1. PENDAHULUAN
Kondisi krisis ekonomi secara nasional yang telah berlangsung sejak
1998, berdampak pula terhadap penurunan kondisi kebersihan
diberbagai kota di Indonesia secara signifikan.
Mengamati permasalahan penanganan sampah di lapangan seperti
menumpuknya sampah di pinggir jalan
(karena keterlambatan
pengangkutan atau tidak terangkut ke TPA),
rute dan jadwal
pengangkutan yang tidak pasti, makin banyaknya TPA liar dan
pembuangan sampah ke sungai karena tidak adanya pelayanan yang
memadai, kondisi lokasi TPA yang tidak memenuhi persyaratan serta
fasilitas yang minim dan operasi yang
open dumping sehingga
kecenderungan mencemari lingkungan sangat tinggi. Kondisi ini juga
sangat dipengaruhi oleh keterbatasan dana operasi dan pemeliharaan
yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dan lemahnya penegakan
hukum yang berkaitan dengan penerapan sangsi serta ketidak
pedulian masyarakat akan perlunya menjaga kebersihan lingkungan.
Lebih jauh terkesan bahwa penanganan persampahan tidak didasarkan
pada perencanaan yang matang bahkan beberapa kota tidak memiliki
dokumen perencanaan sama sekali.
Berdasarkan UU 32 / 2005 tentang Pemerintah Daerah (perubahan UU
No 22 / 1999), dinyatakan bahwa masalah persampahan telah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Daerah dan diwajibkan untuk
menyelenggarakan penanganan persampahan termasuk TPA secara
lebih memadai, untuk kondisi tertentu TPA regional juga wajib
dilaksanakan. Berdasarkan PP 16/2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum yang merupakan amanat UU 7/2004 tentang
Sumber Daya Air, mengutamakan penanganan sampah dalam rangka
perlindungan air baku air minum dan mensyaratkan dilakukannya
metode pembuangan akhir sampah dengan metode lahan urug
terkendali (kota sedang/kecil) dan lahan urug saniter (kota
metropolitan dan besar) dengan mewajibkan zona penyangga di
sekeliling TPA dan memantau kualitas hasil pengolahan leachate.
Tanggung jawab Pemerintah Pusat terbatas hanya dalam hal
penetapan pedoman perencanaan dan pengembangan pembangunan
perumahan dan permukiman serta penetapan standar prasarana dan
sarana kawasan terbangun dan sistem manajemen konstruksi serta
program-program stimulan untuk peningkatan kualitas TPA dan
pemenuhan standar pelayanan minimal.
Perencanaan
persampahan
merupakan
langkah
awal
dalam
melaksanakan pembangunan bidang persampahan yang seharusnya
dimiliki oleh semua kota /kabupaten sebagai dasar pengelolaan baik
untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Perencanaan
tersebut
meliputi
Master
Plan
yang
dapat
menggambarkan perencanaan penanganan sampah jangka panjang
dari sumber sampai TPA termasuk skenario kelembagaan dan
3. KRITERIA PERENCANAAN
1)
Aspek Institusi
Bentuk institusi adalah Perusahaan Daerah kebersihan, Dinas
Kebersihan atau minimal Seksi Kebersihan.
Struktur organisasi harus mencerminkan pola kerja yang jelas
yang memiliki fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
Tata laksana kerja cukup jelas mendefinisikan lingkup tugas,
wewenang, tanggung jawab serta bentuk interaksi antar unit,
komponen, antar institusi dan kerjasama antar kota (untuk
kegiatan yang bersifat regional).
Tata laksana kerja harus
memperhatikan pengendalian otomatis, tingkat pembebanan yang
merata, pendelegasian wewenang yang proporsional dan
berimbang, birokrasi yang pendek dan penugasan yang jelas /
terukur.
Kualitas SDM harus memiliki kemampuan manajemen dan teknik,
jumlah personil 1 : 1000 jiwa yang dilayani
Pengumpulan Data
Pengolahan Data/Analisa
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Persampahan. Departemen
Pekerjaan Umum
3. Rancangan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
tentang
Pedoman
Penyelenggaraan
Sarana
dan
Prasarana
Persampahan, tahun 2000
4. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
534/KPTS/M/2001 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan
Ruang, Perumahan permukiman dan Pekerjaan Umum
5. MDGs Report Indonesia, Bappenas 2004
6. Agenda 21 Indonesia
7. Thobanoglous, G, Theisen, Integrated Solid Waste Management. Mc.
Graw-Hill International Edition, 1933
11
12