BAB I
STATUS PASIEN
I.
II.
Identitas
1. Nama
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Alamat
5. Tanggal periksa
: Sudah menikah
:3
: Cukup
: Rumah berdinding semen dan
IV.
Anamnesa :
a. Keluhan utama :
Batuk sejak 3 hari yang lalu
b. Keluhan tambahan :
(-)
c. Riwayat perjalanan penyakit
pasien mengeluhkan batuk sejak tiga hari terakhir dan
semakin memberat sejak satu hari sebelum pemeriksaan. Pasien
juga
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat hipertensi
: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat asma
: Disangkal
: Disangkal
.
VI.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Keadaan umum
Kesadaran
TD
Nadi
RR
Suhu
Kepala
Bentuk
Mata
: Normocephal
: Conjunctiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil
isokhor, refleks cahaya (+/+)
THT
Leher
Thorak
Inspeksi
Palpasi
(-)
Abdomen:
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
peradangan (-/-),
o Inferior: Edema (-/-), nyeri tekan (-/-), kemerahan (-/-).
VII.
Pemeriksaan anjuran
Pemeriksaan Sputum
Darah Lengkap
Rontgen
VIII. Diagnosa
Bronkitis Kronis
IX.
Diagnosa Banding
1. TB paru
2. Asma
X.
Manajemen
- Promotif :
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita
Preventif
Menghindari aktivitas yang berlebihan seperti mencuci
Kuratif
Non Farmakologi
1. Istirahat di rumah
2. Menggunakan masker
F armakologi
OBH syirup 3x1
Amosisilin 3 x 500 mg
Paracetamol 3 x 500 mg
Dissability
(-)
Rehabilitatif
Menjelaskan kepada pasien untuk tidak bekerja terlalu
berat
Menjelaskan kepada pasien cara pencegahan kekambuhan
XI.
Resep
NO 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Bronkhitis kronis adalah suatu bentuk penyakit obstruksi paru kronik,
pada keadaan ini terjadi iritasi bronkhial dengan sekresi yang bertambah dan
batuk produktif selama sedikitnya tiga bulan atau bahkan dua tahun berturutturut, biasanya keadaan ini disertai emfisema paru
2.2 INSIDENSI
Bronkitis kronis dapat dialami oleh semua ras tanpa ada perbedaan.
Frekuensi angka kejadian lebih sering pada pria disbanding wanita, usia
penderita bronchitis krinis lebih sering dijumpai di atas 50 tahun.
2.3 ETIOLOGI
Faktor penyebab tersering pada bronchitis kronis adalah asap rokok, debu
dan asap industri, polusi udara (Fayyaz, 2009)
2.4 GAMBARAN KLINIS
2.5 KLASIFIKASI
Secara klinis, bronchitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni :
2.6 PATOFISIOLOGI
Penemuan patologis dari bronkhitis adalah hipertropi dari kelanjar
mukosa bronkhus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan
infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif.
Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkhus tampaknya
mempengaruhi bronkhiolus yang kecil-kecil sedemikian rupa sampai
bronkhiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama
adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah
industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktivitas silia dan pagositosis,
sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya
sendiri melemah.
Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia sel-sel penghasil mukus
di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkhus mengalami kelumpuhan
atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel penghasil
mukus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan
menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit
dikeluarkan dari saluran nafas.
10
3. Obat lain
Pada pasien yang memiliki riwayat asma atau penyekit paru obstruktif
kronik, maka direkomendasikan inhaler dan obat-obatan lain untuk
mengurangi peradangan dan membuka bagian dalam paru-paru yang
menyempit.
11
BAB III
ANALISIS KASUS
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
a.
dingin.
. Pada pemeriksaan fisik didapat pada Paru didapatkan: Ronkhi (+/+) pada
Paru.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, akhirnya didapatkan diagnosa
penyakit yang diderita pasien yaitu bronkitis kronis. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan dari gejala-gejala yang dikeluhkan pasien yaitu batuk
berdahak sejak 3 hari yang lalu dan kambuh kambuhan. Dimana gejala ini
sesuai dengan teori menunjukkan gejala Bronkitis
2. Pasien tinggal bersama anaknya. anak pasien merupakan pelajar dan
sedangkan pasien wiraswasta. Rumah pasien berdinding semen dan
beratap genteng dengan ukuran rumah 10 x 7 meter. Samping kanan ada
12
b.
d.
e.
13
merupakan
penyakit obstruksi paru kronik, pada keadaan ini terjadi iritasi bronkhial dengan
sekresi yang bertambah dan batuk produktif selama sedikitnya tiga bulan atau
bahkan dua tahun berturut-turut.
Memberi edukasi kepada pasien untuk menjauhi atau menghindari faktor
pencetus timbulnya bronkitis tersebut. Menekankan kepada pasien untuk menjaga
kesehatan dengan meningkatkan daya tahan tubuh, seperti minum vitamin.
ANJURAN-ANJURAN PROMOSI KESEHATAN PENTING YANG
DAPAT MEMBERI SEMANGAT/MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN
PADA PASIEN
pasien diberi nasehat bahwa Bronkitis Kronis ini dapat berkelanjutan apabila
tidak menghindari faktor-faktor pencetus bahkan dapat menjadi berat. Oleh
karena itu pasien dianjurkan :
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
Kamar Pasien