Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................................................................ 1
I.

Letak Geografis ....................................................................................................................................... 3

II.

Tatanan Tektonik .................................................................................................................................... 3

III.

Stratigrafi Cekungan ........................................................................................................................... 6

IV.

Sejarah Geologi................................................................................................................................... 8

Daftar Pustaka ............................................................................................................................................... 10

Tugas Geologi Sejarah | Natuna

Page 2

I.

LETAK GEOGRAFIS

Cekungan Natuna terletak di belahan utara Indonesia tepatnya antara 2 LU 5 LU dan 104 T
110 BT. Secara geografis dan strategis termasuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Secara geologi,
Kepulauan Riau (Natuna) merupakan bagian Sundaland, dengan Laut Natuna bagian Timur termasuk
ke dalam sub-sistem tepian bagian Barat laut Laut Cina Selatan (LCS).
Pada Kepulauan Natuna berkembang dua cekungan Sedimentasi Tersier yang kaya minyak dan
gas), yaitu Cekungan Natuna Barat (West Natuna Basin) dan Cekungan Natuna Timur (East Natuna
Basin), yang dipisahkan oleh sistem punggungan Natuna (Natuna Arch) yang berarah utara-selatan.

II.

TATANAN TEKTONIK

Cekungan Natuna Barat terbentuk akibat intra-continental rift basin dalam Dataran Sunda
(Sundaland). Cekungan terbentuk pada kala Eosen-Oligosen pada fasa ekstensional, pada kala Miosensaat ini terjadi pembalikan fasa berupa inversi dan kontraksi. Cekungan ini memiliki karakteristik
berupa seri graben berarah Timur laut yang terbentuk pada fasa ekstensi yang terletak sepanjang
batas barat dari punggungan metamorfik/plutonik Natuna. Fase kompresi terjadi pada kala Miosen
yang merubah graben terlipatkan menjadi antiklin.
Secara tektonik cekungan Natuna Barat dikelilingi oleh Khorat Swell pada bagian utara, selatan
dikelilingi oleh paparan Sunda dan bagian timur adalah busur Natuna. Pada bagian barat laut dibatasi
oleh Cekungan Malay dan pada bagian barat daya dibatasi oleh Cekungan Penyu.
Orientasi struktur dominan pada cekungan Natuna Barat berarah SW-NE dan NW-SE. pada arah
NW-SE struktur dominan adalah sesar mendatar. Terdapat antiklin pada cekungan ini terutama pada
bagian atas dari bentukan half graben. Kenampakan elemen struktur ini dibentuk dari dua fasa
tektonik berbeda. Fasa ekstensi terjadi pada kala Eosen Akhir-Oligosen dan kemudian dilanjutkan
dengan fasa kompresional yang menghasilkan struktur inversi.
Cekungan Natuna Timur dibatasi oleh busur Natuna pada bagian barat dan pada bagian timur
dibatasi oleh cekungan Serawak. Bagian selatan oleh paparan Sunda dan bagian utara dibatasi oleh

Tugas Geologi Sejarah | Natuna

Page 3

Gb. 1 Peta Lokasi Natuna

Gb. 2 Citra satelit Natuna

Tugas Geologi Sejarah | Natuna

Page 4

Cekungan Vietnam. Cekungan terbagi menjadi dua sub cekungan yaitu Sub Cekungan Sokang dan Sub
Cekungan Natuna Timur laut. Rekonstruksi pada zaman Kapur Akhir hingga Eosen Awal (White dan
Wing 1978) menghasilkan kesimulan bahwa Cekungan Natuna Timur adalah bagian dari fore arc basin
yang besar yang memanjang melalui perairan Natuna hingga serawak.Berbeda dengan Cekungan
Natuna Barat, Cekungan Natuna Timur memiliki arah struktur SW-NE yang didominasi oleh bentukan
sesar-sesar akibat ekstensional yang mirip dengan cekungan Natuna Barat, namun pada cekungan ini
tidak ditemukan sama sekali regime kompresional. Menurut White dan Wings 1978, kecenderungan
struktur mengikuti tatanan dari basement yang terbentuk dari migrasi zona subduksi kearah timur.

Gb 3. Tatanan tektonik Natuna

Tugas Geologi Sejarah | Natuna

Page 5

III. STRATIGRAFI CEKUNGAN


Menurut studi yang dilakukan Conoco Block B-Team (1977), stratigrafi cekungan Natuna Barat
dapat dibagi menjadi lima kelompok:
1. Batuan Dasar atau basement, umur Pra-Tersier
2. Kelompok Belut, berumur antara Eocene sampai Oligocene Bawah.
3. Kelompok Gabus, berumur akhir Oligocene.
4. Kelompok Udang, berumur antara akhir Oligocene atas sampai awal Miocene.
5. Kelompok Barat, berumur antara Oligocene Bawah sampai Miocene Bawah.
6. Kelompok Arang, berumur antara Miocene Bawah sampai Miocene Tengah.
7. Kelompok Muda, berumur antara Miocene Atas sampai Pleistocene.

1. Basement
Basement Laut Natuna berkembang pada Zaman Eosen-Awal Oligosen yang selama fase
pergerakan. Pada waktu itu terbentuk Cekungann Natuna Barat,Cekungan Natuna High, dan
Cekungan Natuna Timur. Basement terdiri dari batuan beku dan metamorfik atau endapan
continental non-marine.
2. Formasi Belut
Formasi ini mulai diendapkan pada Zaman Awal Oligosen dari hasil pelapukan batuan granit
basement. Hasil pelapukan ini diendapakan pada palung dan lembah yang telah terbentuk.
3. Formasi Gabus
Pengendapan yang terjadi pada Awal Oligosen masih berlanjut hingga Akhir Oligosen. Bagian
bawah formasi terdiri dari endapan alluvial dan delta, di atasnya diendapkan endapan delta
transgresif. Formasi ini terdiri dari batuan pasir pada sistem delta yang umumnya berlempung dan
susah diperkirakan persebarannya.
4. Formasi Udang
Formasi ini terbentuk pada akhir Oligosen sampai awal Miosen. Ciri formasi adalah pengendapan
bidang landai dengan energi lemah ke bagian atas formasi. Ini menyebabkan terbentuknya endapan
klastik halus pada sistem meandering dan brackish lacustrine.

Tugas Geologi Sejarah | Natuna

Page 6

5. Formasi Barat
Pengendapan formasi ini berlangsung pada awal Miosen, dominan batulempung disisipi
batupasir. Pengaruh endapan marine ditemukan pada bagian bawah formasi yang ditandai dengan
serbuk tanaman air tawar.
6. Formasi Arang
Formasi Arang terbentuk pada Miosen Bawah sampai Akhir Miosen Tengah, dominan batupasir
kasar sampai batupasir halus, juga terdapat batupasir glaukonitik, menandakan pengendapan
batupasir terjadi di laut dalam.
7. Formasi Muda
Formasi ini diendapkan setelah fase inversi. Yaitu pada proses transgresi. Terdiri dari shallow
marine muda dan sandstones

Gb. 4 Gambaran umum stratigrafi kawasan Natuna

Tugas Geologi Sejarah | Natuna

Page 7

IV. SEJARAH GEOLOGI


Natuna merupakan bagian dari Sundaland yang merupakan kerak benua stabil di Asia Tenggara,
terbentuk dan mengalami kratonisasi pada Akhir Trias. Sepanjang Jura Tengah Kapur Tengah
terbentuk zona subduksi di Sundaland bagian Timur karena interaksi dengan Lempeng Pasifik.
Volkanisme kemudian terjadi di bagian Barat dengan adanya intrusi granitik. Intrusi ini kemudian
menjadi dasar Cekungan Tersier di Natuna. Tektonik subduksi berlangsung hingga akhir kapur dan
berhentinya subduksi ini dijelaskan dengan teori pergerakan relatif Lempeng India, Asia, dan Pasifik.
Doust dan Summer (2007) menerangkan bahwa pembentukan Cekungan Natuna Barat
berhubungan dengan terbukanya Laut Cina Selatan. Lempeng Pasifik menumbuk ke arah di bawah
Lempeng Benua Eurasia menyebabkan pergerakan berhenti pada Eosen. Berhentinya subduksi ini
diikuti dengan runtuhnya kerak karena gravitasi. Runtuhnya kerak ini menyebabkan pemekaran yang
membentuk Laut Cina Selatan.
Perubahan Pergerakan Lempeng Pasifik ini kemudian menghentikan seluruh jalur subduksi
dari Barat Laut Borneo melalui bagian Timur Natuna hingga offshore Vietnam, dan ditransformasikan
melalui sesar geser. Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa pemekaran yang terbentuk di Cekungan
Natuna Barat disebabkan oleh regim tekanan mendatar ke kanan. Fasa pemekaran sepanjang
Oligosen Awal Tengah ini menghasilkan Formasi Lama, Formasi Benua, dan Formasi Gabus Bawah
dalam fasa synrift.
Menurut White dan Wing (1978) semenjak berhentinya subduksi oligosen, Cekungan Natuna
Timur yang merupakan dahulunya fore arc basin mengalami pengenadapan sedimen shallow dan
deep marine facies. Sedimen tertua dari East Natuna Basin berumur Late Oligosen merupakan sistem
pengendapan alluvial dan delta plain. Sedimen tersebut berkembang dengan proses rifting
membentuk half graben menjurus SW NE. Selama Early sampai Middle Miocene spreading pada
Laut Cina Selatan kembali berlanjut dan membentuk struktur NNW SSE pada dasar Cekungan
Natuna Timur.
Selama Oligosen hingga Awal miosen terjadi fasa post rifting pada Cekungan Natuna.
Megasequen post rift ini menghasilkan pengendapan Formasi Keras dan Formasi Gabus Atas. Formasi
Barat yang berada diatasnya ditafsirkan merupakan batas dari megasekuen post rift dan syn inversion.
Setelah fase tektonik post rift maka selanjutnya merupakan periode kompresional stres
selama Miosen Awal hingga Miosen Tengah yang menyebabkan pembalikan graben dan sesar wrench

Tugas Geologi Sejarah | Natuna

Page 8

Gb. 5 Empat megasekuen yang berada di Cekungan Natuna Barat

(syn inversion) pada beberapa pembalikan graben menyebabkan sedimen miosen tererosi sehingga
sedimen Oligosen memiliki kontak langsung dengan Formasi Muda.
Periode kompresional diakhiri dengan ketidakselarasan pada Miosen Akhir yang membentuk
batas antara sedimen syn inversion dan post inversion. Formasi yang terbentuk pada post inversion ini
adalah Formasi Muda.
Sedangkan pada cekungan Natuna Timur tektonik kompresional tidak terlalu signifikan dalam
membentuk struktur pada sedimen. Menurut Pertamina & BEICIP (1985) periode kompresi pada
cekungan Natuna Timur hanya menyebabkan pengangkatan regional pada beberapa daerah. Selama
Awal Miosen sampai Akhir Miosen terjadi sedimentasi Formasi Arang dan Batupasir Sokang dan pada
North East Natuna Basin Terbentuk formasi Terumbu.

Tugas Geologi Sejarah | Natuna

Page 9

DAFTAR PUSTAKA
Chalik, M. 2008. Analisis Batuan Induk Melalui Pemodelan Kematangan Menggunakan Metode Rasio
Transformasi di Daerah Kakap Utara, Cekungan Bagian Barat Natuna, Indonesia.
Bandung:Geology Engineering S2-Theses
Darman, H., & Sidi, H. 2000. An Outline of the Geology of Indonesia. Publikasi Ikatan Ahli Geologi
Indonesia
Tjia, H.D. 1998. Origin and Tectonic Development of Malay-Penyu-West Natuna Basins. Geological
Society of Malaysia Bulletin 42. p 147-160

Tugas Geologi Sejarah | Natuna

Page 10

Anda mungkin juga menyukai