I.
PENDAHULUAN
Pasal2ayat3UU32Tahun2004tentangpemerintahandaerahmenyatakan
bahwa pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuandenganprinsipotoinomiseluasluasnyadalamsistemdanprinsip
NKRIsebagaimanadimaksudUUD1945.
Pasal3ayat(1)menyatakanbahwapemerintahandaerahterdiridari:
a
PemerintahandaerahPropinsiyangterdiriatasPemerintahdaerahpropinsi
danDPRDpropinsi.
b. PemerintahandaerahKabupaten/KotayangterdiriatasPemerintahdaerah
Kabupaten/KotadanDPRDKabupaten/Kota.
Pasal3ayat(2)menyatakanbahwapemerintahdaerahterdiriataskepala
daerahdanperangkatdaerah.
II.
PEMBAHASAN
ReformasiPengelolaanKeuanganDaerah
Reformasipenataanpemerintahandarisistemsentralisasimenuju
desentralisasiyangdilakukanpadaaspekkeuangandilakukansecarabertahap
melalui:
1. reformasi perencanaan yaitu bergerak dari anggaran yang tradisional
menuju anggaran yang berbasisi kinerja. Penyusunan anggarannya pun
dilakukandenganjadwalyangpasti.
2. ReformasiPelaksanaanyaitubergerakmenujusingletreasuryaccount
3. reformasipencatatankeuanganyaitudarisistempembukuansingleentry
menujudoubkleentry;daricashbasismenujuaccrualbasis
4. Reformasipelaporanyaitudarihanyaperhitungananggaranmenujupada
laporankeuanganyangterdiridari4JenisLaporankeuangansebagaimana
maksud pasal 31 UU 17 Tahun 2003 yang meliputi laporan Realisasi
APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan,yangdilampiridenganlaporankeuanganperusahaandaerah.
Prosedur pelaksanaan reformasi tersebut pun mengikuti jadwal yang jelas.
Secara jelas UU mengatur bahwa satuan kerja menyelesaikan laporan
keuanganya paling lambat 2 bulan setelah TA berakhir untuk disampaikan
kepada BendaharaUmumDaerah(BUD).Tigabulansetelah TAberakhir,
BUD harus telah menyelsaikan pertanggungjawabnan pelaksnaan APBD
berupa Laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun BUD tersebut
disampaikanolehKepalaDaerahkepadaBPK.BPKmendapatalokasiwaktu
pemeriksaanselamaduabulan.SelanjutnyaenambulansetelahTAberakhir,
selambatlambatnya14Januari2005(pasal70(1)UU1Tahun
2004)
2)
MulaiTA2006(pasal153(1)PP58Tahun2005)
PemeriksaanBPK
UUD1945secarajelasmenyatakanbahwauntukmemeriksapengelolaandan
tanggungjawabkeuangannegaradiadakansatuBadanPemeriksaKeuangan.
Pemeriksaantersebutmencakupseluruhunsurkeuangannegarasebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
KeuanganNegara.
1. JenisPemeriksaanBPK
SecaralebihrinciUU15Tahun2004tentangPemeriksaanpengelolaandan
tanggung jawab keuangan negara menyatakan bahwa ada tiga jenis
pemeriksaan yang dapat dilalukan oleh BPK. Jenis pemeriksaan tersebut
adalahPemeriksaanKeuangan,Pemeriksaankinerja,danpemeriksaandengan
tujuantertentu.Secaralebihrinciadalahsebagaiberikut:
(1)Pemeriksaan keuangan, adalah pemeriksaan atas laporan keuangan
pemerintahpusatdanpemerintahdaerah.Pemeriksaankeuanganinidilakukan
oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat
kewajaraninformasiyangdisajikandalamlaporankeunganpemerintah.Pasal
16UU15Tahun2004menyatakanbahwaLaporanHasilPemeriksaanatas
laporankeuanganpemerintahmemuatopini.
(2)Pemeriksaankinerja,adalahpemeriksaanatasaspekekonomidanefisiensi
yanglazimdilakukanbagikepentinganmanajemenolehaparatpengaawasan
intern pemerintah. Pasal 23E UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan BPK untuk melaksanakan
pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini
adalah untuk mengidentifikasikan halhal yang perlu menjadi perhatian
lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan kinerja
menyusunLKPDyanglengkap.HaliniberartijugabahwaBPKbelumpula
wajib melakukan pemeriksaan LKPD secara lengkap, apalagi
memaksakannya. Dalam rangka pemenuhan kondisi toleransi ketentuan
peraturan perundangundangan tersebut, sejak tahun 2004 sampai dengan
Tahun2007,pemeriksaanBPKdilakukansecarabertahapuntukmemenuhi
pemeriksaan semua LKPD yang ada. Secara berturutturut cakupan LKPD
yangdiperiksadibandingkantotalLKPDyangadadariTahun2004sampai
2007adalah
60%.75%,85%dan100%.DengandemikianpemeriksaanatasLKPDTA
2006yangdilaksanakanpadaTA2007telahmemenuhiketentuanUUyaitu
100%entitasPemdaatausemuaLKPDyangada.Perwajudannyabukanlah
tanpamasalah,karenasetiapperiode,jumlahpemdaterusbertambahdengan
adanyapemekarandaerah.
Dengan alasan transisi, pemerintah daerah sebagai entitas yang terperiksa
belumdapatmenyampaikanlaporankeuangannyakepadaBPKsecaratepat
waktu yaitu paling lambat akhir maret setelah TA berakhir. Faktor utama
penyebabnya adalah kompetensi Sumber daya manusia (SDM) di bidang
keuanganbelummemadai,AparatPengawasInternPemerintah(APIP)belum
berperansecaraoptimalbaiksebagaipengawasdalampelaksanaan
pengelolaan keuangan daerah maupun dalam mereview laporan keuangan
pemerintahdaerah(LKPD).Selainitu,faktorketentuanperaturanperundang
undangan yang belum lengkap dan cenderung tidak bertahan lama makin
memicu kelabilan penerapan reformasi keuangan daerah. Hal inilah yang
menjadihambatanterbesardalampemeriksaanBPKselamahampirsewindu
otonomidaerah.
3.HasilPemeriksaanLKPD
AtaspemeriksaanLKPDTA2006tersebut,BPKmemberikanopiniWajar
Tanpa Pengecualian (WTP) atas tiga LKPD, Wajar dengan Pengecualian
(WDP)atas282LKPD,Disclaimeratas58LKPD,danTidakWajar(TW)
atas 19 LKPD (terlampir). Dalam hasil pemeriksaan LKPD itu juga, BPK
mengungkapkan4.912temuanpemeriksaanyangdapatdirinci:(1)temuan
temuanyangberindikasikerugiannegarasebanyak831temuansenilaiRp5,65
MoUantaraBPKdenganlembagaperwakilan.Selainitu,untuktemuanyang
mengandung unsur tindak pidana akan disampaikan juga kepada pihak
berwenang.MekanismenyapunditentukanberdasarkanMoUyangdisepakati.
Publikasi hasil pemeriksaan BPK tersebut dilakukan melalui website BPK
dengan alamat www.bpk.go.id. Dengan demikian, perlu disadari bahwa
pemeriksa BPK tidak dapat berbicara langsung memberikan keterangan
kepadaperstanpapenugasandariBPKsesuaiproseduryangberlaku.
III.
KESIMPULAN
1. Denganmenyadarikondisitransisipelaksanaanreformasikeuangandan
ketentuan perundangundangan yang berlaku, maka penjelasan secara
proporsionalatassuatumasalahdapatlebihdikedepankan.
2. Denganpenjelasanyangproporsionaldiharapkanmasyarakatdapatlebih
independent dalam memahami kondisi yang ada. Hal inilah yang
menjadikanperanmediasangatsignifikanuntukmempercepatreformasi
pengelolaankeuangan.Lewatmedia,informasidapatlebihcepatterserap
masyarakat.
3. Dengan demikian pengawasan publik akan tercipta secara otomatis.
Pengawasanotomatisyangspontantersebutakanmakinmemicukinerja
pemerintah dan mendorong kinerja pengawasan lembaga perwakilan.
Dengandemikian,apakatamasyarakatsangatditentukanolehapayang
disampaikanmedia.
DAFTAR PUSTAKA