Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Skenario
Seorang perempuan berusia 60 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RS
dengan keluhan nyeri pada lengan bawah sebelah kanan, setelah jatuh
terduduk di kamar mandi dengan posisi tangannya menahan berat tubuhnya
2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dalam batas
normal. Tampak adanya edema dan deformitas pada regio antebrachii dextra
1/3 distal. Pada palpasi, teraba adanya penonjolan fragmen tulang pada
bagian dorsal os radius 1/3 distal, nyeri tekan (+), tidak dapat digerakkan.
Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dalam kehidupan manusia,
alat gerak tubuh yang melibatkan kerja sama dari tulang, sendi, saraf, dan
otot merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk mendukung dan
membantu aktivitas. Akan tetapi, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari,
gangguang-gangguan terhadap alat gerak tubuh tersebut juga sering terjadi.
Gangguan yang tidak asing lagi ditemui terhadap alat gerak tubuh
melibatkan tulang adalah terjadinya fraktur pada tulang. Fraktur sendiri
1 | Page
Rumusan Masalah
Dalam skenario yang dibahas dalam karya ilmiah ini, terdapat suatu
masalah. Masalah yang terdapat dalam karya ilmiah ini adalah adanya
seorang perempuan berusia 60 tahun mengalami nyeri pada lengan bawah
sebeblah kanan setelah jatuh terduduk dengan posisi tangannya menahan
berat tubuhnya. Pada pemeriksaan fisik, tanda - tanda vital nomal. Pada
perempuan ini juga tampak adanya edema dan deformitas pada regio
antebrachii dextra 1/3 distal. Dan pada palpasi teraba adanya penonjolan
fragmen tulang pada bagian dorsal os radius 1/3 distal, nyeri tekan (+) dan
tidak dapat digerakkan.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan evaluasi
yang membuat pembaca karya ilmiah ini mengetahui mengenai apa itu
fraktur
berdasarkan
mengetahuinya
jenisnya
melalui
dan
amnanesa,
proses
mekanismenya,
pemeriksaan
fisik,
serta
pemeriksaan
2 | Page
Analisa Masalah
Rumusan
Masalah h.2
types of bone fractures
Kalsifikasi Fraktur
Amnanesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Patofisiologi
Terapi
Komplikasi
Pencegahan
Prognosis
3 | Page
Hipotesis
Masalah yang dialami perempuan tersebut dapat diakibatkan oleh
faktor usia.
Isi
Fraktur
Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang atau patahnya tulang.
Fraktur bisa bersifat patahan sebagian atau patahan utuh pada tulang yang
paling sering disebabkan oleh trauma. Fraktur sering terjadi pada anak-anak.
Fraktur
bisa
mengkhawatirkan
jika
terjadi
kerusakan
pada
lempeng
terjadi
pada
tulang
normal
akibat
stres
tingkat
rendah
yang
Kalsifikasi Fraktur
Fraktur pada tulang terdapat 4 jenis yaitu fraktur tertutup, terbuka,
complete, dan incomplete. Namun terdapat juga beberapa jenis khusus
fraktur berdasarkan bentuk garis patah, jumlah garis patah, dan bergeser
atau tidaknya bergeser.3
I. Fraktur tertutup atau fraktur sederhana tidak merusak atau
menembus kulit diatasnya.
II. Fraktur terbuka adalah fraktur yang merusak atau menembus kulit
diatasnya, sehingga terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar.
5 | Page
III. Fraktur komplit adalah fraktur tulang dimana terjadi fraktur pada
seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran
IV. Fraktur tidak lengkap adalah fraktur dimana tempat terjadinya
fraktur hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
: trauma angulasi
: trauma rotasi
trauma
aksial-fleksi
pada
tulang
spongiosa
V. Fraktur Avulsi
7 | Page
Garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan. Bila dua garis
patah disebut pula fraktur bifokal.
III. Fraktur multipel
Garis patah yang terjadi lebih dari satu, tetapi pada tulang yang
berlainan tempatnya.
8 | Page
Anamnesis
Anamnesis adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat
suatu
percakapan
mempunyai
tujuan
antara
seorang
untuk
dokter
mengetahui
dengan
kondisi
pasiennya,
pasien
dan
yang
untuk
dapat
dilakukan
ialah
autoanamnesis
dan
alloanamnesis.
menyertakan
kerabat
terdekatnya
yang
mengikuti
perjalanan
penyakitnya.5
Anamnesis sendiri terdiri dari beberapa pertanyaan yang dapat
mengarahkan kita untuk dapat mendiagnosa penyakit apa yang diderita oleh
pasien. Pertanyaan tersebut meliputi:6
a. Identitas
Menanyakan nama, umur, dan jenis kelamin pemberi informasi
(misalnya adalah pasien, keluarga, dll)
b. Keluhan utama
Pernyataan dalam bahasa pasien tentang permasalahan yang sedang
dihadapi
yang
membawanya
untuk
datang
berobat
ke
dokter.
penyakitnya
membaik
memburuk,
apakah
keluhan
termasuk
test
diagnostic
yang
dilakukan
sebelum
Riwayat
penyebab,
seperti
menanyakan
bagaimana
kejadiannya
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis
penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis
dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan
10 | P a g e
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dapat membantu
dokter untuk menyingkirkan diagnosis pembanding, untuk menegakkan
diagnosis, maupun untuk memilih terapi yang tepat untuk dijalankan oleh
pasien. Dalam memilih pemeriksaan penunjang, dokter haruslah bijaksana
dan haruslah mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat, selain itu
pemeriksaan penunjang yang akan di jalankan oleh pasien haruslah
informative untuk dokter tersebut. Beberapa pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan oleh pasien tersebut adalah pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi antara lain:2,8
11 | P a g e
I. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang mungkin dapat dilakukan pada fraktur
adalah analisa cairan sendi, dan BMD untuk mengetahui faktor resiko
terjadinya fraktur.
II. Pemeriksaan radiologi
Roentgen
Foto roentgen harus memenuhi beberapa syarat antara lain
adalah:
Letak patah tulang di pertengahan foto dan sinar harus
turut difoto
Bila sanksi, buat foto anggota gerak yang sehat sebagai
pembanding
Bila tidak diperoleh kepastian adanya kelainan, seperti fisura,
sebaiknya foto diulang setelah satu minggu karena daerah
yang retak akan mengalami hyperemia sehingga terlihat
sebagai dekalsifikasi
CT scan.
Pemeriksaan khusus seperti CT scan kadang diperlukan
misalnya dalam hal patah tulang vertebra dengan gejala
neurologis. CT scan biasanya penting untuk memahami posisi
trauma,
intraartikular.
cedera
MRI
medulla
sekarang
spinalis,
umum
dan
patologi
digunakan
untuk
dan
Diagnosa
Diagnosa pada skenario yang terdapat pada karya ilmiah dapat dibagi
menjadi working diagnosis dan differential diagnosis.
Working Diagnosis
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan terhadap pasien pada skenario, diduga bahwa pada tubuh pasien
terdapat adanya fraktur tertutup antebrachii dextra distal 1/3. Jenis fraktur
yang dialami pasien adalah fraktur tertutup, dimana fraktur ini terjadi dan
tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau
permukaan kulit. Fraktur dapat terjadi pada semua bagian tubuh dan salah
satunya adalah fraktur antebrachii 1/3 distal yaitu suatu patah yang
mengenai 1/3 bagian bawah tulang tulang tangan.3
Differential Diagnosis
Pada skenario yang terdapat pada karya ilmiah ini, sebelum ditemukan
working diagnosis, terdapat differential diagnosis yang diantaranya adalah
colles fraktur, smiths fraktur, galeazzi fraktur dislokasi, dan barton fraktur.
I. Colles fraktur adalah fraktur atau patah yang terjadi pada metafisis
distal radius. Kebanyakan dijumpai pada penderita-penderita wanita >
umur 50 tahun, karena tulang pada wanita > 50 tahun mengalami
osteoporosis post menopause. Biasanya colles fraktur ini dialami oleh
penderita jatuh terpeleset dan sedang tangan berusaha menahan
badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gejala klinik pada colles
fraktur pada inspeksi bentuk khas yang dapat dilihat seperti sendok
makan. Gejala-gejala yang lain seperti lazimnya gejala patah tulang
yaitu adanya pembengkakan, nyeri tekan, dan nyeri gerak. Pengobatan
pada
colles
fraktur
tanpa
adanya
dislokasi
hanya
diperlukan
13 | P a g e
Sedangkan
pada
fraktur
colles
yang
disertai
dislokasi
IV. Barton fraktur adalah fraktur yang terjadi akibat terjatuh dengan
tangan terentang. Fraktur oblique intraartikular ini mengenai tepi
dorsal radius bagian distal. Terkadang hal ini juga ada kaitannya
dengan
dislokasi
persendian
pergelangan
tangan.
Bila
fraktur
Patofisiologi
Ketika tulang patah atau fraktur akan mengakibatkan terpajannya
sum-sum tulang atau pengaktifan saraf simpatis yang mengakibatkan
tekanan
dalam
sum-sum
tulang,
sehingga
merangsang
pengeluaran
distress
menyebabkan
fraktur
atau
(terbuka
kegagalan
atau
pernafasan.
tertutup)
yang
Trauma
yang
mengakibatkan
perdarahan terjadi disekitar tulang yang patah dan kedalam jaringan lunak
disekitar tulang tersebut dan terjadi perdarahan masif yang bila tidak segera
ditangani akan menyebabkan perdarahan hebat, terutama pada fraktur
terbuka (shock hypopolemik).9
Perdarahan masif pada fraktur tertutup akan meningkatkan tekanan
dalam suatu ruang diantara tepi tulang yang fraktur sehingga menyebabkan
oedema yang akan menekan pembuluh darah dan saraf disekitar tulang
yang fraktur sehingga terjadi sindrom kompartemen. Dengan adanya
sindrom kompartemen, warna jaringan menjadi pucat, sianosis, nadi lemah,
mati rasa, dan nyeri hebat. Perdarahan masif ini juga dapat menyebabkan
terjadinya hematoma pada tulang yang fraktur yang akan menjadi bekuan
fibrin yang berfungsi sebagai jalan untuk melekatnya sel-sel baru. Aktivitas
osteoblas segera teransang dan terbentuk tulang baru imatur yang disebut
15 | P a g e
sebagai kalus. Bekuan fibrin direabsorbsi sel-sel tulang baru secara perlahan
dan mengalami remodeling atau pembentukan tulang sejati. Tulang sejati ini
nanti akan menggantikan kalus dan secara perlahan-lahan mengalami
kalsifikasi menjadi tulang yang matur.9
Namun
secara
fisiologis,
tulang
mempunyai
kemampuan
untuk
Terapi
Pada kasus fraktur, pasien akan merasakan sakit terutama jika fraktur
hebat. Terkadang rasa sakit tersebut tidak tertahankan sehingga perlu
dibantu dengan obat-obatan analgesic seperti dari golongan NSAID. Pada
trauma berat, sangat mungkin untuk diberikan obat analgesic golongan
opioid. Selain itu untuk membantu mempercepat pemulihan tulang dibantu
dengan banyak mengkonsumsi kalsium dan vitamin D baik dari makanan
maupun suplemen tambahan.10
Pengobatan pada fraktur dibagi menjadi dua yaitu terapi konsevatif
atau operatif. Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengembalikan fungsi
tulang yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin.3
I. Terapi konservatif
Proteksi
Untuk fraktur dengan kedudukan yang baik.
distal
dikembalikan
terhadap
fragmen
proksimal
pada
dan
kedudukan
semula
dipertahankan
dalam
Traksi
Traksi dapat digunakan pada fraktur untuk reposisi secara
perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau dipasang gips
setelah tidak sakit lagi. Pada anak-anak dapat dipakai traksi
kulit. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban <5kg,
untuk anak-anak waktu dan beban tersebut mencukupi untuk
dipakai sebagai traksi definitif, bilaman tidak dapat diteruskan
dengan imobilisasi gips. Untuk orang dewasa, traksi definitif
harus traksi skeletal berupa balanced traction.
interna
Excisional arthroplasty
Eksisi fragmen dan pemasangan endoprostesis
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat fraktur dapat muncul pada saat
penyembuhan fraktur, komplikasi yang muncul dini, dan komplikasi lanjut.3
I. Komplikasi penyembuhan fraktur
17 | P a g e
Malunion
Fraktur sembuh dengan deformitas (angulasi, perpendekan, atau
rotasi).
Delayed union
Fraktur sembuh dalam jangkat waktu yang lebih dari normal
Nonunion
Fraktur yang tidak menyambung yang juga disebut sebagai
psuedartrosis. Disebubt nonunion bila tidak menyambung dalam
waktu 20 minggu. Pada fraktur dengan kehilangan fragmen
sehingga ujung-ujung tulang berjauhan, maka dari awal sudah
potensial menjadi nonunion dan boleh diberlakukan sebagai
nonunion.
Compartment syndrome
Lesi medula spinalis atau saraf perifer
Emboli lemak
Pencegahan
Pencegahan agar tidak terjadinya fraktur adalah dengan menjaga atau
berhati-hati dan waspada ketika melakukan aktivitas serta mengkomsumsi
sumber-sumber kalsium, antara lain:11
18 | P a g e
kerapuhan tulang.
Vitamin D, selalu memainkan peranan penting dalam membangun dan
melindungi tulang. Vitamin D membantu daya serap kalsium, dan
memiliki kandungan vitamin D rendah memiliki tingkat kepadatan
tulang yang rendah. Mereka juga memiliki kecenderungan akan tulang
rapuh seiring bertambahnya umur. Vitamin D secara alami bisa
diperoleh di dalam makanan tertentu saja (misal minyak ikan cod),
tetapi juga dapat memperolehnya dari sinar matahari, dan banyak
dalam
tulang).
Memakan
berbagai
makanan
dapat
Prognosis
Prognosis tergantung pada jenis dan lokasi fraktur antebrachii, usia
dan status kesehatan individu serta adanya cedera secara bersamaan. Pada
19 | P a g e
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan skenario yang terdapat dalam karya ilmiah ini, dengan
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan terhadap
pasien, didapatkan bahwa pasien mengalami fraktur pada regio antebrachii
dextra 1/3 distal. Dalam penanganan fraktur perlu diperhatikan prinsip
reposisi
dan
menyambung
imobilisasi
kembali
supaya
dan
fungsi
berfungsi
bagian
dengan
yang
baik
dan
patah
dapat
tidak
terjadi
komplikasi.
Daftar Pustaka
1. Corwin EJ. Sistem muskoskeletal. Buku Saku Patofisiologi. 3 rd ed.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009.h. 335-52
2. Sabiston DC. Sabiston Textbook of Sugery : the biological basis of
modern surgical practice. 19th ed. Philadelphia: Churchill Livingstone
Elsevier; 2012.p.441, 48091
3. Sapardan S, Simbardjo D. Orthopaedi. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.
Tangerang: Binarupa Aksara; 2010.h. 457-83
4. Tambayang J. Gangguan fungsi muskoskeletal. Patofisiologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2000.h.124-5
5. Supartondo, Setiyohadi B. Anamnesis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
5th ed. Jakarta: Interna Publishing. 2009.h.25-7.
6. Gleadle J. Anamnesis dan pemeriksaan fisik. At a Glance. Jakarta;
Erlangga. 2005.h.12-52.
20 | P a g e
Buku
Ajar
Praktik
Keperawatan
Klinis.
Jakarta:
Buku
21 | P a g e