Infrak Miokard
1. Pengertian
Menurut Baughman (2000), infrak miokardium (IM) mengacu pada proses
dimana jaringan miokard mengalami kerusakan dalam region jantung yang
mengurangi suplai darah adekuat karena penurunan aliran darah koroner.
Sedangkan menurut Perki (2004) dalam muttaqin (2009), Infrak miokardium
akut (IMA) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang disebabkan oleh
tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner.
2. Etiologi
Penyebab infrak miokard dapat karena penyempitan kritis arteri koroner
akibat arterosklerosis atau okulasi arteri komplet akibat embolus atau trombus.
( Baughman, 2000). Akibatnya terjadi pengurangan suplai oksigen yang dapat
mengganggu keseimbangan dan membahayakan fungsi miokardium.
Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen pada jaringan yang
bersifat sementara dan reversible. Iskemia yang lama akan mengakibatkan
kematian otot atau nekrosis. Secara klinis, nekrosis miokardium dikenal dengan
nama infrak miokardium. (Muttaqin, 2009)
Ventrikel kiri adalah ruang jantung yang paling rentan terhadap iskemia dan
infrak miokardium, karena sifat khas oksigenisasi miokardiumnya yang unik.
menurut Price (1995) dalam Muttaqin (2009), sifat khas oksigenisasi miokardium
ventrikel kiri adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan ventrikel kiri akan oksigen lebih besar karena besarnya
resistensi sistemik terhadap ejeksi serta masa otot yang lebih besar.
b. Disamping itu, aliran pembuluh koroner secara alamiah bersifat fasik.
Cabang-cabang arteri koronaria tertanam jauh dalam miokardium. Pada
waktu sistole, cabang-cabang ini tertekan sehingga meningkatkan
resistansi terhadap aliran.
c. Nyeri ini sangat sakit seperti ditusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus kebawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang
dengan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang, dan mual serta muntah.
g. Pasien dengan diabetes mellitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena
neuropati
yang
menyertai
diabetes
dapat
mengganggu
ateroma
dan
perubahan
dinding
pembuluh
darah
pada
bergerak keluar dari sel miokardium selama iskemia. Asidosis seluler terjadi yang
selanjutnya mengganggu metabolisme seluler. Penting untuk diketahui bahwa
lesi-lesi aterosklerosis biasanya berkembang pada segmen epikardial proksimal
dari arteri koronaria, yaitu pada tempat lengkungan yang tajam, percabangan,
atau perlekatan. Lesi-lesi ini cenderung terlokalisir dan lokal dalam
penyebarannya. Akan tetapi, pada tahap yang lanjut lesi-lesi yang tersebar
berdifusi menjadi menonjol. (Muttaqin, 2009)
Selanjutnya, sebagai respons trombolitik dan akibat adanya statis pada arteri
koroner yang terserang, terbentuklah suatu trombus yang kaya akan fibrin dan
eritrosit (trombus merah) serta meluas ke atas maupun ke bawah. Trombus yang
terbentuk kemudian mengikuti aliran darah dan terhenti pada lumen pembuluh
yang lebih kecil, sehingga menyebabkan okulasi total pembuluh darah.
Penyumbatan ini bermanifestasi dengan tidak adanya aliran darah den
menyebabkan suplai darah ke area lokal menjadi terhenti dan iskemia lokal.
(Muttaqin, 2009)
fungsi
sel menjadi
normal
kembali.
Namun,
bila
iskemik tersebut. Bila pinggir daerah ini mengalami nekrosis, maka besar
daerah infrak akan bertambah besar sedangkan perbaikan iskemia akan
memperkecil daerah nekrosis. (Muttaqin, 2009)
Daftar Pustaka
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah : Buku Saku dari Brunner
& Suddarth. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Selemba Medika