POLISTIRENA
21030114120017
Astuti Wulandari
21030114120069
Rafidha Hapsari
21030114130155
Jessica Wibisono
21030114130181
21030114140145
Sedang proses studi pustaka dan penyusunan makalah ini, didapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu diucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Slamet Priyanto, MS selaku dosen Proses Industri Kimia Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan makalah
ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan, semangat, fasilitas yang
memadai untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung selama penyusunan makalah ini.
Penulis berharap semoga pembuatan makalah ini bisa bermanfaat bagi
masyarakat pembaca sehingga menjadikan perubahan yang lebih baik bagi para
pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, disadari masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan sangat
berguna bagi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
iv
2
2.10.......................................................................................................................
Produksi Polistirena
......................................................................................................................
13
2.11. Flowsheet Produksi Polistirena
......................................................................................................................
18
2.12.......................................................................................................................
Tinjauan Termodinamika
......................................................................................................................
19
2.13.......................................................................................................................
Tinjauan Kinetika
......................................................................................................................
23
BAB III PENUTUP
3.1.........................................................................................................................
Kesimpulan
........................................................................................................................
32
3.2.........................................................................................................................
Saran
........................................................................................................................
32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
33
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Kebutuhan monomer dan polimer di Indonesia (1000 Ton/Thn). . .5
Tabel 2.2. Data Impor Polistirena di Indonesia..............................................5
Tabel 2.3. Data Produksi Polistirena di Dunia................................................6
Tabel 2.4. Data Permintaan B-foam Periode Januari 2010 Desember
2010................................................................................................................6
Tabel 2.5. Perbedaan Jenis Produksi Polistirena ..........................................14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses Pembentukkan Polistirena..............................................3
Gambar 2.2. Persebaran Pabrik Polistirena di Indonesia................................9
Gambar 2.3.Styrofoam..................................................................................10
Gambar 2.4.Styrofoam Sebagai Isolator.......................................................10
Gambar 2.5. Polistirena sebagai Furniture ..................................................10
Gambar 2.6. Polistirena untuk Prngepakan..................................................11
Gambar 2.7. Proses Inisiasi Benzoyl peroxide.............................................11
Gambar 2.8. Proses Pembentukkan Radikal Benzylic..................................12
Gambar 2.9. Tahap Propagansi Polistirena...................................................12
Gambar 2.10. GPPS Flowsheet....................................................................18
Gambar 2.11. HIPS Flowsheet......................................................................18
Gambar 2.12.EPS Flowsheet........................................................................19
Gambar 2.13. Grafik Hubungan Suhu dan % Konversi (Termodinamika). .23
Gambar 2.14. Grafik Hubungan Suhu dan % Konversi (Kinetika).............26
Gambar 2.15. Grafik Hubungan Suhu dan % Konversi (Kondisi Optimum)27
Gambar 2.16 Diagram Alir..........................................................................31
Gambar 2.17 Flowsheet
31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah
hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu
ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, dapat mencair pada suhu
yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik.
Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang
apoteker Jerman. Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak
menyadari apa yang dia telah temukan. Seorang kimiawan organik Jerman
lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon terdiri dari
rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer plastik.
Rumusan Masalah
1. Apa rumus bangun dan rumus molekul polistirena?
2. Apa saja sifat fisika dan sifat kimia polistirena?
3. Seberapa besar kebutuhan polistirena di pasar?
4. Bagaimana peluang pasar polistirena?
5. Apa manfaat polistirena?
6. Bagaimana reaksi pembentukan polistirena?
7. Bagaimana proses produksi polistirena?
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami karakteristik polistirena
2. Mengetahui cara pembuatan dan reaksi pembentukan polistirena
3. Mengetahui potensi pasar dari polistirena
4. Mengetahui kondisi operasi optimal dan konversi maksimal pembuatan
polistirena
5. Mengetahui reaktor dan diagram alir pembentukan polistirena
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi Polistirena
Polistirena adalah sebuah polimer denganmonomer stirena, sebuah
hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Polimer ini
merupakan plastik yang kuatdan murah, yang merupakan salah satu polimer
golongan vinil (Storbl, 2007).
Polistirena biasanya bersifat termoplastik padat pada suhu ruang, dan
mencair padasuhu yang lebih tinggi. Secara struktur, polistirena merupakan
rantai panjanghidrokarbon dengan gugus fenil yang berdekatan dengan setiap
atom karbon.
2.2.
Sifat Polistirena
a. Rumus Molekul
Susunan kimiawi dari polistiren adalah hidrokarbon rantai panjang
dengan setiap karbon lain yang terhubung ke kelompok fenil (nama yang
diberikan kepada cincin aromatik benzena , ketika terikat untuk
substituen karbon kompleks). Rumus kimia Polistirena adalah (C8 H8) n,
itu berisi unsur-unsur kimia karbon dan hidrogen
b. Rumus Bangun
c. Sifat Fisik
Tabel 1. Sifat Fisis Polistirena
Sifat Fisis Polistirena
Kepadatan
1,05 g / cm 3
Kepadatan EPS
16-640 kg / m 3
Konstanta dielektrik
2.4-2.7
Listrik konduktivitas (s)
10 -16 S / m
Thermal konduktivitas (k)
0,08 W / (m K)
Youngs modulus (E)
3000-3600 Mpa
Kekuatan tarik (t)
46-60 Mpa
Perpanjangan putus
3-4%
Notch test
2-5 Kj / m 2
Suhu transisi gelas
95 C
Melting point
240 C
Vicat B
90 C [6]
Koefisien ekspansi linear (a)
8 10 -5 / K
Panas spesifik (c)
1,3 Kj / (kg K )
Penyerapan air (ASTM)
0.03-0.1
(Anomali, 2011)
d. Sifat Kimia
Inert : tidak bereaksi dengan kebanyakan substans
Larut dalam beberapa pelarut organic, terutama yang mengandung
aseton
Perubahan ikatan rangkap karbon ke ikatan tunggal kurang reaktif
Sangat mudah terbakar dengan bara api berwarna kuning
Pada oksidasi sempurna, hanya menghasilkan karbon dioksida dan
uap air.
Fleksibel dan mudah dibentuk padatan karena kekuatan Van der
Waal yang kuat, yang ada antara rantai hidrokarbon yang panjang.
(http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/627/jbptitbpp-gdl-rinamelati31339-3-2008ts-2.pdf)
2.3.
10
Produk
2003 2004 2005 2006 2011* 2015*
Ethylene
1197 1314 1432 1561 2147
2609
Propylene
750 818 892 972
1337
1625
Styrene Monomer
220 242 265 302
443
581
VinylChlorideMonomer 348 376 406 438
572
722
Polyethylene
783 861 947 1023 1421
1795
Polypropylene
720 792 871 958
1378
1703
Polystyrene
128 141 155 170
246
305
Poly Vinyl Chloride
375 413 454 499
745
1024
(Ministry of Industry Republic of Indonesia, 2007)
Tingginya kebutuhan polistirena di Indonesia berdampak pada jumlah
Kapasitas(Ton)
2002
6.182,44
2003
6.928,98
2004
7.393,503
2005
6.446,801
2006
5.532,667
(Sumber BPS Import tahun 2002-2006)
11
Lokasi
Kapasitas(Ton/th)
1.
American Polymer
USA
48.081
2.
Chevron
USA
21.724
3.
Dow Chemical
USA
171.458
4.
Huntsman Chemical
USA
181.437
5.
BASF
China
572.000
6.
NOVA chemical
China
413.000
7.
BP
China
150.000
8.
Eni Chemical
China
126.000
9.
Taiwan Heqiao
China
448.000
(Widiarto, 2009)
2.5.
12
diperoleh dari laporan bulananan hasil penjualan dari bulan Januari 2010
sampai dengan Desember 2010. Untuk lebih jelas datanya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2.4. Data Permintaan B-foam Periode Januari 2010 Desember 2010
PT. Beton Elemenindo Putra
No
Periode
WEB
WES
WEP
(Balok)
(Lembaran) (Pipa)
1
Januari 2010
527
19060
240
2
Februari 2010
318
24509
300
3
Maret 2010
388
23272
185
4
April 2010
321
27985
30
5
Mei 2010
367
25515
100
6
Juni 2010
432
30121
571
7
Juli 2010
382
34628
0
8
Agustus 2010
354
29628
15
9
September 2010
244
32569
1132
10 Oktober 2010
574
29057
20
11 November 2010
509
35645
237
12 Desember 2010
543
33286
0
Total
4959
345275
2830
(http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/532/jbptunikompp-gdl-rizkyrachm-265696-babiv.pdf)
Dari data di atas menunjukan bahwa jumlah permintaan untuk sterofoam
setiap bulan semakin meningkat. Hal tersebut meramalkan bahwa kebutuhan
sterofoam pada masa yang akan datang akan semakin meningkat dan
menunjukan masih ada peluang untuk mendirikan pabrik polistirena.
2.6.
13
Pabrik yang mempergunakan styrene sebagai bahan baku dan Jakarta sebagai
pusat pasar jaraknya cukup dekat dengan Merak. Hal ini akan memudahkan
dalam pemasaran produk styrene maupun polistirena.
3. Utilitas
Air sebagai salah satu kebutuhan proses tersedia dalam jumlah yang memadai
di daerah Merak yang cukup dekat dengan pantai. Juga kebutuhan energi
listrik tersedia dengan cukup dengan dibangunnya PLTU di Jawa Barat. Hal
ini akan menunjang kelancaran operasional pabrik sehari-hari.
4. Transportasi
Tersedianya jalan tol Jakarta Merak dan pelabuhan Tanjung Priok akan
melancarkan pemasaran produk baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk
orientasi ekspor.
5. Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja baik tenaga maupun pekerja biasa akan terpenuhi
dengan banyaknya tenaga kerja di sekitar Merak maupun kota Jakarta.
6. Proses Produksi
Dalam proses produksi polistirena terjadi kehilangan berat bahan, tetapi
karena kehilangan berat relatif kecil maka Merak yang dekat pasar dan
sumber bahan baku tetap menguntungkan secara ekonomis.
7. Limbah dan Pengembangan Pabrik
Letak pabrik yang tidak berada di kota besar akan memudahkan dalam
pengolahan limbahnya maupun dalam usaha perluasan pabrik khususnya
8.
14
Manfaat Polistirena
Polistirena merupakan senyawa berbentuk Kristal bening yang
mempunyai sifat elektris yang baik, derajat kekerasan yang tinggi, tahan
terhadap panas, mudah dalam pewarnaan, permukaan yang halus dan low
toxity.
Karena sifat-sifat seperti di atas maka polistirena banyak digunakan
sebagai:
a. Sebagai bungkus makanan
Gambar 2.3.Styrofoam
15
Sumber
:http://fungsidanjeniskemasan.blogspot.com/2014/05/men
getahui-jenis-kemasan-makanan-dan.html
b. Sebagai bahan isolator
c. Sebagai furniture
16
Produksi Polistirena
1. Polimerisasi bulk (larutan)
Dalam industri umunya, polimerisasi bulk (larutan) disebut
polimerisasi massa. Sebagian besar polistirena yang diproduksi sekarang
ini menggunakan proses ini. Pada proses ini menggunakan sejumlah
solvent yang biasanya adalah monomer stirena itu sendiri dan Etil
Benzena. Ada 2 jenis polimerisasi bulk, yaitu :
melalui
koil
maupun
pendingin
uap.
Dengan
meskipun
polistirena
yang
umum
dikomersialkan
-bulk continous
Kelebihan
Kekurangan
Prosesnya mudah.
Kemurnian Produk.
Alat-alat sederhana.
Sangat eksotermis.
Waktu pengerjaan
lama.
Membutuhkan
pengadukan dan
Kemurnian produk
alat recycle.
tinggi.
2. Polimerisasi
mudah.
Tidak ada kesulitan
Suspensi
Dimungkinkan
dengan panas
adanya
polimerisasi.
kontaminasi dari
polimerisasi sederhana.
penstabil.
Volatilitas dapat
dikurangi sampai pada
tingkat yang rendah
dengan pemilihan katalis
3. Polimerisasi
Emulsi
Dimungkinkan
terjadinya
panas polimeriasi.
kontaminasi
20
Beberapa proses
dan agen
mungkin dilakukan
pengemulsi.
Berat molekul
polimer tinggi
untuk proses
pembentukan yang
polimeriasi secara
cepat dengan
kontinyu.
menggunakan
injeksi.
Berdasarkan hasil pengamatan kelebihan dan kekurangan proses
pembuatan High Impact Polystyrene diatas, maka pada pra rancangan pembuatan
High Impact Polystyrene ini digunakan proses bulk continuous.
Proses pembuatan High Impact Polystyrene secara berkelanjutan
dilakukan dengan beberapa tahap proses, yaitu :
1. Tahap penyiapan bahan baku
a. Stirena
Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam
bentuk cair dalam tangki penyimpan (T-01) pada suhu 30 OC dan
tekanan 1 atm, dialirkan ke dalam mixer 1 (M-01) untuk dicampur
dengan arus recycle dengan menggunakan pompa sentrifugal P-01 dan
selanjutnya dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumnya dipanaskan
terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.
b. Etil Benzena
Etil Benzena sebagai pelarut disimpan dalam bentuk cair dalam
tangki penyimpan (T-02) pada suhu 30Oc dan tekanan 1 atm, dialirkan
ke mixer 1(M-01) dengan menggunakan pompa sentrifugal P-02 dan
selanjutnya bersama stirena dan arus recycle dialirkan ke mixer 2 (M02) yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.
c. Cis 1-4 polibutadiena
Cis 1-4 polibutadiena yang disimpan dalam bentuk padat dalam
gudang (G-01) pada suhu 30Oc dan 1 atm, diangkut dengan
21
22
23
24
= Hfproduk - Hfreaktor
Hf C6H5CHCH2
= -69.87 kJ/mol
Hf H2
= 0 kJ/mol
HfC6H5CH2CH3
= -12.5 kJ/mol
Hfreaksi
= Hfproduk - Hfreaktor
= (-69.87+0) (-12.5)
Hfreaksi
= -57.37 kJ/mol
25
d (
H
RT 2
(2.1)
Dengan,
G = -RT ln K
(2.2)
d ln K
dT
Sehingga,
H
RT 2
(2.3)
K2
K1
=-
H
R
1
T2
1
)
T1
(2.4)
= -67.4 kJ/mol
GfH2
=0 kJ/mol
GfC6H5CH2CH3
= 130.7 kJ/mol
GReaksi
Gf total
=(-67.4+0) (130.7)
= -198.1 kJ/mol
RT
K exp
198.1 kJ
K exp
mol
K exp 0.0799
K 1.0832
198.1
8,314 x 200
K= 1.1265
1.1265
x=
1+1.1265
=0.53
2. ln K=
198.1
8,314 x 300
K = 1.0827
1.0827
x=
1+1 .0827
=0.52
3. ln K=
198.1
8,314 x 400
K = 1.0613
1.0613
x=
1+1.0613
27
=0.515
Tabel 2.6. Grafik Hubungan Suhu dan % Konversi (Termodinamika)
Suhu
%konversi
200
53
300
52
400
51.5
500
51.2
600
51
700
50.8
800
900
50.7
50.6
53.5
53
52.5
52
51.5
% Konversi
51
Tinjauan
Thermodinamika
50.5
50
49.5
49
Suhu
K
Gambar 2.13. Grafik Hubungan Suhu dan % Konversi (Termodinamika)
28
G /RT
1878
k . kb .T ( RT ) (ref. Westerterp)
e e
h
Pada T = 137C
kc = konstanta kecepatan reaksi
kb = konstanta Boltzman = 2,04666 kal/mol
h = konstanta Planck = 9,8204391 x 1011 kal.s /gmol
K = probabilitas reaksi, asumsi =1
G = energi bebas Gibbs = -42750 kkal/mol
k = 3,126 x 10 10 m3/kgmol.detik
untuk reaksi yang bersifat eksotermis, maka kenaikan suhu akan
menaikkan kecepatan reaksi. Dari segi termodinamika, temperatur
tertinggi yang dipilih mempertimbangkan pembentukan produk kristal
yang terjadi.
Dengan menggunakan persamaan Arhenius :
k =A e
E
)
RT
Dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi
A = factor frekuensi gas ideal
R = konstanta gas ideal
T = suhu absolute
Dalam hubungan ini:
E
R
= 6189.9
29
T = 410K
k = konstanta kecepatan reaksi (lt/kmol dt)
k pada temperature operasi 410K adalah sebesar 9.3.10-4 lt/kmol dt
Dari persamaan di atas, maka untuk mempercepat reaksi perlu
dilakukan usaha-usaha untuk memperbesar harga k, yaitu dengan jalan
memperbesar harga A dan T, serta memperkecil harga E.
Reaksi pembentukan polistirena adalah reaksi reversibel orde satu,
jadi persamaan yang digunakan untuk mencari konversi adalah:
Dari rumus k = A e RT
-ln(1-XA)=kt
t = 27360 detik
1. k = 0.122444 e-6189/200
k = 4.433 x 10-15
-ln(1-XA)=kt
(1-XA)=0.999
XA= 1.213 x 10-10
2. k = 0.122444 e-6189/300
k = 1.34 x 10-10
-ln(1-XA)=kt
(1-XA)=0.999963
XA= 3.67 x 10-6
3. k = 0.122444 e-6189/400
k = 2.329 x 10-8
-ln(1-XA)=kt
(1-XA)=0.99936
XA= 6.37 x 10-4
30
%Konversi
200
0.00000001213
300
0.000367
400
0.0637
500
1.398
600
10.5
700
38.35
800
76.8
900
96.8
100
K
o
n80
Tinjauan Kinetika
v
e60
r
40
s
i
20
0
200
300
400
500
600
700
800
900
Suhu
K
31
Tinjauan Kinetika
Tinjauan Thermodinamika
50
40
30
20
10
0
200
300
400
500
600
700
800
900
32
b) Reaktor
Reaktor :tangki berpengaduk dengan jaket pendingin (CSTR)
Reaksi : eksotermis
Pendingin : air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar pada suhu
45oC
suhu 137oC dan tekanan 1 atm
Waktu : 7,6 jam
Keuntungan : konversi sebesar 85%, suhu terkendali,
33
2. Diagram Alir
3. Flow Sheet
34
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Polistirena adalah sebuah aromatik polimer yang dibuat dari
aromatik monomer styrene, cairan hidrokarbon yang secara komersial
diproduksi dari minyak bumi oleh di industri kimia.
Polistirena merupakan senyawa berbentuk Kristal bening yang
mempunyai sifat elektris yang baik, derajat kekerasan yang tinggi, tahan
terhadap panas, mudah dalam pewarnaan, permukaan yang halus dan low
toxity.
Polistirena dibuat melalui beberapa tahapan reaksi, yaitu tahapan
inisiasi, tahapan propagasi, dan tahapan terminasi. Sedangkan contoh proses
produksinya adalah bulk-batch, bulk-continuous, polimerisasi suspensi, dan
polimerisasi eemulsi.
Berdasarkan analisa data yang telah diperoleh, maka disimpulkan
bahwa potensi pasar dari produk polistrena di Indonesia masih luas karena
setiap tahun permintaan produk polistirena semakin meningkat.
3.2. Saran
a. Saran Untuk Produsen
35
lingkungan
Hindari penggunaan polistirena sebagai tempat makanan dengan
suhu tinggi karena dapat terjadi kontaminasi pada makanan oleh
polistirena.
36
37
38