2. KEADAAN PATHOLOGIS :
Kuning coklat seperti teh
Merah coklat
Putih seperti susu
Coklat kehitaman
Merah berkabut coklat
: Bilirubun.
:Urobilin, Porphyrin.
:Pus, Fat.
: Melamin.
:Darah.
5.BAU URINE
Pada urine yang segar / baru biasanya tidak berbau keras / menyengat, tetapi pada urine yang
telah lama dikeluarkan dari tubuh, uranium yang terkandung didalamnya akan di ubah menjadi
amoniak oleh bakteri yang ada dalam urine, sehingga menimbulkan bau yang keras/ menyengat.
Dalam keadaan pathologis urine dapat berbau :
MANIS : Biasanya disebabkan oleh adanya Acetone, misalnya pada koma diabetic.
BUSUK : Biasanya disebabkan oleh adanya infeksi, misalnya pada cystitis.
6.KEKERUHAN URINE
Dalam keadaan normal, urine yang baru berwana jernih.
Kekeruhan dapat terjadi oleh karena :
Phosphate : Biasanya berwarna putih, dan akan hilang bila di tetesi asam.
Urat Amorph : Biasanya berwarna kuning coklat dan didapatkan pada urine yang asam,
dan bila dipanaskan akan menghilang.
Nanah / Pus : Biasanya berwarna putih keruh seperti susu, tetapi bila di saring akan
kembali jernih. Bila kekeruhan di sebabkan oleh kuman, maka bila di saring urine akan
tetep keruh.
Pada kelainan ginjal, hampir selalu disertai proteinuri ,tetapi proteinuri tidak selalu disebabkan
oleh karena penyakit ginjal
Perubahan tekanan darah ,anemi,bendungan vena,dapat menyebabkan terjadinya proteinuri.
Derajat proteinuri:
a. BERAT: bila proteinuri >4 gram protein/hari
Nepharotik Syndrome
Glomerulo Nephorotik Akut dan Kronis
Lupus Nephritis
b. SEDANG: bila proteionuri 0,5- 4 gram protein/hari
Kebanyakan penyakit ginjal
Nephrosklerosis Pyelonepharitis
Preelampsi
c. RINGAN: bila proteinuri<0.5 gram protein/ hari
Pyelonephritis kronis
Polyeystik kidney
Orthostastik proteinuri
2.GLUKOSA
Dalam keadaan normal urine mengandung 100-200 mg/24 jam bahan reduktor .
Termasuk dalam bahan reduktor adalah:
1. GLUKOSA, GALAKTOSA, FRUKTOSA, LAKTOSA .
2. ASCORBICACID, KREATININ, URIC ACID
3. Obat
obatan
:
SALISILAT,
AMIDOPHYLLIN,
CHLORALHIDRAT,
PARALDHEDIT
Glukosa (adanya glukosa didalam urine) dapat terjadi bila:
#Jumlah glukosa yang difiltrasi glomerulus>reabsorbsi tubulus
#Reabsorbsi tubulus menurun
Bila terjadi kerusakan glomerulus ,maka reabsorbsi tubulus akan ditingkatkan sehingga terjadi
glikosuri.
Glikosuri dapat terjadi pada keadaan :
Diabetes mellitus
Allimentary glkkosuri (banyak maka gula)
Renal glikosuri (banyak makan gula).
Nephrotik syndrome.
Trauma pada susunan syaraf pusat (SSP).
Pemberian glukosa secara iv.
Untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urine dipakai test FEHLING.
Biru.
+
Hijau keruh.
++ Hijau kuning.
+++ Kuning merah.
++++ Merah bata.
3.KETON BODIES
Keton bodies ini terdiri dari :beta hidroksi butyric acid, acctoacctic acid, dan acctone.
Terdapat keton bodies pada urine terjadi pada keadaan :
Diabetes Mellitus yang tak terkontrol.
Kelaparan.
Dehidrasi dan muntah.
Kerja keras.
Udara yang dingin.
Apabila metabolisme karbohidrat terganggu, maka terjadi pembakaran protein dan lemak sebagai
penggantinya. Atom karbon (C) dari protein dan lemak inilah yang akan berubah menjadi keton
bodies dan dikeluarkan melalui urine.
4.BILIRUBIN
Bila terdapat bilirubin didalam urine berarti ini berasal dari peningkatan conyugated bilirubun di
dalam darah. Hal ini dapat terjadi pada :
- Obtruksi extra hepatic.
- Hepatitis.
Kerusakan sel hepar.
5.UROBILIN
Berbeda dengan bilirubin diatas, maka dalam keadaan normal pun urobilin terdapat di dalam
urine, tapi dalam jumlah yang terbatas, yaitu 4 mg /hari.
Setelah urine dikeluarkan dari tubuh kita, beberapa jam kemudian urobilinogen akan berubah
menjadi urobilin oleh adanya cahaya.
Kadarnya di dalam urine akan meningkat pada :
Hemolitik Sel Darah Merah.
Parechym Renal Dieses.
Obstruksi saluran empedu.
Sel Lekosit.
Yeast.
Sperma.
Bakteri.
Parasit.
Fibrin.
2.ANORGANIS
Bahan Amorph :K, Na, Ca, Mg, dsb.
Kristal
:Oksalat, uric acid.
I.TORAK/CAST/SILINDER
Terbentuknya torak/cast/silinder ini berasal dari pengendapan protein atau pengumpulan bahan
lain dalam saluran tubulus.
Torak ini berbentuk silinder oleh karena terjadinya didalam lumen tubulus.
Torak ini dibagi lagi berdasarkan komposisi dan asal menjadi :
a. Hyalin cast.
Bentukan ini terjadi karena endapan didalam lumen tubulus.
Larut di dalam air, dan akan lebih mudah larut lagi bila urine bersifat alkalis.
Pada urine yang telah lama, uranium yang terkandung didalamnya akan diubah menjadi
amoniak oleh adanya bakteri dalam urine tersebut, sehingga urine menjadi lebih alkalis
dan hyaline ada akan larut dan tak tampak lagi.
Jadi untuk melihat hyaline ini diperlukan urine yang baru.
Menurut isinya, hyaline ini dapat dibagi lagi menjadi:
Simple hyaline cast
Hanya berisikan endapan.
b.
Epithel cast
Bentukan ini tidak mengandung protein didalamnya, tetapi hanya berisikan sel-sel epithel
yang lepas.
Semula batas sel epithel ini tampak jelas, dan ini disebut CELLULAR CAST.
Berikutnya sel menjadi rusak, dan batas sel menjadi tidak jelas, dan terbentuk granula
yang kasar, dan ini disebut :COARSELY GRANULAR CAST.
Berikutnya lagi, granula itu menjadi lebih halus dan disebut :FINELY GRANULAR
CAST.
Akhirnya granula itu menjadi homogeny dan ini disebut : WAXY CAST.
c.
Blood cast
Terdapat 2 macam blood cast yaitu :
RBC CAST (Red Blood Cell Cast) :disini batas antar sel tampak jelas.
TRUE BLOOD CAST : disini batas sel tidak tampak jelas, sehingga tampak
homogen dan berwarna merah.
Bentukan ini biasanya terjadi karena adanya keradangan pada glomerulus, yaitu pada keadaan :
Glomeruloneprothis.
Periarteritis.
Toxic nephrosis.
Ischema Syndrome.
Blood cast ini terdapat dalam dua macam bentuk yaitu :
BROAD CAST
: Bila bentukan terjadi pada tubulus yang lebar, yaitu sekitar
ductus colligentes.
NARROW CAST
:Bila bentukan ini terjadi pada tubulus yang sempit.
III.SEL EPITHEL
Pada urine yang masih baru / segar, kita dapat membedakan darimana epithel tersebut berasal :
Bentuk sel epithel kuboid :biasanya berasal dari kandumg seni.
Bentuk sel epithel silinder :biasanya berasal dari tubulus.
Bentuk sel epithel Squamos:biasanya berasal dari vagina.