLRI). Untuk pengawasan
pengendalian bahan peledak komersial telah disusun suatu Pedoman Pembinaan dan
Pengendalian Bahan Peledak Komersial oleh Polri dan Depperindag. Kegunaan untuk
latihan dan operasi militer, destruksi/demolition, perizinan bahan peledak militer diatur
khusus oleh Dephan dan instansi terkait.
4.3.Rangkuman
Bahan peledak merupakan salah satu barang dibatasi yang sangat berbahaya dan perlu
diawasi sejak dari pengadaan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan sampai dengan
pemusnahannya sehingga terhadap importasinya diperlukan ketentuan-ketentuan baik
dari intern DJBC sendiri maupun ketentuan-ketentuan dari instansi/departemen terkait
yang nantinya dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pengawasan untuk
memperkecil kemungkinan penyalahgunaan bahan peledak tersebut oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab.
Bahan kimia yang biasa dipakai untuk bahan peledak sangat banyak jenisnya.
Pengelompokan bahan-bahan peledak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya berdasarkan komposisi senyawa kimia, kegunaannya, jenis bahan baku
dan/atau bahan setengah jadi menurut sifat eksplosifnya dan lingkungan penggunaannya.
8. Kegiatan Belajar (KB) 4
SELPETER
Pengertian
Selpeter atau asam sendawa atau kalium nitrate (KNO3) adalah berupa bahan atau zat
berupa butir-butir putih transparan yang memiliki rasa asin, mudah larut dalam air, dapat
larut sedikit dalam alkohol serta berkadar racun rendah, yang digunakan untuk membuat
mesiu, petasan, korek api, serta campuran bahan peledak
Selpeter hanya di impor oleh importir yang ditunjuk, yaitu:
PT Dahana, PT Multi Nitrotama Kimia, dan PT Tri Daya Esa
Saltpeter atau asam sendawa mempunyai sifat – sifat antara lain :
• Sifat – sifat umum :
- Saltpeter atau asam sendawa juga mempunyai nama lain Kalium nitrat
- Mempunyai rupa padatan putih atau abu – abu kotor
- Mudah larut dalam air
- Memiliki rasa asin
- Dapat larut sedikit dalam alkohol
- Memilki kadar racun rendah. Oleh karena sifat ini, penggunaan saltpeter atau
asam sendawa harus hati – hati dan sesuai kadarnya agar tidak membahayakan
• Sifat – sifat fisik
- Bobot senyawa 101,1 sma
- Titik lebur 607 K (334 °C)
- Titik didih terdekomposisi pada 673 K (400 °C)
- Densitas 2,1 ×103 kg/m3
- Struktur kristal Aragonit
- Kelarutan 38 g dalam 100 g air
• Termokimia
- ?fH0gas ? kJ/mol
- ?fH0cair -483 kJ/mol
- ?fH0padat -495 kJ/mol
- S0gas, 1 bar ? J/mol·K
- S0cair, 1 bar ? J/mol·K
- S0padat ? J/mol·K
Sendawa dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium
nitrat. Cairan yang memuat bermacam nitrat kemudian diubah dengan abu kayu menjadi
kalium nitrat, dikristalisasikan dan dibersihkan untuk penggunaan dalam bubuk mesiu.
Kalium nitrat sangat luas kegunaannya baik di bidang industri, pertanian, maupun dalam
praktikum di laboratorium. Kalium nitrat antara lain digunakan untuk:
Bubuk mesiu
Bahan Peledak
Pupuk
Bahan pengawet makanan
Petasan dan kembang api
Pada dasarnya ketentuan impor dan ekspor salpeter sama dengan ketentuan impor dan
ekspor bahan peledak yaitu:
Diimpor oleh importir yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan
Memiliki izin dari Departemen Perdagangan
Memiliki rekomendasi dari Departemen Pertahanan,Kepolisian Republik Indonesia,
dan Badan Inteligen Strategis (BAIS) TNI.
Dalam ketentuan impor dan ekspor bahan peledak, persyaratan administrasi bagi importir
atau eksportir bahan peledak adalah antara lain :
Importir
Perusahaan telah mendapat penunjukan dari Departemen Pertahanan. Memenuhi
prosedur untuk medapatkan izin impor bahan peledak, mengajukan permohonan
impor salpeter beserta komponennya kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar
Negeri Departemen Perdagangan.
Ekportir
Perusahaan telah mendapat penunjukan dari Departemen Pertahanan, memenuhi
prosedur untuk menapatkan izin ekspor bahan peledak, mengajukan rencana ekspor
salpeter beserta komponennya kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Deperdag
5.2.Latihan
Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan selpeter, dan bagaimana ketentuan
impor selpeter tersebut dalam hal importasinya dilakukan di Kantor Pelayanan Utama
Tanjung Priok-Jakarta?
Jawab: Selpeter atau asam sendawa atau kalium nitrate (KNO3) adalah bahan atau zat
berupa butir-butir putih transparan yang memiliki rasa asin, mudah larut dalam air, dapat
larut sedikit dalam alkohol serta berkadar racun rendah, yang digunakan untuk membuat
mesiu, petasan, korek api, serta campuran bahan peledak. Perusahaan atau importir
setelah mendapat penunjukan dari Departemen Pertahanan, mengajukan permohonan
untuk medapatkan izin impor selpeter beserta komponennya kepada Direktorat Jenderal
Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan. Diimpor oleh importir yang ditunjuk
oleh Departemen Pertahanan, memiliki izin dari Departemen Perdagangan, dan memiliki
rekomendasi dari Departemen Pertahanan,Kepolisian Republik Indonesia, dan Badan
Inteligen Strategis (BAIS) TNI.
5.3.Rangkuman
Selpeter merupakan barang yang berbahaya dan rawan, sehingga untuk mendukung
kebutuhan dan penggunaannya dalam penyelenggaraan pembangunan nasional dan
kegiatan pertahanan keamanan negara, diperlukan adanya pengawasan dan pengendalian
secara khusus. Dalam hal pemasukannya (importasi) pun dibutuhkan pengawasan yang
khusus pula yang dilakukan oleh aparat Bea dan Cukai, terutama oleh bagian penegakan
hukum. Importir yang diberi izin atau yang ditunjuk melakukan importasi selpeter atau
asam sendawa yaitu PT Dahana, PT Multi Nitrotama Kimia, dan PT Tri Daya Esa
9. Kegiatan Belajar (KB) 5
6.2.Latihan
Pertanyaan: Bagaimana langka pemerintah melalui Polri dalam upaya mengurangi
dampak pengunaan Happy Crackers, dan jelaskan apa yang dimaksud dengan Happy
Crackers?
Jawab: Pemerintah dalam hal ini dilakuikan oleh Polri dalam upaya mengurangi dampak
pengunaan petasan, menerapkan ketentuan melalui UU Darurat nomor 12/1951 sekaligus
penegakan sanksi Pasal 187 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan
ancaman hukuman penjara 12 tahun. Yang dimaksud dengan Happy Ckreckers adalah
petasan yang memiliki kembang api, yang dapat meledak seperti petasan tapi sekaligus
mengeluarkan kembang api yang berwana warni, dan biasanya dipergunakan di malam
hari, jenis petasan ini dilarang karena dapat menimbulkan polusi suara dan bahaya
kebakaran.
6.3.Rangkuman
Happy Crackers adalah petasan yang memiliki kembang api, yang dapat meledak
seperti petasan tapi sekaligus mengeluarkan kembang api yang berwana warni, dan
biasanya dipergunakan di malam hari. Kalium nitrat, stronsium nitrat, kuprum oksida,
karbon perklorat, barium klorat, potasium perklorat, sulfur, serbuk aluminium dan arsenik
adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam petasan. Tujuan penggunaan berbagai
bahan ini adalah untuk memberi fungsi yang berlainan seperti menghasilkan oksigen dan
karbon, kesan bunyi dan warna.
Warna-warni yang muncul pada petasan/kembang api berasal dari pembakaran unsur-
unsur kimia tertentu. Warna merah berasal dari pembakaran strontium dan litium, warna
kuning berasal dari pembakaran natrium, warna hijau berasal dari pembakaran barium
dan warna biru dari pembakaran tembaga. Campuran bahan kimia itu dibentuk ke dalam
kubus kecil-kecil yang disebut star.
Star inilah yang menentukan warna dan bentuk bila kembang api itu meledak nantinya.
Kumpulan star dimasukkan ke dalam silinder yang terbuat dari kertas atau plastik. Lalu
dimasukkan juga bubuk mesiu serta sumbu untuk menyalakannya. Happy Crackers ini
dilarang karena dapat menimbulkan polusi suara dan bahaya kebakaran, dan dapat
dikenakan sanksi pidana berdasarkan UU Darurat nomor 12/1951 sekaligus penegakan
sanksi Pasal 187 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman
hukuman penjara 12 tahun.
10. Kegiatan Belajar (KB) 6
BARANG CETAK
Ketentuan Pidana
Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang
berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah). Perusahaan pers yang melanggar ketentuan, dipidana dengan pidana denda
paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), dan paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
7.2.Latihan
Pertanyaan: Apa saja yang termasuk klasifikasi barang cetak, barang cetak yang dilarang
itu yang bagaimana, dan jelaskan apa yang dimaksud dengan penyensoran!
Jawab: Yang termasuk dalam klasifikasi barang cetak, adalah barang cetak yang
bentuknya berupa Buku, Brosur, Pamflet, dan Poster. Barang cetak yang dilarang,
adalah barang cetak yang dapat mempengaruhi ideologi negara, dapat melanggar
kesusilaan, dan dapat melanggar budaya pancasila. Penyensoran adalah penghapusan
secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan,
atau tindakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan
atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam pelaksanaan
kegiatan jurnalistik.
7.3.Rangkuman
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah
dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982, Pers yang meliputi media cetak, media
elektronik dan media lainnya merupakan salah satu sarana untuk mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan tersebut.
Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers
meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan
media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan
informasi. Barang cetak adalah barang cetak yang bentuknya berupa Buku, Brosur,
Pamflet, dan Poster.
Barang cetak yang dilarang, adalah barang cetak yang dapat mempengaruhi ideologi
negara, dapat melanggar kesusilaan, dan dapat melanggar budaya pancasila. Berdasarkan
Pasal 20 UU. 40/PPNS/1999 Tentang Pers, bahwa surat kabar, majalah, penerbitan
berkala, dan buletin tidak termasuk sebagai barang cetak
11. Kegiatan Belajar (KB) 7
Pengertian Film
Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa
pandang-dengar (audio visual) yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan
direkam pada pita selluloid, pita, video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan
teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses
elektronik atau proses lainnya dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan
atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya.
Sensor film adalah penelitian dan penilaian terhadap film dan reklame film, untuk
menentukan dapat tidaknya sebuah film dipertunjukkan dan atau ditayangkan kepada
umum, baik secara utuh maupun setelah peniadaan bagian gambar atau suara tertentu.
Lembaga sensor film (LSF) adalah sebuah lembaga yang berdiri dibawah Departemen
Kehakiman dan bertanggung jawab keatasnya yang bertugas untuk melakukan
penyensoran terhadap film, memberikan keputusan apakah sebuah film dapat
dipertunjukkan kepada umum (layak dikonsumsi) atau tidak.
Sebab sebuah film tidak layak untuk ditayangkan atau layak ditayangkan setelah
dilakukan penyensoran terlebih dahulu, apakah mengandung ideologi yang sangat
bertentangan dengan pancasila, mengandung unsur kekerasan yang berlebihan, dan
mengandung unsur seks yang berlebihan atau bisa dikatakan terlalu vulgar, dan
sebagainya Ketentuan perundang-undangan terbaru yang mengatur mengenai film adalah
Undang-undang Nomor 8 tahun 1992 tentang film yang menggantikan ordonansi
Staatsblaad 1940 No. 507. undang-undang tersebut mencakup usaha perfilman yang
meliputi, Pembuatan film, Jasa teknik film, Ekspor film, Impor film, Pengedaran film,
Pertunjukan film dan penayangan film. Undang undang tersebut menetapkan bahwa
setiap usaha perfilman tersebut di atas harus dimiliki oleh warga negara Indonesia,
berbentuk badan hukum, serta memiliki ijin usaha dari Departemen Penerangan. Dilihat
dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1992 diatas impor dan ekspor film diatur juga.
Tidak sembarang perusahaan bisa mengimpor ataupun mengekspor film.
Untuk ekspor film, perusahaan yang diijinkan untuk mengekspor yaitu, Perusahaan
ekspor film, Perusahaan pembuatan film, Perusahaan pengedaran film, Sedangkan untuk
importasi film, perusahaan yang diijinkan untuk melakukan pengimporan film yaitu
hanya dapat dilakukan oleh perusahaan impor film.
Ekspor maupun impor film hanya dapat dilakukan melalui kantor pabean tempat
Lembaga Sensor Film berada. Dalam hal ini berarti yang impor atau ekspor film melalui,
Bandara Sukarno Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok, Kantor Pos Besar Pasar Baru.
Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh importer ketika melakukan impor film
adalah mempertaruhkan uang jaminan, film diserahkan ke Lembaga Sensor Film, jika
film tsb lolos sensor, maka wajib membayar bea masuk dan pungutan lainnya.
Video
Video digunakan sebagai media penyimpanan sebuah film. Sebuah film direkam
menggunakan kamera pada waktu pengambilan gambar, setelah melalui bermacam
langkah-langkah pembuatan film seperti pengambilan gambar dan penyuntingan
(melakukan proses editing) kemudian sebuah film direkam atau disimpan dalam sebuah
media yaitu berupa kaset video. Video sebagai media tempat penyimpanan sebuah film
diatur juga dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1992.
Seperti halnya dengan importasi film, video juga diperlakukan sama. Untuk perusahaan
atau importIr yang melakukan pengimporan video juga ditunjuk oleh pemerintah. Jadi
disini tidak sembarang perusahaan atau importir yang boleh melakukan pengimporan
video. Berdasarkan Surat Keputusan menteri Penerangan No.220/Kep/MenPen/95 ada
sebelas perusahaan yang diberi ijin untuk melakukan pengimporan terhadap rekaman
video.
Perusahaan-perusahaan tersebut diataslah yang berhak atau diberi hak untuk melakukan
pengimporan video. Perusahaan atau importir yang ditunjuk dan diijinkan untuk
mengimpor video, pengimporan harus memenuhi persyaratan yaitu :
Rekaman video yang diimpor adalah rekaman induk atau master.
Isi rekaman :
- Tidak bertentangan dengan ideology negara Indonesia dan kepribadian bangsa
Indonesia.
- Tidak dijadikan alat propaganda ideologi negara asing.
- Tidak mengganggu ketertiban umum.
- Tidak merugikan kepentingan nasional.
- Harus diberi teks bahasa Indonesia.
Khusus untuk film dan rekaman video milik penumpang/anak buah kapal dan kiriman-
kiriman rekaman video melalui pos, penyelesaian prosedur impornya mengacu pada
Surat Jaksa Agung No. B.253/D/4/1979 tanggal 3 April 1979. Seperti halnya impor
sebuah film, video juga mempunyai ketentuan pidana jika perusahaan tersebut tidak
melakukan sebuah pelanggaran.
Ketentuan pidananya juga sama dengan film, yaitu pasal 40 dan 41 Undang-undang No. 8
tahun 1994. sedangkan penegakan hukumnya dilaksanakan oleh Kepolisian Repulik
Indonesia dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Departemen Penerangan. Dengan
demikian, Direktur Jenderal Bea dan Cukai hanya melakukan penegahan terhadap impor
dan ekspor illegal rekaman video, sedangkan proses selanjutnya diserahkan kepada pihak
Kejaksaan.
Kaset Video
Seperti halnya video, kaset video juga diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1992.
kaset video merupakan suatu media penyimpanan sebuah gambar (video). Disini kaset
video kadang disama artikan dengan sebuah video. Akan tetapi ada perbedaan mendasar
dari video dan kaset video yaitu video adalah sebuah perpaduan antara gambar dan suara
sedangkan kaset video adalah merupakan media penyimpanannya.
Dalam hal ini, istilah kaset sendiri mengacu pada fisik barang tersebut yang berupa pita
seluloid yang dapat merekam gambar serta suara.Sebenarnya ada berbagai macam media
penyimpanan antara lain, Kaset, Compact Dist (CD),Video Compact Disc (VCD, Digital
Video Disc (DVD).
Kaset seperti yang sudah disebutkan diatas merupakan media penyimpanan yang
berbentuk pita seluloid yang digulung dalam suatu wadah. Keunggulannya tahan lama
tapi mempunyai kelemahan yaitu harganya mahal. Compact Disc merupakan media
penyimpanan yang hanya berupa suara saja.
Keunggulannya harganya murah dan mudah untuk diperbanyak namun tidak tahan lama.
Sekali saja tergores maka kemungkinan besar sudah tidak dapat dibaca lagi. Video
Compact Disc merupakan media penyimpanan gambar dan suara, seperti halnya Compact
Disc, Video compact Disc murah harganya dan mudah untuk diperbanyak namun mudah
rusak.
8.2.Latihan
Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan film, video, dan bagaimana
persyaratan impor video.!
Jawab: Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi
massa pandang-dengar (audio visual) yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan
direkam pada pita selluloid, pita, video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan
teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses
elektronik atau proses lainnya dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan
atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya. kaset
video merupakan suatu media penyimpanan sebuah gambar (video). Disini kaset video
kadang disama artikan dengan sebuah video.
Akan tetapi ada perbedaan mendasar dari video dan kaset video yaitu video adalah
sebuah perpaduan antara gambar dan suara sedangkan kaset video adalah merupakan
media penyimpanannya. Pengertian kaset sendiri mengacu pada fisik barang tersebut
yang berupa pita seluloid yang dapat merekam gambar serta suara.
Perusahaan atau importir yang ditunjuk dan diijinkan untuk mengimpor video,
pengimporan harus memenuhi persyaratan yaitu Rekaman video yang diimpor adalah
rekaman induk atau master, Isi rekaman tidak bertentangan dengan ideology negara
Indonesia dan kepribadian bangsa Indonesia, tidak dijadikan alat propaganda ideologi
negara asing, tidak mengganggu ketertiban umum, tidak merugikan kepentingan nasional,
harus diberi teks bahasa Indonesia.
8.3.Rangkuman
Khusus untuk film dan rekaman video milik penumpang/anak buah kapal dan kiriman
rekaman video melalui pos, penyelesaian prosedur impornya mengacu pada Surat Jaksa
Agung No. B.253/D/4/1979 tanggal 3 April 1979. Ketentuan pidananya juga sama
dengan film, yaitu pasal 40 dan 41 Undang-undang No. 8 tahun 1994. sedangkan
penegakan hukumnya dilaksanakan oleh Kepolisian Repulik Indonesia dan Penyidik
Pegawai Negeri Sipil Departemen Penerangan.
Dengan demikian, Direktur Jenderal Bea dan Cukai hanya melakukan penegahan
terhadap impor dan ekspor illegal rekaman video, sedangkan proses selanjutnya
diserahkan kepada pihak Kejaksaan.
Ekspor maupun impor film hanya dapat dilakukan melalui kantor pabean tempat
Lembaga Sensor Film berada. Dalam hal ini berarti yang impor atau ekspor film melalui,
Bandara Sukarno Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok, Kantor Pos Besar Pasar Baru.
Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh importir ketika melakukan impor film
adalah mempertaruhkan uang jaminan, film diserahkan ke Lembaga Sensor Film, jika
film tersebut lolos sensor, maka wajib membayar bea masuk dan pungutan lainnya
12. Test Formatif
Pilihlah jawaban yang saudara anggap paling benar, dengan cara memberi tanda bulatan
atau lingkaran pada salah satu huruf yang tersedia didepan kalimat soal pilihan ganda.
1. Yang dimaksud dengan senjata non standar TNI-Polri, berdasarkan ketentuan senjata
api, adalah kaliber :
a. Senjata api genggam maks. 32 mm; senjata api bahu maks. 25 mm
b. Senjata api genggam maks. 35 mm; senjata api bahu maks. 22 mm
c. Senjata api genggam maks. 32 mm; senjata api bahu maks. 22 mm
d. Senjata api genggam maks. 22 mm; senjata api bahu maks. 32 mm
2. Selpeter atau asam sendawa atau kalium nitrate (KNO3), adalah bahan atau zat
berupa butir-butir putih transparan yang memilik rasa asin, mudah larut dalam air,
dapat larut sedikit dalam alkohol serta berkadar racun rendah membuat:
a. Mesiu, dan pembersi karat pada besi
b. Bahan air accu, dan petasan
c. Korek api, dan campuran bahan gas helium
d. Petasan, dan campuran bahan peledak
4. Berdasarkan UU nomor 8/1992 tentang film, barang impor berupa film wajib sensor
film oleh Lembaga Sensor Film yang ada di Jakarta, dan diatur juga film yang
dibebaskan dari kewajiban sensor (bebas sensor), adalah :
a. Film berita yang ditayangkan di bioskop
b. Film sejarah yang ditayangkan di bioskop
c. Film berita yang ditayangkan oleh media elektronik
d. Film sejarah yang ditayangkan oleh media elektronik
5. Berdasarkan ketentuan tentang senjata api, penggunaan senjata api non standar TNI-
Polri yang di-izinkan digunakan di kapal laut berbendera asing maupun bendera
Indonesia, jumlah yang dapat diberikan untuk amunisinya 3 magazen/ silinder untuk
setiap pucuk, dan untuk senjata apinya adalah:
a. 1/3 jumlah awak kapal, maksimal 5 pucuk,
b. 1/3 jumlah awak kapal, maksimal 10 pucuk,
c. 2/3 jumlah awak kapal, maksimal 15 pucuk,
d. 2/3 jumlah awak kapal, maksimal 20 pucuk,
6. Senjata api non standar TNI-Polri dapat diimpor oleh importir yang ditunjuk oleh
departemen pertahanan, memiliki izin impor dari Ditjen Perdagangan Luar Negeri –
Deperindag, dan harus memiliki rekomendasi dari :
a. Departemen Pertahanan, Polri, dan Bais TNI
b. Departemen Pertahanan, Deperindag , dan Bais TNI
c. Departemen Pertahanan, Polri, dan Deperindag
d. Deperindag, Polri, dan Bais TNI
7. Amunisi berarti alat apa saja yang dibuat atau dimaksudkan untuk digunakan dalam
Senjata Api sebagai proyektil atau yang berisi bahan yang mudah terbakar yang
dibuat atau dimaksudkan untuk menghasilkan perkembangan gas di dalam Senjata
Api untuk:
a. Meluncurkan peluru
b. Meluncurkan proyektil
c. Meledakan peluru
d. Meledakan proyektil
8. Ekspor maupun impor film hanya dapat dilakukan melalui kantor pabean tempat
Lembaga Sensor Film berada. Kegiatan impor atau ekspor film melalui Bandara
Sukarno Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok, dan melalui :
a. Bandara Polonia - Medan
b. Bandara Juanda – Surabaya
c. Kantor Pos Besar - Pasar Baru – Jakarta
d. Bandara Adi Sucipto – Yogyakarta.
9. Perusahaan pers dilarang memuat iklan yang berakibat merendahkan martabat suatu
agama dan/atau bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat; serta mengganggu:
a. Kerukunan hidup antar umat beragama
b. Kegiatan impor
c. Kegiatan ekspor
d. Kegiatan perekonomian
10. Petasan dan happy crackers dilarang di Indonesia, alasan pelarangan potensi
menyebabkan kebakaran mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat dalam
bentuk:
a. Polusi udara.
b. Pencemaran lingkungan hidup
c. Pencemaran Kehidupan Manusia.
d. Polusi suara.
10 Kunci Jawaban Test Formatif
1. c 6. a
2. d 7. b
3. b 8. c
4. c 9. a
5. b 10. d
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul ini. Hitung
jawaban Anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui
tingkat pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan
hasil perhitungan sesuai rumus dengan hasil pencapaian prestasi belajar sebagaimana data
pada kolom dibawa ini.
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai
91 % s.d 100 % : Amat Baik
81 % s.d. 90,00 % : Baik
71 % s.d. 80,99 % : Cukup
61 % s.d. 70,99 % : Kurang