MORBILI
I. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan tiga stadium yaitu
stadium prodormal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang
dimanifestasikan dengan demam konjungtivitis dan bercak koplik.
Morbili adalah penyakit anak yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala
utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta
nyeri limpa nadi.
B. Epidemiologi
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan
kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili
akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan
setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita
morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka
50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II,
atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum
usia 1 tahun. Morbili dapat ditularkan dengan 3 cara,antara lain :
1. Percikan ludah yang mengandung virus
2. kontak langsung dengan penderita
3. penggunaan peralatan makan & minum bersama.
Penderita dapat menularkan infeksi dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam
kulit dan selama ruam kulit ada.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan
pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
1. bayi berumur lebih dari 1 tahun
2. bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
3. Daya tahan tubuh yang lemah
4. Belum pernah terkena campak
5. Belum pernah mendapat vaksinasi campak.
6. remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
C. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah genus virus morbili famili Paramyxovirus. Cara
penularan dengan droplet dan kontak. Virus ini sangat sensitif terhadap panas dan dingin,
dapat diinaktifkan pada suhu 300 C, dan 200, sinar UV, eter, tripsin, dan betapropiolakton.
D. Manifestasi klinis
Penyakit ini dibagi menjadi 3 stadium :
1. Stadium kataralis (prodromal)
Biasanya berlangsung selama 4-5 hari disertai panas, malaise (lemah), batuk,
fotofobia (silau), konjungtivitis, dan koriza (katar hidung).
2. Stadium erupsi
Koriza dan batuk bertambah, timbul eritema atau titik merah di seluruh tubuh mulai
belakang telinga, maka, leher, dan seterusnya dari atas ke bawah.
3. Stadium konvalensi
Erupsi berkurang dari atas (belakang telinga) ke arah bawah meninggalkan bekas
yang berwarna lebih tua yang lama kelamaan akan hilang sendiri.
E. Patofisiologi / penyimpangan KDM
Sebagai reaksi terhadap virus maka akan terjadi eksudat yang serous dan
proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler.
Kelainan ini terdapat pada kulit, bronkus, selaput lender nasofaring, dan konjungtiva.
Biasanya terjadi hyperplasia jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel
raksasa multi nucleus berdiameter sampai 100 um (sel raksasa retikuloendotelial
warthin- finkeldey) dapat ditemukan dikulit, reaksinya terutama menonjol sekitar
kelenjar sebasea dan folikel rambut, bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan
proliferasi sel endotel serupa dengan bercak lesi pada kulit. Reaksi radang menyeluruh
pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam jaringan limfoid dan membrane mukosa
trakeobrokial. Pneumonitis intestinal akibat dari virus morbili mengambil bentuk
pneumonia sel raksasa hecht. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
sekunder.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya lekopenia. Dalam sputum,
sekresi nasal, sediment urin dapat ditemukan adanya multinucleated giant cells yang
khas.
2. Pemeriksaan serologis dengan cara Hemaglutination inhibition test dan Complemen
fixation test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah
timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2-4 minggu kemudian tes ini cukup
praktis dan spesifik untuk mendiagnosis morbili atipik atau subklinik.
G. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan pada klien dengan morbili adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan cara pemberian kompres
dingin
2. Pemberian cairan yang adekuat
3. Pemberian nutrisi yang cukup kalori
4. Perawatan isolasi
5. Perawatan kulit
6. Penatalaksanaan medis dalam pemberian obat simtomatis, seperti antipiretik. Apabila
dengan malnutrisi, berikan vitamin A 200.000 Kl dan mengatasi penyulit yang lain
dengan pemberian obat yang sesuai.
H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain :
-
FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan
3. Jenis kelamin
4. A g a m a
5. Pendidikan
6. Alamat
7. Tgl masuk
8. Tgl pengkajian
9. Diagnosa medik
b. U s i a
c. Pendidikan
d.
Pekerjaan/sumber
penghasilan
e. A g a m a
f. Alamat
2. Ibu
a. N a m a
b. U s i a
c. Pendidikan
d.
Pekerjaan/Sumber
e. Agama
f. Alamat
penghasilan:
NAM A
USIA
HUBUNGAN
STATUS KESEHATAN
..
Riwayat Keluhan Utama :
1. Prenatal care
a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di.
Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu, tapi oleh dokter dianjurkan
untuk
APGAR
.
b. Anak
pada
saat
lahir
tidak
mengalami
.
(Untuk semua Usia)
Klien pernah mengalami penyakit :
.pada
umur
Riwayat
kecelakaan
zat/subtansi
kimia
yang
berbahaya
Perkembangan
anak
dibanding
saudara-
saudaranya : ...................................................................
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
Ket :
Jenis immunisasi
Waktu pemberian
Frekuensi
Frekuensi
1.
BCG
2.
DPT (I,II,III)
3.
Polio (I,II,III,IV)
4.
Campak
5.
Hepatitis
: bulan
2. Duduk
: bulan
3. Merangkak : bulan
4. Berdiri
: tahun
5. Berjalan
: tahun
..........................................................................................................................................
..............
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian :
2. Jumlah pemberian :
3. Cara pemberian
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia
Jenis Nutrisi
Lama Pemberian
Rumah
dekat
dengan
................................................,
bermain ................................................
kamar klien : ................................................
Rumah ada tangga : ................................................
Hubungan antar anggota keluarga : ................................................
Pengasuh anak : ................................................
VIII. Riwayat Spiritual
Support sistem dalam keluarga : ................................................
tempat
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1. Selera makan
B. Cairan
Kondisi
1. Jenis minuman
2. Frekuensi minum
3. Kebutuhan cairan
4. Cara pemenuhan
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1. Tempat pembuangan
2. Frekuensi (waktu)
3. Konsistensi
4. Kesulitan
5. Obat pencahar
D. Istirahat tidur
Kondisi
1. Jam tidur
-
Siang
Malam
2. Pola tidur
3. Kebiasaan sebelum tidur
4. Kesulitan tidur
E. Olah Raga
Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Sebelum Sakit
Saat Sakit
F. Personal Hygiene
Kondisi
1. Mandi
- Cara
- Frekuensi
- Alat mandi
2. Cuci rambut
- Frekuensi
- Cara
3. Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
4. Gosok gigi
- Frekuensi
- Cara
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari
2. Pengaturan jadwal harian
3. Penggunaan alat Bantu aktifitas
4. Kesulitan pergerakan tubuh
H. Rekreasi
Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
c. Suhu
d. Pernapasan
4. Berat Badan :
5. Tinggi Badan :
6. Kepala
Inspeksi
: ..................................... o C
: ..................................... x/ menit
: ..............................................................
a. Warna rambut
b. Penyebaran
c. Mudah rontok
d. Kebersihan rambut
Palpasi
: ..............................................................
: ..............................................................
: ..............................................................
: ..............................................................
: ..............................................................
: ..............................................................
: ..............................................................
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak :
b. Bentuk wajah :
c. Gerakan abnormal
d. Ekspresi wajah :
Palpasi
: ........................................................................................
: ........................................................................................
Data lain
: ........................................................................................
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra
: Edema / tidak
Radang / tidak
b. Sclera
c. Conjungtiva
: Icterus / tidak
: Radang / tidak
Anemis / tidak
d. Pupil
: - Isokor / anisokor
- Myosis / midriasis
- Refleks pupil terhadap cahaya : ..................................
e. Posisi mata :
Simetris / tidak
: ..................................................................................
f.
g.
h.
i.
j.
: ..................................................................................
: ..................................................................................
: ..................................................................................
: ..................................................................................
: - Kabur / tidak
- Diplopia / tidak
Palpasi
Tekanan bola mata
: ..................................................................................
Data lain
: ..................................................................................
:
:
:
:
: ..................................................................................
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga
:
b. Ukuran / bentuk telinga
: ..................................................................................
c. Aurikel
:
d. Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah
e. Pemakaian alat bantu
: ..................................................................................
Palpasi
Nyeri tekan / tidak
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne
b. Weber
c. Swabach
Pemeriksaan vestibuler
Data lain
:
:
:
: ..................................................................................
: ..................................................................................
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi
- Karang gigi / karies
: ..................................................................................
: ..................................................................................
: ..................................................................................
: ..................................................................................
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak
- Basah / kering / pecah
- Mulut berbau / tidak
- Kemampuan bicara
Data lain
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa
b. Nyeri tekan
c. Nyeri menelan
13. Leher
Inspeksi
: ..................................................................................
: ............................................................................
: ............................................................................
: ............................................................................
: ............................................................................
: ............................................................................
:
:
:
Kelenjar thyroid
: Membesar / tidak
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : Teraba / tidak
b. Kaku kuduk / tidak
: ..................................................................................
c. Kelenjar limfe
: Membesar atau tidak
Data lain
: ..................................................................................
: ............................................................
: ............................................................
Palpasi
a. Vokal fremitus
b. Massa / nyeri
Auskultasi
:
:
a. Suara nafas
b. Suara tambahan
Perkusi
Data lain
: ............................................................
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis
: ............................................................
Perkusi
Pembesaran jantung
: ............................................................
Auskultasi
a. BJ I
:
b. BJ II
:
c. BJ III
:
d. Bunyi jantung tambahan
Data lain
: ............................................................
: ............................................................
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit
:
b. Ada luka / tidak :
Palpasi
a. Hepar
b. Lien
c. Nyeri tekan
Auskultasi
:
:
:
Peristaltik
: ............................................................
Perkusi
a. Tympani
b. Redup
Data lain
:
:
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri
- Triceps kanan / kiri
c. Sensori
- Nyeri
- Rangsang suhu
- Rasa raba
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan :
- Kekuatan kanan / kiri
- Tonus otot kanan / kiri
b. Refleks
- KPR kanan / kiri
- APR kanan / kiri
- Babinsky kanan / kiri
c. Sensori
- Nyeri
- Rangsang suhu
- Rasa raba
Data lain
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
- Refleks muntah
: ............................................................
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : ............................................................
- Suara
: ............................................................
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : ......................................................
- Mengangkat bahu
: ............................................................
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah
: ............................................................
Tanda tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk :
b. Kernig Sign :
c. Refleks Brudzinski
d. Refleks Lasegu
Data lain
: ............................................................
: ............................................................
: ............................................................
..
..
..
= Foto Rotgen, CT Scan, MRI, USG, EEG, ECG
XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)
B. Analisa data
DATA
ANALISA DATA
MASALAH
DS :
DO :
DS :
Pasien mengeluh pusing
Pasien mengeluh panas
DO :
Suhu tubuh
Pasien tampak gelisah
Mukosa mulut kering
Keringat berlebihan
Frekuensi pernafasan
meningkat
Kejang
Takikardi
Kulit terasa panas
DS : Data Subjektif :
Pasien mengatakan mual
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan
Pasien mengatakan susah
makan
DO :
Bising usus....x/mnt
Virus Morbili
Ketidakefektifan pola nafas
Droplet Infection
Penyebaran ke berbagai
organ melalui hematogen
Droplet Infection
Virus Morbili
Droplet Infection
Hipertermi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Penyebaran ke berbagai
organ melalui hematogen
Saluran cerna
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d keletihan
2. Hipertermi b/d peningkatan metabolisme b/d proses penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk
mencerna makanan
N
o
1.
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan jalan nafas
b/d keletihan
Tujuan
Mempertahan
kan efektifitas
pernafasan
Rencana Tindakan
Intervensi
1. Auskulrasi suara
nafas, perhatikan
adanya suara nafas
tambahan.
2. monitor
frekuensi
pernafasan.
3. Bantu pasien
pada posisi yang
nyaman , kepala
Rasional
1. adanya
obstruksi pada
saluran nafas
dimanifestasikan
pada suara nafas.
2. Takipnea
merupakan
kompensasi
terhadap suatu
stress, pernafasan
dapat menjadi
cepat/lambat.
3. Diafragma
lebih rendah
dapat
meningkatkan
ekspansi dada.
4. Ubah posisi
secara berkala
(teratur)
4. Membantu
mobilisasi dan
pengeluaran
sekret.
5. Latih pasien
untuk nafas dalam
dan batuk efektif.
6. Tingkatkan
intake cairan sesuai
kebutuhan.
7. Berikan
nebulizer.
8.Bantu melakukan
fisioterapi dada.
5. Nafas dalam
memudahkan
ekspansi dada
secara maksimal,
batuk merupakan
mekanisme
alamiah untuk
mempertahankan
bersihan jalan
nafas.
6. Hidrasi
membantu
menurunkan
viskositas sekret
dan
mempermudah
pengeluaran.
7. Kelembaban
dapat menurukan
viskositas sekret
dan
mempermudah
pengeluaran.
8. Postural
drainage dan
i.
perkusi merupakn
tindakan
pembersihan yang
penting untuk
9. Lakukan suction.
j.
mengeluarkan
sekresi &
memperbaiki
ventilasi.
10.
10. Berikan O2
sesuai indikasi.
9. Bila
mekanisme
pembersihan jalan
nafas ( batuk )
tidak efektif
dilakukan suction.
2.
Klien
menunjukkan
suhu tubuh
dalam batas
normal.
1. Monitor
temperatur suhu.
10.Memaksimalk
an transport O2
dalam jaringan.
1. Perubahan
temperatur dapat
terjadi pada
proses infeksi
akut.
2. Monitor suhu
lingkungan.
2. Temperatur
lingkungan
dipertahankan
mendekati suhu
3. Berikan kompres normal.
dingin.
3. Menurunkan
panas lewat
4. Berikan
konduksi.
antipiretik sesuai
program tim medis. 4. Menurunkan
panas pada pusat
hipotalamus.
3.
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
b/d ketidakmampuan untuk
mencerna makanan
Klien dapat
1. Monitor intake
menunjukkan makanan.
b.
dan atau
mempertahank
an BB yang
normal.
1. Memonitor
intake kalori dan
insufisiensi
kualitas konsumsi
makanan.
2. Berikan
perawatan mulut
sebelum & sesudah
makan.
c.
3. Sajikan makanan
yang menarik,
merangsang selera
& dalam suasana
yang
menyenangkan.
2. Mengurangi
rasa tidak nyaman
dan meningkatkan
selera makan.
3. Meningkatkan
selera makan
sehingga
meningkatkan
intake makanan.
d.
4. Berikan
makanan dalam
porsi kecil tapi
sering.
4. Makanan
dalam porsi
besar / banyak
e.
lebih sulit
dikonsumsi saat
5. Timbang BB tiap pasien anoreksia.
hari.
5. Memonitor
f.
kurangnya BB
dan efektifitas
intervensi nutrisi
6. Konsul ke ahli
yang diberikan.
gizi.
g.
6. Memberikan
bantuan untuk
menetapkan diet
dan
merencanakan
pertemuan secara
individual bila
7. Berikan IVFD
sesuai program tim diperlukan.
medis.
7. Dibutuhkan
sejak intake
nutrisi oral sudah
tidak mencukupi.