Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ar-Raudhah
Margoyoso Kalinyamatan Jepara
ii
KATA PENGANTAR
Ketika ilmu nahwu menjadi ilmu yang penting untuk
memahami kitab Allah, hadits Rasul dan kitab para ulama, dan
paling utamanya kitab kecil yang menjelaskan ilmu nahwu adalah
kitab Jurumiyyah yang sudah terkenal tidak hanya di Arab, bahkan
sampai ke negara lain termasuk Indonesia. Oleh karenanya, syeikh
Syarafuddin melakukan gubahan terhadap kitab tersebut menjadi
nadzam supaya lebih mudah untuk dihapalkan dan dipahami.
Berdasarkan pengalaman yang pernah penulis alami ketika
mempelajari kitab tersebut, banyak sekali kendala yang dialami,
tidak hanya karena ketidak-tahuan akan bahasa arab yang
digunakan dalam kitab tersebut, tetapi juga karena makna yang
tersirat dalam kitab tersebut sangatlah luas, maka tergerak dalam
hati penulis untuk membuat terjemahan kitab itu untuk
mempermudah dipahami oleh orang sepertiku, dan penulis juga
memberikan tambahan penjelasan yang diambil dari kitab-kitab
nahwu yang sudah tidak asing lagi bagi kita, baik para santri
maupun pelajar.
Harapan penulis semoga buku Daros ini bisa memberikan
kemanfaatan bagi kita semua dan bisa menjadi amal jariyyahku
yang hasilnya nanti bisa dipetik diakhirat.
Apabila pembaca yang budiman menemukan kesalahan, baik
dalam penulisan atau pemahaman, dalam buku ini, maka sudilah
kiranya memberikan pembenahan, dan penulis mengucapkan
iii
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Kata pengantar . iii
Daftar isi . v
Bab: Kalam . 1
Bab: Irab . 6
Bab: Alamat Irab . 7
Bab: Alamat Irab Nashab . 8
Bab: Alamat Irab Jer . 10
Bab: Alamat Irab Jazem . 13
Fasal: Macam Lafal Murab . 15
Bab: Isim Marifat dan Nakirah . 17
Bab: Kalimah Fiil . 20
Bab: Irabnya Kalimah Fiil . 22
Bab: Isim yang Dibaca Rafa . 26
Bab: Naibul Fail . 29
Bab: Mubtada-Khabar . 30
Bab: Kaana dan Sesamanya . 32
Bab: Inna dan Sesamanya . 33
Bab: Dzanna dan Sesamanya . 34
Bab: Naat . 35
Bab: Athaf . 36
Bab: Taukid . 37
Bab: Badal . 38
Bab: Isim yang Dibaca Nashab . 39
Bab: Masdar 41
Bab: Dzaraf . 41
Bab: Haal . 43
Bab: Tamyiz . 44
Bab: Istitsna . 45
Bab: Laa Nafyil Jinis . 49
v
vi
*
Segala puji hanya milik Allah semata, yaitu dzat yang telah
memberikan pertolongan kepada makhluk terbaik-Nya (: nabi
Muhammad saw) untuk menghasilkan ilmu syariat dan melakukan
taqwa.
*
Dengan sebab mendapatkan pertolongan dari Allah, maka
hati beliau saw menjadi tertuju kepada-Nya. Akan tetapi karena
terlalu agungnya derajat Dia, maka beliau tidak bisa untuk
menjangkaunya.
*
Maka sebab pertolongan Allah pula, hati beliau menjadi
bercampur dengan maknanya dlomir syaan. Dan karena
percampuran itu, maka beliau menjadi tenggelam dalam lautan
cinta kepada-Nya dan lupa pada segala sesuatu selain Dia bagaikan
orang yang sedang mabuk kepayang yang sedang menikmati
minumannya dengan diiringi alunan musik yang berisikan syairsyair rahasia.
*
Shalawat serta salam semoga selalu terhaturkan kepada nabi
yang paling fasihnya makhluk. Dan juga semoga terhaturkan
kepada keluarga dan para sahabat beliau, yaitu orang-orang yang
*
*
*
Ilmu nahwu adalah ilmu pertama yang harus diketahui,
karena kalam Arab tidak akan bisa dipahami tanpa ilmu nahwu.
*
Meskipun kitab tersebut kecil bentuknya tetapi didalamnya
terkandung ilmu yang telah diambil kemanfaatannya oleh para
ulama dan orang-orang agung.
*
Supaya lebih mudah dipaham dan dihapal oleh para mubtadi
(orang yang baru belajar), maka kitab yang sudah terkanal itu aku
susun dalam bentuk nadzam yang sangat indah yang pembahasannya mengikuti kitab asalnya.
*
*
*
Dalam mengarang nadzam ini, aku lakukan untuk memenuhi
permintaan sahabat karibku, yang dia bisa memahami perkataanku, karena dia mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang kuat
kalau aku mampu untuk melakukannya.
*
Dan semoga Dia berkenan memberikan kemanfaatan dengan
ilmu yang ada didalam kitab nadzam ini kepada orang yang bersungguh-sungguh dalam menghapal dan memahami maknanya.
Bab : KALAM
*
Kalam, menurut ulama ahli nahwu, adalah lafal yang bisa
) .
*
Qaul adalah lafal yang bisa berfaidah atau bisa menunjukkan
pada makna secara mutlak (baik tersusun atau tidak), seperti ()
) terkadang orang yang
berdirilah, ( ) pada semisal (
bakhil menjadi dermawan, dan ( ) Zaid naik pada derajat
yang mulia.
Kalimah Isim bisa diketahui dengan salah satu dari empat
),
tanda ini, yaitu tanwin, seperti () ,
irab jer, seperti (
*
Kalimah Fiil bisa diketahui dengan empat tanda, yaitu bisa
kemasukan () , seperti (
) , bisa kemasukan (), seperti
(
), dan bisa diberi nun taukid, seperti ( ) dan () .
*
Kalimah Huruf itu tidak mempunyai tanda, kecuali tidak bisa
menerima tandanya Kalimah Isim dan tidak bisa menerima
tandanya Kalimah Fiil itulah yang menjadi tandanya Kalimah
Huruf, seperti ()
huruf jer.
Bab : IRAB
*
Pengertian irab, menurut ulama ahli nahwu, adalah
berubahnya akhir dari suatu kalimah karena berbeda-bedanya
amil yang masuk pada kalimah tersebut, baik perubahan itu dalam
pelafalannya (: pengucapan) ataupun dalam penakdirannya (dikirakirakan), seperti (
), (
) dan (
) , (
) .
),
nashab, seperti (
),
)
dan jazem, seperti
jer, seperti (
(
) .
*
Semua Kalimah Isim, sekiranya tidak ada keserupaan yang
mendekatkannya dengan Kalimah Huruf, maka dihukumi murab,
seperti (
).
*
Kalimah Isim yang mempunyai keserupaan dengan Kalimah
Huruf, maka hukumnya adalah mabni, seperti (
kecuali Fiil
),
Mudlari yang tidak bertemu dengan nun jama inats dan nun
taukid, seperti (
).
Bab : ALAMAT IRAB
*
Irab rafa mempunyai empat alamat, yaitu: dlammah, seperti
)dan nun yang
(
waw, seperti (
alif, seperti (
),
),
ditetapkan, seperti (
).
Dlammah menjadi alamat Irabnya rafa, masuk di empat
tempat, yaitu: Isim Mufrad, seperti (
Jama Taksir, seperti
),
)dan semua
(
Jama Muannats Salim, seperti (
),
*
*
Waw menjadi alamatnya irab rafa masuk didua tempat,
yaitu jama mudzakar salim, seperti (
), dan asmaul
).
*
*
*
Alif menjadi alamatnya irab rafa hanya masuk pada Isim
Tatsniyyah, seperti (
Sedangkan nun menjadi alamatnya
).
irab rafa hanya masuk pada Fiil Mudlari yang telah diketahui
(
) .
Bab : ALAMAT IRAB NASHAB
)
dan
terbuangnya
nun,
seperti
(
) .
Nashabkanlah dengan ditandai fathah, setiap lafal yang
ketika rafa ditandai dengan dlammah, kecuali jama Muannats
Salim, seperti (
) , maka membaca fathahnya adalah dilarang.
Catatan:
Fathah menjadi alamatnya irab nashab masuk di tiga tempat,
yaitu:
1. Isim Mufrad, seperti (
).
*
Jadikanlah alif sebagai tandanya irab nashab pada Asmaul
Khamsah, seperti (
).
Dan jadikanlah kasrah sebagai tandanya
) .
irab nashab pada Jama Muannats Salim, seperti (
*
Nashabnya Isim Tatsniyyah dan Jama Mudzakar Salim
).
adalah ditandai dengan ya, seperti (
)
dan (
*
Alamatnya irab jer yang sudah ditentukan itu ada tiga, yaitu
kasrah, seperti (
),
)
ya, seperti (
dan fathah, seperti
(
).
Irablah jer dengan ditandai kasrah, isim yang ketika rafa
ditandai dengan dlammah, bilamana isim-isim tersebut munsharif.
Catatan:
Kasrah menjadi alamatnya Irab jer masuk di tiga tempat,
yaitu:
1. Isim Mufrad Munsharif, seperti (
).
) .
3. Jama Muannats Salim, seperti (
*
Irablah jer dengan ditandai ya, semua lafal yang ketika
nashab ditandai dengan ya dan Asmaul Khamsah yang sudah
menetapi syarat-syaratnya.
Catatan:
Ya menjadi alamatnya irab jer masuk di tiga tempat, yaitu:
*
*
Catatan:
Fathah menjadi alamatnya irab jer hanya masuk pada Isim
Ghairu Munsharif, seperti (
).
*
Alif tanits dan sighat muntahal jumu, masing-masing bisa
mencegah kemunsharifan isim dengan sendirinya tanpa harus
bersamaan dengan illat yang lainnya, seperti (
)
dan
(
).
Catatan:
Isim Ghairu Munsharif ada dua macam, yaitu: yang tidak
boleh ditanwin sharfi karena mempunyai satu illat dan tidak boleh
ditanwin sharfi karena mempunyai dua sebab.
Isim yang tidak boleh ditanwin sharfi karena mempunyai
satu sebab adalah semua isim yang huruf terakhirnya berupa alif
tanits mamdudah, seperti () ,
atau maqshurah, seperti () ,
*
Dua illat yang bisa membuat suatu isim tidak boleh ditanwin
sharfi adalah menjadi sifat (bersama adal), seperti () ,
yang
) , wazan fiil (bersama
merupakan pindahan dari lafal (
washfiyyah), seperti () , ziyadah alif nun (bersama menjadi sifat),
seperti () .
*
Ketiga illat di atas juga bisa mencegah isim tercegah dari
ditanwin sharfi ketika bersama dengan alam, artinya alamiyyah
bersama adal, seperti (
),
alamiyyah bersama wazan fiil,
seperti (
)
dan alamiyyah bersama ziyadah alif nun, seperti
(
)
dan ditambah tarkib mazji, dan nama-nama ajam, artinya
alamiyyah
bersama
*
Begitu pula muannats yang selain alif, yaitu alamiyyah dan
muannats. Isim Ghairu Munsharif ketika dimudlafkan atau
bersamaan dengan (), maka akan menjadi munsharif, seperti
) .
(
Bab : ALAMAT IRAB JAZEM
*
Irab jazem yang hanya terkhusus pada Kalimah Fiil,
memiliki tiga alamat, yaitu: sukun, seperti (
) , membuang
huruf illat, seperti ( ) dan membuang nun, seperti (
) .
*
Membuang nun yang menjadi alamatnya irab rafa itu
diwajibkan sebagai tanda irab jazem pada Afalul Khamsah, seperti
(
) yang asalnya adalah (
).
*
Sukun menjadi alamatnya irab jazem masuk pada fiil
mudlari yang shahih akhir, artinya fiil mudlari yang huruf
terakhirnya tidak berupa huruf illat (waw, alif atau ya), seperti
(
) .
*
*
Nashabnya kalimah fiil yang huruf terakhirnya berupa waw
atau ya adalah diperlihatkan alamat nashabnya (artinya fathah
diperlihatkan), sedangkan pada selain nashab (yaitu rafa) maka
tanda rafanya dikira-kirakan.
Semisal lafal () , ( ) dan ( ) adalah contoh dari fiil yang
mutal akhir. Sedangkan selain fiil tersebut (artinya fiil yang huruf
terakhirnya tidak berupa huruf illat) maka dinamakan fiil shahih
akhir.
*
Isim Mutal ada dua macam, yaitu Isim Mutal ya, seperti
Lafal-lafal yang murab itu ada dua macam, yaitu di irabi
dengan harakat, seperti (
dan di irabi dengan huruf, seperti
),
(
).
*
Pembagian yang pertama (: lafal yang di irabi dengan
harakat) itu ada empat, yaitu kalimah yang telah disebutkan yang
rafanya ditandai dengan dlammah, yakni isim mufrad, seperti
(
jama taksir, seperti (
jama muannats salim, seperti
),
),
(
dan fiil mudlari yang huruf terakhirnya tidak bertemu
)
dengan sesuatu, seperti (
).
*
Kalimah yang di irabi dengan harakat yang dikecualikan dari
ketentuan di atas, ada tiga, yaitu jama muannats salim ketika
Kalimah yang di irabi dengan huruf itu ada empat, yaitu isim
tatsniyyah, jama mudzakar salim, asmaul khamsah dan afalul
khamsah.
*
Adapun isim tatsniyyah, maka rafanya ditandai dengan alif,
seperti (
nashab dan jernya ditandai dengan ya (yang huruf
),
sebelum ya dibaca fathah dan huruf setelah ya dibaca kasrah),
seperti (
)
).
dan (
*
Asmaul khamsah ketika rafa dan jernya itu alamatnya sama
dengan alamatnya jama mudzakar salim ketika rafa dan jer (yaitu
ketika rafa dialamati dengan waw, seperti (
dan jer dialamati
)
dengan ya, seperti (
)),
dan nashabkanlah dia dengan alif,
seperti (
).
*
Apabila kalian ingin mengetahui definisi dari isim nakirah,
yaitu isim yang bisa menerima ( )yang bisa memberikan pengaruh
kemarifatan kepada isim tersebut adalah dinamakan isim nakirah,
seperti () .
*
Isim selain isim nakirah dinamakan isim marifat, yang dibagi
menjadi enam. Yang pertama adalah Isim Dlamir.
*
Pengertian Isim Dlamir adalah isim yang digunakan sebagai
kinayah dan kata ganti dari isim zhahir, sehingga isim itu
menempati tempatnya isim yang dia kinayahi. Isim tersebut
menunjukkan pada orang yang ghaib, seperti () ,
hadir, seperti (
)
dan mutakallim, seperti ().
*
Para ulama nahwu telah membagi isim dlamir menjadi dua,
yaitu dlamir muttashil (yang juga terbagi menjadi dua, yaitu dlamir
mustatir, seperti (
)) dan dlamir
) dan dlamir bariz, seperti (
munfashil, seperti (
).
*
*
nama orang, ()
nama
kota,
(
)
nama
daerah
yang
dibatasi
sekitar
) dan () .
Mekah, () , () , (
*
Isim alam yang diawali dengan ( )atau (
), maka dinamakan
Alam Kunyah. Sedangkan yang lainnya adalah alam ismi dan
alam laqab.
*
Isim marifat yang ketiga adalah Isim Isyarah, semisal (),
) .
*
Isim marifat yang kelima adalah isim yang kemasukan (),
seperti dalam lafalnya ()
yang kita ucapkan menjadi () .
*
Isim marifat yang keenam adalah isim yang diidlafahkan
kepada salah satu dari kelima isim marifat di atas, yang
diidlafahkan kepada isim dlamir, seperti (), yang diidlafahkan
kepada isim alam, seperti () , yang diidlafahkan kepada isim
isyarah, seperti () , yang diidlafahkan kepada isim maushul,
seperti (
) dan yang diidlafahkan kepada isim yang
kemasukan (), seperti () .
Mudlari, seperti (
) .
*
Hukumnya Fiil Madli adalah mabni fath, selama tidak
bertemu dengan dlamir rafa mutaharrik dan tidak bertemu dengan
dlamir waw jama, seperti (
) .
*
Hukumnya Fiil Amar ada tiga, yaitu mabni sukun, mabni
membuang huruf illat dan mabni membuang nun.
Catatan:
Hukumnya Fiil Amar adalah,
1. Mabni sukun, yaitu hukum asal mabninya fiil amar, ketika fiil
amar bertemu dengan nun niswah, seperti (
) , atau berupa
fiil yang shahih akhirnya dan fiil amar tidak bertemu dengan
apapun, seperti (
) .
*
*
Tanda dari Fiil Mudlari adalah bila pada permulaannya
terdapat salah satu dari empat huruf zaidah, yaitu hamzah, nun, ya
dan ta, yang terkumpul dalam ucapan kita (
).
Catatan:
1. Hamzah, dengan syarat untuk mutakallim yang mufrad, seperti
(
)Aku akan berdiri.
(
) Hindun banyak akan berdiri.
4. Ta, dengan syarat untuk mukhathab secara mutlak atau untuk
muannats ghaibah yang mufrad atau tatsniyyah, seperti (
)
Berdirilah kamu, hei Zaid! atau (
) Berdirilah kamu,
) Dua Hindun akan berdiri.
hei Hindun! atau (
*
Fiil Mudlari dari fiil rubai (: fiil yang ada empat hurufnya),
maka huruf mudlaraahnya dibaca dlammah, seperti (
(
) ,
) dan () , sedangkan bila dari selain fiil rubai maka huruf
mudlaraahnya dibaca fathah, seperti (
).
Bab : IRABNYA KALIMAH FIIL
Fiil Mudlari ketika tidak kemasukan amil yang bisa menashabkan atau amil yang bisa menjazemkan, maka selamanya dia
dibaca rafa, seperti (
) .
*
Amil yang bisa menashabkan fiil mudlari itu ada sepuluh,
yaitu () , seperti (
) , () , seperi (... ) ( ) ,
seperti (
), () , seperti (
) , () ,
) , () , seperti () , () ,
seperti (
seperti (
),
(
),
(
),
dan
fa
jawab,
yang
menjadi
jawab
*
*
Amil yang bisa menjazemkan fiil mudlari itu ada enam
( ), seperti ( ), ( ), seperti( belas,
) nahi,( ),
( seperti
), ( ), ( ) amar, seperti( ),
), ( ), seperti( ),
( seperti
), (
), ( seperti
* ( ), seperti (
( ),
( ), seperti
), ( ),
* ( seperti
* ( ), seperti ( ),
),
), ( ), ( ), seperti (
( seperti
( ), seperti( ),
*
),
), seperti (
(
* ( ), seperti ( ) dan
).
).
5. () ,
yaitu isim mubham untuk selain yang berakal, seperti
) .
(
6. () ,
yaitu isim zaman yang menyimpan makna syarat, seperti
10. (),
yaitu isim makan yang menyimpan makna syarat dan
tidak bisa menjazemkan kecuali ketika bebarengan dengan (),
menurut qaul yang shahih, seperti :
) .
bebarengan dengan (), seperti (
12. (
), yaitu isim mubham yang menyimpan makna syarat,
seperti, (
) .
13. () , dan terkadang diberi ( )zaidah untuk taukid, sehingga
diucapkan () , yaitu isim zaman yang menyimpan makna
Jika jawab tidak bisa dijadikan syarat atau sesamanya, maka
jawab harus bersamaan dengan fa jawab.
Catatan:
Diwajibkan untuk menghubungkan jawabnya syarat dengan
fa, didua belas tempat, yaitu:
) .
seperti (
) .
9. Jawab disertai dengan (
),
seperti (
).
10. Jawab diawali dengan (
),
) .
seperti (
) .
12. Jawab diawali dengan perabot syarat, seperti (
).
Bab : ISIM YANG DIBACA RAFA
*
Isim-isim yang dibaca rafa ada tujuh, yang nama-namanya
nanti akan diketahui dari bab-babnya.
*
Fail adalah isim yang secara mutlak, baik sharih atau ghairu
sharih, harus dibaca rafa dengan fiil yang berada sebelumnya,
seperti (
) .
dan (
)seperti kita telah mengucapkan dalam (
dan
)
() .
).
*
*
............................. *
Fail isim dlamir juga dibagi menjadi dua, yaitu dlamir
muttashil dan dlamir munfashil. Fail yang berupa dlamir muttashil
* ............................
*
kecuali saya.
2. Mutakallim maal ghair, seperti ( ) Tidak ada yang
berdiri kecuali kita.
*
*
Tempatkanlah maful bih pada tempatnya fail yang dibuang,
dan berilah hukum yang dimiliki fail kepadanya, yang kemudian
).
*
Fiil yang disandarkan kepada naibul fail (: fiil mabni
majhul), jika berupa fiil madli, maka huruf pertamanya dibaca
dlammah dan huruf sebelum akhir dibaca kasrah, seperti (
) .
(
)dan ().
*
Semisal lafal () , yaitu fiil yang mutal ain, maka ketika
ingin dibuat mabni majhul, huruf pertamanya dibaca kasrah dan
alifnya diganti ya. Dan itu adalah lughat yang masyhur.
Catatan:
Fiil madli yang mutal ain, baik dengan waw atau ya, maka
ketika akan dimabnikan majhul ada tiga wajah, yaitu:
1. Murni dibaca kasrah huruf pertamanya. Ini merupakan lughat
yang masyhur, seperti ( ) untuk yang mutal ain dengan waw
dan ( ) untuk yang mutal ain dengan ya.
2. Murni dibaca dlammah. Ini merupakan lughatnya bani Dhubair
dan bani Faqas, seperti (
).
)dan (
*
Nabul fail terbagi menjadi dua, yaitu naibul fail isim dlamir
dan naibul fail isim dzahir, seperti lafal (
) .
),
) .
Bab : MUBTADA-KHABAR
*
Mubtada adalah isim yang dibaca rafa yang dikosongkan
dari amil lafdzi yang asli (bukan zaidah), seperti (
) .
() .
*
*
*
Tidak diperbolehkan membuat mubtada dari dlamir
muttashil, tetapi harus menggunakan dlamir munfashil yang
( khithab, seperti
) dan ( ), \ ( ), ( ),
(
), ( ), dan 5 untuk ghaib, seperti
\ ( ), (
),
), (
).
( dan
*
*
*
*
*
( ) bisa beramal merafakan mubtada yang kemudian
menjadi isimnya dan menashabkan khabar yang kemudian menjadi
khabarnya, seperti (
) .
(
), seperti (
), (), seperti () , (
), seperti (
), (
), seperti (
), () ,
), seperti () , (
seperti () ,
(
),
seperti
(
),
(
),
seperti
(
),
(
) , seperti (
) , () ,
seperti () , (
)seperti (
) ,
yang keempat lafal itu harus terletak setelah nafi, dan ()
seperti (
) .
*
Lafal yang ditashrif dari ( ) dan sesamanya, baik berupa
masdar atau yang lainnya, maka bisa beramal seperti fiil madlinya,
seperti (
) .
) dan (
Bab : INNA DAN SESAMANYA
*
Lafal
()
bisa
beramal
menashabkan
mubtada
yang
), (
) ,
Lafal-lafal yang bisa beramal seperti ( ) adalah, (
), (
( ) dan () .
*
Para ulama telah mentaukidi atau menguatkan makna
), seperti ( ) Sesungguhnya
dengan menggunakan ( ) dan (
)
Zaid adalah orang yang bersungguh-sungguh. dan (
Disebabkan sesungguhnya Zaid adalah orang yang beristiqamah.
suatu hari.
) digunakan untuk menyerupakan perkara yang dicerita(
) Sesungguhnya ilmu adalah
kan atau tasybih, seperti (
seperti nur.
Dan mereka telah menggunakan ( ) untuk istidrak, seperti
*
Nashabkanlah mubtada beserta khabar (yang kemudian
keduanya menjadi dua maful) dengan ( ) dan sesamanya, yaitu
(
) , seperti (
) , (
), seperti (
), (
),
seperti
) , (),
(
seperti (
*
) ,
(
),
), (
) ,
seperti ( *
seperti (
) ,
dan
(
),
seperti
(
),
dan
semua
fiil
yang
tertashrif dari fiil-fiil tersebut, seperti () .
Bab : NAAT
*
Naat terbagi menjadi dua, yaitu
dlamir mustatir yang kembali kepada
dinamakan dengan Naat Hakiki), seperti
(
) , dan Naat
yang merafakan isim dzahir yang mengandung dlamir yang
kembali kepada manutnya (atau yang dinamakan dengan Naat
Sababi), seperti (
).
*
*
*
Bagian yang petama, yaitu naat hakiki, maka harus
mengikuti manutnya pada empat perkara dari sepuluh perkara,
yaitu mengikuti salah satu dari wajah irabnya manut (rafa,
nashab atau jer), mengikuti manutnya dalam mufrad, tatsniyyah,
jama, mudzakar muannats, nakirah dan marifatnya, seperti
) dan () .
(
*
*
),
(
),
(
),
(
),
(
),
),
(
),
(
),
(
), ( ),
), (
( dan
)
Bab : ATHAF
*
Mathuf (lafal yang diathafkan) harus mengikuti mathuf
alaih (lafal yang diathafi) dalam wajah irab (rafa, nashab , jer dan
jazem). Dan tidak ada bedanya antara keduanya berupa kalimah
).
*
*
*
Huruf athaf ada sepuluh, yaitu (),
() ,
() ,
(), (), () , (),
(
) .
Bab : TAUKID
*
*
*
() , seperti (
) .
) dan (
(
),
*
Taukid lafdzi adalah taukid dengan cara mengulang lafalnya,
seperti () .
Bab : BADAL
) .
()
mengikut kepada ( ) dari segi irabnya, dan dialah yang
dimaksud dengan hukum penisbatan pembuatan nahwu
kepadanya. ( ) dinamakan mubdal minhu dan ()
dinamakan
badal.
*
*
Badal terbagi menjadi lima, yaitu badal kull min kull, seperti
(
) , badal
badal badli min kull, seperti (
),
) , badal ghalad, seperti (
isytimal, seperti (
) .
) dan badal idlrab, seperti (
Apabila pengucapan ( ) tanpa ada kesengajaan, karena
terpelesetnya lidah, maka termasuk dalam badal ghalad. Namun
jika pengucapan itu adalah disengaja lalu karena ada kesalahan
dalam hati lalu diganti dengan (
) , maka termasuk dalam
contohnya badal idlrab.
*
Fiil bisa menjadi badal dari mubdal minhu yang berupa fiil
juga, seperti (
) .
*
Isim yang dibaca nashab jumlahnya ada tiga belas, yang tiga
sudah disebutkan di atas (yaitu khabarnya ( ) dan sesamanya,
isimnya ( ) dan sesamanya, dan kedua mafulnya ( )) sedangkan
yang sepuluh akan disebutkan sebagai berikut,
*
Kesepuluh isim yang dibaca nashab tersebut akan dijelaskan
secara urut, yang pertama adalah maful bih.
*
Maful Bih adalah isim yang dibaca nashab yang menjadi
sasaran dari perbuatan, seperti (
).
*
Maful bih terbagi menjadi dua, yaitu maful bih isim dzahir,
seperti contoh yang telah disebutkan di atas, dan maful bih isim
dlamir.
*
Maful bih isim dlamir juga terbagi menjadi dua, yaitu maful
bih dlamir muttashil, seperti ()
dan (
dan maful bih
),
*
Qiyaskanlah pada dua contoh di atas, semua dlamir
munfashil, dan qiyaskanlah juga pada dua contoh sebelumnya
pada setiap dlamir munfashil. Masing-masing dari dlamir
muttashil dan munfashil contohnya ada dua belas.
Bab : MASDAR
*
Apabila kalian ingin mentashrif lafal () , maka ucapkanlah
(
) . Lafal yang ketiga, yaitu (), adalah masdar, dan yang
menashabkan masdar adalah fiilnya.
*
*
*
Masdar terbagi menjadi dua, yaitu masdar lafdzi (masdar
yang lafal dan maknanya sama dengan amilnya) seperti () , dan
masdar manawi (masdar yang sama dengan amilnya dalam
maknanya saja), seperti () .
Bab : DZARAF
*
Isim makan (isim yang menunjukkan pada makna tempat)
bisa diirab menjadi dzaraf dengan syarat harus mubham (artinya
tidak muayyan atau tidak tertentu pada suatu tempat), seperti
seperti (
)
( seperti
).
*
*
*
) seperti ( Isim zaman yang bisa dijadikan dzaraf adalah
) seperti ( ),
(
( ) seperti ( ),
( ) seperti( ),
) seperti( ),
),
(
)
seperti
(
),
(
)
seperti
(
),
(
)
seperti
(
),
(
)
seperti
(
),
(
)
seperti
), (
)( ), ( ) seperti(
)( ) dan ( ) seperti( ), ( seperti
). ( seperti
*
*
seperti () ,
)seperti
()
seperti () , (
)
)seperti () ,
(
seperti () , (
( ) seperti () ,
) , (
()
( ) seperti () ,
seperti () , ( )seperti () , ()
seperti
() , ( ) seperti () , ( ) seperti () , ()
seperti () ,
( ) seperti () ,
(
( ) seperti () ,
)
seperti () , ()
( ) seperti () ,
) .
seperti () ,
seperti (
dan ()
Bab : HAAL
).
*
Haal harus didatangkan dalam bentuk nakirah, dan biasanya
didatangkan pada akhir (artinya diletakkan setelah shahibul haal).
*
Terkadang haal berada dipermulaan kalam (mendahului amil
dan shahibul haalnya), seperti (
) . Dan juga terkadang
haal berupa isim jamid yang ditawil dengan isim musytaq, seperti
(
) artinya (
).
(
) .
2. Didahului nafi atau nahi atau istifham, seperti (
) , ( ) dan () .
3. Shahibul haal ditakhshish dengan sifat atau idlafah, seperti
) dan (
(
).
) .
adalah qalil, seperti (
Bab : TAMYIZ
*
*
)
dan (
) . Dan juga seperti (
) ,
(
) dan () .
Catatan:
Tamyiz dzat adalah tamyiz yang menjelaskan pada isim yang
*
Diwajibkan dalam tamyiz untuk berupa isim nakirah, dan
secara mutlak tamyiz harus diakhirkan dari mumayyaz (yang
ditamyizi).
Bab : ISTITSNA
*
........................... * .............
)
dan
(
).
...........
*
*
*
*
Mustatsna yang terletak setelah salah satu dari perabot
istitsna yang tujuh ini secara mutlak dibaca jer menjadi mudlaf
ilaih. Dan juga membaca nashab juga diperbolehkan, bagi orang
yang menginginkannya, dengan lafal () , ()
dan ()
yang
didahului ()
masdariyyah.
Catatan:
maknanya
()
dan ( )adalah fiil madli yang mengandung
( )istitsnaiyyah, sehingga lafal-lafal itu bisa digunakan
untuk istitsna.
Hukum mustatsna dengan ketiganya adalah boleh dibaca
nashab dan boleh dibaca jer. Jika dibaca nashab, maka lafal-lafal itu
berkedudukan sebagai fiilmadli dan lafal setelahnya menjadi
mafulnya. Dan jika dibaca jer, maka lafal-lafal itu menjadi huruf jer
yang menyerupai zaidah, seperti (
) .
Membaca nashab mustatsna dengan ()
adalah yang
dan ()
banyak terjjadinya, dan membaca jer dengan keduanya adalah qalil.
Sedangkan membaca jer mustatsna dengan ( )adalah yang
banyak terjadinya, dan membaca nashab dengannya adalah qalil.
Ketika lafal-lafal itu bisa mengejerkan, maka isim setelahnya
dibaca jer secara lafdzi tetapi mahallnya adalah nashab sebagai
istitsna.
Ketika lafal-lafal itu diberlakukan sebagai fiil, maka failnya
berupa dlamir mustatir yang kembali kepada mustatsna minhu,
memudzakarkan dan memufradkannya, karena bertempatnya fiilfiil itu pada tempatnya huruf, karena mereka telah mengandung
maknanya ().
Bab : LAA NAFYIL JINIS
*
*
seperti (
) .
Catatan:
Isimnya ( ) nafi jinis terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Mufrad, yaitu lafal yang tidak berupa mudlaf dan tidak juga
berupa syibeh mudlaf. Tandanya adalah lafal itu tidak beramal
) . Hukum isim
kepada lafal setelahnya, seperti (
).
Diperbolehkan
pada
jama
muannats
salim
untuk
imabnikan fath, seperti (
) .
2. Mudlaf, yaitu hukumnya harus murab dibaca nashab, seperti
(
) .
) , ( ) dan (
seperti (
) , atau dzaraf yang bertaalluq dengannya,
) , atau jer-majrur yang bertaalluq
seperti (
seperti (
) . Hukum isim ini adalah murab juga,
seperti yang telah kalian lihat.
Tetapi ketika (), yang isimnya berupa mufrad, diulangulang, maka ( )diperbolehkan dua wajah, yaitu bisa beramal dan
bisa tidak beramal.
Ketika isimnya ( )berupa mufrad (tidak berupa mudlaf atau
syibeh mudlaf), maka isimnya ( ) boleh dimabnikan sesuai alamat
nashab nya, karena antara ( )dan isimnya ditarkib seperti
tarkibnya lafal () , dan boleh juga jika dibaca rafa dengan
) .
Bab : MUNADA
*
*
Munada (sesuatu yang diseru) ada lima macam, yaitu
munada mufrad alam, seperti () , munada mufrad nakirah
maqshudah, seperti () , munada mufrad nakiroh ghairu
maqshudah, seperti () , munada mudlaf, seperti ()
dan munada syibeh mudlaf, seperti () .
Catatan:
Munada mufrad alam atau mufrad marifat adalah munada
yang tidak berupa mudlaf atau syibeh mudlaf, baik munada itu
berupa tatsniyyah atau jama, seperti () , () , dan () .
*
*
*
*
Dua munada yang pertama (munada mufrad alam dan
munada nakirah maqshudah), maka dimabnikan sesuai dengan
tanda rafanya yang telah diketahui dengan tanpa ditanwin secara
mutlak. Sedangkan tiga munada yang lainnya, maka hukumnya
*
Maful min ajlih adalah masdar yang dibaca nashab yang
didatangkan untuk menjelaskan sebab terjadinya suatu perbuatan
*
*
).
) dan (
dan ().
Contohnya, (
seperti lam, ()
), (
) dan (
) .
*
Maful Maah adalah kalimah isim yang dibaca nashab yang
terletak setelah waw maiyyah yang menjelaskan orang atau
sesuatu yang pekerjaan orang atau sesuatu yang lain bersamaan
dengan orang atau sesuatu tersebut, seperti (
)
Aku
berjalan bersama sungai.
*
Nashabkanlah maful maah dengan fiil yang menyertainya
atau dengan lafal yang serupa dengan fiil, seperti (
),
( ) dan (
) .
Bab : ISIM YANG DIBACA JER
(dibaca jer karena mengikut kepada isim yang dibaca jer), seperti
) .
(
*
Huruf yang bisa mengejerkan kalimah isim ada lima belas,
() , (), (
yaitu () ,
(),
()
) , () , () , () ,
qasam, ( )qasam, ()
qasam, () ,
),
)
() ,
(
dan (
yang dibuang, seperti (
), () , () ,
), (
(
), (
) , (
) ,
) , (
() ,
(
),
).
(
Bab : IDLAFAH
Idlafah adalah hubungan yang membatasi diantara dua isim,
dengan mengira-kirakan huruf jer, yang mewajibkan dibaca jernya
isim yang kedua untuk selamanya, seperti (
) .
Isim yang pertama dinakan Mudlaf dan isim yang kedua
dinamakan Mudlaf Ilaih. Mudlaf dan mudlaf ilaih adalah dua isim
yang diantara kedunya terdapat huruf jer yang dikira-kirakan.
*
Mudlaf ketika mengandung tanwin atau nun, maka ketika
diidlafahkan, tanwin atau nun itu harus dibuang, seperti ( ) yang
asalnya adalah () , dan ( ) yang asalnya adalah () .
*
Jerkanlah dengan mudlaf, isim yang terletak setelahnya
(mudlaf ilaih), seperti () .
*
*
Idlafah itu mengandung salah satu dari maknanya huruf jer
seperti () , () , () , (
lam atau () ,
(),
) , (
) dan
(
).
Catatan:
Idlafah ada empat macam, yaitu:
1. Idlafah Lamiyyah, yaitu idlafah yang menakdirkan lam huruf
Hukumnya isim-isim yang dibaca jer karena mengikuti isim
yang lain (: tabi), telah dijelaskan didalam bab empat isim yang
*
Wahai Tuhanku! Curahkanlah kasih dan saying-Mu kepada
kami, sehingga kami dapat mengikuti jalan kebenaran dan
petunjuk-Mu, sehingga nantinya kami dapat memperoleh tingginya
derajat disisi-Mu.
*
*
Pada bulan keenam, yaitu bulan Jumadi Tsani, tahun 970 H,
telah selesai penyusunan nadzam muqaddimah ini yang didalamnya
terdapat seperempat dari seribu bait (artinya 250 bait) yang sudah
mencukupi bagi orang-orang yang ingin mempelajarinya dengan
kekeh. Yaitu nadzam yang telah disusun oleh hamba Allah yang
faqir yaitu Syeikh Syarafuddin Yahya al Amrithi, seorang hamba
yang lemah dan memiliki banyak kesalahan dalam melaksanakan
tugasnya sebagai hamba.
*
Segala puji hanya milik Allah semata untuk selama-lamanya
atas anugerah dan nikmat-Nya yang agung yang telah Dia
curahkan kepada seluruh hamba-Nya.
*
Shalawat serta salam semoga selalu terhaturkan kepada Nabi
yang terpilih dan yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad saw.
Dan juga semoga terhaturkan kepada para sahabat dan keluarga
beliau yang mereka adalah orang-orang yang bertakwa, berilmu
dan memiliki kesempurnaan. Wallahu alam bis shawab wa ilaihil
marji wal maab.