SKENARIO A BLOK 10
oleh Evlin Kohar / 04011181419064 / Kelas Beta, Kelompok 1
Learning Issue
Escherichia coli
Klarifikasi Escherichia coli
Menurut Songer dan Post (2005),
Kingdom : Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
kemungkinan terjangkit yang lebih besar karena tidak memiliki sistem desinfektan.
Perdesaan juga lebih banyak terkontaminasi. Infeksi akibat kolam berenang ataupun
danau juga dikontaminasi oleh feses.
Kontak Personal:
E. coli dapat secara mudah berpindah dari orang ke orang, terutama orang dengan
sanitasi rendah.
Patogenesis dan Gejala Klinis Escherichia coli
1. Infeksi saluran kemih
E. coli merupakan bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi saluran kemih
dan menjadi penyebab sekitar 90% infeksi pertama saluran kemih pada perempuan muda.
Gejala dan tanda meliputi sering berkemih, disuria, hematuria, dan piuria. Nyeri pinggang
berkaitan dengan infeksi saluran kemih atas. Tidak ada gejala atau tanda tersebut yang
spesifik untuk infeksi E. coli. Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan bakteremia
dengan tanda klinis sepsis.
Sebagian besar infeksi saluran kemih yang mengenai kandung kemih atau ginjal
pada pejamu yang sebelumnya sehat disebabkan oleh sejumlah kecil tipe antigen O yang
telah merangkai dan memproduksi secara spesifik faktor virulensi yang memfasilitasi
kolonisasi dan selanjutnya menyebabkan infeksi klinis. Organisme tersebut dinamakan E.
coli uropatogenik.
2. Penyakit diare terkait E. coli
E. coli yang menyebabkan diare sangat umum ditemukan di seluruh dunia. E. coli
tersebut diklarifikasikan berdasarkan sifat virulensinya, dan tiap group menyebabkan
penyakit dengan mekanisme yang berbeda. Sifat perlekatan pada sel epitel usus besar atau
usus halus disandi oleh gen pada plasmid. Serupa hal tersebut, toxin seringkali
diperantarai oleh plasmid- atau fag-.
a. E. coli enteropatogenik (Enteropathogenic E. coliEPEC)
Merupakan penyebab diare yang penting bagi bayi, khususnya di negara
berkembang. EPEC melekat pada sel mukosa usus halus. Faktor yang disandi
kromosom memacu perlekatan yang erat. EPEC menyebabkan pendataran mikrovili,
pembentukan struktur mirip mangkok atau alas aktin filamentosa, dan terkadang
EPEC masuk ke dalam sel mukosa. Lesi yang khas dapat dilihat dengan mikrograf
elektron pada hasil biopsi lesi usus halus.
Akibat infeksi EPEC, terjadi diare cair dan biasanya sembuh spontan (Selflimited), tetapi dapat pula menjadi kronis. Diare EPEC telah dikaitkan dengan
berbagai serotipe spesifik E.coli. Galur diidentifikasi dengan menentukan tipe antigen
O dan sesekali antigen H.
Model infeksi
memiliki jumlah terbatas. Mungkin saja hampir seluruh E. coli memperoleh plasmid
penyandi enterotoksin. Tidak terdapat hubungan yang pasti antara ETEC dan galur
EPEC penyebab diare pada anak. Demikian pula tidak ada kaitan antara galur
enterotoksigenik dan galur yang mampu menginvasi sel epitel usus.
Perhatian dalam memilih dan mengonsumsi makanan yang berpotensi
terkontaminasi ETEC sangat dianjurkan untuk membantu mencegah diare pada turis.
Profilaksis antimikroba mungkin efektif, tapi dapat meningkatkan resistensi bakteri
terhadap antibiotik dan sebaiknya tidak dianjurkan secara umum. Jika telah terjadi
diare, terapi antibiotik efektif mempersingkat durasi penyakit.
c. E. coli penghasil toksin shiga (Shiga toxin producing E. coli STEC)
STEC atau Verocytoxin-producing Escherichia coli (VTEC) dinamakan untuk
toksin sitotoksik yang dihasilkan oleh E. coli tersebut. Sedikitnya terdapat dua bentuk
toksin antigenik, yang disebut sebagai toksin mirip-Shiga 1 dan toksin mirip-Shiga 2.
STEC telah dikaitkan dengan kolitis hemoragik, suatu bentuk diare yang berat, dan
dengan sindrom uremik hemolitik, suatu penyakit yang menyebabkan gagal ginjal
akut, anemia hemolitik mikroangiopati, dan trombositopenia. Toksin mirip-Shiga
memiliki banyak kemiripan sifat dengan toksin Shiga yang dihasilkan oleh beberapa
galur Shigella dysenteriae tipe 1, tetapi kedua toksin tersebut berbeda secara antigenik
dan genetik. Diantara serotipe E. coli penghasil toksin Shiga, O157:H7 merupakan
serotipe yang paling umum ditemukan dan satu-satunya yang dapat diidentifikasi
dalam spesimen klinis. STEC O157:H7 tidak menggunakan sorbitol, berbeda dari
kebanyakan E. coli lainnya dan tidak tumbuh pada agar sorbitol MacConkey
(menggunakan sorbitol sebagai pengganti laktosa); galur 0157:H7 juga memberikan
hasil negatif pada uji MUG. Banyak serotipe non-O157 bersifat sorbitol-positif jika
dibiakkan. Antiserum spesifik digunakan untuk mengidentifikasi galur O157:H7.
Pemeriksaan toksin Shiga yang menggunakan enzyme imunoassay yang tersedia
secara komersial telah dilakukan di banyak laboratorium. Metode pemeriksaan lain
yang sensitif meliputi pemeriksaan sitotoksin pada biakan sel menggunakan sel Vero
dan polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi langsung gen toksin dari
sampel feses. Banyak kasus kolitis hemoragik dan komplikasinya dapat dicegah
dengan memasak daging hingga matang.
d. E. coli enteroinvasif (enteroinvasive E. coli EIEC)
E. coli enteroinvasif menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan
shigelosis. Penyakit tersebut paling umum terjadi pada anak-anak di negara
berkembang dan pada turis yang berpergian ke daerah tersebut. EIEC menyebabkan
penyakit dengan cara menginvasi epitel mukosa usus.
e. E. coli enteroagregatif (enteroaggregative E. coli EAEC)
E. coli enteroagregatif menyebabkan diare akut dan kronik (durasi >14 hari)
pada masyarakat di negara berkembang. Organisme ini juga merupakan penyebab
penyakit yang ditularkan melalui makanan di negara maju. Galur E. coli ini ditandai
oleh pola perlekatannya yang khas pada sel manusia. EAEC menghasilkan toksin
mirip-ST dan hemolisin.
Tabel 1. Mekanisme Patogenesis dan Tipikal Sindrom Klinis dari E. coli
Pathotyp
e
ETEC
EAEC
EPEC
EIEC
STEC
DAEC
Mekanisme Patogenesis
3. Sepsis
Jika pertahanan normal pada penjamu tidak adekuat, E. coli dapat masuk ke aliran
darah dan menyebabkan sepsis. Neonatus sangat rentan karena tidak punya IgM. Sepsis
juga bisa terjadi akibat infeksi saluran kemih.
4. Meningitis
E. coli bisa menyebabkan meningitis pada janin. Sekitar 75% E. coli penyebab
meningitis memiliki antigen K1.
Masa inkubasi bakteri E. coli sekitar 1-10 hari, sedangkan durasi infeksi sekitar 5-10
hari, kebanyakan akan pulih dalam 6-8 hari. Dalam HUS, biasanya setelah sekitar 1 minggu.
Gejala Klinis Infeksi E. coli, antara lain,
1. Nausea
2. Keram abdomen parah, terjadi secara tiba-tiba
3. Diare, terjadi beberapa saat setelah keram abdomen, biasanya diare berbentuk cair. Pada
beberapa kasus dapat terjadi BAB darah yang disebabkan oleh luka pada usus.
4. Fatigue, diare menyebabkan dehidrasi sehingga pasien merasa sakit dan lelah.
5. Demam, namun tidak semua penderita mengalami demam
Struktur Antigen Escherichia coli
Tigastruktur antigen utama permukaan yang digunakan untuk membedakan serotipe
golongan E. coli adalah dinding sel, kapsul dan flagela. Dinding sel
E. coli
berupa
2. Sistem imun yang melemah. Seseorang dengan penurunan sistem imun, seperti AIDS,
pemakai obat-obatan untuk kanker, obat untuk transplantasi organ, lebih mudah
terinfeksi E. coli.
3. Makan makanan yang belum matang
4. Penurunan pH asam lambung. Asam lambung membantu proteksi tubuh terhadap E. coli.
Penggunaan obat seperti esomeprazole, pantoprazole, lansoprazole, dan omeprazole
dapat meningkatkan resiko terinfeksi E. coli akibat penurunan asam lambung. Dapat pula
akibat operasi pada lambung yang menyebabkan penurunan pH asam lambung.
Diagnosis Escherichia coli
Diagnosis dapat dilakukan dengan mengidentifikasi tanda, gejala, serta melakukan tes
laboratorium melalui sampel feses. Pemeriksaan laboratorium dapat melalui media EMB
agar.
Epidemiologi Escherichia coli
1. Menghindari makanan yang tidak matang, susu yang tidak dipasterisasi, buah dan sayur
yang tidak steril
2. Memasak daging hingga mencapai suhu 160F
3. Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, kontak dengan hewan, makanan hewan,
atau lingkungan hidup hewan, serta setelah mengganti popok bayi.
Travelers Diarrhea
TD sering terjadi pada turis. Biasanya terjadi pada turis yang datang ke negara
berkembang, seperti Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Eropa Tengah. Secara umum terjadi
akibat makanan dan air yang terkontaminasi feses. Penyebab utama TD adalah ETEC (bakteri
enterotoxigenic).
Analisis Masalah
a. Bagaimana pathogenesis diare olehE.coli?
Tambahan: Patogenitas
Bakteri ini merupakan sebagian besar flora normal dalam usus yang bersifat
aerob, umumnya tidak menyebabkan penyakit melainkan dapat membantu fungsi
humoral dan nutrisi. organisme ini dapat menjadi patogen apabila mencapai jaringan
diluar saluran pencernaan khususnya saluran air kemih, saluran empedu, paru, dan
pada selaput otak yang menyebabkan peradangan. Hal ini dapat terjadi bila daya tahan
tubuh lemah, daya tahan tubuh tidak cukup, khususnya pada bayi yang baru lahir, usia
tua, pada stadium penyakit lain, setelah menjadi patogen pada usus, dapat
menyebabkan diare.
b. Apa saja jenis-jenis infeksi dari E.coli? (Epec,etecdll)
1. E. coli enteropatogenik (Enteropathogenic E. coliEPEC)
2. E. coli enterotoksigenik (Enterotoxigenic E. coliETEC)
3. E. coli penghasil toksin shiga (Shiga toxin producing E. coli STEC)
4. E. coli enteroinvasif (enteroinvasive E. coli EIEC)
5. E. coli enteroagregatif (enteroaggregative E. coli EAEC)
Namun, yang cenderung terjadi pada turis adalah jenis ETEC.
c. Apakah bentuk pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui jenis infeksi dari E.coli?
Pemeriksaan laboratorium melalui EMB agar atau endo agar dari sampel
feses untuk menentukan jenis bakteri yang menginfeksi. Secara khusus, bakteri E.
coli akan menghasilkan warna hijau metalik atau kilat logam pada media tersebut
sebagai hasil fermentasi laktosanya.
Daftar Pustaka
R., Ahmad Marzuki.2013. "Studi Karakterisasi Bakteri Eschericia coli di Laboratorium Kesehatan,
Lumajang". https://www.academia.edu/4139114/e.coli, diunduh pada 8 September 2015, pukul
17.27 WIB
tt. "BAB II TINJAUAN PUSTAKA". http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/23/jtptunimus-gdl-s12008-worosusant-1124-3-bab2.pdf, diunduh pada 8 September 2015, pukul 17.29 WIB
Yusuf, A.. 2012. "Tingkat Kontaminasi Escherichia Coli pada Susu Segar di Kawasan Gunung Perak,
Kabupaten Sinjai". http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/1712/TINGKAT
%20KONTAMINASI%20Escherichia%20coli%20PADA%20SUSU%20SEGAR%20DI
%20KAWASAN%20GUNUNG%20PERAK,%20KABUPATEN%20SINJAI%20(2).docx?
sequence=2, diunduh pada 8 September 2015, pukul 17.40 WIB
Popo, James. tt. "EMB Agar". https://www.academia.edu/8877799/EMB_Agar, diunduh pada 8
September 2015, pukul 18.28 WIB
ASM Microbe Library. 2007. "Eosin-MEthylene Blue". http://www.microbelibrary.org/
component/resource/laboratory-test/2871-eosin-methylene-blue, diunduh pada 8 September
2015, pukul 18.25 WIB
Neogen Corporation. 2011. "Eosin Methylene Blue Agar, Levine (7103). http://www.neogen.
com/Acumedia/pdf/ProdInfo/7103_PI.pdf, diunduh pada 8 September 2015, pukul 18.26 WIB
Nguyen, Y. dan Vanessa Sperandio. 2012. "Enterohemorrhagic E. coli (EHEC) pathogenesis".
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3417627/, diunduh pada 8 September 2015,
pukul 20.28 WIB
Mody, Rajal dan Ciara E. O'Reilly. 2015. "Escherichia coli". http://wwwnc.cdc.gov/travel/
yellowbook/2016/infectious-diseases-related-to-travel/escherichia-coli, diunduh pada 8
September 2015, pukul 20.25 WIB
Centers for Disease Control and Prevention. "General Information". http://www.cdc.gov/ ecoli
/general/index.html, diunduh pada 8 September 2015, pukul 21.07 WIB
Baratawidjaja, Karnen Garna dan Iris Rengganis. 2014. IMUNOLOGI DASAR EDISI KE-11
(CETAKAN KE-2). Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
WebMD. 2014. "E. coli Infection From Food or Water". http://www.webmd.com/a-to-z-guides/e-coliinfection-topic-overview, diunduh pada 8 September 2015, pukul 21.14 WIB
MNT. 2015. "E. Coli Infections: Causes, Symptoms and Treatments". http://www.medical
newstoday.com/articles/68511.php, diunduh pada 8 September 2015, pukul 21.25 WIB
MedlinePlus. tt. "E. Coli Infections". https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ecoliinfections. html,
diunduh pada 8 September 2015, pukul 21.29 WIB
Mayo Clinic Staff. 2014. "E. coli; Treatment and drugs". http://www.mayoclinic.org/diseases
-conditions/e-coli/basics/treatment/con-20032105, diunduh pada 8 September 2015, pukul
21.40 WIB
Foodsafety.gov. tt. "E. coli". http://www.foodsafety.gov/poisoning/causes/bacteriaviruses/
ecoli/,diunduh pada 8 September 2015, pukul 21.47 WIB
WebMD. tt. "Traveler's Diarrhea". http://www.webmd.com/digestive-disorders/travelers-diarrhea,
diunduh pada 8 September 2015, pukul 22.17 WIB
2006. "Travelers' Diarrhea". http://www.cdc.gov/ncidod/dbmd/diseaseinfo/travelersdiarrhea_ g.htm,
diunduh pada 8 September 2015, pukul 22.06 WIB
Copernicus. 2014. "INFORMASI LENGKAP DAN DETAIL TENTANG THIOSULPHATE
CITRATE BILE SALTS SUCROSE AGAR (TCBS AGAR)". http://alatalat
laboratorium.com/LaboratoriumMikrobiologi/thiosulphate-citrate-bile-salts-sucrose-agar-tcbsagar, diunduh pada 8 September 2015, pukul 22.04 WIB
tt. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008khoirulyus-256-2-bba2.pdf, diunduh pada 8 September 2015, pukul 22.00 WIB