Anda di halaman 1dari 10

STATUS PASIEN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. M

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 35 Tahun

Alamat

: Surien, Meuraxa Aceh Besar

Status Pernikahan

: Tidak kawin

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Pendidikan Terakhir

: STM Muhammadiyah

Agama

: Islam

Suku

: Aceh

Nomor Catatan Medik

: 14-04-011308

Tanggal Masuk Rumah Sakit

: 19 April 2014

Tanggal Pemeriksaan

: 16-17 Mei 2014

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Data diperoleh dari :
Autoanamnesis : 16-17 Mei 2014
Alloanamnesis : 18 Mei 2014 via telepon dengan Pak Geuchik Surien
Rekam medis
1. Keluhan Utama
Mengganggu masyarakat di lingkungan sekitar.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSJ diantar oleh Pak Geuchik Surien, Meuraxa dan
keluarganya karena mulai mengganggu masyarakat di lingkungan sekitar.
Menurut pasien, pasien meminta ke pak geuchik agar diantar ke RSJ karena
pasien menangis karena kesal tidak punya apa-apa. Menurut pasien, baju yang
digunakannya saat di atas tanah panggong adalah buatan Tuhan untuknya. Di
Mesjid Allah Lampaseh juga dibuat baju seperti pasien. Mesjid tersebut memiliki
ayat besi kuning. Dan pasien dibuat di tempat tersebut. Kemudian ada tulisan
Allah tapi tiak ada alif, hanya ada lam ha berbentuk bintang. Kemudian pasien
1

dihilangkan di dunia di tempat itu. Awalnya pasien bercerita bahwa pasien dibawa
ke RSJ karena memukul pohon, kemudian pasien diajak makan lontong,
kemudian pasien jalan dan bertemu dengan pak geuchik dan pak Edi (imam
mesjid) kemudian memukul helm orang yang lewat dengan pelepah kelapa, tapi
pasien merasa seperti mimpi karena rasanya tidak mungkin, tapi pasien
mengatakan alasannya karena pasien merasa marah.
Pasien juga pernah ada bisikan suara halus laki-laki tetapi tidak jelas apa
yang dikatakan dalam tidurnya dan terkadang saat ini masih terdengar tapi hanya
sekejap. Pasien juga pernah kaca mobil orang yang lewat di belakangnya karena
pasien merasa akan ditabrak, padahal mobil itu tidak kencang. Kejadian tersebut
terjadi sebelum pasien menangis. Kemudian pasien pergi ke bale, saat melihat
mobil yang parkir di dekat bale mundur, pasien merasa marah, kemudian
mengambil besi agar mobil tersebut pergi dan memukul kaca mobil tapi tidak
sampai pecah. Sebelumnya pasien juga sering merasa akan ditabrak oleh
kendaraan karena pasien bepergian selalu berjalan kaki, tetapi pasien berusaha
menghindar.
Saat di Jantho pasien melihat cahaya merah di depan matanya ketika terkena
cahaya matahari, tetapi pada saat di kampung pasien melihat cahayanya lebih
bagus karena berwarna-warni. Pasien juga terkadang berbicara sendiri padahal
pasien tidak ingin berbicara, tetapi bibirnya seperti digerakkan oleh Tuhan.
Pasien mengatakan bahwa orang menginginkan tubuhnya karena pasien bisa
hilang ada, seperti pada lengan kiri atas pasien ditusuk oleh Aswardi dalam mimpi
dan pada saat itu pasien sadar di dalam mimpinya, pasien sedang duduk di kursi
bengkel kemudian Aswardi datang membawa rencong ingin membunuh pasien.
Kemudian pasien terjatuh karena tanah licin. Mimpi ini terjadi sebelum tsunami.
Kemudian pasien datang ke dokter kacut di Lamjabat, tapi luka tidak dijahit dan
kemudian hanya diperban, saat pasien bangun sudah ada bekas luka seperti itu.
Luka lain di tangan pasien saat di Rutan Jantho, tapi pasien nampak mesjid
dengan tulisan rutan Jantho, tapi menurut pasien tidak ada rutan Jantho.
Pasien mengaku bahwa dirinya adalah anak Tuhan, tapi tidak ada yang
percaya. Mamak pasien bernama Halimah, bapak pasien bernama Muhammad.

Tuhan mengatakan padanya bahwa pasien harus mengakui dirinya sebagai anak
Tuhan, jika tidak akan dihukum dengan murka Tuhan bisa dibunuh atau lainnya.
Sebelumnya pasien pernah masuk ke RSJ dari Baiturrahman sebelum
tsunami. Pasien saat itu disuruh oleh Tuhan untuk pergi dari kampung ke
Baiturrahman saat malam hari karena pasien diberitahu semua hal oleh Tuhan.
Pasien mengatakan bahwa Tuhan membuat sepetak tanah dan menghilangkan
sepetak tanah tersebut sebelum tsunami baru tanah lainnya dihilangkan. Sepetak
tanah itu berukuran besar. Sepetak tanah di Punge adalah yang pertama kali dibuat
di dunia oleh Tuhan. Kemudian Tuhan mengatakan kepada pasien bahwa pasien
dibuatkan pemancar untuk membunuh dengan kekuatan suara tubuh/hati. Pasien
tidak pernah tahu bahwa pemancar itu ada dan malaikat maut itu adalah Tuhan.
Pasien tidak mengharapkan pemancar, tetapi orang lain ada yang mengharapkan
pemancar tersebut. Pemancar pasien ada di Bitai, kemudian Surien. Pemancar di
Bitai lebih ghaib, mahal dan suaranya lebih keras. Menurut pasien, saat di Surien
pasien pernah membunuh orang dengan suara pemancar. Pasien saat di atas tanah
petak diturunkan Quran merah dan diberi ayat oleh Tuhan yang dibuat bersamaan
dengan tubuh pasien. Ayatnya berupa ayat selembar berbahasa Quran, tetapi ayat
tersebut tidak ada maknanya, kemudian dibuat lagi 4 lembar ayat berupa ayat
kursi, amanah Rasul, 2 ayat dari Lam. Qalbu pasien yang bisa ayat tersebut, tapi
pasien sudah tidak ingat lagi ayatnya. Pasien juga menghilang ketika 2 ayat Lam
hilang, kemudian dibalakan ke dunia. Pasien menghilang dari dunia ini selama 5
hari saat tsunami, makanya pasien selamat.
Menurut pasien, Tuhan itu tidak ada ayat, tapi hati Tuhan berasal dari Qaf.
Pasien mengatakan bahwa Tuhan mempunyai wujud dan berupa manusia. Pada
saat di Jantho, pasien mendengarkan suara pemancar berupa suara tubuh pasien
sendiri.
Pasien sudah tidak memiliki ibu karena ibunya meninggal terkena tsunami,
tapi pasien berkata bahwa memiliki saudara bernama Sarimin yang merupakan
adiknya, tapi mengaku sebagai abang pasien. Pasien tidak ingat dirinya berapa
bersaudara dan anak keberapa. Menurut pasien saat ini Sarimin masih ada di
kampung tinggal di rumah Usman. Pasien juga memiliki saudara yang berasal dari

pihak ibunya yang pasien panggil Kak Lena. Terkadang Kak Lena memberi
makan untuk pasien.
Sebelum masuk ke RSJ, pasien bekerja serabutan, seperti bekerja di
bengkel, potong rumput dan di panglong kayu.
Menurut Pak Geuchik Seurin, pasien sudah lama menderita gangguan jiwa
tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Pada saat sebelum tsunami pasien sedang
dirawat di RSJ, dan lari dari RSJ pada saat tsunami. Pasien sudah bolak-balik
masuk RSJ, tetapi pak geuchik lupa kapan waktu pastinya terakhir kali pasien
dirawat. Pasien tidak memiliki ibu dan saudara kandung lagi karena terkena
tsunami. Ayah dan ibunya sudah bercerai sejak pasien kecil dan ayahnya masih
hidup, saat ini tinggal di Geucheu. Menurut pak geuchik, pasien masih memiliki
famili yang tinggal di daerah Surien juga, tapi tidak sanggup mengurus pasien,
sehingga pasien lebih memilih untuk tinggal di meunasah. Pasien sering tampak
kambuh jika kelaparan, sehingga mengganggu masyarakat sekitar dengan cara
menggores-gores mobil, mencuri sandal orang dan terkadang telanjang di jalan.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat gangguan psikiatrik
Pasien sudah memiliki gangguan jiwa sebelumnya tsunami
(tahun 2004). Pasien merasa kesal dan marah karena tidak punya uang
untuk makan dan tidak punya baju. Menurut Pak Geuchik, pasien sudah
bolak-balik masuk RSJ.
b. Riwayat penyakit medis umum
Dari pengakuan pasien, pasien tidak pernah mengalami trauma
kepala maupun kejang.
c. Riwayat penggunaan zat
Pasien hanya merokok tanpa pernah menggunakan zat psikoaktif
seperti ganja.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak diketahui apakah ada anggota keluarga lain yang mengalami
keluhan yang sama seperti pasien.
5. Riwayat Pengobatan

Pasien berobat jalan tidak teratur. Saat keluar dari RS Jantho pasien
diberitahu untuk kontrol ke Poli Psikiatri RSJ Aceh setiap sebulan sekali
untuk disuntik obat, tetapi pasien tidak datang ke poli.
6. Riwayat Kehidupan Pribadi Pasien
a. Riwayat kehidupan prenatal
Riwayat kehidupan prenatal pasien tidak diketahui.
b. Riwayat masa bayi
Riwayat masa bayi pasien tidak diketahui.
c. Riwayat masa kanak
Riwayat masa kanak-kanak pasien tidak diketahui.
d. Riwayat masa remaja
Riwayat masa remaja pasien tidak diketahui.
e. Riwayat masa dewasa
Pasien mengalami gangguan jiwa.
f. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah STM. Pasien tidak sempat
melanjutkan sekolahnya hingga ke bangku perguruan tinggi karena
masalah ekonomi.
7. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga pasien tidak diketahui, karena pasien tidak ingat dirinya
anak ke berapa dan berapa bersaudara.
III.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
1. Status Present
a. Penampakan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos mentis
c. Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
d. Frekwensi Nafas
: 18 x/i
e. Frekwensi Nadi
: 86x/i
f. Temperatur
: Afebris
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
b. Mata/Telinga/Hidung/Mulut
c. Leher
d. Thorax
e. Jantung
f. Abdomen
g. Extremitas

: Dalam Batas Normal


: Dalam Batas Normal
: Dalam Batas Normal
: Dalam Batas Normal
: Dalam Batas Normal
: Dalam Batas Normal
: Dalam Batas Normal

h. Genetalia

: Tidak dilakukan pemeriksaan


5

B. Status Neurologik
1. GCS
2. Tanda Rangsang Meningeal
3. Peningkatan Tekanan Intra Kranial
4. Mata
5.
6.
7.
8.

Motorik
Sensibilitas
Fungsi-fungsiluhur
Gangguan khusus

IV. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
2. Kebersihan

: E4M6V5 = 15
: (-)
: (-)
: Pupil bulat isokor (+), 3mm/
3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+).
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Tidak dijumpai

: Laki-laki sesuai usia


: Baik

3. Kerapian

: Cukup rapi

4. Kesadaran

: Jernih

5. Perilaku

: Pasien Tenang

6. Sikap terhadap pemeriksa

: Kooperatif

B. Keadaan Afektif
1. Afek

: Appropriate

2. Mood

: Eutimik

3. Emosi
a. Arus

: Normal

b. Dalam/Dangkal

: Dangkal

c. Pengendalian

: Baik

d. Stabilitas

: Stabil

e. Echt/Unecht

: Echt

f. Empati

: Baik

C. Pembicaraan
1. Arus : Normal
2. Logore (+)
D. Pikiran
1. Proses Pikir
a. Kontinuitas

: Asosiasi longgar (+)


6

Sirkumstansialitas (+)
Neologisme (+)
b. Hendaya bahasa

: Tidak di jumpai

2. Isi pikir
a. Preokupasi

: (+)

b. Gangguan Pikiran
Thought

Thought echo

: (-)

Thought insertion

: (-)

Thought broadcasting

: (-)

Thought withdrawal

: (-)

Waham kebesaran

: (-)

Waham nihilistik

: (-)

Waham kejar

: (+)

Waham bizarre

Waham ketidaksetiaan

: (-)

Waham referensi

: (-)

Delusion of control

: (+)

Delusion of influence

: (-)

Delusion of passivity

: (-)

Waham/Delusi

E. Gangguan Persepsi
Halusinasi Auditorik
Halusinasi Visual
Halusinasi Olfaktori
Halusinasi Taktil
Ilusi
Depersonalisasi
Derealisasi

: (+)

: (+)
: (+)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)

F. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Intelektual

: Baik

2. Daya konsentrasi

: Kurang baik
7

3. Orientasi
a. Diri

: Baik

b. Waktu

: Baik

c. Tempat

: Baik

4. Daya Ingat
a. Seketika

: Baik

b. Jangka Pendek

: Kurang baik

c. Jangka Panjang

: Kurang baik

5. Pikiran Abstrak

: Baik

6. Bakat Kreatif

: Baik

G. Daya Nilai
1. Norma sosial

: Baik

2. Uji daya nilai

: Baik

3. Penilaian RTA

: Terganggu

H. Insight
I. Judgement

: T2
: Baik

V. RESUME
Seorang laki-laki, 35 tahun, belum menikah datang ke IGD RSJ diantar oleh
Pak Geuchik Surien, Meuraxa dan keluarganya. Menurut pasien, dirinya yang
minta diantar ke RSJ. Tetapi berdasarkan informasi dari pak geuchik dikatakan
bahwa pasien mulai mengganggu masyarakat di lingkungan sekitar, karena pasien
jika kambuh suka menggores-gores mobil, mencuri sandal dan telanjang di jalan.
Menurut pasien, pasien merupakan anak Tuhan yang diberikan pemancar
dan ayat Quran merah kepadanya., tetapi pasien tidak mengetahui makna ayat
tersebut. Pasien harus mengaku sebagai anak Tuhan, kalau tidak pasien akan
diberikan hukuman oleh Tuhan. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya dapat
hilang dari dunia.
Pasien juga mendengar ada bisikan suara laki-laki yang tidak jelas
perkataannya saat pasien tidur. Pasien juga melihat cahaya merah pada saat di
8

Jantho dan pada saat di kampungnya pasien melihat cahaya yang lebih bagus
karena berwarna-warni.
Pasien juga sering merasa dirinya akan tertabrak oleh mobil saat berjalan,
sehingga pasien sering marah saat melihat mobil. Pasien juga berbicara sendiri,
menurut pasien dirinya tidak ingin berbicara sendiri, tapi bibirnya seperti
digerakkan oleh Tuhan.
Pada pemeriksaan status mental dijumpai adanya afek yang appropriate dan
disertai mood yang eutimik. Sikap kooperatif. Pembicaraan dijumpai arus
pembicaraan normal, logore(+). Pikiran yang dibagian proses pikir dijumpai
kontinuitas asosiasi longgar (+), sirkumstansialitas (+), neologisme (+). Proses
fikir yang dibagian isi pikir dijumpai waham bizzare (+), waham kejar (+),
delusion of control (+) dan adanya preokupasi. Gangguan halusinasi visual (+)
dan auditorik (+). Daya konsentrasi kurang baik, daya ingat jangka panjang dan
jangka pendek kurang baik, RTA terganggu, Daya tilikan adalah T2.
VI. DIAGNOSIS BANDING
a. Skizofrenia paranoid (F20.0)
b. Gangguan waham menetap (F22.0)
c. Gangguan skizoafektif tipe manik (F25.0)
VII.

DIAGNOSA SEMENTARA
Skizofrenia paranoid (F20.0)

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Axis I
Axis II

: Skizofrenia paranoid (F20.0)


: Gangguan kepribadian campuran, yaitu tipe paranoid dan
emosional tak stabil

Axis III

: Tidak ada diagnosis

Axis IV

: Masalah ekonomi

Axis V

: GAF Scale 70 - 61 beberapa gejala ringan dan menetap,


disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

IX.

PENATALAKSANAAN
Rawat inap

Terapi Psikofarmaka :
Depakote ER tab 250mg (2 x 1)
Diazepam tab 2 mg (1 x 1)
Terapi Psikososial.
Psikoedukasi terhadap pasien :
Memberikan pengetahuan dan penjelasan kepada pasien tentang
penyakitnya, meyakinkan pasien agar minum obat dan menjelaskan
dampak jika pasien tidak teratur minum obat.
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad malam

10

Anda mungkin juga menyukai